"Pak Raymond, aku sudah lama mengagumimu. Kalau kamu bersedia menemanimu makan malam, aku akan menjual Giok Darah kepadamu. Bagaimana?"Yasmine membelalak sambil mengaga. Yasmine berdiri mematung di tempat, dia tidak tega melihat Raymond harus menemani wanita itu.Ekspresi Raymond tampak murung. "Pak Victor, kesepakatan kita tidak seperti ini."Victor meminta maaf. "Pak Raymond maafkan aku. Putriku jatuh cinta pada pandangan pertama saat bertemu kamu. Dia merengek dan minta untuk disiapkan makan malam romantis. Kalau aku menolak, dia mau menghancurkan Giok Darah-nya.""Dia adalah putriku satu-satunya. Aku ...." Victor merasa serba salah.Meskipun Victor berbicara seolah tidak bermaksud menyulitkan Raymond, sebenarnya dia sedang mengancam Raymond. Jika Raymond menolak makan malam ini, Victor tidak akan menjual Giok Darah kepadanya.Saking marahnya, rasanya Raymond ingin membalikkan meja makan."Raymond, kita pulang." Yasmine mengalihkan padangannya dari Giok Darah.Meskipun membutuhkan
Yasmine melihat jelas pria berbadan bongsor yang menabrak tubuh Hanafi. Namun Hanafi tidak menghindar, dia berusaha untuk melindungi Yasmine.Hanafi tampak pucat dan lemah, tetapi dia tidak peduli dan malah mengkhawatirkan Yasmine. "Kamu terluka?"Jantung Yasmine berdegup kencang. Seharusnya dia yang bertanya kepada Hanafi."Kita pergi dari sini." Carlos memeluk Yasmine dan membawanya keluar dari keramaian.Jalanan begitu padat, Carlos berusaha memeluk Yasmine seerat mungkin agar tidak terluka. Embusan napas Hanafi yang hangat sontak membuat Yasmine melupakan tubrukan demi tubrukan yang menghantam.Yasmine obat di tubuh Carlos. Walaupun aneh, aroma tersebut bagaimana ulat yang menggelitik hati Yasmine. Setelah beberapa lama, akhirnya Carlos berhasil membawa Yasmine keluar dari tengah kerumunan."Pergilah setelah agak sepi. Aku akan meminta setiap pemilik toko untuk tutup lebih malam," kata Carlos.Pelukan tadi membuat Yasmine tersipu malu. Wajahnya tampak memerah, dia tidak merasa tida
Yasmine mencabut bunga yang diselipkan Carlos ke telinga dan mengembalikannya. "Aku membenci pria hidung belang."Setelah bicara, Yasmine langsung membalikkan badan dan pergi. Carlos berdiri mematung di tempat sambil menatap sosok Yasmine yang perlahan menghilang dari pandangan.Carlos mengerutkan alis, dia tidak memahami maksud Yasmine. Pria hidung belang? Kenapa Yasmine menyebutnya pria hidung belang?....Di hotel, kamar 888.Raymond membuka kotak berisi 30 buah Giok Darah yang didapatkannya dengan susah payah. Awalnya Victor berjanji menjual 8 buah, tetapi alhasil Raymond berhasil mendapatkan 30 buah.Setelah mendapatkan Giok Darah, Yasmine akan segera memulai penelitiannya. Tak hanya bisa membantu masyarakat, Yasmine juga bisa segera melunasi utang-utangnya.Yasmine telah mendapatkan Giok Darah, tetapi laboratorium berada di Kota Sulvan. Yasmine baru akan pulang ke Kota Sulvan beberapa hari lagi.Raymond mengetahui pemikiran Yasmine. "Aku punya vila kosong. Kalau kamu mau, vila it
[ Papa, kamu di mana? ][ Cepat, pikirkan cara! Mama sudah mau membawaku pergi. ][ Papa, kamu bakal kehilangan istrimu! ]Matteo mengulur waktu di toilet, tetapi dia sama sekali tidak mendapatkan balasan dari Carlos.Yasmine sudah mengetuk pintu untuk keenam kalinya. "Matteo, kamu kenapa? Sakit? Mama masuk, ya?"Matteo tidak bisa mengulur waktu lebih lama. Akhirnya dia mengenakan celana dan keluar dari toilet. Dia kelihatan enggan. "Mama, kita tinggal di sini saja. Aku nggak mau tinggal di rumah Papi."Yasmine mengernyit. "Bukannya kamu sangat menyukai Papi? Kenapa sekarang tiba-tiba nggak mau tinggal di rumahnya?"Matteo memutar bola matanya. Karena takut ketahuan membocorkan semuanya kepada Carlos, Matteo menyerah dan mengikuti Yasmine ke rumah Raymond.Matteo menyeret koper kecilnya keluar. Begitu melihat Matteo dan Yasmine, Raymond bergegas membantu mereka untuk menyeret koper. "Ayo, jalan.""Sebentar." Yasmine mengetuk pintu kamar Hanafi.Walaupun agak canggung, Yasmine adalah do
"Raymond, kamu cari mati!"Raymond melepaskan koper yang dipegang. "Memangnya aku takut sama kamu?"Percikan api seakan mengepung keduanya. Yasmine tidak ingin terjadi pertengkaran di tempat umum, dia bergegas menarik pergelangan tangan Raymond.Sesaat melihat tangan Yasmine yang menyentuh pergelangan tangan Raymond, Carlos langsung mengerutkan alis.Raymond terkejut melihat Yasmine yang menarik pergelangan tangannya. Lebih tepatnya, Raymond berbahagia sesaat merasakan sentuhan tangan YasmineYasmine tidak berani menatap mata Carlos. Tangan kanan Yasmine menyeret koper, sedangkan tangan kirinya menarik Raymond, mereka berjalan melewati Carlos. "Kita pergi."Yasmine mengacuhkan Carlos. Carlos sangat marah dan ingin menghentikan Yasmine, tetapi melihat sikap Yasmine, Carlos sendiri pun tak berdaya.Menyakiti Raymond hanya akan membuat Yasmine makin melindunginya.Carlos mengertakkan jari-jarinya. Saat Yasmine melewatinya, Carlos berkata, "Matteo tidak boleh pergi."Yasmine langsung mengh
"Aku sewa rumah sendiri." Yasmine menggertakkan gigi. "Aku hanya akan tinggal berdua bersama Matteo."Meskipun gagal membujuk Yasmine tinggal di rumahnya, Carlos bisa menerima keputusan itu. Carlos mengangguk. "Baik."Lihatlah, Carlos memang sengaja mencari masalah. Meskipun kehidupan Yasmine tidak ada hubungannya dengan Carlos, dia tidak senang melihat Yasmine bahagia.Yasmine sangat kesal dengn sikap Carlos. Yasmine membalikkan badan dan berkata kepada Raymond, "Raymond, nanti aku kirimkan alamat baruku. Tolong hubungi perusahaan alat medis untuk mengantarkan peralatannya ke rumahku."Raymond terpaksa mengangguk, dia sangat membenci Carlos yang telah mengacaukan rencananya.Yasmine membawa Matteo masuk ke dalam mobil, lalu mengirimkan pesannya kepada Hanafi. Di saat bersamaan, ponsel Carlos berdering.Yasmine tersentak, bukankah ini terlalu kebetulan? Yasmine refleks melirik ke arah Carlos. Meskipun mencurigai Carlos, Yasmine berusaha menepis kecurigaannya. Mungkin ini hanya kebetuka
Mata Matteo tampak berbinar-binar, dia berbicara dengan penuh antusias, "Papa nggak pacaran sama Anita. Setelah Papa menjelaskan semua kesalahpahaman ini, kita tetap satu keluarga."Yasmine tercengang mendengarnya. Awalnya hati Yasmine bergejolak, tetapi setelah dipikir-pikir, apa yang masih dinantikannya?Carlos tidak pernah menyangkal hubungannya bersama Anita, dia juga tidak menjelaskan apa pun kepada Yasmine. Paling Carlos hanya membohongi Matteo.Yasmine menyewa rumah full furnished yang telah dilengkapi perabotan. Setelah merapikan peralatan laboratorium, hari sudah sore, waktunya memberikan obat kepada Hanafi.Yasmine buru-buru berjalan memasuki vila yang familier ini. Tadi malam Yasmine memarahi Hanafi pria hidung belang dan mereka berpisah dalam keadaan tidak menyenangkan. Sesaat bertemu kembali, Yasmine merasa agak canggung.Di saat sedang mengumpulkan keberanian untuk menemui Hanafi, Yasmine malah melihat Renata yang sedang mencari sesuatu di ruang kerja.Yasmine tersentak d
Hanafi buru-buru mengejar Yasmine dan menarik pergelangan tangannya. "Aku bukan pria hidung belang!"Yasmine berusaha menepis tangan Hanafi, tetapi Hanafi malah menggenggamnya semakin erat. Hanafi berdiri tepat di depan wajah Yasmine yang hanya berjarak kurang dari 10 cm.Mata Hanafi bagaikan pusaran badai yang siap menelan Yasmine. "Di dalam hidupku, aku hanya mencintai satu orang."Ketika menghadapi tatapan Hanafi, Yasmine rasa merasa bahwa Hanafi hanya mencintainya seorang. Namun akal sehat segera menyadarkan Yasmine dari mimpinya. Semua ini adalah kebohongan.Hanafi tidak pernah mencintai Yasmine, dia hanya pandai bersandiwara."Hanafi, apakah menurutmu ini adil bagi dia?" tanya Yasmine."Siapa?" Carlos mengerutkan alis.Di saat bersamaan, Renata keluar dari ruang kerja. Yasmine langsung mengempaskan tangan dan mendorong Hanafi sekuat tenaga.Yasmine merasa bersala dan menyesal. "Renata, jangan salah paham! Tadi aku lagi memeriksa denyut nadi Hanafi."Ketika menyadari keberadaan Re
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe