Sesaat melihat Restoran Slov, suasana hati Yasmine yang tadinya telah membaik, kini kembali diselimuti awan mendung."Kenapa? Kamu nggak mau makan di sana?" Raymond menyadari perubahan suasana hati Yasmine.Yasmine menggelengkan kepala. "Nggak. Ayo, aku traktir."Yasmine tidak mau melampiaskan emosinya kepada orang yang tidak bersalah. Jika memang tidak dapat bersama, Yasmine akan merelakannya. Dia tidak ingin masalah ini memengaruhi aspek kehidupannya yang lain.Carlos buru-buru pulang, tetapi Yasmine tidak ada di rumah. Kemudian Carlos menelepon Yasmine, setelah menunggu hampir satu menit, akhirnya Yasmine menjawab panggilan Carlos. "Halo, ada apa?""Jam berapa pulang?" tanya Carlos.Yasmine terdiam selama beberapa detik, lalu menjawab, "Anakku datang, aku harus menemaninya. Aku nggak bisa kembali ke rumah Keluarga Tanuwijaya. Aku akan meminta kakakku untuk melindungimu. Kondisimu sudah membaik, kakakku bisa melanjutkan perawatan selanjutnya."Carlos mengerutkan alis, dia tidak perna
Carlos melihat Matteo sedang duduk di dalam bak mandi yang dipenuhi busa. Tangan Yasmine pun masih berbusa.Dunia serasa berhenti berputar ....Yasmine menarik Carlos. "Lepaskan kakimu.""Uhuk, uhuk ...." Carlos menarik kakinya.Raymond bangkit berdiri, lalu membuang darah yang telah memenuhi mulutnya. Raymond sangat murka, dia bertanya kepada Yasmine, "Ini pasien lemah yang kamu maksud?"Jika Hanafi lemah, lalu apa yang disebut kuat?Yasmine baru menyadari kekuatan Hanafi yang begitu besar. Barusan Hanafi tidak terlihat seperti orang sakit yang lemah."Aku terlalu panik, jadi tidak sadar." Setelah berbicara, Carlos batuk-batuk sambil bertumpu pada tembok dinding.Melihat kondisi Hanafi, Yasmine menepis semua kecurigaan dan menepuk pundaknya. "Ayo, aku papah ke sofa."Yasmine memapah sambil memeluk Carlos ke ruang tamu. Amarah Raymond yang sedang menyeka darah di bibir pun sontak membara. Sekujur tubuhnya bergetar, dia tidak pernah melihat pria yang begitu munafik.Raymond tahu bahwa C
Edgar menjawab panggilan Yasmine, suaranya terdengar lemah. "Yasmine, aku mengalami kecelakaan. Aku harus kembali ke Kota Sulvan untuk mengobati lenganku. Aku tidak bsia membantumu untuk merawat Hanafi."Setelah menutup teleponnya, Yasmine melihat pria yang berbaring lemah di atas sofa. Dia merasa ada yang aneh, tapi sulit untuk menjelaskannya.Yasmine memijat pelipisnya sambil berkata, "Ada Matteo, aku nggak bisa tinggal di rumahmu.""Kamu adalah penyelamatku. Anakmu adalah anakku. Kalian boleh tinggal di rumahku." Carlos tersenyum ramah.Raymond bergidik melihat senyuman palsu Carlos. "Kamu hanyalah pasien Yasmine. Rasanya kurang sopan kalau Yasmine membawa anggota keluarganya tinggal di rumahmu. Apalagi, Matteo tidak terbiasa tinggal di rumah orang asing. Hanafi, pulanglah ke rumahmu sendiri. Tenang saja, setiap hari aku akan mengantar Yasmine ke rumahmu."Carlos menatap Raymond dengan dingin. "Anak dan ibu harus tinggal bersama. Selama ada ibunya, anak itu akan terbiasa. Raymond, k
Satu jam sebelumnya, Matteo tidak sengaja ketumpahan sup. Setelah selesai mandi, Matteo pun kelaparan.Yasmine sedang memaikan Matteo pakaian, lalu mengusap lembutnya dan berkata, "Ayo, makan."Di saat hendak berangkat, tiba-tiba ponsel Matteo berdering. Tertulis jelas nama "Papa" di layar ponsel.Sesaat melihat nama yang tertera di layar ponsel Matteo, perasaan Yasmine terasa agak bergejolak. Sejak memutuskan hubungan, Yasmine sudah satu bulan tidak mendengar kabar Carlos.Yasmine memalingkan wajah dan berkata, "Aku tunggu di luar."Yasmine beranjak ke ruang tamu meninggalkan Matteo sendirian di kamar.Matteo menjawab panggilan ayahnya dan menyapanya dengan lembut, "Papa."Matteo mengira kalau Carlos akan memarahinya karena diam-diam datang ke Kota Kailor."Siapa yang mengizinkanmu mengakui Raymond sebagai ayah angkat?" tanya Carlos.Matteo tersentak, ini adalah rahasia di antaranya dan Raymond. Bagaimana Carlos bisa mengetahuinya?Namun dipikir-pikir, ayahnya adalah dewa yang mengeta
