Setelah mendapatkan nomor kamar, Yasmine bergegas menuju ke lift. Pada saat yang bersamaan, lift nomor satu baru saja sampai ke lantai satu dan pintunya terbuka. Di dalam lift itu, ada Yogi dan Anita yang sedang mendorong kursi roda, mereka akan membawa Carlos kembali ke Kota Sulvan. Anna yang pertama kali keluar lift dan baru saja ingin berbalik untuk membantu Yogi, malah terkejut melihat Yasmine yang sedang mendekat ke lift!Sialan! Kenapa dia bisa ke sini?Bukan hanya Carlos tidak memakai topeng, Anita dan Yogi juga berada di sana secara bersamaan. Tidak peduli bagaimana mereka menyembunyikan situasinya, jika bertemu mereka, Yasmine pasti akan tahu tentang penyakit Carlos. Semua usaha yang telah dilakukan sebelumnya akan menjadi sia-sia!Hati Anita sangat berdebar dan langsung menekan tombol untuk menutup pintu lift, lalu segera mendekati Yasmine. Yasmine mendekati pintu lift dengan cepat, dia melihat pintu lift nomor satu mulai terbuka dan terlihat sedikit keadaan di dalam lift. Sa
"Kak Carlos, aku nggak mau ...," mohon Anita sambil terisak-isak. Sayangnya, Carlos tidak mengacuhkannya dan hanya memejamkan mata dengan lelah.Sementara itu, Yasmine bergegas ke lantai puncak dan mencari kamar presidential suite Carlos. Saat ini, pintu kamar terbuka lebar. Yasmine tiba-tiba merasa gelisah dan buru-buru masuk. Alhasil, dia mendapati petugas kebersihan sedang merapikan kamar itu."Bibi, mana orang yang menginap di sini?" tanya Yasmine."Sudah pergi," jawab petugas kebersihan itu. Petugas kebersihan memang baru akan datang bersih-bersih setelah tamu pergi. Ini adalah pengetahuan umum.Begitu mendengar jawaban petugas kebersihan itu, hati Yasmine bergetar hebat. Padahal, dia sudah susah payah menemukan hotel tempat Carlos menginap ini. "Su ... sudah berapa lama dia pergi?" tanya Yasmine kecewa.Untungnya, petugas kebersihan itu berkata, "Baru pergi sebentar, mungkin dia baru sampai di lantai bawah."Baru pergi! Menurut Yasmine, Tuan Tanuwijaya seharusnya berjalan lebih l
Sudah larut malam saat Yasmine tiba di Kota Kailor. Tahu bahwa berkunjung tanpa pemberitahuan adalah hal yang tidak sopan, dia pun menginap semalam di hotel.Keesokan harinya, Yasmine baru pergi ke Kediaman Tanuwijaya. Setelah memberitahukan namanya, Yasmine dipimpin oleh seorang pelayan untuk bertemu dengan Kepala Keluarga Tanuwijaya, Francis.Francis memandang Yasmine dalam-dalam dan berkata, "Nona Yasmine, kudengar kamu ingin mengobati Hanafi. Aku tahu tentang kehebatan keterampilan medis Keluarga Handoyo, tapi kondisi putraku sangat serius. Takutnya, kamu pun nggak bisa menyembuhkannya. Aku khawatir kamu hanya akan membuang-buang tenaga."Yasmine tahu bahwa penyakit Tuan Tanuwijaya memang tidak dapat disembuhkan. Jika dia tidak mendapatkan ginseng merah, memang tidak ada yang bisa dilakukannya."Tuan Hanafi dan aku berteman, aku ingin coba mengobatinya," ujar Yasmine."Baiklah, terserah kamu saja," balas Francis. Kemudian, dia meminta seorang pelayan untuk mengantar Yasmine ke kama
Terlebih lagi, Edgar sudah mengetahui semua rencana Carlos. Mengapa dia menghalanginya sekarang?Edgar buru-buru membantu Carlos berdiri. Wajahnya dibasahi peluh karena berlarian ke sini, tetapi akhirnya dia berhasil menemukan Carlos."Carlos, kamu belum bisa mati sekarang. Yasmine pergi ke Kediaman Tanuwijaya untuk mencari Hanafi!" ujar Edgar.Begitu Yasmine melihat Hanafi, identitas pria bertopeng yang duduk di kursi roda pasti akan terungkap. Hanya dengan memikirkannya sebentar, Yasmine tidak akan sulit untuk mencurigai Carlos.Saat itu, sikap berengsek Carlos belakangan dan kematiannya dalam kecelakaan mobil akan diragukan sepenuhnya oleh Yasmine. Segala rencana Carlos akan berakhir sia-sia. Setelah pria itu mati, Yasmine hanya akan jatuh dalam kesedihan yang mendalam.Carlos mengernyit frustrasi, lalu berkata, "Yasmine tidak boleh menemui Hanafi!"Namun, saat ini Yasmine sudah sampai di depan pintu kamar Hanafi. Pelayan mengetuk pintu dengan lembut dan berkata, "Tuan Hanafi, Nona
Saat Yasmine hampir menyentuh nadi Hanafi, pria itu tiba-tiba menarik tangannya kembali. Hanafi sangat marah dan berbicara dengan nada keras, "Aku sudah bilang nggak perlu! Aku sudah menerima takdirku yang tak terhindarkan ini. Aku nggak membutuhkan harapan palsu dari siapa pun. Nona Yasmine, silakan pergi!"Lantaran berbicara terlalu cepat, hal itu membuatnya merasa sesak nafas dan batuk tanpa henti. Di balik topeng, beberapa jejak darah merah tampak mengalir keluar. Arsyana yang melihat ini merasa sangat tidak tega. Dia segera menenangkan Hanafi, lalu berseru dengan cemas pada waktu bersamaan, "Nona Yasmine, tolong keluar dulu!""Aku ...." Yasmine tidak tahu harus berkata apa. Sebagai seorang dokter, tentu sangat baik apabila dia bisa merawat Hanafi pada situasi ini. Namun, pelayan juga telah masuk untuk menariknya keluar secara paksa.Setelah Yasmine keluar dari kamar, Hanafi akhirnya melepaskan topengnya dan menunjukkan wajah yang tampan dan pucat pasi. Dia menyeka noda darah di su
"Dia baru saja tidur," jawab Arsyana yang melihat Yasmine dengan ragu-ragu. Setelah merenung selama beberapa saat, dia pun melanjutkan, "Nona Yasmine, aku sangat berterima kasih karena kamu bersedia datang untuk merawat putraku."Kemudian, Arsyana menjelaskan, "Tapi, kamu juga sudah melihat kondisinya sendiri. Saat ini, Hanafi sangat menderita dan sudah menyerah pada dirinya sendiri. Dia nggak ingin menerima perawatan apa pun lagi."Yasmine yang terkejut pun bertanya, "Nyonya Arsyana, apakah kamu sedang menyuruhku pergi?" Saat mendengar pertanyaannya, Arsyana mengedipkan matanya dengan ekspresi yang merasa bersalah.Setelah itu, Arsyana menjelaskan dengan gigih, "Ini karena emosi putraku yang terlalu nggak stabil. Aku juga nggak bisa membujuknya. Mohon maaf, Nona Yasmine. Bisakah kamu datang lagi dalam beberapa hari?"Yasmine mengernyit makin dalam karena sangat terkejut dengan perkataan Arsyana. Kondisi kesehatan Tuan Tanuwijaya sudah sangat parah dan tidak mungkin bisa bertahan lebih
Arsyana mengejar Yasmine. Begitu tiba di koridor, seorang pria asing bertubuh jangkung tiba-tiba menariknya. Dia berteriak, "Siapa kamu? Lepaskan aku ... um!"Mulut Arsyana ditutup oleh pria itu, lalu dia ditarik ke sebuah ruangan. Krek! Pintu seketika ditutup."Um, um!" Ekspresi Arsyana tampak ketakutan. Dia terus meronta-ronta. Ini adalah kediaman Keluarga Tanuwijaya, bagaimana mungkin ada penjahat yang menyelinap masuk untuk mencelakainya? Jangan-jangan, Hadianto yang menyusun semua ini?"Ibu." Terlihat Hanafi yang duduk di kursi roda juga berada di ruangan yang sama. Dia berkata dengan lirih, "Jangan bersuara."Arsyana menjadi makin terkejut saat melihat Hanafi juga berada di sini. Namun, ketika melihat anaknya ini memperlihatkan senyuman bahagia yang sudah lama tidak dilihatnya, dia pun merasa heran. Apa yang sebenarnya terjadi?"Tuan Carlos sudah datang, ini asistennya," jelas Hanafi.Yogi baru melepaskan Arsyana, lalu meminta maaf dengan sopan, "Nyonya, maafkan aku. Situasi tadi
Ginseng merah sudah di tangan Yasmine. Dia bukan hanya bisa memperpanjang usia Carlos, tetapi mungkin bisa menciptakan keajaiban dengan membuatnya tetap hidup!Jika hari itu benar-benar tiba ... Carlos tentu bisa bersama Yasmine lagi. Mereka tidak akan dipisahkan oleh maut lagi!Setelah keluar dari kamar, Yasmine langsung bertemu dengan Arsyana. Dia menatap Yasmine dengan gugup sambil bertanya, "Nona, aku nggak mendengar suara pertengkaran dari kamar, makanya nggak masuk lagi. Apa kamu berhasil membujuk putraku?"Yasmine mengangguk, lalu bertanya, "Nyonya, apa ada stok herbal di kediaman kalian?"Hanafi sudah sakit selama 2 bulan dan kamarnya dipenuhi aroma herbal. Seharusnya, dia sudah sering mengonsumsi obat-obatan. Pasti ada banyak herbal di kediaman ini, jadi Yasmine bisa meresepkannya dengan mudah.Di luar dugaan, Arsyana malah menjawab, "Nggak ada, Nona butuh herbal apa? Aku akan menyuruh orang membelinya."Yasmine agak kaget mendengarnya, tetapi dia tidak memperlihatkan keterkej