Pada hari terakhir sebelum Yasmine dibawa pergi, Carlos yang baru kembali ke ruangan bersikap sangat aneh. Dia hanya berdiri di sudut dan menatap dinding sambil membelakangi Yasmine."Jangan mendekat!" seru Carlos dengan suara serak dan tubuh tegang.Yasmine bertanya dengan cemas, "Carlos, kamu kenapa?""Kubilang jangan mendekat!" teriak Carlos lagi."Aku mau mengobati lukamu ...," ujar Yasmine."Percuma. Biarpun diobati, lukanya juga akan terbuka lagi besok. Lebih baik tidak usah diobati sekalian," balas Carlos.Carlos baru berdiri beberapa detik di tempatnya, tetapi lantai di bawahnya sudah dinodai darah segar yang mengalir dari luka-lukanya. Yasmine sangat sedih melihat keadaan pria itu. Sambil meremas kotak obat erat-erat, dia berusaha menahan dorongan untuk langsung mendekati Carlos."Kamu tenangkan diri dulu, aku ke sana kalau kamu sudah merasa lebih baik, oke?" ujar Yasmine.Carlos tidak mengiakan ataupun menolak. Tubuhnya yang tegang mulai bergetar pelan, seolah-olah sedang mel
Yasmine memeluk Carlos dengan lembut, membuat sekujur tubuhnya seketika berlumuran darah. Tubuh penuh darah pria itu terasa sangat dingin. Yasmine merasa tegang, tetapi dia malah mendongak untuk menatap Carlos dan berkata sambil tersenyum, "Kakakku pasti kenal psikiater yang bagus. Kamu pasti bisa sembuh."Carlos mungkin bisa sembuh di kemudian hari. Namun, sekarang dia sudah kehilangan kendali dirinya. Jika dia menggila lagi, Yasmine bisa terluka. Hari ini dia bisa memaksakan diri untuk sadar kembali, tetapi siapa yang bisa menjamin hari esok?Sekujur tubuh Carlos menjadi kaku. Amarahnya kembali berkobar di dada dan sorot matanya saat memandang Yasmine menjadi beringas. Dia mengepalkan tinju dan berusaha keras menekan niat membunuh di dadanya. "Cepat pergi!" serunya.Air mata Yasmine membanjiri wajah kala dia menyaksikan pergumulan Carlos dengan iblis dalam dirinya sendiri. Namun, dia justru memeluk leher pria itu dengan lembut. Dia melangkah makin dekat dan berkata, "Carlos, sakitnya
Harry berjalan dengan cepat. Dalam beberapa langkah saja, mereka akan sampai di laboratorium. Produk biokimia incaran Yasmine tersimpan di dalam lemari pendingin yang berjarak beberapa langkah saja dari mereka. Namun, Yasmine hanya bisa melihat produk biokimia itu menjauh darinya tanpa daya karena Harry menggendongnya erat-erat.Jika Yasmine gagal merebut produk biokimia itu, dia akan digagahi oleh Harry. Penghinaan itu akan membunuh jiwanya. Jika produk biokimia itu gagal dia dapatkan, Carlos tidak akan bisa pergi dari sini. Kemudian, penyakit pria itu akan bertambah serius dan berakibat fatal.Hati Yasmine dipenuhi kegelisahan. Dalam keadaan terdesak, dia mendadak memekik, "Akh! Perutku sakit, perutku sakit banget!"Harry berhenti melangkah, lalu menoleh pada Yasmine sambil memperingatkan dengan kesal, "Jangan pura-pura di depanku.""Aku nggak pura-pura. Perutku benaran sakit banget ...," sahut Yasmine sambil diam-diam menekan titik akupunktur tertentu di perutnya dengan kuat. Rasa s
Carlos membuka borgolnya dan menadahkan tangan seraya berkata, "Berikan aromaterapi itu padaku!" Dia terlihat gelisah dan tidak sabar, bak seorang pecandu yang sedang sakau.Pria tua beruban itu mengangguk, kode agar anak buahnya menyerahkan aromaterapi kepada Carlos. Carlos pun segera mendekatkan ujung hidungnya dan menghirup aromaterapi itu dengan rakus. Gerak-gerik Carlos diamati pria tua beruban itu dengan cermat.Setelah menghirup cukup lama, kesadaran Carlos kembali separuh, tetapi logikanya tidak lagi berfungsi. Dia tidak lagi melawan, melainkan menandatangani kontrak dengan patuh. Dia menyerahkan seluruh kekuasaan finansial miliknya."Kuncinya ada di dalam brankas. Aku akan menyuruh seseorang mengantarkannya ke sini," ujar Carlos. Dokumen konfidensial hanya dapat diakses dengan kunci dan hanya dia seorang yang mengetahui kata sandi brankas itu.Carlos mengatakan persyaratannya dengan tegas, "Aku akan menukar kunci itu dengan cara membuat aromaterapi ini."Pria tua beruban itu s
Miranda yang menyaksikan semua itu dari kejauhan, tampak tersenyum puas. Mental pria itu sudah hancur. Bahkan, Carlos yang begitu tangguh pun sudah tidak berdaya. Demi dirinya sendiri, dia memilih untuk mengkhianati Yasmine. Mulai sekarang, itu akan menjadi trauma seumur hidupnya.Carlos dan Yasmine sudah tidak mungkin lagi bersama. Ini akan memudahkan Miranda untuk mengendalikan pria itu ke depannya. Tidak lama lagi, hanya dalam waktu beberapa jam, Carlos akan dibawa pergi olehnya dan menjadi miliknya sendiri. Miranda benar-benar tidak sabar menantikan hal tersebut.Dua jam kemudian, Indra melihat jam sekilas dan sengaja bertanya, "Kenapa Harry masih belum keluar?"Bawahannya menggeleng sambil menjawab, "Kekuatan fisik anak muda memang selalu luar biasa."Indra tersenyum puas, lalu memandang Carlos dan berkata dengan kejam, "Kamu masih bisa duduk dengan tenang, ya." Padahal, wanita yang dicintai Carlos telah diserahkan oleh dirinya secara pribadi ke pria lain.Carlos seolah-olah tengg
Pada saat yang sama, pintu kamar Harry terbuka dari dalam. Yasmine tampak berjalan keluar. Di belakangnya, Harry terlihat tergeletak di lantai. Entah apakah dia masih bernyawa."Apa kamu baik-baik saja?" tanya Carlos yang bergegas menghampirinya. Kemudian, dia memeriksa wanita itu dengan cermat.Meskipun ada pemandangan mengerikan di belakangnya, kini mata Carlos hanya fokus pada keadaan Yasmine. Wanita itu menggeleng dan menjawab sambil tersenyum, "Aku bangun di waktu yang tepat dan menyerang Harry dari belakang."Sebenarnya, Carlos membuatnya pingsan dengan penuh strategi. Yasmine hanya pingsan sebentar, lalu tersadar kembali saat masih digendong oleh Harry. Pada saat itu, dia langsung memahami niat Carlos."Yasmine, apa kamu begitu percaya dengan Tuan Carlos? Padahal, dia sudah membuatmu pingsan dan menyerahkanmu ke tangan pria lain," ucap Yogi sambil melemparkan granat tangan.Namun, Yasmine malah berbicara dengan ringan dan mantap, "Aku percaya pada Carlos. Dia nggak akan pernah b
Saat ini, mereka harus segera naik helikopter dan pergi dari sana. Hanya dengan begitu, mereka baru mungkin bisa selamat. Jika tak kunjung pergi, mereka tidak akan bisa melarikan diri lagi. Yasmine tertegun di tempat. Sekujur tubuhnya seolah-olah membeku. Dia merasa sangat putus asa."Yasmine, kami di sini."Semak-semak tersembunyi yang ada di sebelah pondok terlihat bergerak. Segera setelah itu, Zalman menggendong Lydia yang lemah keluar. Tubuh pria paruh baya itu penuh luka dan berdarah, tetapi gerakannya ketika menggendong Lydia tampak sangat hati-hati."Lepaskan dia!" seru Yasmine yang waspada. Dia secara refleks berlari ke depan dan ingin merebut Lydia dari tangan Zalman.Sementara itu, Zalman juga melepaskan istrinya. Dia mundur sedikit dan mengingatkan dengan suara rendah, "Lydia terluka sangat parah. Aku menyegel titik akupunkturnya agar dia bisa bertahan hidup. Dia harus segera diobati begitu naik helikopter. Kalau nggak, dia nggak akan bisa bertahan."Yasmine sangat curiga te
Yasmine berdiri selama operasi berlangsung. Ketika operasi berakhir, Edgar menghela napas lega.Zalman membuka matanya perlahan-lahan. Dia bertanya, "Bagaimana keadaan Lydia?" Dia sama sekali tidak memedulikan lukanya, seolah-olah yang ada di dalam hatinya hanya Lydia. Dia terlihat sangat tulus, tetapi segala perbuatannya saat berada di kediaman Keluarga Yanwar sebelumnya begitu kejam. Kemampuan bersandiwara Zalman benar-benar membuat Yasmine merasa ngeri.Edgar masih belum tahu apa sebenarnya yang terjadi di kediaman Keluarga Yanwar. Dia tersenyum sambil menjawab, "Kondisinya stabil. Yasmine yang menyelamatkannya.""Yasmine ...." Zalman menoleh ke arah Yasmine dengan sedih. Dia berkata dengan suara serak, "Maafkan Ayah sudah membuatmu menderita selama ini. Itu satu-satunya cara agar Ayah bisa menyelamatkan ibumu."Selama ini, Zalman berpura-pura kembali ke keluarga besarnya dan bersikap kejam, bahkan mengkhianati istri dan anaknya. Semua ini dia lakukan demi menunggu kesempatan untuk