Share

Bab 27: Lovebird

Penulis: Chocollacious
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-20 16:06:44
Setelah mengunjungi rumah sakit, Belinda kembali melanjutkan mengerjakan PR yang masih ditunda. Akibat tadi sore kebanyakan berbincang dengan sahabatnya, ia belum sempat menyelesaikan PR membuat ringkasan.

Namun, ada satu hal yang mengganggu pikirannya adalah tindakan Daniel yang sangat perhatian padanya justru membuat hatinya ikut luluh sekaligus gugup. Luluh karena sahabatnya yang lembut itu sangat peka, sedangkan gugup karena tidak terbiasa diperlakukan berlebihan dan terlebih lagi sudah menjadi istri pria lain.

Membayangkan Brandon mengetahui kejadian sesungguhnya, sulit memikirkan jalan keluarnya akan seperti apa. Apakah dua pria itu akan saling bertengkar fisik hanya karena demi memperebutkan satu wanita?

Awalnya ingin mengetik rangkuman, yang dilakukannya dari tadi mencurahkan isi hatinya dalam tulisan membuatnya tidak bisa berpikir jernih.

“Aish, kapan aku selesaikan PR menyebalkan ini!” keluhnya sambil mengacak-acak rambut.

“Kenapa sih dari tadi ngoceh melulu?” omel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 28: Penyakit Killer Kambuh

    Seperti biasa Belinda memasuki lobby kampus dari depan, agar tidak tertangkap basah berangkat ke kampus bersama suaminya. Untungnya kampus masih terlihat sepi, walaupun sudah menghabiskan waktu cukup lama bersama suaminya di dalam mobil. Sementara suaminya kali ini memasuki gedung kampus dengan menaiki lift basement yang sudah terhubung langsung dengan lobby. Belinda terus menyentuh bibir merahnya dengan jempol. Pagi-pagi pikirannya sudah terngiang-ngiang karena sudah diberikan asupan manis oleh suaminya. Tanpa disadari memutar-mutar tubuhnya sambil berlompat dengan girang. “Cieee pagi-pagi sudah happy amat!” Yena menepuk pundak kanan Belinda tiba-tiba dari belakang. Belinda memasang tatapan melotot sambil mengelus dada. “Aish, lu bikin gua selalu hampir serangan jantung tiap pagi!” Yena tertawa usil merangkul tangan sahabatnya. “Gimana honeymoon kalian?” “Menyenangkan amat honeymoon di Maldives lihat pemandangan laut setiap hari. Terima kasih juga hadiahnya sangat indah!” Beli

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 29: Kejutan tidak Terduga

    Belinda merasa sikap suaminya selama mengajar di kelas lebih killer dibandingkan sebelum menikah. Setiap ada mahasiswa yang melamun selain Daniel, pasti suaminya langsung marah. Rasanya ingin menahan suaminya dan menceramahi suaminya agar tidak bersikap berlebihan di kelas. Entah perkara apa membuat suasana hati suaminya pagi-pagi ingin marah-marah terus seperti singa kelaparan. Saat jam makan siang, Belinda sampai tidak selera makan, meskipun menyantap makanan favoritnya, yaitu mie ayam. Tangan kanannya terus mengaduk mie dengan sumpit sampai membuat Daniel menggeleng-geleng. “Perasaan gua yang kena omel tadi, kenapa lu yang marah sih?” protes Daniel. “Lagi pula, Pak Brandon juga senang sama lu tadi,” tambah Yena sambil meneguk jus jeruk. Belinda menghembuskan napas dengan lemas. “Ya tapi gua kan kasian sama yang lain kena omel terus, padahal mereka ga melamun kok menurut gua. Dia aja yang terlalu sensi.” “Siapa yang sensi, Belinda?” Mendengar suara suaminya, Belinda langsun

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 30: Maksud Terselubung

    Saat pulang kuliah, Belinda langsung mengunjungi rumah sakit untuk merawat ibu mertuanya. Namun, di saat dirinya sedang mengelap tangan sang ibu mertua, isi pikirannya masih dihantui sosok wanita yang menurutnya adalah pengganggu sejak menjalani bulan madu bersama suaminya. Tatapannya lesu menatap ibu mertuanya. Di saat dirinya ingin mengelap leher menggunakan handuk basah, tangannya ditahan tiba-tiba. “Kamu kenapa?” Belinda menggeleng. “Aku tidak apa-apa, Bu.” “Soalnya ibu tidak terbiasa melihat wajahmu lesu begini. Brandon memperlakukanmu tidak baik?” Belinda membelalakan mata sambil mengelap leher dengan semangat. “Justru Brandon masih sayang sama aku, Bu.” Sejenak menghela napas dengan lemas. “Tapi aku justru takut.” “Kamu takut Brandon akan mengkhianatimu?” Belinda mengangguk-angguk. “Habisnya banyak cewek yang menyukai suamiku. Apalagi ada satu wanita yang menurutku dia paling dekat dengan Brandon.” Bu Yenny tersenyum tipis sambil mengelus punggung tangan menantunya. “I

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 31: Latar Belakang Isabella

    Sebenarnya Belinda ingin menyampaikan laporan ini sedikit berat, karena ini ada kaitannya dengan suaminya. Namun, apakah suaminya mengetahui hal ini lebih awal? “Kamu mau lapor hal apa?” tanya Brandon sudah tidak bersabar. Belinda menghembuskan napas dengan lemas. “Isabella ngajar di kelasku.” Brandon membelalakan mata hingga batuk tersedak. “Apa? Jadi dia ngajar di kampus yang sama denganku?” Mendengar respons suaminya, Belinda menyipitkan mata dan melipat kedua tangan di dada. “Oh, jadi sebelumnya kamu sudah tau tanpa aku kasih tau!” “Aku justru hanya dikasih tau kalo dia izin kerja di kampus setiap hari Senin. Tapi dia ga kasih tau aku mau kerja di kampus mana.” “Dia kerja jadi asdos bukan pakai jalur kamu kan?” Brandon memutar bola mata. “Justru aku sedikit tidak nyaman kerja sama dia walaupun dia temanku sendiri.” Belinda bertopang dagu. “Lalu, kenapa dia mesti ngajar di kelasku?” “Emangnya dia ngajar di mata kuliah apa?” “Bisnis internasional. Seharusnya Pak Darmawan

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 32: Ide Bodoh

    Dua hari berturut-turut, Belinda terlihat bahagia saat menghadiri kelas dibawakan oleh suaminya sendiri. Walaupun suaminya suka terlihat judes setiap ada yang melamun di kelas atau datang terlambat. Semakin lama Belinda semakin terbiasa dengan sikap suaminya super killer. Yang terpenting hubungan mereka masih baik-baik saja selama ini. Akibat keseringan bertemu suami di kelas, Belinda juga terkadang melamun karena sudah candu menatap wajah tampan suaminya, meskipun tinggal bersama. Walaupun di luar jam kuliah mereka hidup sebagai suami istri, tetapi Brandon masih bersikap profesional kalau di kelas istrinya melanggar aturan. “Belinda, kamu sedang melamun apa?” Dengan sigap Belinda duduk tegak sambil menyingkirkan helaian rambut ke belakang telinga. “Saya tidak melamun, Pak.” Semua orang di kelas ini menertawainya, termasuk Brandon juga tertawa usil. Belinda hanya bisa menunduk malu dan terus menggerutu dalam hati akan menghukum suaminya saat pulang. “Kalo gitu, kamu paham kan a

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 33: Hubungan Antara Dosen dan Mahasiswa

    Menyaksikan sebuah adegan terlarang di matanya secara langsung, perlahan Daniel memundurkan langkahnya dengan lemas. Sambil membawa buku-buku pelajaran untuk referensinya dalam membuat tugas presentasi, ia langsung berlari keluar dari perpustakaan. Daniel merenungkan diri di sebuah kafe dalam kampus sendirian. Kedua tangannya terkepal kuat hingga matanya mulai memerah seketika membayangkan semua momen yang dilihatnya sejak pertemuan pertama dengan Brandon di pusat perbelanjaan. Lama-kelamaan, merasa ada yang janggal antara hubungan Belinda dengan Brandon. Pertama, kenapa bisa kebetulan sekali berpapasan di pusat perbelanjaan. Lalu, kenapa Belinda dan Brandon memakai model cincin yang sama? Kemudian, kenapa Brandon bersedia makan siang bersama mereka selama dua hari berturut-turut. Terutama yang terakhir adalah adegan yang dilihatnya baru saja. Sekarang Daniel masih berusaha berasumsi bahwa ini semua hanyalah kebetulan. Mungkin saja adegan yang dilihatnya tadi hanya sebatas hubung

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 34: Pasangan Tertukar

    Situasi macam apa ini? Belinda tidak menyangka bisa bertemu suaminya saat makan siang, apalagi sang suami makan siang bersama seorang wanita yang menurutnya semakin lama semakin terlihat pengganggu. Masih belum paham dengan apa yang dilakukan Isabella saat ini, apakah Isabella sungguh menyukai Brandon sehingga ingin menempel terus di setiap ada kesempatan. Dari sisi Brandon juga terperangah melihat istrinya makan siang bersama pria lain, walaupun untungnya ada Yena sebagai pencair suasana. Namun, bawaan hatinya masih marah sejak kejadian di kelas, saat Daniel membela Belinda terang-terangan sudah terlihat seperti sepasang kekasih sungguhan. Ia masih penasaran apa tujuan Daniel mengajak Belinda makan siang bersama di restoran mahal ini. Apakah bermaksud untuk mengajak kencan secara tidak langsung, walaupun ada Yena? Sekarang Belinda terpaksa harus melakukan sandiwara, demi hubungannya dengan Brandon tidak bocor. Menampakkan senyuman ramah dan menunduk. “Pak Brandon makan di sini jug

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 35: Egois

    Di sisi lain, Isabella menghabiskan waktu sendirian di bar langganannya. Namun, kali ini suasana hatinya buruk. Sebenarnya saat di restoran tadi siang, ia murka melihat Brandon tidak fokus padanya. Justru fokus menatap Belinda terang-terangan sepanjang makan siang. Tangan kanannya terkepal kuat sambil menuangkan segelas wine lagi. Di saat dirinya ingin menempelkan gelas kaca di bibirnya, tangan kanannya langsung disentuh seseorang. “Lu minum lagi?!” omel William membuat Isabella spontan menatapnya. “Jangan ganggu gua!” Isabella langsung melepaskan sentuhan tangan William. William memutar bola mata sambil menjauhkan botol wine dan gelas kaca dari Isabella. “Lu mau mabuk-mabukan lagi? Kalo lu kali ini khilaf sama orang lain gimana?!” Isabella tertawa remeh sambil menaikkan rambutnya yang menutupi wajahnya. “Kenapa emangnya? Lu takut gua direbut cowok lain?” “Sudah pasti! Gua masih sayang dan peduli sama lu! Gua ga rela lu khilaf sama cowok lain gara-gara masalah sepele!” “Tapi

Bab terbaru

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 58: Penyusup

    Lebih condong Isabella mengajak double date dengan pasangan Daniel dan Yena dulu. Karena satu-satunya yang dekat dengan sosok rekan kerja Isabella yang mencurigakan adalah sepasang teman ini. Isabella ingin mengumpulkan bukti dulu walaupun secara tidak langsung, agar bisa memberanikan diri memberitahukan yang sebenarnya kepada Brandon dan Belinda. Sepasang teman ini diajak berdiskusi di cafe library. Kebetulan Daniel dan Yena juga ingin berjalan-jalan ke lokasi ini. Sebenarnya mereka juga penasaran alasan Isabella memanggil mereka berdua di hari libur karena apa. “Maaf ya aku mengganggu kalian berdua di hari libur,” ucap Isabella menunduk sopan. “Tidak apa-apa, Kak.” Sejenak Daniel menyesap kopi. “Kak Isabella panggil kami ada apa ya? Apa ada tugas kantor tambahan?”Isabella tertawa kecil sambil menggeleng cepat. “Tidak kok. Tenang saja, Pak Brandon tidak akan kasih kalian tugas di hari libur walaupun dia itu atasan galak.”“Kalo bukan masalah pekerjaan, lalu ada apa?” lanjut Yena

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 57: Pagi Penuh Gula

    Hanya dengan menatap wajah tampan pujaan hatinya sudah berhasil membuatnya tidak takut pada petir sekarang. Seiring berjalannya waktu, rasa takut itu perlahan menghilang berkat teknik pelukan istimewa yang diberikan suaminya setiap hujan petir. Brandon lega melihat istrinya bisa tenang walaupun masih terdengar suara petir. Tangan kanannya mengelus pipi perlahan. “Seandainya sekarang aku masih belum pulang, kamu pasti akan menangis.”“Selain menangis, aku akan kesal padamu karena kamu lebih mementingkan pekerjaan daripada istri sendiri!” “Benarkah? Kalo begitu, apa perlu mulai hari Senin nanti aku harus pulang lebih awal?”Belinda memutar bola mata melihat suaminya bersikap sangat polos. “Kamu terlalu polos. Kalo sampai kamu diomelin, aku kabur dulu ya.”“Aku rela diomelin demi kamu. Aku ga mau kamu tidur sendirian lagi seperti kemarin, sarapan sendirian, berangkat kerja bersama orang lain. Aku ga mau kamu melakukan semua hal seolah-olah kamu belum menikah.”Kepalanya menunduk dan p

