Saat Yasmine hampir menyentuh nadi Hanafi, pria itu tiba-tiba menarik tangannya kembali. Hanafi sangat marah dan berbicara dengan nada keras, "Aku sudah bilang nggak perlu! Aku sudah menerima takdirku yang tak terhindarkan ini. Aku nggak membutuhkan harapan palsu dari siapa pun. Nona Yasmine, silakan pergi!"Lantaran berbicara terlalu cepat, hal itu membuatnya merasa sesak nafas dan batuk tanpa henti. Di balik topeng, beberapa jejak darah merah tampak mengalir keluar. Arsyana yang melihat ini merasa sangat tidak tega. Dia segera menenangkan Hanafi, lalu berseru dengan cemas pada waktu bersamaan, "Nona Yasmine, tolong keluar dulu!""Aku ...." Yasmine tidak tahu harus berkata apa. Sebagai seorang dokter, tentu sangat baik apabila dia bisa merawat Hanafi pada situasi ini. Namun, pelayan juga telah masuk untuk menariknya keluar secara paksa.Setelah Yasmine keluar dari kamar, Hanafi akhirnya melepaskan topengnya dan menunjukkan wajah yang tampan dan pucat pasi. Dia menyeka noda darah di su
"Dia baru saja tidur," jawab Arsyana yang melihat Yasmine dengan ragu-ragu. Setelah merenung selama beberapa saat, dia pun melanjutkan, "Nona Yasmine, aku sangat berterima kasih karena kamu bersedia datang untuk merawat putraku."Kemudian, Arsyana menjelaskan, "Tapi, kamu juga sudah melihat kondisinya sendiri. Saat ini, Hanafi sangat menderita dan sudah menyerah pada dirinya sendiri. Dia nggak ingin menerima perawatan apa pun lagi."Yasmine yang terkejut pun bertanya, "Nyonya Arsyana, apakah kamu sedang menyuruhku pergi?" Saat mendengar pertanyaannya, Arsyana mengedipkan matanya dengan ekspresi yang merasa bersalah.Setelah itu, Arsyana menjelaskan dengan gigih, "Ini karena emosi putraku yang terlalu nggak stabil. Aku juga nggak bisa membujuknya. Mohon maaf, Nona Yasmine. Bisakah kamu datang lagi dalam beberapa hari?"Yasmine mengernyit makin dalam karena sangat terkejut dengan perkataan Arsyana. Kondisi kesehatan Tuan Tanuwijaya sudah sangat parah dan tidak mungkin bisa bertahan lebih
Arsyana mengejar Yasmine. Begitu tiba di koridor, seorang pria asing bertubuh jangkung tiba-tiba menariknya. Dia berteriak, "Siapa kamu? Lepaskan aku ... um!"Mulut Arsyana ditutup oleh pria itu, lalu dia ditarik ke sebuah ruangan. Krek! Pintu seketika ditutup."Um, um!" Ekspresi Arsyana tampak ketakutan. Dia terus meronta-ronta. Ini adalah kediaman Keluarga Tanuwijaya, bagaimana mungkin ada penjahat yang menyelinap masuk untuk mencelakainya? Jangan-jangan, Hadianto yang menyusun semua ini?"Ibu." Terlihat Hanafi yang duduk di kursi roda juga berada di ruangan yang sama. Dia berkata dengan lirih, "Jangan bersuara."Arsyana menjadi makin terkejut saat melihat Hanafi juga berada di sini. Namun, ketika melihat anaknya ini memperlihatkan senyuman bahagia yang sudah lama tidak dilihatnya, dia pun merasa heran. Apa yang sebenarnya terjadi?"Tuan Carlos sudah datang, ini asistennya," jelas Hanafi.Yogi baru melepaskan Arsyana, lalu meminta maaf dengan sopan, "Nyonya, maafkan aku. Situasi tadi
Ginseng merah sudah di tangan Yasmine. Dia bukan hanya bisa memperpanjang usia Carlos, tetapi mungkin bisa menciptakan keajaiban dengan membuatnya tetap hidup!Jika hari itu benar-benar tiba ... Carlos tentu bisa bersama Yasmine lagi. Mereka tidak akan dipisahkan oleh maut lagi!Setelah keluar dari kamar, Yasmine langsung bertemu dengan Arsyana. Dia menatap Yasmine dengan gugup sambil bertanya, "Nona, aku nggak mendengar suara pertengkaran dari kamar, makanya nggak masuk lagi. Apa kamu berhasil membujuk putraku?"Yasmine mengangguk, lalu bertanya, "Nyonya, apa ada stok herbal di kediaman kalian?"Hanafi sudah sakit selama 2 bulan dan kamarnya dipenuhi aroma herbal. Seharusnya, dia sudah sering mengonsumsi obat-obatan. Pasti ada banyak herbal di kediaman ini, jadi Yasmine bisa meresepkannya dengan mudah.Di luar dugaan, Arsyana malah menjawab, "Nggak ada, Nona butuh herbal apa? Aku akan menyuruh orang membelinya."Yasmine agak kaget mendengarnya, tetapi dia tidak memperlihatkan keterkej
Yasmine mengikuti Arsyana ke ruang tamu. Setelah menunggu sesaat, terlihat Hadianto yang datang terlambat. Ketika melihat Yasmine, Hadianto langsung menyunggingkan senyuman nakal dan berkata, "Aku dengar Nona Keluarga Handoyo datang untuk mengobati Hanafi, ternyata memang benar.""Kamu masih begitu muda, tapi begitu yakin bisa menolong orang yang akan segera dijemput malaikat maut? Memang bagus kalau percaya diri. Tapi, kalau nggak tahu diri dan gagal menyelamatkan adikku, reputasi Keluarga Handoyo yang akan rusak. Kalau seperti itu, kalian yang akan rugi," lanjut Hadianto.Nada bicaranya yang terdengar menyerang ini seolah-olah sudah tidak sabar untuk mengusir Yasmine pulang dan tidak perlu mengobati Hanafi lagi. Permusuhan yang ditunjukkan terlalu jelas. Yasmine pun mulai curiga bahwa Hanafi diperlakukan sangat buruk di keluarga ini."Berhasil atau nggak, semua harus dicoba," sahut Yasmine.Hadianto menyindir dengan sinis, "Kalau begitu, mari kita lihat, apakah Hanafi akan menghancur
Saat ini, Francis baru menengadah menatap Yasmine. Tatapannya tampak misterius, tidak ada yang tahu apakah dia merasa senang atau marah. Akan tetapi, dia tidak berbicara, tidak menyetujui, bahkan tidak melarang.Yasmine pun menganggap bahwa pria ini telah menyetujuinya sehingga langsung berbalik dan pergi. Di belakangnya, terdengar suara dingin Hadianto. "Kalau Hanafi benar-benar bisa bertahan hidup, itu artinya ilmu medis Keluarga Handoyo sangat hebat."Hadianto mengatakannya dengan nada menyindir dan dipenuhi amarah, membuat Yasmine langsung bergidik ngeri. Kemudian, dia bergegas meninggalkan ruang makan.Setelah kembali ke halaman kediaman Hanafi, Yasmine langsung masuk ke kamar untuk meneliti resep yang sesuai. Beberapa jam kemudian, dia baru selesai meresepkan obat.Yasmine menyerahkan resep tersebut kepada Gayatri, menyuruhnya untuk membeli obat. Melihat ini, Gayatri mengambil dan melirik sekilas, lalu menghina, "Lagi-lagi penipu. Tuan Muda Hanafi sudah mau mati, jadi mudah ditip
Yasmine akhirnya keluar untuk membeli obat. Setelah kembali dan memasak obat sendirian sampai selesai, dia baru melihat Gayatri berjalan pulang dengan santai.Ketika melihat Yasmine di dapur, Gayatri mengernyit sambil bertanya, "Nona, apa yang kamu masak?"Sesudah menuangkan obat ke mangkuk, Yasmine baru menjawabnya, "Obat.""Obat untuk Tuan Muda Hanafi?" tanya Gayatri lagi dengan ekspresi jengkel. Dia bahkan menggoyang plastik di tangannya dan meneruskan, "Kalau begitu, untuk apa kamu menyuruhku membeli obat?"Berani sekali pelayan ini menyalahkannya! Yasmine melirik jam di dinding, lalu menimpali, "Aku sudah membeli obat dan selesai memasaknya, tapi kamu baru pulang. Ini berhubungan dengan nyawa, nggak seharusnya ditunda sedetik pun. Bibi Gayatri, apa maksudmu dengan pulang selambat ini?"Gayatri langsung tidak berani menatap Yasmine. Dia menggertakkan giginya, lalu menjelaskan, "Aku ... aku ada sedikit masalah saat perjalanan tadi.""Hal apa yang lebih penting dari penyakit Tuan Mud
Yasmine yang perasaannya campur aduk pun bangkit dan duduk di sofa. Kemudian, dia berpesan, "Istirahatlah dengan baik."Sejak putus dengan Carlos, Yasmine memang terlihat tetap tegar. Namun, nyatanya dia tidak pernah tidur nyenyak saat malam hari. Kesedihan terus menyelimuti hatinya. Meskipun tertidur, dia selalu bermimpi buruk.Malam ini, ketika melihat situasi Hanafi yang berangsur membaik, entah mengapa perasaan Yasmine menjadi sangat tenang. Dia tanpa sadar tertidur, bahkan tidurnya benar-benar pulas.Ketika membuka mata, langit sudah terang, bahkan ada selimut tipis di atas tubuhnya. Yasmine agak terkejut. Hanya ada mereka berdua di kamar ini, apakah Hanafi yang menyelimutinya? Semalam, pria ini sakit sampai tidak bisa bangkit. Sekarang ...."Tuan Muda, bagaimana kondisimu?" tanya Yasmine yang buru-buru berjalan ke sisi ranjang. Sesudah itu, dia buru-buru memeriksa denyut nadi Carlos.Carlos yang duduk di ranjang pun menunduk, menatap Yasmine yang memeriksanya. Dia tersenyum lembu
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe