Yasmine berencana menanyakan masalah calon istri Carlos secara langsung.Yasmine tidak menyangka perasaannya terhadap Carlos, dia juga tidak membantah aroma kemesraan yang memercik di antara mereka. Namun sebelum semuanya berkembang lebih jauh, Yasmine harus memastikan kalau calon istri Carlos hanyalah sebuah kebohongan.Pada sore hari, Yasmine pergi ke kantor Grup Tanuwijaya. Yasmine menjemput Hanafi untuk malam bersama di sebuah restoran yang telah ditentukan.Carlos menutup semua dokumen dan laptopnya. "Pulang."Jeff tercengang mendengarnya. Pulang?Tak hanya Jeff, karyawan yang lain pun membelalak melihat Carlos yang pulang seawal ini. Carlos melangkah dengan percaya diri sambil tersenyum kecil.Yasmine inisiatif mengajak Carlos makan malam, berarti da kemajuan dalam hubungan mereka. Carlos sudah lama menantikan hari ini.Carlos harus memanfaatkan kesempatan ini untuk menjajaki tahap yang lebih serius.Ketika Carlos tiba di lobi kantor dan hendak masuk ke dalam mobil untuk pergi me
Carlos membawa Renata ke pinggiran Kota Kailor."Kak, ngapain membawaku ke sini." Renata bingung, suaranya terdengar lemah dan penuh ketakutan.Setelah satu bulan tidak bertemu, pria yang dicintainya telah berubah menjadi sosok lain yang tak dikenal. Sekarang dia berubah menjadi dingin, berbahaya, mengerikan, dan asing. Renata sama sekali tidak menemukan keintiman di diri Tristan.Carlos mengabaikan pertanyaan Renata, lalu keluar dari mobil dan beranjak masuk ke dalam sebuah rumah sederhana yang letaknya sangat terpencil.Renata gugup melihat rumah asing yang ada di hadapannya. Saking takutnya, Renata sempat berpikir untuk melarikan diri.Hanya saja, perasaan Renata terhadap Tristan tidak bisa dilenyapkan begitu saja. Tidak peduli seperti apa sikap Tristan, Renata tidak akan melarikan diri dan memutuskan hubungan mereka.Akhirnya Renata memberanikan diri untuk keluar dari mobil, lalu mengikuti Tristan masuk ke dalam rumah tersebut.Sesaat memasuki sebuah kamar, Renata terkejut melihat
Sesaat melihat Restoran Slov, suasana hati Yasmine yang tadinya telah membaik, kini kembali diselimuti awan mendung."Kenapa? Kamu nggak mau makan di sana?" Raymond menyadari perubahan suasana hati Yasmine.Yasmine menggelengkan kepala. "Nggak. Ayo, aku traktir."Yasmine tidak mau melampiaskan emosinya kepada orang yang tidak bersalah. Jika memang tidak dapat bersama, Yasmine akan merelakannya. Dia tidak ingin masalah ini memengaruhi aspek kehidupannya yang lain.Carlos buru-buru pulang, tetapi Yasmine tidak ada di rumah. Kemudian Carlos menelepon Yasmine, setelah menunggu hampir satu menit, akhirnya Yasmine menjawab panggilan Carlos. "Halo, ada apa?""Jam berapa pulang?" tanya Carlos.Yasmine terdiam selama beberapa detik, lalu menjawab, "Anakku datang, aku harus menemaninya. Aku nggak bisa kembali ke rumah Keluarga Tanuwijaya. Aku akan meminta kakakku untuk melindungimu. Kondisimu sudah membaik, kakakku bisa melanjutkan perawatan selanjutnya."Carlos mengerutkan alis, dia tidak perna
Carlos melihat Matteo sedang duduk di dalam bak mandi yang dipenuhi busa. Tangan Yasmine pun masih berbusa.Dunia serasa berhenti berputar ....Yasmine menarik Carlos. "Lepaskan kakimu.""Uhuk, uhuk ...." Carlos menarik kakinya.Raymond bangkit berdiri, lalu membuang darah yang telah memenuhi mulutnya. Raymond sangat murka, dia bertanya kepada Yasmine, "Ini pasien lemah yang kamu maksud?"Jika Hanafi lemah, lalu apa yang disebut kuat?Yasmine baru menyadari kekuatan Hanafi yang begitu besar. Barusan Hanafi tidak terlihat seperti orang sakit yang lemah."Aku terlalu panik, jadi tidak sadar." Setelah berbicara, Carlos batuk-batuk sambil bertumpu pada tembok dinding.Melihat kondisi Hanafi, Yasmine menepis semua kecurigaan dan menepuk pundaknya. "Ayo, aku papah ke sofa."Yasmine memapah sambil memeluk Carlos ke ruang tamu. Amarah Raymond yang sedang menyeka darah di bibir pun sontak membara. Sekujur tubuhnya bergetar, dia tidak pernah melihat pria yang begitu munafik.Raymond tahu bahwa C
Edgar menjawab panggilan Yasmine, suaranya terdengar lemah. "Yasmine, aku mengalami kecelakaan. Aku harus kembali ke Kota Sulvan untuk mengobati lenganku. Aku tidak bsia membantumu untuk merawat Hanafi."Setelah menutup teleponnya, Yasmine melihat pria yang berbaring lemah di atas sofa. Dia merasa ada yang aneh, tapi sulit untuk menjelaskannya.Yasmine memijat pelipisnya sambil berkata, "Ada Matteo, aku nggak bisa tinggal di rumahmu.""Kamu adalah penyelamatku. Anakmu adalah anakku. Kalian boleh tinggal di rumahku." Carlos tersenyum ramah.Raymond bergidik melihat senyuman palsu Carlos. "Kamu hanyalah pasien Yasmine. Rasanya kurang sopan kalau Yasmine membawa anggota keluarganya tinggal di rumahmu. Apalagi, Matteo tidak terbiasa tinggal di rumah orang asing. Hanafi, pulanglah ke rumahmu sendiri. Tenang saja, setiap hari aku akan mengantar Yasmine ke rumahmu."Carlos menatap Raymond dengan dingin. "Anak dan ibu harus tinggal bersama. Selama ada ibunya, anak itu akan terbiasa. Raymond, k
Satu jam sebelumnya, Matteo tidak sengaja ketumpahan sup. Setelah selesai mandi, Matteo pun kelaparan.Yasmine sedang memaikan Matteo pakaian, lalu mengusap lembutnya dan berkata, "Ayo, makan."Di saat hendak berangkat, tiba-tiba ponsel Matteo berdering. Tertulis jelas nama "Papa" di layar ponsel.Sesaat melihat nama yang tertera di layar ponsel Matteo, perasaan Yasmine terasa agak bergejolak. Sejak memutuskan hubungan, Yasmine sudah satu bulan tidak mendengar kabar Carlos.Yasmine memalingkan wajah dan berkata, "Aku tunggu di luar."Yasmine beranjak ke ruang tamu meninggalkan Matteo sendirian di kamar.Matteo menjawab panggilan ayahnya dan menyapanya dengan lembut, "Papa."Matteo mengira kalau Carlos akan memarahinya karena diam-diam datang ke Kota Kailor."Siapa yang mengizinkanmu mengakui Raymond sebagai ayah angkat?" tanya Carlos.Matteo tersentak, ini adalah rahasia di antaranya dan Raymond. Bagaimana Carlos bisa mengetahuinya?Namun dipikir-pikir, ayahnya adalah dewa yang mengeta
"Tapi anah, kok Carlos bisa tahu kamu menjadikan Matteo sebagai anak angkat?" Yasmine mengerutkan alis.Matteo melambaikan tangan. "Bukan aku yang bilang.""Aku juga nggak bilang." Raymond mencoba menganalisa. "Selain kita bertiga, hanya Hanafi yang mengetahui hal ini."Yasmine tidak percaya, Hanafi bukanlah orang yang banyak mulut. Dia tidak mungkin memberi tahu hal ini kepada Carlos. Apalagi, Hanafi juga tidak mengenal Carlos."Jangan asal menuduh," jawab Yasmine.Raymond mengangkat kedua alis dan menatap Yasmine dengan curiga. Meskipun telah mengusir Hanafi, tanpa sadar Yasmine masih membelanya. Apakah hubungan Yasmine dan Hanafi sungguh hanya sebatas dokter dan pasien?Saat Raymond, Yasmine, dan Matteo keluar dari kamar hotel, pintu kamar yang berada di samping pun terbuka.Carlos muncul sambil bertanya dengan santai, "Kalian mau ke mana?""Restoran," Yasmine menjawab secara spontan. Selang beberapa detik, dia baru sadar bahwa Carlos muncul dari kamar yang berada di samping.Carlos
Melihat begitu banyak makanan yang terbuang, Yasmine tidak tahan dan memukul meja. "Cukup! Kalian berdua nggak mau makan? Kalau nggak mau makan pergi!"Setelah Yasmine marah, Carlos dan Raymond baru berhenti bertengkar. Carlos tidak nafsu makan, dia menatap Raymond dengan penuh kebencian.Setelah makan, Raymond berkata, "Yasmine, mumpung masih awal, aku mau mengajak Matteo main di kamarmu."Raymond berbicara sambil memberikan isyarat mata kepada Matteo.Di saat perjalanan ke restoran, Raymond dan Matteo telah merencanakannya. Matteo mengangguk. "Mama, aku mau main sebentar sama Papi."Yasmine mengusap pipi Matteo sambil mengangguk lembut. "Oke."Raymond melirik Carlos dengan ekspresi menantang.Carlos terdiam selama beberapa detik. Dia "tidak sengaja" menjatuhkan gelas yang ada di samping hingga pecah berkeping-keping. Sesaat menolah ke samping, Yasmine melihat Carlos yang memucat dan hampir terjatuh dari kursi.Respons Yasmine sangat cepat, dia bergegas menarik dan memapah Carlos. Nad