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 56: Pujian Bermakna

    Hari ini adalah pertama kalinya Belinda mempresentasikan hasil karyanya di kantor. Belinda sangat berharap Brandon juga menyaksikan presentasi ini sebagai atasannya. Namun, sampai detik ini Brandon masih belum menampakkan batang hidung, ia berusaha tetap tegar dan bersikap profesional di hadapan Isabella, Celine, dan dua sahabatnya. Belinda tidak presentasi sendiri, ia didampingi David juga merupakan rekan timnya. Lima menit lagi presentasi akan dimulai. Semua orang masih menunggu kehadiran Brandon. Isabella hanya bisa pasrah karena dirinya juga tidak bisa berbuat apa-apa. “Sepertinya kita mulai dulu saja tanpa Pak Brandon,” ujar Isabella. Belinda menunduk sambil membuka file materi yang sudah dibuatnya bersama David. Tok…tok… Saat bersamaan, Brandon memasuki ruang rapat ini tergesa-gesa. Belinda membulatkan mata, tidak menyangka Brandon menghadiri rapat sederhana ini padahal sudah sempat diberitahukan Isabella sebelumnya tadi pagi bahwa sepanjang hari Brandon akan menghadiri rap

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 55: Bagaikan Orang Asing

    Belinda menyadari suaminya sedang menyaksikan adegan tidak terduga ini. Langsung menggeleng pelan memberikan isyarat tidak melakukan apa pun bersama David. Brandon tetap bersikap profesional selama di kantor, kali ini tidak ingin mudah terbawa suasana. Di saat salah satu pegawai keluar dari lift bermaksud mengalah, Brandon langsung mengangkat tangan dengan angkuh. “Tidak perlu keluar dari lift, saya naik lift eksekutif saja,” ucapnya dengan nada dingin sambil berbalik badan. Di saat pintu lift tertutup, Belinda kembali bersikap gugup di hadapan David, terus membuang pandangan karena dalam hati merasa sangat berdosa membuat suaminya kecewa kali ini. Selama berbelanja di kafe, Belinda hanya bisa melamun merenungkan apa yang diperbuatnya selama di lift. Sebenarnya bisa dikatakan tanpa dirinya, David bisa membawa semua gelas kopi itu sendirian. Apakah David bersikap seperti ini lagi karena masih belum menyerah walaupun sudah ditolak?Saat melangkah keluar dari lift bersama David, tanpa

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 54: Diperebutkan Tiga Pria

    Belinda masih bingung situasi yang dihadapinya saat ini diperebutkan tiga pria. Makan malam tim yang harusnya diselimuti suasana hangat, kini merasakan hawa ketegangan di antara tiga pria ini. Apalagi Belinda sangat gugup duduk di antara Daniel dan David, ingin bertukar tempat duduk dengan Isabella yang duduk bersebelahan dengan Brandon. Yena juga sebenarnya tidak nyaman suasana makan malam tim saat ini. Awalnya ingin makan banyak, sekarang tidak bisa menikmatinya dan berusaha mencari segala ide untuk terbebas dari suasana tegang ini. “Omong-omong Pak Brandon, terima kasih atas traktirannya,” ucapnya dengan tawa kikuk. Brandon tersenyum tipis sambil menatap Yena dengan akrab. “Makan sepuasnya ya, Yena.”David mengambilkan beberapa daging tempura untuk Belinda secara spontan, membuat tubuh Brandon langsung kepanasan melihatnya. Di sisi Belinda sangat cemas suaminya akan cemburu lagi akibat melihat adegan tidak terduga ini. Langsung berinisiatif mengembalikan beberapa daging tempura

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 53: Magang Bersama Ketua BEM

    Ujian tengah semester berakhir dan akhirnya hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Sebelumnya bisa bertemu suami hanya di kelas, kini bisa bekerja sama dengan suami di perusahaan. Walaupun Brandon adalah dosen killer di kampus dan direktur perfeksionis di perusahaan, tetapi urusan waktu kerja peserta magang tidak mempermasalahkannya meskipun peserta magang tidak bisa bekerja selama delapan jam setiap hari. Apalagi semua peserta magang berasal dari para mahasiswa satu kampus dengan Belinda. Saat menginjak kaki di gedung perusahaan elit, Belinda membelalakan mata menatap seisi gedung dengan pandangan berbinar-binar, membayangkan suaminya selama ini bekerja sebagai direktur seolah-olah seperti karakter utama pria dalam webtoon. Namun, karena keinginannya menyembunyikan rahasia pernikahannya di mana pun, terpaksa memutuskan berperan sebagai peserta magang selama bekerja di kantor ini. Tidak hanya dirinya saja, Daniel dan Yena ikut menjadi peserta magang berkat undangan dari Isabella. Se

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 52: Kencan di Taman Bermain

    Sebagai gantinya sudah belajar mati-matian selama seminggu ujian, Brandon mengajak istrinya bersenang-senang di taman bermain, meskipun kencan bersama Daniel terakhir kali sedikit membawakan kenangan buruk. Brandon juga ingin menghabiskan waktu bersama istrinya lebih lama lagi setelah seminggu ini sibuk bekerja dan rapat bersama para partner bisnis. Baru memasuki area taman bermain saja, Belinda terus menampakkan senyuman sumringah sambil mengayunkan tangan kanan suaminya dengan girang. Melihat tingkah imut istrinya membuat senyumannya semakin melebar. “Imut sekali kamu. Karena sudah lama ga ke sini sama aku?”“Lebih condong sejak aku tinggal bersama keluarga angkatku, aku tidak pernah diajak ke tempat seperti ini.”Brandon menurunkan alis membayangkan selama sepuluh tahun terakhir istrinya disiksa mati-matian seperti cerita cinderella di dunia dongeng. Masih belum memahami kenapa keluarga Natasha ingin mengadopsi Belinda padahal tidak pernah menyukai Belinda. Apakah ada maksud ters

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 51: Ajakan Pergi Berlibur

    Di sisi lain, Bu Yenny terlihat lesu menatap kaca jendela kamarnya. Walaupun selama ini terlihat baik-baik saja di hadapan putra dan menantunya, tetapi hatinya sebenarnya tidak baik-baik saja. Bertahun-tahun menyembunyikan fakta sebenarnya demi tidak ingin membuka luka masa lalu putranya. Apalagi memiliki prinsip tidak ingin mengganggu kebahagiaan putranya lagi. Langit sudah menampakkan warna jingga, sudah saatnya menantunya mengunjunginya lagi. Sebenarnya segan karena tidak ingin mengganggu waktu belajar saat ujian tengah semester sedang berlangsung. Namun, siapa sangka kali ini menantunya datang bersama putranya. Bu Yenny tersenyum sumringah menyambut kedatangan dua tamu istimewanya. “Ibu kira cuma Belinda yang datang. Bukannya kamu sibuk, Putraku?”Brandon memanyunkan bibir sambil menaruh paper bag berisi bekal dibuatnya di atas meja. “Aku kan kangen ibu. Masa aku ga boleh datang?”Bu Yenny tertawa kecil. “Ibu bercanda doang kok. Kamu marah-marah terus nanti darah tinggi beneran.

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 50: Penyelamat Saat UTS

    Brandon murka mengamati salah satu mahasiswa yang duduk di belakang Belinda berusaha ingin menyontek. Sengaja tidak menampakkan kemurkaannya selama ujian berlangsung, karena tidak ingin mengganggu konsentrasi istrinya sedang serius mengerjakan soal ujian. Saat jam ujian berakhir, semua mahasiswa mengumpulkan lembar jawaban dan soal di meja dosen. Brandon sengaja menahan istrinya dan mahasiswa itu, sedangkan sisanya diizinkan keluar dari kelas. Belinda masih bingung permasalahan apa yang diperbuatnya sampai dipanggil tiba-tiba begini. Apalagi tidak biasanya suaminya menahannya bersama satu mahasiswa yang bukan teman baiknya. “Ada apa, Pak?” tanyanya dengan gugup. Brandon menaikkan alis kanan dan melipat kedua tangan di dada. “Kenapa kamu kelihatan gugup padahal saya tidak berniat mengomeli kamu, Belinda?”“Lalu, kenapa Pak Brandon menahan saya di kelas?”Sorot mata Brandon menajam pada mahasiswa yang berdiri di sebelah Belinda masih tidak menunjukkan rasa berdosa. “Saya mau kasih t

DMCA.com Protection Status