Yasmine berusaha mengalihkan pembicaraan, "Semalam aku ingin bertanya, kenapa ada bau alkohol di tubuhmu? Kamu minum anggur, ya?" Yasmine menyipitkan matanya dan memandang Carlos dengan curiga.Sikap Yasmine membuat Carlos gugup. Carlos belum sembuh total, Yasmine sudah berpesan bahwa Carlos tidak boleh mengonsumsi minuman beralkohol. Belakangan ini, Carlos sering minum anggur. Semalam, dia juga minum karena emosi ....Carlos berdeham dan menghindari pandangan Yasmine. Dia mengambil sayur untuk Yasmine dan berucap, "Cepat makan, nanti sayurnya dingin."Yasmine menatap Carlos seraya bertanya, "Di mana obatmu? Kenapa aku nggak melihat kamu minum obat?"Carlos sudah mendapatkan daftar obat yang bisa membuatnya sembuh total, tetapi waktunya kurang tepat. Sampai sekarang, Carlos belum meminum obatnya. Carlos langsung menjamin saat menyadari bahwa Yasmine mulai marah, "Besok aku akan minum obat."Malam itu, Carlos pulang ke rumah di seberang untuk mengambil baju bersih dan obat. Miranda mema
Yasmine menjelaskan, "Ini kota kecil, hanya teknik akupunktur Erwin yang lumayan bagus."Carlos yang kesal menendang meja. Seharusnya, dia datang lebih awal agar tubuh Yasmine tidak dilihat oleh dokter berengsek itu. Carlos menelepon dengan ekspresi muram, "Cepat bawa dokter wanita yang menguasai pengobatan tradisional kemari!"Yasmine yang merasa tidak berdaya menimpali, "Nggak usah begitu repot ...."Carlos menegaskan, "Selain aku, tidak ada yang boleh melihat tubuh kekasihku. Siapa pun yang melihat, aku akan mencungkil matanya!"Ekspresi Carlos sangat galak. Setelah berusaha menahan emosinya, dia sudah cukup bermurah hati karena tidak menghabisi Erwin.Yasmine jarang melihat ekspresi Hanafi yang seperti ini sehingga agak bertentangan dengan karakternya yang elegan. Namun, Yasmine tidak merasa ada yang aneh. Kedua perbedaan yang mencolok ini malah membuat Hanafi makin memikat. Sebelumnya, Yasmine sudah berkali-kali terpesona dengan aura Hanafi ini.Yasmine berusaha menahan perasaanny
Miranda terkejut dan seketika terdiam. Diam berarti jawabannya iya."Kalau kamu menyukai Carlos, aku nggak ada hak untuk ikut campur. Aku akan mendoakanmu kalau benar-benar bisa membuatnya jatuh cinta padamu. Tapi ...." Yasmine tiba-tiba melanjutkan dengan dingin, "Carlos itu pria yang kucintai. Dia ayah dari putraku. Kalau kamu berani macam-macam, aku nggak akan segan-segan untuk membunuhmu!"Meskipun hanya berbicara melalui telepon, Miranda bisa merasakan hawa dingin yang membuatnya gemetaran. Selama ini, dia diam-diam memperhatikan Carlos dan Yasmine. Yasmine tampak lugu dan bisa ditindas oleh siapa pun. Namun, kenyataannya berbanding terbalik dengan dugaannya."Nona Yasmine nggak perlu khawatir. Aku hanya akan bersikap baik kepada Carlos," balas Miranda.....Lantaran Yasmine belum turun untuk waktu yang lama, Carlos pun mengantarkan makanan ke kamarnya. Begitu masuk, dia melihat Yasmine sedang duduk di samping jendela. Raut wajah wanita ini tampak sangat cemas. Dia sedang memandan
Malam ini, Carlos tidur dengan sangat nyenyak sampai melewatkan waktu untuk menyiapkan sarapan. Seorang wanita hamil yang tidak makan pasti akan merasa sangat lapar. Carlos menepuk-nepuk kepalanya, lalu segera beranjak dari sofa. Ketika hendak menuju ke dapur, dia sontak tertegun. Tempat tidur sudah rapi dan tidak ada orang yang tidur di atasnya.Kepala Carlos terasa sangat pusing. Ini adalah efek samping obat yang belum hilang sepenuhnya. Perasaannya tiba-tiba tidak enak. Dia keluar dengan tergesa-gesa, lalu menghampiri Betty dan bertanya, "Di mana Yasmine?"Betty terkejut hingga gemetaran. Dia menjawab, "Sebelum matahari terbit, dia ... pergi bersama seorang pria.""Siapa pria itu?" tanya Carlos lagi."Nggak tahu ...," sahut Betty.Carlos meninggalkan Betty dan bergegas memeriksa kamera pengawas. Di layar monitor, terlihat wajah bahagia Yasmine yang berada di dalam pelukan seorang pria. Mereka terlihat sangat mesra. Carlos sudah sangat lama tidak melihat senyuman Yasmine yang sebaha