"Tapi anah, kok Carlos bisa tahu kamu menjadikan Matteo sebagai anak angkat?" Yasmine mengerutkan alis.Matteo melambaikan tangan. "Bukan aku yang bilang.""Aku juga nggak bilang." Raymond mencoba menganalisa. "Selain kita bertiga, hanya Hanafi yang mengetahui hal ini."Yasmine tidak percaya, Hanafi bukanlah orang yang banyak mulut. Dia tidak mungkin memberi tahu hal ini kepada Carlos. Apalagi, Hanafi juga tidak mengenal Carlos."Jangan asal menuduh," jawab Yasmine.Raymond mengangkat kedua alis dan menatap Yasmine dengan curiga. Meskipun telah mengusir Hanafi, tanpa sadar Yasmine masih membelanya. Apakah hubungan Yasmine dan Hanafi sungguh hanya sebatas dokter dan pasien?Saat Raymond, Yasmine, dan Matteo keluar dari kamar hotel, pintu kamar yang berada di samping pun terbuka.Carlos muncul sambil bertanya dengan santai, "Kalian mau ke mana?""Restoran," Yasmine menjawab secara spontan. Selang beberapa detik, dia baru sadar bahwa Carlos muncul dari kamar yang berada di samping.Carlos
Melihat begitu banyak makanan yang terbuang, Yasmine tidak tahan dan memukul meja. "Cukup! Kalian berdua nggak mau makan? Kalau nggak mau makan pergi!"Setelah Yasmine marah, Carlos dan Raymond baru berhenti bertengkar. Carlos tidak nafsu makan, dia menatap Raymond dengan penuh kebencian.Setelah makan, Raymond berkata, "Yasmine, mumpung masih awal, aku mau mengajak Matteo main di kamarmu."Raymond berbicara sambil memberikan isyarat mata kepada Matteo.Di saat perjalanan ke restoran, Raymond dan Matteo telah merencanakannya. Matteo mengangguk. "Mama, aku mau main sebentar sama Papi."Yasmine mengusap pipi Matteo sambil mengangguk lembut. "Oke."Raymond melirik Carlos dengan ekspresi menantang.Carlos terdiam selama beberapa detik. Dia "tidak sengaja" menjatuhkan gelas yang ada di samping hingga pecah berkeping-keping. Sesaat menolah ke samping, Yasmine melihat Carlos yang memucat dan hampir terjatuh dari kursi.Respons Yasmine sangat cepat, dia bergegas menarik dan memapah Carlos. Nad
Suara Carlos terdengar dingin, dia bertanya sambil menggertakkan gigi, "Mereka ke mana?"Matteo sama sekali tidak merasa terancam, dia malah menyiram minyak panas ke atas api yang membara. "Papi bilang nggak boleh memberi tahu kamu. Mereka mau bermesraan."Bermesraan? Bagus!Carlos mengeretek jari-jarinya hingga mengeluarkan suara. Kemudian Carlos menatap Matteo dan kembali bertanya, "Kamu sungguh tidak mau memberitahuku?"Matteo membusungkan dadanya. "Tidak!"Carlos membalikkan badan, lalu membanting pintu dan pergi. Madhav terkejut mendengar suara dentuman pintu, dia berkeringat dingin dan ketakutan.Yogi mengenakan topeng kulit dan menyamar menjadi asisten baru Carlos. Sesaat melihat Carlos, Yogi bertanya, "Apakah aku perlu mengutus orang untuk menyelidiki keberadaan Nona Yasmine?""Tidak perlu." Carlos kembali ke kamar dan berganti pakaian. Saat mengenakan ikat pinggang, sorotan mata Carlos kelihatan sangat mengerikan. "Saat memberikan pelajaran kepada anak pembangkang itu."Setela
Di Jalan Banal.Ada banyak orang kaya yang mencari harta karun di pasar ini. Tak hanya orang kaya, orang-orang biasa pun sering datang ke sini untuk meramaikan suasana.Yasmine dan Raymond berjalan di tengah kerumunan dan pergi ke Paviliun Gamen. Baru-baru ini, Paviliun Gamen mendapatkan sebuah karta karun, yaitu Giok Darah.Giok Darah sangat langka, bahkan dalam jangka ratusan tahun pun belum tentu bisa ditemukan. Giok Darah memiliki nilai koleksi sekaligus nilai obat yang sangat tinggi.Meskipun tidak sehebat ginseng merah, Giok Darah memiliki daya tarik yang tinggi. Jika bisa meneliti khasiat Giok Darah, Yasmine dapat melunasi semua utangnya."Aku sudah menghubungi orang Paviliun Gamen, mereka berjanji untuk menjual Giok Darah kepadaku." Raymond yang mencari tahu keberadaan Giok Darah dan memberitahu Yasmine.Setelah membeli Giok Darah, Raymond ingin mengajak Yasmine untuk makan malam romantis dengan ditemani kembang api yang indah.Sekarang tidak ada Carlos, Hanafi juga tidak menge
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe