Share

Bab 15: Teman Lama

Author: Chocollacious
last update Last Updated: 2024-10-31 09:12:11
Persiapan pernikahan hanya membutuhkan waktu selama satu bulan saja. Belinda dan Brandon memutuskan mengadakan pesta pernikahan hanya dihadiri keluarga inti, saudara terdekat, serta kerabat terdekat.

Hubungan antara Belinda dan Brandon juga semakin akrab, tetapi di sisi lain masih saling membenci hanya perkara cemburu saja. Brandon masih membenci tunangannya jika sang tunangan sibuk berjalan bersama seorang sahabat pria, sedangkan dirinya sendirian seperti tidak memiliki kekasih.

Apakah Brandon sungguh tidak pernah menjalin hubungan asmara dengan wanita apa pun? Bagaimana dengan sosok wanita cantik ini baru saja tiba di bandara sambil menatap layar ponsel menampilkan foto Brandon?

Wanita ini jika dilihat paras wajahnya, usianya mungkin lebih tua dari Belinda, namun tidak beda jauh dengan Natasha. Bisa dikatakan hubungannya cukup akrab dengan Natasha jika dilihat Natasha melambaikan tangan ke arah wanita itu dari kejauhan.

“Isabella, sini!” pekik Natasha menampakkan gigi put
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 16: Teman atau Teman?

    Belinda tiba di rumah sendirian lebih awal. Sebenarnya hatinya merasa terpuruk membayangkan adegan pada saat di supermarket. Apakah ini yang dirasakan Brandon setiap kali dirinya berduaan bersama Daniel? Untuk menghibur suasana hatinya sedang buruk, ia memutuskan menonton drama korea favoritnya. Untungnya sedang disiarkan langsung di TV. Namun, saat menyaksikan sebuah adegan di drama tersebut memperlihatkan adegan yang mirip seperti dialaminya di supermarket, matanya sedikit berkaca-kaca sambil memegang remote TV. “Aish, kenapa aku nangis tiba-tiba!” Ia mengusap air mata sejenak menggunakan jempol. “Kenapa aku harus marah? Belum tentu dia sudah sayang aku.” Ia kembali menyedot lendir hampir mengalir dari hidung. “Aneh sekali, kenapa hal kecil begini membuatku menangis sih! Dasar kekanak-kanakan!”*****Di sisi lain, Brandon masih berduaan bersama Isabella di pusat perbelanjaan. Sejujurnya, Brandon bingung dengan isi hatinya sesungguhnya. Satu sisi ia merindukan teman lamanya, sedang

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 17: Janji Nikah

    Sehari sebelum pernikahan… Sesuai dengan janji sebelumnya, Belinda dan Brandon menjenguk Bu Yenny. Pakaian Belinda dengan balutan gaun pengantin sederhana tanpa motif sudah berhasil membuat Bu Yenny memasang senyuman sumringah, ditambah putranya juga memakai pakaian tuxedo yang dipakai pada saat foto prewedding. Bu Yenny tidak bisa menahan air matanya, tangan kanannya mengelus punggung tangan menantunya. “Terima kasih sudah bersedia menikahi putraku, Belinda. Ibu titipkan dia padamu, ya.”Belinda mengangguk anggun sambil menggenggam tangan ibu mertuanya. “Tenang saja, Bu. Kalo sampai Brandon nakal, aku akan gantiin ibu marahin dia habis-habisan.” Ia tertawa usil sambil menatap calon suaminya sekilas. Brandon menatap menyeringai pada gadis nakal itu sambil merangkul pundak. “Bukankah lebih condong kamu yang nakal sampai bikin aku sakit kepala?”Belinda tertawa remeh sambil melepas rangkulan. “Hei, Pak dosen galak! Jangan sombong dulu! Bapak kelihatan perfeksionis tapi sebenarnya ada

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 18: Ciuman Pertama

    Usai pesta pernikahan, sepasang pengantin baru beristirahat di kamar hotel. Belinda masih memakai gaun pengantin berusaha melepas resleting gaun hingga tubuhnya berkeringat. Ia sengaja tidak ingin minta bantuan suaminya akibat isi pikirannya masih terngiang-ngiang adegan ciuman yang dilakukannya. Namun, Brandon merupakan tipe suami yang peka. Melihat istrinya kesulitan sampai napas terengah-engah, ia langsung membantu membuka resleting gaun pengantin. “Kenapa kamu tidak minta bantuanku?”Belinda masih memalingkan mata sambil mencoba melepas mahkota di puncak kepala. “Kan siapa tau aku bisa buka sendiri. Memangnya aku anak kecil?”Tanpa peduli istrinya berbicara dengan nada ketus, Brandon membantu melepas semua riasan kepala istrinya dan juga riasan lainnya. “Kenapa marah-marah sih? Masih baik aku mau bantu kamu!”Belinda menajamkan tatapannya. “Jangan macam-macam pokoknya malam ini!”Brandon memutar bola mata sambil menepuk jidat. “Lebih condong otakmu yang kotor daripada aku! Dasar

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 19: Teman Tidur

    Apa tidak salah dengar? Tidur satu kamar padahal sebelumnya sudah sepakat akan tidur berpisah walaupun setelah menikah. Namun, sekarang bukan saatnya Belinda ingin melayangkan protes. Karena ia masih takut mendengar suara petir terus-terusan. Sejak pertama kali tinggal di rumah ini hingga sekarang, akhirnya ia baru menginjak kakinya di kamar suaminya yang terlihat sangat luas dan rapi dibandingkan kamarnya. Terutama satu hal yang menarik perhatiannya adalah foto pernikahan mereka terpampang jelas di kamar ini. Tidak hanya yang dipajang di dinding, beberapa foto prewedding juga dipajang di meja berhasil menciptakan senyuman manis pada raut wajah Belinda. Brandon merapikan tempat tidurnya secepat kilat, kemudian menepuk-nepuk ranjang. “Duduk dulu.”Belinda sedikit memalingkan mata, kemudian menduduki ranjang yang sangat luas dan empuk ini dengan gugup sekaligus nyaman karena langsung disambut pelukan kasih sayang oleh suaminya. Malam ini entah kenapa ia mendapatkan ekstra kasih sayang

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 20: Honeymoon

    Tidak seperti pasangan pengantin baru lain melakukan bulan madu setelah hari pernikahan secara langsung. Pasangan pengantin baru satu ini melakukan honeymoon dua hari setelah hari pernikahan mereka. Namun, Belinda tidak terlalu menyukai kata ‘honeymoon’ karena sebenarnya tidak cocok baginya melakukannya di usia masih muda. Ia masih menganggap ini sebagai berlibur saja. Brandon yang menentukan lokasi honeymoon mereka di Maldives, sedangkan Belinda hanya mengikuti saja karena ia juga menyukai pemandangan laut biru yang langka. Perjalanan menuju Maldives membutuhkan waktu cukup lama, sehingga Belinda mulai merasa bosan di dalam pesawat tidak bisa berbuat apa pun, walaupun Brandon memesan kelas bisnis untuk mereka. Melihat istrinya yang terus bolak-balik badan akibat merasa jenuh, Brandon tertawa usil sambil menggeleng-geleng. “Kamu udah kayak ulat ga bisa diam!”Belinda memanyunkan bibir. “Habisnya sudah dua jam di pesawat, pinggangku sakit amat nih!” Spontan Brandon membiarkan kepal

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 21: Guru Terbaik

    Usai menikmati pemandangan matahari terbenam, mereka kembali ke resort. Sesuai dengan janji sebelumnya, Brandon ingin mengajar Belinda berenang sampai mahir. Brandon yang paling bersemangat membuka pakaiannya hingga menyisakan celana renang dipakainya, kemudian menceburkan dirinya ke dalam kolam. Sementara Belinda masih memakai dress putih miliknya, duduk bersantai di tepi kolam sambil merendamkan kakinya. “Kamu ga mau nyebur?” tanya Brandon mengerutkan dahi. “Sebentar lagi,” jawab Belinda dengan datar. Brandon memutar bola mata sambil berenang mendekati istrinya. “Aku jamin bakal membuatmu ketagihan berenang gara-gara aku.”“Kalo sampai kamu galak-galak?”“Kamu boleh mengutuk aku.”Apa boleh buat, mendengar perkataan suaminya yang bisa dipercaya, ia menurutinya. Terang-terangan ia membuka dressnya hingga menyisakan bikini biru membaluti tubuhnya. Lagi-lagi Brandon menatap penampilan sexy istrinya yang memanaskan tubuhnya membuat isi pikirannya melayang. Namun, sekarang ia berusaha

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 22: Pengganggu

    Hari kedua bulan madu masih terasa manis seperti sebelumnya. Walaupun Belinda tidak bisa memberikan jawaban atas pertanyaan suaminya semalam, tindakannya masih dimaklumi sang suami karena memang pertanyaan itu cukup berat. Kali ini Brandon mengajak istrinya berbelanja baju renang di sebuah toko dekat resort. Toko itu sudah buka pagi-pagi sekali, sehingga mereka bisa berbelanja sebelum bepergian ke tempat wisata. Belinda bingung ingin membeli baju renang bermodel apa. Hampir semua model baju renang di sini bermodel bikini. Ia jadi teringat pakaian bikini yang dipakainya kemarin terlihat sexy di mata sang suami, hingga suaminya spontan menciumnya tiba-tiba. Apakah karena tergoda dengan tubuh sexy sehingga suaminya tidak bisa menahannya? Apakah kecupan di kolam itu hanya pelampiasan haus hasratnya? “Belinda, kayaknya kamu cocok amat pakai yang ini deh.” Brandon tertawa usil mengambil sebuah setelan bikini merah. Belinda mengerucutkan bibir sambil menggantung bikini itu ke asal. “Tuh

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 23: Perasaan Istimewa

    Brandon semakin panik dan takut istrinya sungguh meninggalkannya hanya karena dirinya yang sungguh egois. Ia mencari istrinya sampai ke luar resort sambil membawa ponsel milik sang istri. Hatinya semakin sesak dan rasanya ingin menangis karena tidak ingin istrinya menghilang di negeri asing. Mengingat usia istrinya masih tergolong muda, cemas dicelakai orang jahat atau dilecehkan tanpa sepengetahuannya. Yang membuatnya semakin sesak adalah, di saat dirinya mencoba menghubungi istrinya, foto lock screen tertera di ponsel istrinya adalah foto mereka saat di pantai kemarin. Tidak menyangka istrinya juga melakukan hal yang sama dengannya memasang foto kebersamaan mereka sebagai wallpaper ponsel. Di sisi lain, Belinda masih belum tahu suaminya mencarinya ke mana pun. Padahal ia hanya berjalan di tepi pantai sambil menatap bulan purnama bersinar terang. Tatapannya lesu saat membayangkan suaminya yang tidak memedulikannya sama sekali, apalagi ia tahu yang telepon adalah Isabella. Teringat

Latest chapter

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 62: Melacak Penjahat

    Brandon tidak akan membiarkan istrinya terus ditindas selama di kampus. Saat jam makan siang berpisah dari istrinya dan memilih makan siang bersama William dan Isabella. William juga turut prihatin pada Belinda yang ditindas oleh mahasiswa satu kampus hanya karena berita hoax. “Wil, kalo ga salah lu punya anggota tim yang bisa melacak IP user anonim kan?” tanya Brandon. “Ada sih. Gua nanti coba bujuk dia dengan cara traktiran. Pasti dia langsung mau.”Isabella terus memainkan kuku menari-nari di atas meja. Kebiasaannya setiap berpikir kritis pasti melakukan hal seperti ini. “Sebenarnya gua agak ragu Celine ini adalah pelakunya.”“Gua curiganya David itu pelakunya,” sanggah William. Brandon mengangguk-angguk. “Apalagi forum mahasiswa itu kan setau gua ga bisa sembarangan orang akses.”Isabella menghembuskan napas dengan kesal. “Tapi, lu pada mau sembarangan nuduh dia dulu?” Brandon dan William menggeleng serentak. “Yang pasti gua mesti buruan minta teman gua lacak IP itu deh. Gua

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 61: Penindasan di Kampus

    Brandon masih menunjukkan sisi galak selama mengajar di kelas. Terutama murka mengingat Belinda terkena masalah dua kali berturut-turut. Pertama saat ujian tengah semester hampir dicontek, lalu untuk sekarang berita hoax tersebar di seluruh kampus. Walaupun Daniel sudah kenal dekat dengan Brandon, tetapi masih ketakutan sampai kakinya gemetar mendengar nada bicara Brandon sangat ketus sejak Belinda difitnah habis-habisan. “Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, saya paling tidak suka mahasiswa menyontek terang-terangan saat ujian. Makanya itu, jangan heran salah satu teman kalian sudah dikeluarkan dari kelas saya mulai hari ini!”Sekarang semua mahasiswa di kelas ini sibuk bergosip pada salah satu mahasiswa yang berusaha menyontek Belinda saat itu. Brandon sengaja mengalihkan topik pembicaraan agar Belinda tidak terus disoroti selama dirinya mengajar. Saat kelas telah berakhir, semua mahasiswa keluar dari ruang kelas dalam kondisi terdiam. Sebenarnya mereka membisu karena sempa

