Yasmine menggertakkan gigi sembari mengancam, "Shofan, aku akan membalas perbuatanmu!"Melihat tatapan Yasmine yang begitu kejam, Shofan sontak gemetaran karena takut dengan ancaman wanita ini. Setelah Yasmine memapah Carlos masuk ke kamar, ketakutan Shofan seketika menghilang. Raut wajahnya tampak sangat kejam dan penuh dengan niat membunuh."Dasar jalang! Beraninya mengancamku di wilayahku? Kamu benar-benar sudah bosan hidup! Aku akan membunuhmu malam ini!" teriak Shofan. Ketika mengatakan ini, dia berjalan dengan kesal dan hendak masuk ke kamar. Akan tetapi, setelah berjalan 2 langkah, dia dihalangi oleh Sasha. "Mereka ternyata sudah kembali. Sebelum aku bisa bersenang-senang dengan pria itu, kamu nggak boleh membunuhnya." Mata Sasha tampak berbinar-binar, lalu dia mengancam dengan kesal, "Shofan, kalau kamu berani diam-diam merusak rencanaku lagi, aku nggak akan segan-segan membunuhmu."Shofan tidak langsung memberi tahu Sasha mengenai peta palsu itu. Sekalipun Sasha marah, semuan
Yasmine memaksakan dirinya yang lemah untuk menyerahkan ular yang ditangkapnya kepada Shaka. Setelah itu, Shaka pun setuju untuk menerimanya sebagai murid. Akan tetapi, saat turun dari gunung, dia tidak merasa senang sama sekali, bahkan alisnya tampak berkerut.Setelah cemas di sepanjang jalan, kini Yasmine telah tiba di kamar Hanafi. Begitu membuka pintu, dia malah terkejut melihat Sasha yang duduk di samping ranjang. Yasmine yang kaget segera mendekat dan menarik wanita itu."Apa yang kamu lakukan?" tanya Sasha. Dia melangkah dengan goyah sebelum bisa berdiri stabil, seolah-olah kesakitan karena ditarik oleh Yasmine. Kemudian, Sasha yang tidak terima pun melanjutkan, "Nona Yasmine, aku mendengar Tuan Hanafi kesakitan, jadi masuk untuk melihatnya."Sembari berkata demikian, Sasha bahkan mengangkat saputangannya untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak berbohong. Namun, Yasmine tahu betul bahwa Hanafi bukan tipe orang yang suka mengeluh, sekalipun ketika digigit raja ular. Lantas, bagaima
Yasmine tampak mengangguk. Carlos pun bergurau sambil tersenyum, "Racunnya untuk menipu harta atau hatiku?"Melihat ekspresi bercanda seperti itu, Yasmine merasa agak kesal. Dia sedang memikirkan apakah harus memberi tahu Hanafi tentang Racun Sasha, tetapi malah mendengar pria itu berkata, "Pasti untuk mencuri hatiku. Kalau aku benar-benar terkena racunnya, apa yang akan kamu lakukan?"Yasmine yang hendak meletakkan nampan makanan pun tertegun. Jantungnya berdetak sangat kencang. Bagaimana dia harus ... menjawab pertanyaan ini? Saat melihat tatapan Hanafi, telinganya memerah tak terkendali, seolah-olah ada sesuatu yang ingin segera diungkapkan olehnya.Pada saat ini, pintu kamar tiba-tiba dibuka dengan kasar oleh seseorang dari luar. Shofan berdiri di luar pintu sambil berseru, "Jangan berlama-lama di sini. Ada ular baru datang, segeralah pergi membunuhnya!"Carlos menatapnya dengan tajam sambil bertanya, "Bunuh ular? Bagaimana kamu bisa membunuh ular?"Pandangan Yasmine sontak terliha
"Sasha!" seru Yasmine dengan nada dingin. Dia bergegas menuju rumah bambu dengan panik. Teriakan ini terdengar sangat keras di malam hari. Kedua orang itu pun menatap Yasmine dengan terkejut.Sasha segera berdiri dan berdalih dengan ekspresi tidak bersalah, "Aku nggak masuk ke kamarnya!" Benar, dia memang tidak masuk ke dalam kamar, tetapi Hanafi yang lukanya belum sembuh malah keluar tanpa alasan yang jelas. Pria itu bahkan ... mengobrol dengan Sasha di tengah malam saat angin sejuk berembus."Aku merasa agak sesak di dalam kamar, jadi keluar sebentar untuk berjalan-jalan," jelas Hanafi secara perlahan dengan suara lembut.Kelembutan itu membuat Yasmine sangat emosi. Akan tetapi, amarahnya tak dapat dilepaskan dan tertahan di dadanya. Dia mengepalkan tangannya erat-erat. Setelah bersusah payah menahan amarah, Yasmine pun berucap, "Lukamu masih belum pulih. Kamu nggak seharusnya keluar."Carlos hanya menanggapi dengan ramah, "Iya."Yasmine benar-benar tidak dapat meluapkan emosinya. Be
"Syaratku dari dulu hanya ada satu, yaitu selama kamu setuju untuk tidur denganku ...," ucap Shofan sambil menjilati bibirnya dengan penuh nafsu. Di bawah malam yang gelap, pria itu terlihat sangat cabul.Yasmine bertanya sambil mengernyit dengan jijik, "Apakah tidur denganmu saja sudah cukup? Kalau begitu, di mana para wanita yang datang ke gunung untuk meminta bimbingan dan tiba-tiba menghilang?"Raut wajah Shofan tiba-tiba berubah, lalu dia mengancam dengan ketus, "Sebaiknya kamu jangan ikut campur dalam hal-hal yang bukan urusanmu!"Reaksi besar seperti ini membuat dugaan Yasmine makin terkonfirmasi. Pakaian wanita yang dilihatnya di belakang gunung, serta suara permohonan pertolongan yang samar-samar terdengar dalam perjalanan kembalinya, mungkin semuanya berhubungan dengan Shofan.Setelah berpisah dengan Shofan, ponsel Yasmine berdering ketika dia berada di jalan pegunungan. Begitu mengangkat telepon, dia mendapati wajah imut dan nurut dari Matteo di layar ponselnya. Tak lama kem
Yasmine tiba-tiba merinding dan tidak dapat menyembunyikan kegelisahan dalam hatinya. Dia berlari ke arah bawah gunung dengan tergesa-gesa untuk memastikan bahwa Hanafi baik-baik saja.Namun, sebelum Yasmine sampai di tempat tinggal, di bawah sinar bulan, dia secara terkejut mendapati Hanafi dan Sasha yang tengah menikmati bulan bersama di sebuah platform pemandangan yang indah. Mereka berdiri begitu dekat, dengan jarak yang belum pernah dijangkau oleh wanita lain.Hal ini membuat detak jantung Yasmine berhenti sejenak. Rasa takut segera meluap ke kepalanya. Kemudian, dia berseru hampir secara gemetar, "Apa yang sedang kalian lakukan?"Mendengar suara itu, tatapan Carlos yang memandang Yasmine tampak berbinar-binar, lalu segera menjadi tenang. Akan tetapi, Sasha tidak lagi seperti sebelumnya. Wanita itu sudah makin berani. Dia berkata dengan bangga, "Tentu saja berkencan."Kencan! Sayangnya, Hanafi tidak menunjukkan reaksi apa pun ketika mendengar kata yang sangat ambigu itu. Yasmine
"Orang yang sudah makan Racun Sasha, hatinya akan secara nggak sadar terkontrol dan sifatnya akan berubah besar. Menipumu hanyalah langkah pertama dari perubahan hati Tuan Hanafi," jelas Shofan.Perkataan pria itu menghancurkan sisa-sisa harapan dalam hati Yasmine hingga berkeping-keping. Tidak dapat disangkal, Hanafi memang telah terpengaruh oleh Racun Sasha. Kini, dia sudah terpikat oleh wanita itu ....Sosok Yasmine gemetar tak terkendali dan hidungnya berkedut. Dadanya terasa sangat sesak dan menyakitkan. Yasmine hampir tak sadarkan diri dalam kebingungan yang sesak dan menyakitkan. Wanita itu bergumam, "Dia bukan ... bukan benar-benar mencintai Sasha. Aku harus menyelamatkannya, aku harus melakukan itu ...."Yasmine berusaha menenangkan diri di tengah situasi kacau ini dan menelepon Edgar dengan gemetar. Di sisi lain, Edgar yang telah tidur berbicara dengan suara tidak jelas, "Yasmine, kenapa?""Kak ...." Yasmine bersusah payah menahan kesedihannya, lalu melanjutkan, "Bisakah kamu
Jika memang memungkinkan, Yasmine akan naik sekarang dan tanpa ragu bertengkar dengan Shofan. Akan tetapi, dia bukanlah lawan bagi pria itu. Setelah berpikir sejenak, Yasmine berpura-pura tidak curiga dan bertanya balik, "Sasha sebenarnya membawa Tuan Hanafi ke mana?"Shofan pun menunjuk ke arah tertentu secara acuh tak acuh. Yasmine segera berlari ke arah tersebut. Meskipun dia tidak yakin apakah Shofan benar-benar memberinya petunjuk, itu adalah cara baginya untuk pergi dengan aman.Saat melihat Yasmine makin menjauh, tatapan Shofan pun makin berbinar licik. Segera setelah itu, dia bergumam, "Awalnya, aku masih ingin bermain denganmu lagi, nggak disangka kamu malah menemukan tempat ini. Yasmine, kamu sendiri yang cari mati, jadi jangan menyalahkan diriku yang kejam."Yasmine berjalan di pegunungan sepanjang malam. Dia kelelahan hingga mual, tetapi masih belum menemukan Hanafi.Saat melihat cahaya putih yang perlahan muncul di langit, untuk pertama kalinya Yasmine merasa bahwa sinar m