Yasmine berulang kali mual, seolah-olah ingin memuntahkan organ dalamnya. Dia sangat menderita sehingga menusuk daging Shofan menggunakan kukunya, bahkan terus mencakar hingga membuat jejak darah yang mengerikan di tubuh pria itu.Meskipun merasa kesakitan, Shofan justru makin bersemangat. Dia segera berkata, "Kalau kamu nggak bisa mencakarku sampai mati, aku yang akan menghabisimu malam ini."Mati? Mata Yasmine tampak memerah. Dia menjilat racun yang tersembunyi di balik giginya sembari membatin, 'Kalau mau mati, matilah bersama.' Ketika Yasmine hendak menggigit racun itu dengan kejam, suara keras tiba-tiba terdengar pada saat ini. Pintu kamar Shofan didobrak oleh seseorang dari luar.Di bawah cahaya bulan yang tenang, Carlos tampak menginjak lumpur. Sosoknya yang besar berdiri di pintu. Pandangan dinginnya terasa lebih menusuk daripada angin malam yang dingin. Wajah pria itu menyatu dengan kegelapan sehingga sulit untuk dilihat secara jelas. Akan tetapi, tatapannya yang kejam seolah-
Yasmine melihat meja di samping sambil berkata, "Peta gunung belakang."Carlos mengambil peta dengan satu tangan. Saat itu, Yasmine baru melihat jelas bahwa peta itu sebenarnya hanya sehelai kertas putih. Shofan telah menipunya."Di mana petanya?" tanya Carlos.Shofan telah dihajar hingga sekujur tubuhnya penuh luka dan berlumuran darah. Dia tergeletak di lantai dan terus gemetaran. Berhubung ditatap dengan dingin oleh Carlos, dia yang ketakutan segera menjawab, "Ada ... ada di laci."Setelah membuka laci dan menemukan menemukan peta gunung belakang yang sebenarnya, Carlos segera menggendong Yasmine keluar dari sana.Begitu mendengar suara pintu tertutup dari kamar sebelah, Shofan baru merasa lega. Setelah lolos, raut wajahnya langsung berubah menjadi kejam dalam sekejap. Dia menahan rasa sakit dan berguling cukup lama di lantai. Shofan mengeluarkan ponselnya, lalu menekan layar dengan lidahnya untuk menelepon.Telepon berdering cukup lama sebelum diangkat. Di ujung telepon, Sasha bert
Yasmine dibawa oleh Carlos ke kamarnya sendiri, lalu diletakkan perlahan di atas ranjang. Meskipun dia mengenakan mantel dan mencium aroma Hanafi, bagian tubuhnya yang sempat disentuh oleh Shofan tetap membuatnya merasa sangat jijik. Yasmine ingin mandi dan sangat terburu-buru untuk melakukannya."Debu di tubuhmu perlu dibersihkan. Aku siapkan air mandi untukmu, ya?" tanya Carlos dengan tatapan lembut. Dia menghindari topik sensitif tentang pelecehan yang dialami Yasmine agar tidak membuat wanita itu merasa malu.Yasmine pun mengangguk. Saat dia sedang mandi, Carlos berjaga di depan pintu dan tidak pernah menjauh.Yasmine berdiri di bawah shower dan terus menggosok bagian tubuhnya yang telah disentuh oleh Shofan hingga memerah, bahkan terluka. Dia seolah-olah ingin menghilangkan jejak pria itu sepenuhnya. Pada saat yang sama, Carlos sedang mengirim pesan dengan ponselnya.[ Cari orang yang pulang dari sini setelah belajar dari Pak Shaka. Gunakan metode apa pun dan pastikan mereka mence
Namun, hasil pemeriksaan denyut nadinya tidak menunjukkan ada yang aneh. Yasmine pun bertanya, "Apakah kamu makan hidangan yang dibuatkan oleh Sasha?"Lantaran merasakan kegelisahan Yasmine, Carlos langsung tahu bahwa makanan tersebut bermasalah. Setelah terdiam sejenak, dia baru menjawab, "Tidak."Setelah itu, Yasmine baru merasa lega. Dia melepaskan tangan pria itu dan berusaha keras meredakan emosi yang bergejolak di dalam dirinya. Yasmine berusaha tampil tenang seperti biasa."Kursinya pasti dingin karena suhu di gunung sangat dingin. Malam ini ... kita tidur bersama saja. Kita bisa tidur di sisi yang berbeda," tawar Yasmine. Dia mencoba berbicara dengan tenang, tanpa menunjukkan niat sama sekali.Sementara itu, tubuh Carlos malah makin tegang. Hatinya penuh dengan ketidakberdayaan. Apakah Yasmine tahu permintaan apa yang diajukannya?Carlos bukan orang suci. Perjuangannya untuk menahan diri terasa sangat sulit malam ini. Hasrat yang belum pernah dirasakannya terus membeludak. Saat
Suara desiran yang tak terhitung jumlahnya datang dari segala arah. Yasmine secara terkejut menemukan bahwa entah sejak kapan, seekor demi seekor ular tiba-tiba mendekati dan mengepung mereka.Beberapa ular mungkin dapat diatasi dengan cara ditangkap bersama, tetapi ratusan bahkan ribuan ular sama sekali tidak mungkin bisa dihadapi oleh dua orang. Apa yang lebih menakutkan adalah di antara ular-ular itu, ada seekor ular besar sebesar paha manusia.Mata ular yang licik menatap mereka lekat-lekat, seolah-olah sedang melihat hidangan lezat yang disajikan di atas meja. Yasmine sontak berkata dengan ngeri, "Itu ... raja ular."Ketika belajar keterampilan medis, dia telah mempelajari tentang ular dan memiliki beberapa pemahaman tentang binatang ini. Itu sebabnya, Yasmine segera mengenali ular besar tersebut.Itu adalah raja ular yang sangat berbisa dan memiliki kesadaran teritorial, bahkan mampu memerintah ular-ular kecil untuk memakan penyusup hingga habis tak bersisa. Tidak pernah ada oran
Yasmine menggertakkan gigi untuk menahan pusing dan rasa sakit. Dia duduk, lalu menarik lengan Hanafi untuk bertopang di bahunya. Dengan kekuatan terakhir yang dimilikinya, Yasmine berusaha untuk membantunya berdiri.Carlos berbicara dengan lemah, "Lukaku terlalu parah. Kamu tidak akan bisa pergi jauh kalau membawaku. Jadi, tolong abaikan aku.""Kalau kamu nggak mau bekerja sama, yang tertunda hanyalah waktu emas untuk melarikan diri. Itu justru akan membuatku mati bersamamu," ucap Yasmine. Lantaran mengeluarkan terlalu banyak tenaga, suara wanita itu bahkan terdengar gemetar. Akan tetapi, dia sangat bersikeras dan tidak akan meninggalkan Hanafi begitu saja.Sementara itu, jantung Carlos berdebar kencang. Dia melihat Yasmine dengan penuh emosi. Setelah sekian lama, dia memaksa tubuhnya yang lemah untuk berdiri dengan susah payah dan mengikuti Yasmine. Akan tetapi, sebagian besar beban ada pada tubuh Yasmine. Tubuh mungil Yasmine tampak membungkuk karena jelas memikul beban. Keringat d
Yasmine berusaha menjernihkan pikirannya walaupun perasaannya sedang tidak karuan. Dia tidak bisa memikirkan apa pun dan hanya bisa merasakan nafas dan ciuman pria ini. Bagaikan bir yang berusia puluhan tahun, rasanya sangat nikmat dan membuat orang merasa candu. Yasmine merespons pria ini dengan merobek pakaiannya dan melepas topengnya. Topeng itu jatuh ke tanah hingga menimbulkan suara. Suara tersebut terdengar seperti guntur di telinga Carlos dan membuat kesadarannya kembali. Dia tiba-tiba tertegun begitu melihat Yasmine yang ditindih oleh dirinya. Sorot matanya tampak terkejut. Dia sudah hilang kendali! "Maaf ...," ucapnya sambil menegakkan tubuhnya dengan ekspresi bersalah. Tubuh Yasmine diselimuti oleh jas milik Carlos. Hal ini membuat kesadaran Yasmine kembali. Kedua matanya terbelalak dengan bingung karena kejadian ini begitu mendadak. Beberapa saat kemudian, Yasmine baru sadar dari lamunannya. Dia duduk sembari menatap Carlos dengan kaget. Dia juga menyalahkan diri sendiri
Yasmine menggertakkan gigi sembari mengancam, "Shofan, aku akan membalas perbuatanmu!"Melihat tatapan Yasmine yang begitu kejam, Shofan sontak gemetaran karena takut dengan ancaman wanita ini. Setelah Yasmine memapah Carlos masuk ke kamar, ketakutan Shofan seketika menghilang. Raut wajahnya tampak sangat kejam dan penuh dengan niat membunuh."Dasar jalang! Beraninya mengancamku di wilayahku? Kamu benar-benar sudah bosan hidup! Aku akan membunuhmu malam ini!" teriak Shofan. Ketika mengatakan ini, dia berjalan dengan kesal dan hendak masuk ke kamar. Akan tetapi, setelah berjalan 2 langkah, dia dihalangi oleh Sasha. "Mereka ternyata sudah kembali. Sebelum aku bisa bersenang-senang dengan pria itu, kamu nggak boleh membunuhnya." Mata Sasha tampak berbinar-binar, lalu dia mengancam dengan kesal, "Shofan, kalau kamu berani diam-diam merusak rencanaku lagi, aku nggak akan segan-segan membunuhmu."Shofan tidak langsung memberi tahu Sasha mengenai peta palsu itu. Sekalipun Sasha marah, semuan
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe