Saat ini, Yasmine memang membutuhkan 600 triliun. Awalnya, Yasmine berencana memakai obat yang dihasilkan dari ginseng merah untuk menghasilkan uang dan membayar utangnya. Namun, dia sudah memberikan ginseng merah kepada Hanafi sehingga herbal ini tidak cukup digunakan untuk penelitian lagi.Enam ratus triliun adalah nominal yang sangat besar. Sulit memikirkan cara untuk mendapatkan uang sebanyak ini. Akan tetapi, Yasmine langsung menolak tanpa ragu saat menghadapi godaan seperti ini. Yasmine berkata, "Nyawa manusia nggak bisa dinilai dengan uang.""Tuan Muda Hadianto, bagaimanapun, Tuan Muda Hanafi adalah saudara kandungmu. Memangnya kamu nggak merasa bersalah kalau terus mengharapkan dia mati?" lanjut Yasmine.Senyuman palsu di wajah Hadianto langsung menghilang. Dia menatap Yasmine dengan garang dan mengancam, "Dasar wanita nggak tahu diri!"Yasmine menyahut dengan datar, "Maaf, aku nggak tertarik dengan tawaranmu."Hadianto sangat murka. Dia menendang tong sampah di samping dan ber
Carlos mengangkat tangannya agar Yasmine bisa membantu menyingsingkan lengan bajunya. Terlihat lengan yang sangat kurus hingga hampir tersisa tulang. Yasmine memang bukan pertama kali melihat lengan seperti ini, tetapi dia tetap terkejut dan merasa sedih.Yasmine mengangkat pergelangan tangan Carlos dengan terampil, lalu menggambar titik-titik merah kecil di lengannya. Setelah itu, dia menginstruksi, "Ulurkan tangan yang satu lagi."Mendengar ini, Carlos pun mengulurkan tangan yang satunya lagi, tetapi tangannya tidak sengaja menyentuh telapak tangan Yasmine. Telapak tangan Carlos yang sangat lebar terasa begitu hangat. Yasmine sontak tertegun saat merasakan kulit telapak tangannya seolah-olah terbakar api. Sensasi ini membuat hatinya merasakan kehangatan.Yasmine sangat familier dengan perasaan ini sehingga tidak langsung menarik tangannya. Sebaliknya, dia menatap Carlos dengan heran. Ketika melihat sorot mata Carlos yang dalam, Yasmine seketika tertegun. Apakah dia mengenal pria ini
Tidak perlu ditebak lagi, ini pasti rencana Hadianto. Demi menghalangi Yasmine menyembuhkan Hanafi, Hadianto benar-benar bertindak kejam. Dia bahkan tega menyakiti anak berusia 8 tahun."Kalian bisa membawa anak ini ke rumah sakit untuk memeriksa kondisinya. Nanti, kalian bisa tahu apa aku salah mengobatinya atau nggak," kata Yasmine.Yasmine menenangkan dirinya, lalu memandang sekelompok orang itu tanpa rasa takut sembari melanjutkan, "Kalau masalah ini nggak ada hubungannya denganku, jangan harap kalian bisa mengusirku dari kediaman ini. Selain itu, Keluarga Handoyo akan meminta pertanggungjawaban karena kalian sudah merusak reputasiku!"Keluarga Handoyo memang tidak sekuat Keluarga Tanuwijaya, tetapi kemampuan medis mereka sangat terkenal di seluruh dunia dan memiliki pengaruh besar. Jika Keluarga Handoyo benar-benar mempermasalahkannya, Keluarga Tanuwijaya juga akan celaka. Raut wajah Francis menjadi muram saat memikirkan ini. Dia sedang mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dar
Gayatri pasti pergi ke dapur untuk menambahkan daun teratai.Yasmine berkata dengan geram, "Ini jebakan! Bukan aku yang mencelakai Tuan Muda Hanafi, aku bisa menyelamatkan dia. Kalian jangan tertipu orang yang berniat jahat. Kalau menunda waktu lagi, nyawa Tuan Muda Hanafi akan terancam.""Orang yang berniat mencelakai Hanafi cuma kamu," ucap Hadianto sambil menatap Yasmine dengan dingin. Dia tiba-tiba mencengkeram bahu Yasmine dan menariknya keluar dengan kasar.Hadianto berseru, "Kalau bukan karena situasinya terdesak, aku pasti akan memenjarakanmu. Cepat pergi, jangan halangi pengobatan Hanafi!""Lepaskan aku!" teriak Yasmine. Dia mengangkat tangan dan berniat menusuk Hadianto dengan jarum.Namun, Hadianto sudah membuat persiapan sejak awal dan segera melepaskan Yasmine. Pada saat yang sama, beberapa pengawal Keluarga Tanuwijaya bergegas datang dan menahan Yasmine.Hadianto tersenyum puas dan berkata, "Nona Yasmine, seharusnya kamu nggak ikut campur masalah ini. Bukannya kamu rugi b
"Pengawal, bawakan peti mati yang kubuat untuk Hanafi!" perintah Hadianto.Mendengar kata "peti mati", Arsyana makin gemetaran dan terduduk lemas di lantai. "Nggak boleh! Dia nggak boleh mati!"Arsyana meraih ujung celana Hadianto dengan gemetaran sembari melanjutkan, "Hadianto, cepat cari orang untuk menyelamatkannya. Kalau Hanafi mati, Keluarga Tanuwijaya akan hancur. Kita semua akan hancur! Dia sebenarnya ....""Dia nggak bisa selamat lagi!" Hadianto menyeringai karena merasa puas, lalu menambahkan, "Menyerahlah! Nggak ada gunanya memanggil Yasmine kemari. Dokter terhebat di dunia pun nggak akan mungkin bisa menyelamatkan Hanafi!"Darah mengalir dari sudut bibir Carlos, membuat wajah pucatnya terlihat makin mencolok. Kedua lengannya kini terkulai lemas ...."Ah!" Arsyana berteriak dengan histeris, seolah-olah dunia akan segera kiamat. Dia seketika pingsan karena terkejut."Dasar nggak berguna," ucap Hadianto sambil mencibir. Dia menatap monitor EKG dengan senang karena tidak sabar u
Yasmine sangat takut pria ini mati. Dia bergumam, "Tuan Muda, kamu nggak boleh mati, nggak boleh …."Yasmine tidak tahu kenapa dirinya merasa sangat takut. Namun, satu hal yang dia tahu pasti bahwa dirinya tidak bisa menerima kematian pria ini.Setelah kehilangan kendali untuk sesaat, Yasmine memeriksa denyut nadi Carlos dengan gemetaran. Hasilnya adalah penyakit pria ini sangat parah dan bisa meninggal kapan saja! Mungkin, sebentar lagi dia akan menghembuskan napas terakhirnya. Jika Carlos tidak bisa bertahan, pengobatan Yasmine juga akan sia-sia."Tuan Muda, aku sudah datang! Apa kamu bisa mendengarku? Aku sudah datang, tolong bertahan. Aku nggak akan membiarkanmu mati. Aku akan menyelamatkanmu!" ucap Yasmine dengan berderai air mata. Sekujur tubuhnya gemetaran."Jangan ...." Carlos menggerakkan bibir pucatnya dengan perlahan dan berkata dengan suara lemah, "Jangan ... menangis ...."Mendengar ini, Yasmine seketika menemukan secercah harapan. Matanya berkaca-kaca sehingga tidak bisa
Carlos menatap sekeliling dengan dingin. Tatapannya akhirnya tertuju pada Hadianto. Melihat ini, Hadianto sontak membeku dan gemetaran. Sorot mata ini tidak menunjukkan sifat Hanafi yang lembut, melainkan terlihat sangat berbahaya dan menakutkan!"Berengsek!" teriak Carlos dengan niat membunuh yang melonjak. Carlos duduk dan hendak turun dari ranjangnya untuk membunuh Hadianto. Raut wajahnya sangat galak bagaikan penguasa neraka, membuat orang yang melihatnya bergidik ngeri.Namun, tubuhnya yang lemah membuatnya tidak bisa berdiri stabil. Dia tiba-tiba kehilangan tenaga dan terjatuh ke arah Yasmine. Melihat ini, Yasmine segera memapah Carlos sambil berkata dengan marah, "Tubuhmu masih sangat lemah, jangan banyak bergerak dulu."Raut wajah Carlos makin muram karena kesal dengan tubuhnya yang menjadi selemah ini! Di sisi lain, Hadianto menghela napas lega, seolah-olah berhasil lolos dari kematian. Dia menyeka keringat yang ada di dahinya dengan panik. Dalam hatinya, dia merasa senang kar
Jika bukan karena Hanafi sampai nekat mengancam Hadianto, Yasmine juga tidak perlu pergi ke kantor polisi. Apakah masih perlu ucapan terima kasih di antara mereka? Ketika Carlos baru saja hendak berbicara, tiba-tiba sekujur tubuhnya terasa lemas dan kepalanya mendadak pusing. Akhirnya, Carlos terkapar lemas di atas ranjang.Melihat raut Yasmine yang cemas, Carlos tersenyum getir sambil bertanya, "Aku sudah mau meninggal, ya?"Sehebat apa pun keterampilan medis Yasmine, tetap saja dia tidak akan bisa mengobati Carlos yang terkena racun dalam kondisi seperti ini. Carlos sangat memahami kondisinya saat ini, sehingga dia juga tidak lagi berjuang melawannya."Bicara apa kamu? Sudah kubilang, kalau ada aku, kamu nggak akan mati." Yasmine menarik sebuah selimut untuk menutupi tubuh Carlos dan melanjutkan, "Meskipun racun kali ini sangat berbahaya, setidaknya ada berkah terselubung dalam kejadian kali ini. Ini bisa mengeluarkan semua energi lemah dalam tubuhmu.""Sekarang aku yakin bisa memper