Yasmine tampak mengangguk. Carlos pun bergurau sambil tersenyum, "Racunnya untuk menipu harta atau hatiku?"Melihat ekspresi bercanda seperti itu, Yasmine merasa agak kesal. Dia sedang memikirkan apakah harus memberi tahu Hanafi tentang Racun Sasha, tetapi malah mendengar pria itu berkata, "Pasti untuk mencuri hatiku. Kalau aku benar-benar terkena racunnya, apa yang akan kamu lakukan?"Yasmine yang hendak meletakkan nampan makanan pun tertegun. Jantungnya berdetak sangat kencang. Bagaimana dia harus ... menjawab pertanyaan ini? Saat melihat tatapan Hanafi, telinganya memerah tak terkendali, seolah-olah ada sesuatu yang ingin segera diungkapkan olehnya.Pada saat ini, pintu kamar tiba-tiba dibuka dengan kasar oleh seseorang dari luar. Shofan berdiri di luar pintu sambil berseru, "Jangan berlama-lama di sini. Ada ular baru datang, segeralah pergi membunuhnya!"Carlos menatapnya dengan tajam sambil bertanya, "Bunuh ular? Bagaimana kamu bisa membunuh ular?"Pandangan Yasmine sontak terliha
"Sasha!" seru Yasmine dengan nada dingin. Dia bergegas menuju rumah bambu dengan panik. Teriakan ini terdengar sangat keras di malam hari. Kedua orang itu pun menatap Yasmine dengan terkejut.Sasha segera berdiri dan berdalih dengan ekspresi tidak bersalah, "Aku nggak masuk ke kamarnya!" Benar, dia memang tidak masuk ke dalam kamar, tetapi Hanafi yang lukanya belum sembuh malah keluar tanpa alasan yang jelas. Pria itu bahkan ... mengobrol dengan Sasha di tengah malam saat angin sejuk berembus."Aku merasa agak sesak di dalam kamar, jadi keluar sebentar untuk berjalan-jalan," jelas Hanafi secara perlahan dengan suara lembut.Kelembutan itu membuat Yasmine sangat emosi. Akan tetapi, amarahnya tak dapat dilepaskan dan tertahan di dadanya. Dia mengepalkan tangannya erat-erat. Setelah bersusah payah menahan amarah, Yasmine pun berucap, "Lukamu masih belum pulih. Kamu nggak seharusnya keluar."Carlos hanya menanggapi dengan ramah, "Iya."Yasmine benar-benar tidak dapat meluapkan emosinya. Be
"Syaratku dari dulu hanya ada satu, yaitu selama kamu setuju untuk tidur denganku ...," ucap Shofan sambil menjilati bibirnya dengan penuh nafsu. Di bawah malam yang gelap, pria itu terlihat sangat cabul.Yasmine bertanya sambil mengernyit dengan jijik, "Apakah tidur denganmu saja sudah cukup? Kalau begitu, di mana para wanita yang datang ke gunung untuk meminta bimbingan dan tiba-tiba menghilang?"Raut wajah Shofan tiba-tiba berubah, lalu dia mengancam dengan ketus, "Sebaiknya kamu jangan ikut campur dalam hal-hal yang bukan urusanmu!"Reaksi besar seperti ini membuat dugaan Yasmine makin terkonfirmasi. Pakaian wanita yang dilihatnya di belakang gunung, serta suara permohonan pertolongan yang samar-samar terdengar dalam perjalanan kembalinya, mungkin semuanya berhubungan dengan Shofan.Setelah berpisah dengan Shofan, ponsel Yasmine berdering ketika dia berada di jalan pegunungan. Begitu mengangkat telepon, dia mendapati wajah imut dan nurut dari Matteo di layar ponselnya. Tak lama kem
Yasmine tiba-tiba merinding dan tidak dapat menyembunyikan kegelisahan dalam hatinya. Dia berlari ke arah bawah gunung dengan tergesa-gesa untuk memastikan bahwa Hanafi baik-baik saja.Namun, sebelum Yasmine sampai di tempat tinggal, di bawah sinar bulan, dia secara terkejut mendapati Hanafi dan Sasha yang tengah menikmati bulan bersama di sebuah platform pemandangan yang indah. Mereka berdiri begitu dekat, dengan jarak yang belum pernah dijangkau oleh wanita lain.Hal ini membuat detak jantung Yasmine berhenti sejenak. Rasa takut segera meluap ke kepalanya. Kemudian, dia berseru hampir secara gemetar, "Apa yang sedang kalian lakukan?"Mendengar suara itu, tatapan Carlos yang memandang Yasmine tampak berbinar-binar, lalu segera menjadi tenang. Akan tetapi, Sasha tidak lagi seperti sebelumnya. Wanita itu sudah makin berani. Dia berkata dengan bangga, "Tentu saja berkencan."Kencan! Sayangnya, Hanafi tidak menunjukkan reaksi apa pun ketika mendengar kata yang sangat ambigu itu. Yasmine
"Orang yang sudah makan Racun Sasha, hatinya akan secara nggak sadar terkontrol dan sifatnya akan berubah besar. Menipumu hanyalah langkah pertama dari perubahan hati Tuan Hanafi," jelas Shofan.Perkataan pria itu menghancurkan sisa-sisa harapan dalam hati Yasmine hingga berkeping-keping. Tidak dapat disangkal, Hanafi memang telah terpengaruh oleh Racun Sasha. Kini, dia sudah terpikat oleh wanita itu ....Sosok Yasmine gemetar tak terkendali dan hidungnya berkedut. Dadanya terasa sangat sesak dan menyakitkan. Yasmine hampir tak sadarkan diri dalam kebingungan yang sesak dan menyakitkan. Wanita itu bergumam, "Dia bukan ... bukan benar-benar mencintai Sasha. Aku harus menyelamatkannya, aku harus melakukan itu ...."Yasmine berusaha menenangkan diri di tengah situasi kacau ini dan menelepon Edgar dengan gemetar. Di sisi lain, Edgar yang telah tidur berbicara dengan suara tidak jelas, "Yasmine, kenapa?""Kak ...." Yasmine bersusah payah menahan kesedihannya, lalu melanjutkan, "Bisakah kamu
Jika memang memungkinkan, Yasmine akan naik sekarang dan tanpa ragu bertengkar dengan Shofan. Akan tetapi, dia bukanlah lawan bagi pria itu. Setelah berpikir sejenak, Yasmine berpura-pura tidak curiga dan bertanya balik, "Sasha sebenarnya membawa Tuan Hanafi ke mana?"Shofan pun menunjuk ke arah tertentu secara acuh tak acuh. Yasmine segera berlari ke arah tersebut. Meskipun dia tidak yakin apakah Shofan benar-benar memberinya petunjuk, itu adalah cara baginya untuk pergi dengan aman.Saat melihat Yasmine makin menjauh, tatapan Shofan pun makin berbinar licik. Segera setelah itu, dia bergumam, "Awalnya, aku masih ingin bermain denganmu lagi, nggak disangka kamu malah menemukan tempat ini. Yasmine, kamu sendiri yang cari mati, jadi jangan menyalahkan diriku yang kejam."Yasmine berjalan di pegunungan sepanjang malam. Dia kelelahan hingga mual, tetapi masih belum menemukan Hanafi.Saat melihat cahaya putih yang perlahan muncul di langit, untuk pertama kalinya Yasmine merasa bahwa sinar m
Yasmine merasa ketakutan. Racun Sasha ternyata berdampak begitu mengerikan. Hanafi telah sepenuhnya terpesona! Apa yang harus dilakukannya? Apa lagi yang bisa dilakukan Yasmine?....Tiba-tiba, suara ular mendesis terdengar. Rasa sakit menyengat dari punggung tangan Yasmine. Saat ini, dia baru tersadar kembali dan menarik ular yang tengah menggigitnya. Dia tidak tidur semalaman dan juga memiliki beban pikiran.Selama membunuh ular, Yasmine kurang berkonsentrasi dan berulang kali digigit. Dia juga terus melakukan kesalahan ketika menguliti ular. Hal ini membuat Shaka murka dan langsung mengusirnya.Yasmine berdiri di luar laboratorium dan merasakan angin dingin dari pegunungan. Dia tanpa sadar menggigil kedinginan. Tiba-tiba, dia meragukan tujuannya datang ke tempat ini. Apakah untuk membayar utang? Dia bukan hanya tidak belajar apa-apa, tetapi malah kehilangan orang yang paling penting.Yasmine kembali ke tempat tinggalnya dalam keadaan linglung. Dia menahan rasa sakit yang bergejolak
Jika mau pergi ke sana, harus dengan persiapan yang matang.Ketika Yasmine keluar dari laboratorium pada malam hari, ternyata Carlos sudah tidak ada di dalam kamar. Yasmine mengepalkan tangan, lalu bersiap membawa jarum perak dan bubuk beracun ke arah yang ditunjuk oleh Carlos.Tidak disangka, di dalam perjalanan terdapat jejak kaki seseorang yang pernah melewati jalur ini. Yasmine mendaki mengikuti jejak tersebut. Setibanya di puncak gunung yang tersembunyi, terlihat ada beberapa rumah bambu di sekitar tempat ini. Rumah bambu ini terlihat sangat bersih. Hal ini menunjukkan bahwa ada penghuninya!Yasmine tertegun karena perasaannya tidak enak. Dia memang khusus datang untuk mencari seseorang dan sudah menduga kejadian yang akan dirinya hadapi. Namun, ketika benar-benar menghadapinya sekarang, dia malah merasa sedikit takut.Yasmine berdiri di sana untuk waktu yang lama. Setelah merasakan kakinya pegal, dia baru mengeluarkan bubuk bius, lalu berjalan ke rumah bambu.Tidak ada cahaya lam