Lautan terbentang luas di depan mata, begitu besar hingga seakan-akan menelan habis semua harapan manusia. Terlalu lama tidak tidur membuat Yasmine mendapat sakit kepala menyiksa hingga dia mulai berhalusinasi. Dia melihat seseorang mengambang di permukaan laut yang disinari mentari."Itu Carlos, itu dia! Cepat, cepat ke sana!" seru Yasmine, mendesak si pengemudi perahu untuk maju.Pengemudi itu tampak kebingungan. Tidak ada apa pun di depannya. Mana ada orang yang mengambang di sana? "Nona, mungkin kamu salah lihat," ujar si pengemudi."Nggak! Itu benaran Carlos! Cepat, cepat!" desak Yasmine lagi. Dia buru-buru mendorong si pengemudi dan mengendalikan perahu itu sendiri.Perahu itu melaju dengan cepat dan tiba di tempat Yasmine melihat Carlos. Namun, tidak ada apa-apa di sana, Carlos menghilang begitu saja. Yasmine berdiri linglung di atas perahu sambil memandangi lautan yang kosong. Setelah beberapa lama, dia masih tidak ingin percaya bahwa sosok tadi adalah ilusi. Bukan Carlos. Itu
"Ya, ya! Mama nggak boleh ingkar janji ya," ujar Matteo sambil mengangguk berulang kali.Mata Matteo menatap lurus ke perban Yasmine yang berlumuran darah. Yasmine mengikuti pandangan putranya, lalu menghela napas. Dia lantas memandang Edgar yang ada di perahu seberang dan berkata, "Kak! Kemarilah, tolong obati lukaku.""Oke! Oke!" jawab Edgar hampir menangis. Yasmine telah mengabaikan luka-lukanya selama berhari-hari. Siapa pun tidak berhasil membujuknya sampai putranya sendiri yang datang.Setelah merawat luka Yasmine dengan hati-hati, Edgar berkata, "Yasmine, Tuan Paulus sudah meninggal."Mendengar ini, Yasmine sontak mengepalkan tangannya. Setelah terdiam beberapa saat, dia bertanya dengan pelan, "Apa karena Carlos menghilang?""Bisa dibilang begitu. Setelah Nyonya Maura meninggal, semangat hidup Tuan Paulus terkuras banyak. Obsesinya untuk membalas dendam pada Keluarga Cahyadi juga sudah berakhir. Ditambah dengan syok setelah mendengar tentang masalah yang menimpa Carlos, Tuan Pau
Matteo yang pengertian pun menghibur dengan nada lembut, "Mama, jangan menangis. Papa pasti akan kembali!" Saat mengatakan itu, dia menyeka air mata yang mengalir di wajah Yasmine dengan tangan kecilnya. Di tempat di mana jarinya melintas, ada aroma yang samar-samar tercium oleh Yasmine.Itu adalah aroma wewangian hipnotis. Yasmine langsung mengenalinya. Aroma ini memang tidak terlalu berpengaruh terhadap tubuhnya, tetapi melihat betapa khawatirnya Matteo, Yasmine tetap perlahan menutup mata. Kemudian, dia berkata kepada bocah itu, "Matteo, mari kita pulang dan menunggu papamu."....Di vila Keluarga Lingga.Di dalam kamar Fidela, terdengar suara batuk yang keras. Saat ini, dia duduk bersandar di ranjang dan menutup mulutnya dengan sapu tangan. Saat mengangkatnya, sapu tangan tersebut telah dinodai oleh darah."Nyonya, kenapa Anda batuk darah lagi? Jangan bergerak terlalu banyak, Anda harus berbaring dengan baik!" ucap Sarah yang mencoba untuk menghentikan Fidela. Akan tetapi, Fidela y
Gilbert berkata sembari tersenyum dingin, "Ini adalah obat yang akan memperburuk kondisi penyakitmu. Dalam satu jam lagi, kamu akan makin menderita, lalu kehilangan nyawa. Nyonya Fidela, matilah dengan tenang.""Ka ... kalian ...." Fidela terbaring kesakitan di lantai dan tidak bisa berhenti muntah darah.Melihat situasi ini, Qaila yang puas pun berkata, "Sekarang, Keluarga Lingga sudah menjadi milikku!" Setelah itu, dia berjalan keluar dengan angkuh menggunakan sepatu hak tingginya.Begitu naik ke mobil, Qaila melihat sepasang mata yang tajam dan dingin. "Kenapa begitu lama?" Suara anak kecil yang terdengar itu malah terkesan menyeramkan dan menakutkan. Nada menyalahkan dari Louis membuat senyuman di wajah Qaila sontak membeku. Perasaan puas dan gembiranya segera digantikan oleh ketegangan.Qaila melihat ke arah Louis yang duduk di mobil dan tanpa sadar merasa agak takut. Akan tetapi, ketakutan ini justru membuatnya kesal. Tidak pernah ada seorang ibu yang takut pada putranya.Qaila p
Kini, di dalam ruang rapat Grup Lingga, terdapat puluhan pemegang saham. Mereka terbagi menjadi dua kubu dan tengah berdebat dengan sengit.Satu kubu mendukung Qaila sebagai pengampu Matteo dan mengambil alih Grup Lingga. Sementara itu, kubu lainnya menentang dan mendukung Fidela untuk mengendalikan Grup Lingga. Akan tetapi, jelas bahwa pendukung Qaila jauh lebih banyak dan keunggulan berada di pihak mereka. Namun, pihak yang menentang masih tak kunjung menyerah. Suasana pun menjadi tegang.Qaila memandang orang-orang yang menentang dengan dingin. Sorot matanya memancarkan niat membunuh yang mencekam. Tak lama kemudian, dia berkata dengan tenang, "Bibi Fidela adalah ibu Carlos dan nenek Matteo. Sangatlah wajar kalau membiarkan dia yang mengendalikan Grup Lingga, tapi ...."Wanita itu melanjutkan sambil tersenyum sinis, "Aku baru saja datang dari vila Keluarga Lingga. Saat ini, kondisi kesehatannya makin memburuk. Dia bahkan nggak bisa bangun dari ranjang. Jangankan mengendalikan Grup L
Pupil Qaila menyusut secara tiba-tiba. Segala keangkuhan dan kepercayaan dirinya benar-benar runtuh pada saat ini. Dia bertanya dengan suara gemetar yang penuh ketakutan, "Bagaimana kamu bisa masuk?"Qaila telah menempatkan bawahannya di setiap pintu masuk Kota Sulvan, baik di jalur darat, laut, maupun udara. Selama Yasmine memasuki Kota Sulvan, dia akan langsung ditangkap. Akan tetapi, Yasmine bukan hanya bisa memasuki kota, dia bahkan menyelamatkan Fidela dan datang ke ruang rapat Grup Lingga!"Aku bukan lagi Yasmine yang nggak punya sosok pendukung dan bisa diperlakukan semaumu itu. Trik murahanmu ini nggak ada gunanya," ejek Yasmine yang meremehkan. Kemudian, dia langsung menaruh empat laporan tes DNA di atas meja.Keempat laporan itu adalah tes DNA antara Yosef dan Matteo, Zalman dan Matteo, Carlos dan Matteo, juga yang terakhir adalah tes DNA antara Qaila dan Matteo. Hasil tes menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki hubungan darah biologis!"Qaila ternyata bukan ibu kandung Tuan
Yasmine segera menarik Fidela ke belakangnya, lalu menatap tajam para pengawal seraya berkata, "Membunuh adalah tindakan ilegal. Apa kalian ingin masuk penjara?"Mendengar ini, Qaila yang angkuh hanya tertawa dengan arogan seraya berkata, "Grup Lingga berada di bawah kendaliku sekarang. Siapa yang berani memenjarakan mereka? Yasmine, jangan menyia-nyiakan usahamu untuk melawanku. Terimalah kematianmu!"Saat ini, sekelompok polisi tiba-tiba menendang pintu dan bergegas masuk. Salah satu polisi berkata, "Melakukan pembunuhan di depan umum adalah tindakan ilegal. Besar sekali nyalimu! Angkat tangan semuanya!"Begitu para pengawal yang angkuh itu melihat polisi, mereka segera menjadi panik bak tikus yang melihat kucing. Mereka adalah penjahat yang dipekerjakan oleh Louis dan memiliki catatan kriminal yang panjang. Apabila tertangkap oleh polisi, mereka akan berakhir di penjara untuk waktu yang lama.Qaila juga kewalahan. Dia menatap Yasmine dengan tidak percaya sambil berkata, "Bisa-bisany
"Orang-orang ini memang berengsek! Mereka bekerja untuk Carlos selama bertahun-tahun, tapi malah berkhianat bersama Qaila! Mereka ingin menghancurkan perusahaan bersama! Memang nggak tahu diuntung!" maki Fidela. Saking kesalnya, dia terus terbatuk, bahkan batuk darah.Yasmine segera menepuk punggung Fidela sambil menenangkannya, "Bibi, tenang dulu. Aku yang akan mengatasi masalah ini. Kamu hanya perlu beristirahat."Meskipun Yasmine tiba tepat waktu untuk menyelamatkan Fidela, kesehatannya tetap saja memburuk karena kejadian itu. Ditambah lagi Fidela yang cemas dan marah setiap hari, jadi penyakitnya menjadi makin parah. Tidak peduli sehebat apa keterampilan medis Yasmine, dia tidak akan bisa mengobati penyakit hati Fidela."Nggak mungkin bisa diatasi lagi." Fidela menggeleng dengan pesimis sambil melanjutkan, "Beberapa pemegang saham ini menguasai kebanyakan proyek Grup Lingga dan menimbulkan masalah internal. Mereka ini seperti rayap yang akan membuat fondasi Grup Lingga runtuh. Kita