Share

Bab 112_ Pagi yang Panas

Sendok yang dipegang Sisil terjatuh di atas piring saat matanya menangkap sosok Janu berjalan beriringan dengan Smith menuju ruang makan. Keduanya tampak sangat mesra dengan tangan Smith yang melingkar di lengan Janu, menggenggamnya dengan erat seolah takut kalau ada perempuan lain yang hendak mencuri suaminya. Bukankah ada pelakor dan anaknya yang sedang menumpang di rumah mewah itu? Tetiba saja Sisil menjadi kenyang. Padahal makanan di piringnya baru di lahap beberapa sendok saja.

Di saat yang sama mata Sinta langsung melihat tajam ke arah anak tirinya beserta sang suami yang kembali ke rumah dan merusak suasana hatinya sepagi ini. Jika saja saat ini ada senapan di tangannya, sudah pasti ia akan membidik Smith. Sekalian juga menembak Janu. Untuk apa? Supaya dua manusia brengs*k itu mamp*s! Bagi Sinta sekarang, kebahagiaan adalah saat ia dan keluarganya hidup tanpa Smith ataupun Janu. Sudah itu saja!

Sinta menoleh sesaat ke arah Sisil. Tamp

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status