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 60: Berita Hot di Forum Mahasiswa

    Hari Senin pagi masih terlihat manis untuk pasangan suami istri sedang bersiap-siap berangkat ke kampus. Seperti biasa, Brandon memarkirkan mobil SUV di basement kampus agar bisa berduaan bersama istrinya lebih lama lagi. Dari bangun tidur Belinda masih belum membuka ponselnya sama sekali. Karena sejak menikah, lebih mementingkan menghabiskan waktu bersama pujaan hatinya. “Omong-omong, kenapa sesekali kamu ga mau menurunkan aku di depan gerbang kampus saja?” tanya Belinda bernada malu. “Padahal kita sudah menikah lumayan lama. Aku ga mau memperlakukanmu sebagai orang asing!” protes Brandon mengerucutkan bibir. “Tapi, tetap saja … kalo suatu hari nanti ada dosen lain melihat aku keluar dari mobilmu tiba-tiba … kamu ga takut?”Brandon tertawa kecil sambil mengelus kepala istrinya lambat laun. “Kalo sesama dosen untuk apa takut? Mereka juga ga akan berani membocorkan pernikahan kita. Pola pikir mereka jauh lebih dewasa dibandingkan anak remaja yang bermulut ember semua.”“Jadi bisa d

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 59: Rencana Jahat

    Setelah berdiskusi panjang lebar dengan Isabella dan William, seperti biasa Brandon dan Belinda mengunjungi Bu Yenny di hari libur. Namun, siapa sangka sebenarnya ada yang mengikuti mobil mereka diam-diam dari belakang. Mobil sedan putih ini tidak terlihat siapa pengendara mobil ini karena kaca mobil sengaja dipasang kaca tidak tembus pandang. Brandon dan Belinda masih belum menyadari mereka diikuti seseorang. Bahkan mereka masih bersikap santai mengunjungi Bu Yenny seolah-olah tidak terjadi apa pun. Karena hari ini udara terasa segar dan sinar matahari tidak terlalu menyengat, mereka mengajak Bu Yenny berjalan-jalan di taman rumah sakit, meskipun Bu Yenny harus duduk di kursi roda. Sejenak Brandon menghentikan aksinya mendorong kursi roda. Berjongkok di hadapan sang ibu sambil merapikan kain tipis menyelimuti tubuh ibunya. “Ibu kangen aku belakangan ini?”Bu Yenny memanyunkan bibir. “Ibu justru kangen kalian berdua. Sejak Belinda magang di tempatmu, dia jarang menghabiskan waktu b

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 58: Penyusup

    Lebih condong Isabella mengajak double date dengan pasangan Daniel dan Yena dulu. Karena satu-satunya yang dekat dengan sosok rekan kerja Isabella yang mencurigakan adalah sepasang teman ini. Isabella ingin mengumpulkan bukti dulu walaupun secara tidak langsung, agar bisa memberanikan diri memberitahukan yang sebenarnya kepada Brandon dan Belinda. Sepasang teman ini diajak berdiskusi di cafe library. Kebetulan Daniel dan Yena juga ingin berjalan-jalan ke lokasi ini. Sebenarnya mereka juga penasaran alasan Isabella memanggil mereka berdua di hari libur karena apa. “Maaf ya aku mengganggu kalian berdua di hari libur,” ucap Isabella menunduk sopan. “Tidak apa-apa, Kak.” Sejenak Daniel menyesap kopi. “Kak Isabella panggil kami ada apa ya? Apa ada tugas kantor tambahan?”Isabella tertawa kecil sambil menggeleng cepat. “Tidak kok. Tenang saja, Pak Brandon tidak akan kasih kalian tugas di hari libur walaupun dia itu atasan galak.”“Kalo bukan masalah pekerjaan, lalu ada apa?” lanjut Yena

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 57: Pagi Penuh Gula

    Hanya dengan menatap wajah tampan pujaan hatinya sudah berhasil membuatnya tidak takut pada petir sekarang. Seiring berjalannya waktu, rasa takut itu perlahan menghilang berkat teknik pelukan istimewa yang diberikan suaminya setiap hujan petir. Brandon lega melihat istrinya bisa tenang walaupun masih terdengar suara petir. Tangan kanannya mengelus pipi perlahan. “Seandainya sekarang aku masih belum pulang, kamu pasti akan menangis.”“Selain menangis, aku akan kesal padamu karena kamu lebih mementingkan pekerjaan daripada istri sendiri!” “Benarkah? Kalo begitu, apa perlu mulai hari Senin nanti aku harus pulang lebih awal?”Belinda memutar bola mata melihat suaminya bersikap sangat polos. “Kamu terlalu polos. Kalo sampai kamu diomelin, aku kabur dulu ya.”“Aku rela diomelin demi kamu. Aku ga mau kamu tidur sendirian lagi seperti kemarin, sarapan sendirian, berangkat kerja bersama orang lain. Aku ga mau kamu melakukan semua hal seolah-olah kamu belum menikah.”Kepalanya menunduk dan p

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 56: Pujian Bermakna

    Hari ini adalah pertama kalinya Belinda mempresentasikan hasil karyanya di kantor. Belinda sangat berharap Brandon juga menyaksikan presentasi ini sebagai atasannya. Namun, sampai detik ini Brandon masih belum menampakkan batang hidung, ia berusaha tetap tegar dan bersikap profesional di hadapan Isabella, Celine, dan dua sahabatnya. Belinda tidak presentasi sendiri, ia didampingi David juga merupakan rekan timnya. Lima menit lagi presentasi akan dimulai. Semua orang masih menunggu kehadiran Brandon. Isabella hanya bisa pasrah karena dirinya juga tidak bisa berbuat apa-apa. “Sepertinya kita mulai dulu saja tanpa Pak Brandon,” ujar Isabella. Belinda menunduk sambil membuka file materi yang sudah dibuatnya bersama David. Tok…tok… Saat bersamaan, Brandon memasuki ruang rapat ini tergesa-gesa. Belinda membulatkan mata, tidak menyangka Brandon menghadiri rapat sederhana ini padahal sudah sempat diberitahukan Isabella sebelumnya tadi pagi bahwa sepanjang hari Brandon akan menghadiri rap

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 55: Bagaikan Orang Asing

    Belinda menyadari suaminya sedang menyaksikan adegan tidak terduga ini. Langsung menggeleng pelan memberikan isyarat tidak melakukan apa pun bersama David. Brandon tetap bersikap profesional selama di kantor, kali ini tidak ingin mudah terbawa suasana. Di saat salah satu pegawai keluar dari lift bermaksud mengalah, Brandon langsung mengangkat tangan dengan angkuh. “Tidak perlu keluar dari lift, saya naik lift eksekutif saja,” ucapnya dengan nada dingin sambil berbalik badan. Di saat pintu lift tertutup, Belinda kembali bersikap gugup di hadapan David, terus membuang pandangan karena dalam hati merasa sangat berdosa membuat suaminya kecewa kali ini. Selama berbelanja di kafe, Belinda hanya bisa melamun merenungkan apa yang diperbuatnya selama di lift. Sebenarnya bisa dikatakan tanpa dirinya, David bisa membawa semua gelas kopi itu sendirian. Apakah David bersikap seperti ini lagi karena masih belum menyerah walaupun sudah ditolak?Saat melangkah keluar dari lift bersama David, tanpa

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 54: Diperebutkan Tiga Pria

    Belinda masih bingung situasi yang dihadapinya saat ini diperebutkan tiga pria. Makan malam tim yang harusnya diselimuti suasana hangat, kini merasakan hawa ketegangan di antara tiga pria ini. Apalagi Belinda sangat gugup duduk di antara Daniel dan David, ingin bertukar tempat duduk dengan Isabella yang duduk bersebelahan dengan Brandon. Yena juga sebenarnya tidak nyaman suasana makan malam tim saat ini. Awalnya ingin makan banyak, sekarang tidak bisa menikmatinya dan berusaha mencari segala ide untuk terbebas dari suasana tegang ini. “Omong-omong Pak Brandon, terima kasih atas traktirannya,” ucapnya dengan tawa kikuk. Brandon tersenyum tipis sambil menatap Yena dengan akrab. “Makan sepuasnya ya, Yena.”David mengambilkan beberapa daging tempura untuk Belinda secara spontan, membuat tubuh Brandon langsung kepanasan melihatnya. Di sisi Belinda sangat cemas suaminya akan cemburu lagi akibat melihat adegan tidak terduga ini. Langsung berinisiatif mengembalikan beberapa daging tempura

DMCA.com Protection Status