Ginseng merah sudah di tangan Yasmine. Dia bukan hanya bisa memperpanjang usia Carlos, tetapi mungkin bisa menciptakan keajaiban dengan membuatnya tetap hidup!Jika hari itu benar-benar tiba ... Carlos tentu bisa bersama Yasmine lagi. Mereka tidak akan dipisahkan oleh maut lagi!Setelah keluar dari kamar, Yasmine langsung bertemu dengan Arsyana. Dia menatap Yasmine dengan gugup sambil bertanya, "Nona, aku nggak mendengar suara pertengkaran dari kamar, makanya nggak masuk lagi. Apa kamu berhasil membujuk putraku?"Yasmine mengangguk, lalu bertanya, "Nyonya, apa ada stok herbal di kediaman kalian?"Hanafi sudah sakit selama 2 bulan dan kamarnya dipenuhi aroma herbal. Seharusnya, dia sudah sering mengonsumsi obat-obatan. Pasti ada banyak herbal di kediaman ini, jadi Yasmine bisa meresepkannya dengan mudah.Di luar dugaan, Arsyana malah menjawab, "Nggak ada, Nona butuh herbal apa? Aku akan menyuruh orang membelinya."Yasmine agak kaget mendengarnya, tetapi dia tidak memperlihatkan keterkej
Yasmine mengikuti Arsyana ke ruang tamu. Setelah menunggu sesaat, terlihat Hadianto yang datang terlambat. Ketika melihat Yasmine, Hadianto langsung menyunggingkan senyuman nakal dan berkata, "Aku dengar Nona Keluarga Handoyo datang untuk mengobati Hanafi, ternyata memang benar.""Kamu masih begitu muda, tapi begitu yakin bisa menolong orang yang akan segera dijemput malaikat maut? Memang bagus kalau percaya diri. Tapi, kalau nggak tahu diri dan gagal menyelamatkan adikku, reputasi Keluarga Handoyo yang akan rusak. Kalau seperti itu, kalian yang akan rugi," lanjut Hadianto.Nada bicaranya yang terdengar menyerang ini seolah-olah sudah tidak sabar untuk mengusir Yasmine pulang dan tidak perlu mengobati Hanafi lagi. Permusuhan yang ditunjukkan terlalu jelas. Yasmine pun mulai curiga bahwa Hanafi diperlakukan sangat buruk di keluarga ini."Berhasil atau nggak, semua harus dicoba," sahut Yasmine.Hadianto menyindir dengan sinis, "Kalau begitu, mari kita lihat, apakah Hanafi akan menghancur
Saat ini, Francis baru menengadah menatap Yasmine. Tatapannya tampak misterius, tidak ada yang tahu apakah dia merasa senang atau marah. Akan tetapi, dia tidak berbicara, tidak menyetujui, bahkan tidak melarang.Yasmine pun menganggap bahwa pria ini telah menyetujuinya sehingga langsung berbalik dan pergi. Di belakangnya, terdengar suara dingin Hadianto. "Kalau Hanafi benar-benar bisa bertahan hidup, itu artinya ilmu medis Keluarga Handoyo sangat hebat."Hadianto mengatakannya dengan nada menyindir dan dipenuhi amarah, membuat Yasmine langsung bergidik ngeri. Kemudian, dia bergegas meninggalkan ruang makan.Setelah kembali ke halaman kediaman Hanafi, Yasmine langsung masuk ke kamar untuk meneliti resep yang sesuai. Beberapa jam kemudian, dia baru selesai meresepkan obat.Yasmine menyerahkan resep tersebut kepada Gayatri, menyuruhnya untuk membeli obat. Melihat ini, Gayatri mengambil dan melirik sekilas, lalu menghina, "Lagi-lagi penipu. Tuan Muda Hanafi sudah mau mati, jadi mudah ditip
Yasmine akhirnya keluar untuk membeli obat. Setelah kembali dan memasak obat sendirian sampai selesai, dia baru melihat Gayatri berjalan pulang dengan santai.Ketika melihat Yasmine di dapur, Gayatri mengernyit sambil bertanya, "Nona, apa yang kamu masak?"Sesudah menuangkan obat ke mangkuk, Yasmine baru menjawabnya, "Obat.""Obat untuk Tuan Muda Hanafi?" tanya Gayatri lagi dengan ekspresi jengkel. Dia bahkan menggoyang plastik di tangannya dan meneruskan, "Kalau begitu, untuk apa kamu menyuruhku membeli obat?"Berani sekali pelayan ini menyalahkannya! Yasmine melirik jam di dinding, lalu menimpali, "Aku sudah membeli obat dan selesai memasaknya, tapi kamu baru pulang. Ini berhubungan dengan nyawa, nggak seharusnya ditunda sedetik pun. Bibi Gayatri, apa maksudmu dengan pulang selambat ini?"Gayatri langsung tidak berani menatap Yasmine. Dia menggertakkan giginya, lalu menjelaskan, "Aku ... aku ada sedikit masalah saat perjalanan tadi.""Hal apa yang lebih penting dari penyakit Tuan Mud
Yasmine yang perasaannya campur aduk pun bangkit dan duduk di sofa. Kemudian, dia berpesan, "Istirahatlah dengan baik."Sejak putus dengan Carlos, Yasmine memang terlihat tetap tegar. Namun, nyatanya dia tidak pernah tidur nyenyak saat malam hari. Kesedihan terus menyelimuti hatinya. Meskipun tertidur, dia selalu bermimpi buruk.Malam ini, ketika melihat situasi Hanafi yang berangsur membaik, entah mengapa perasaan Yasmine menjadi sangat tenang. Dia tanpa sadar tertidur, bahkan tidurnya benar-benar pulas.Ketika membuka mata, langit sudah terang, bahkan ada selimut tipis di atas tubuhnya. Yasmine agak terkejut. Hanya ada mereka berdua di kamar ini, apakah Hanafi yang menyelimutinya? Semalam, pria ini sakit sampai tidak bisa bangkit. Sekarang ...."Tuan Muda, bagaimana kondisimu?" tanya Yasmine yang buru-buru berjalan ke sisi ranjang. Sesudah itu, dia buru-buru memeriksa denyut nadi Carlos.Carlos yang duduk di ranjang pun menunduk, menatap Yasmine yang memeriksanya. Dia tersenyum lembu
Yasmine menggertakkan giginya dan berkata dengan marah, "Dengan kondisinya saat ini, Tuan Muda Hanafi nggak boleh makan acar!"Gayatri memasang tampang pura-pura lugu, lalu menuangkan acar itu ke tempat sampah seraya berkata, "Benarkah? Kalau gitu, buang saja." Setelah itu, Gayatri berjalan melewati Yasmine. Dia hanya membawa semangkuk bubur encer itu di tangannya."Bubur saja nggak cukup bergizi," ujar Yasmine.Gayatri memelototi Yasmine dan berkata dengan kesal, "Nona Yasmine, kenapa kamu sok ikut campur begini! Nutrisi? Apa kamu tahu, semua uang Tuan Muda sudah lama dihabiskan untuk pengobatan. Makanan ini juga diminta dari rumah utama. Ada makanan saja sudah cukup baik."Yasmine tercengang mendengarnya. Dia tahu Hanafi berada dalam situasi sulit, tetapi dia tidak pernah menyangka bahwa tuan muda dari keluarga kaya ini akan jatuh dalam kondisi yang begitu memprihatinkan. Pria itu bahkan tidak mampu membeli makanan. Sementara itu, orang-orang di rumah utama menyantap ikan dan daging
Yasmine telah berusaha memasak untuknya, bahkan memantaunya dengan penuh perhatian setiap hari. Ketika menantikan Carlos menghabiskan makanannya, mata Yasmine bahkan terlihat dipenuhi antusiasme.Carlos tidak ingin membuatnya kecewa, jadi biasanya dia akan menghabiskan semua makanan yang telah disiapkan oleh Yasmine. Namun, wanita itu malah memesan makanan dari luar untuk dirinya sendiri."Yaya harus berhenti makan makanan luar setiap hari, itu tidak baik untuk kesehatannya. Coba cari cara untuk mendapatkan seorang pembantu yang bisa memasak makanan pedas," ucap Carlos.Meskipun Yasmine mencoba untuk merahasiakan kondisi Hanafi dari Gayatri, wanita ini tetap memantaunya setiap hari. Pada akhirnya, dia pun menyadari bahwa kondisi Hanafi telah membaik.Keesokan harinya, Hadianto segera datang untuk "menjenguk" Hanafi. Melihat kondisi Hanafi yang membaik, raut wajahnya sontak berubah menjadi sangat suram. Kemudian, dia berkata, "Kamu benar-benar beruntung. Setelah berada dalam kondisi sep
Saat ini, Yasmine memang membutuhkan 600 triliun. Awalnya, Yasmine berencana memakai obat yang dihasilkan dari ginseng merah untuk menghasilkan uang dan membayar utangnya. Namun, dia sudah memberikan ginseng merah kepada Hanafi sehingga herbal ini tidak cukup digunakan untuk penelitian lagi.Enam ratus triliun adalah nominal yang sangat besar. Sulit memikirkan cara untuk mendapatkan uang sebanyak ini. Akan tetapi, Yasmine langsung menolak tanpa ragu saat menghadapi godaan seperti ini. Yasmine berkata, "Nyawa manusia nggak bisa dinilai dengan uang.""Tuan Muda Hadianto, bagaimanapun, Tuan Muda Hanafi adalah saudara kandungmu. Memangnya kamu nggak merasa bersalah kalau terus mengharapkan dia mati?" lanjut Yasmine.Senyuman palsu di wajah Hadianto langsung menghilang. Dia menatap Yasmine dengan garang dan mengancam, "Dasar wanita nggak tahu diri!"Yasmine menyahut dengan datar, "Maaf, aku nggak tertarik dengan tawaranmu."Hadianto sangat murka. Dia menendang tong sampah di samping dan ber