"Kamu tidur di ranjang, biar aku yang tidur di sofa," ucap Brandon.Brandon membenarkan kacamatanya sambil berbicara terus terang seperti saat kuliah dulu. Meskipun sudah bertahun-tahun berlalu, pria ini sepertinya tidak berubah sedikit pun. Dia masih terobsesi dengan belajar dan hanya peduli dengan penelitian medis.Yasmine yang awalnya tegang seketika menghela napas lega. Dia merasa ada terlalu banyak hal yang telah berubah."Brandon, terima kasih, ya," sahut Yasmine."Dokter Miranda adalah orang yang berjasa bagiku. Kamu juga pernah menjadi partnerku. Sudah sepantasnya aku membantu kalian." Brandon mengeluarkan sesuatu dari kopernya, lalu melanjutkan, "Kamu pasti lelah setelah bepergian seharian. Apalagi, kamu juga sedang hamil. Istirahatlah. Aku akan menyalakan aromaterapi supaya kamu bisa tidur lebih nyenyak."Begitu dinyalakan, aroma cendana menyeruak. Begitu menghirupnya, Yasmine merasa sangat nyaman dan mulai mengantuk. Setelah Yasmine tertidur, Brandon duduk di atas sofa. Tata
Yasmine memijat pelipisnya sembari membalas dengan tidak berdaya, "Nggak apa-apa.""Yasmine, kamu hamil? Lalu, siapa pria ini?" tanya Edgar sambil memelototinya dengan marah.Kepala Yasmine bertambah sakit. Supaya Edgar tidak cemas, Yasmine memberitahunya bahwa Brandon adalah pria yang dia cintai.Setelah menjelaskan semuanya kepada Edgar, Yasmine merasa sangat haus. Ketika hendak minum air, dia malah melihat Raymond yang datang dengan tergesa-gesa.Begitu masuk, dia langsung membentak, "Brandon, keluar dari sini!"Ekspresi Brandon tampak tidak bersalah. Dia jelas takut dengan Raymond. Akan tetapi, dia memberanikan diri untuk menghadapi Raymond demi Yasmine. Perbuatannya cukup jentelmen.Yasmine mencegah Brandon, lalu berucap, "Kak, tolong antar Brandon ke kamar. Biar aku yang berbicara dengan Raymond."Amarah Raymond hanya bisa diredakan oleh Yasmine. Begitu mendengar permintaan Yasmine, Edgar pun membawa Brandon pergi."Kamu masih melindungi pria itu?" Raymond menyingsingkan lengan b
Bukan hanya Raymond yang sudah melihat berita Yasmine dan Brandon, begitu pula Carlos. Meskipun sudah tahu sejak awal, Carlos tetap marah setelah melihatnya lagi. Carlos ingin menghabisi Brandon yang memeluk Yasmine. Kemudian, televisi dimatikan.Miranda menghampiri Carlos sambil membawa 2 gelas anggur, lalu berucap dengan lembut, "Kamu akan sakit hati kalau melihatnya. Bagaimana kalau aku menemanimu minum-minum?"Ekspresi Carlos sangat dingin. Dia mengambil gelas anggur dan hendak meminumnya. Namun, Carlos teringat pesan Yasmine yang mengingatkannya untuk menjaga kesehatan dan tidak boleh mengonsumsi minuman beralkohol saat makan obat. Carlos sudah berjanji kepada Yasmine.Miranda mendesah dan melanjutkan, "Kalau Yasmine ada di sisimu, kamu nggak perlu minum minuman beralkohol untuk menghilangkan stres. Pria itu sama sekali nggak ada apa-apanya dibandingkan dengan kamu. Nggak seharusnya Yasmine memilih dia."Setiap ucapan yang dilontarkan Miranda membuat Carlos sakit hati. Dia sangat
Jika Yasmine bisa bersama dengan orang yang disukainya, setidaknya kehidupan Yasmine akan lebih bahagia meski harus diliputi perasaan bersalah. Sebenarnya, kondisi seperti ini juga kurang adil bagi Carlos. Hanya saja, ini lebih baik daripada bersedih sendirian."Yasmine, kamu mau ke mana?" tanya Edgar saat melihat Yasmine di depan pintu. Edgar membawa Sofia yang diikat. Sekarang, Sofia sudah menunjukkan sifat aslinya. Tatapannya sangat galak ketika memandang Yasmine sehingga membuat Yasmine merasa tidak nyaman.Edgar mengusulkan, "Apa kamu nggak mau ikut aku untuk menginterogasi Sofia?"Keluarga Sutanto sudah diserang oleh Carlos. Sekalipun berhasil mendapatkan uang Yasmine sebesar 600 triliun, mereka tetap kesulitan dan tidak sehebat dulu lagi. Sementara itu, Sofia yang bekerja sama dengan Keluarga Sutanto sudah kehilangan perlindungannya. Sofia pun terjebak oleh rencana Carlos dan ditangkap.Sofia adalah orang yang licik. Selama ini, dia yang diam-diam merencanakan semuanya dan keber
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe