"Orang-orang ini memang berengsek! Mereka bekerja untuk Carlos selama bertahun-tahun, tapi malah berkhianat bersama Qaila! Mereka ingin menghancurkan perusahaan bersama! Memang nggak tahu diuntung!" maki Fidela. Saking kesalnya, dia terus terbatuk, bahkan batuk darah.Yasmine segera menepuk punggung Fidela sambil menenangkannya, "Bibi, tenang dulu. Aku yang akan mengatasi masalah ini. Kamu hanya perlu beristirahat."Meskipun Yasmine tiba tepat waktu untuk menyelamatkan Fidela, kesehatannya tetap saja memburuk karena kejadian itu. Ditambah lagi Fidela yang cemas dan marah setiap hari, jadi penyakitnya menjadi makin parah. Tidak peduli sehebat apa keterampilan medis Yasmine, dia tidak akan bisa mengobati penyakit hati Fidela."Nggak mungkin bisa diatasi lagi." Fidela menggeleng dengan pesimis sambil melanjutkan, "Beberapa pemegang saham ini menguasai kebanyakan proyek Grup Lingga dan menimbulkan masalah internal. Mereka ini seperti rayap yang akan membuat fondasi Grup Lingga runtuh. Kita
Yasmine seolah-olah tenggelam ke dasar laut. Dia menelan air laut yang terlalu banyak sehingga dadanya terasa sesak dan sakit, bahkan bisa meledak kapan saja. Yasmine mencengkeram dadanya dengan sedih sambil bergumam, "Carlos, di mana kamu ....""Mama," panggil Matteo yang mengenakan piama Pikachu dan memeluk bantal. Dia berdiri di depan pintu kamar Yasmine tanpa mengenakan sandal. Mata besarnya tampak sedih saat menatap Yasmine dan berkata, "Aku mimpi buruk tadi, apa aku boleh tidur denganmu malam ini?"Selama beberapa hari ini, Matteo terus menggunakan berbagai alasan untuk mencari Yasmine. Akan tetapi, anak ini baru akan datang setelah urusannya selesai.Yasmine mengangguk sambil mengulurkan tangannya kepada Matteo. Melihat ini, Matteo langsung berlari ke pelukannya dan menggosokkan kepalanya di leher Yasmine. Dalam sekejap, emosi yang bergejolak di hati Yasmine menjadi lebih tenang."Mama jangan sedih, kita pasti bisa menemukan Papa," ucap Matteo."Ya, pasti bisa!" sahut Yasmine.S
"Kalau Carlos memang sudah tiada, aku mau melihat mayatnya! Aku yakin malaikat maut nggak akan berani mencabut nyawa pria sehebat Carlos! Dia pasti masih hidup!" ujar Yasmine dengan tegas.Fidela merasa sangat getir saat melihat keteguhan Yasmine ini. Yasmine bisa menipu diri sendiri, tetapi dia tidak bisa. Terkena bom, menghilang di laut, bahkan tidak ditemukan jejaknya selama sebulan lebih, bagaimana mungkin putranya masih hidup?Mungkin, ketika terkena serangan bom hari itu, Carlos sudah tenggelam ke dasar laut dan dikubur oleh pasir .... Fidela merasa makin putus asa saat memikirkannya. Dia memuntahkan darah lagi, lalu jatuh pingsan.....Fidela tidak memiliki semangat hidup lagi. Meskipun keterampilan medis Yasmine sangat hebat, semua itu tidak berguna karena kondisi Fidela terus menurun.Yasmine harus mengurus pekerjaan di Grup Lingga, harus merawat Fidela, juga harus memperhatikan kota-kota yang berada di sekitar Pulau Malangi. Dia benar-benar sibuk setiap hari. Namun, kesibukan
Setelah meninggalkan Pulau Malangi, Yasmine datang ke kota di sekitarnya. Jika Carlos tidak bisa ditemukan di laut, kemungkinan besar dia diselamatkan oleh para nelayan di sekitar sini. Beberapa hari ini, Edgar terus membawa bawahannya bertanya dari rumah ke rumah.Ketika Yasmine menemukannya, Edgar sedang berdiri di dermaga sambil terbengong memandang laut. Edgar mengernyit dan tampak sangat risau."Kak." Yasmine memanggil beberapa kali sebelum akhirnya Edgar tersadar dari lamunannya. Edgar pun terkejut melihat kedatangan Yasmine, juga merasa agak bersalah, tetapi segera menutupinya."Yasmine, kenapa kamu kemari? Kenapa nggak memberitahuku dulu?" tanya Edgar."Kamu sudah sangat lelah, masa aku harus merepotkanmu lagi? Gimana pencariannya?" balas Yasmine."Nggak ada petunjuk apa pun." Edgar menatap Yasmine dengan sungguh-sungguh, lalu melanjutkan dengan kasihan, "Yasmine, sudah 2 bulan lebih berlalu, mungkin ...."Edgar terdiam cukup lama sebelum meneruskan, "Sudah saatnya kita menyera
Setelah kembali ke Kota Sulvan, Yasmine turun dari pesawat dan melihat Okto yang telah menunggu lama. Hanya dalam beberapa hari, Okto tampak menua puluhan tahun. Raut wajahnya tampak lesu, bahkan punggungnya menjadi bungkuk."Yasmine ... maafkan aku karena kurang mendisiplinkan Leo. Dia sampai berani melakukan hal-hal keji kepadamu," ucap Okto dengan ekspresi bersalah."Kakek, yang melakukan kesalahan adalah Leo, kamu nggak seharusnya datang meminta maaf," sahut Yasmine. Kemudian, dia bertanya dengan sopan, "Apa kamu mencariku karena ada urusan?"Okto mengangguk, lalu menjawab, "Leo sudah dijatuhi hukuman ...." Dia terisak-isak dan meneruskan, "Dia akan dipenjara seumur hidup."Setelah meledakkan Pulau Malangi, Leo tidak kabur sehingga langsung ditangkap di tempat. Sesudah dipindahkan ke tanah air, dia langsung diadili.Yasmine mengepalkan tangan sambil menggigit bibirnya. Dia tidak bisa mendeskripsikan perasaannya sekarang.Kemudian, Okto berkata lagi, "Aku datang mencarimu karena Leo
Yasmine kembali dengan kesibukannya mengurus Grup Lingga. Dia ingin menstabilkan Grup Lingga secepat mungkin, lalu turun tangan untuk mencari Carlos. Setiap hari, dia sangat sibuk sehingga baru meninggalkan perusahaan pada malam hari.Sore hari ini, sekretaris tidak langsung pulang saat jam kerja. Dia menatap Yasmine dengan ragu-ragu, sebelum akhirnya bertanya, "Bu, kenapa kamu belum pulang?"Semua orang di kantor sudah terbiasa melihat Yasmine bekerja lembur. Pertanyaan ini pun membuat Yasmine agak heran. Dia bertanya, "Kenapa?""Bu ... bukan apa-apa. Aku kira ... kamu ingin buru-buru bertemu Pak Carlos," sahut sekretaris itu.Begitu mendengarnya, Yasmine sontak berhenti membaca dokumen. Dia mendongak dengan terkejut, lalu bertanya, "Apa maksudmu?"Yasmine sudah hampir gila karena tidak bisa menemukan Carlos. Dia tentu sangat ingin menemuinya, tetapi tidak bisa."Hah?" Sekretaris itu tertegun sejenak, lalu akhirnya menyadari sesuatu sehingga bertanya, "Bu, apa kamu belum tahu bahwa Pa
Saat ini adalah jam pulang sekolah. Banyak orang tua yang menjemput anak mereka pulang, jadi situasi sangat ramai. Karena mobil yang padat, Yasmine terpaksa memarkirkan mobilnya di seberang.Begitu Yasmine turun, dia melihat sebuah sosok yang tinggi di antara kerumunan orang tua. Orang itu tidak lain adalah Carlos. Meskipun dikelilingi oleh lautan manusia, pria ini tetap begitu mencolok.Wajah Carlos masih tampan seperti biasanya. Dia tampak dingin dan berkarisma. Mungkin karena terlalu ramai, ekspresinya terlihat agak kesal sekarang.Mata Yasmine seketika berkaca-kaca. Itu Carlos! Dia masih hidup! Pria ini benar-benar sudah kembali! Kemudian, Yasmine langsung berteriak sambil berlari ke arahnya dengan wajah berlinang air mata, "Carlos!"Lantaran terlalu bersemangat, Yasmine tidak memperhatikan lampu lalu lintas yang berubah menjadi merah. Begitu mengambil 2 langkah, dia hampir ditabrak sebuah mobil sedan. Si sopir pun memaki, "Hei, sudah bosan hidup, ya!"Yasmine baru tersadar sehingg
Tamu? Memang benar bahwa Yasmine termasuk tamu, tetapi kata ini membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Dia mengepalkan tangannya sedikit, lalu menatap Carlos dengan gugup dan malu. Kira-kira, bagaimana Carlos akan memperkenalkan statusnya?Carlos menengadah menatap Yasmine, lalu tersenyum tipis dan menjawab dengan tenang, "Bukan, dia pacarku."Pacar! Jantung Yasmine sontak berdetak kencang. Hatinya terasa hangat saat memikirkan ungkapan perasaan tulus keduanya di Pulau Malangi."Kak Carlos, rupanya kamu sudah punya pacar? Kenapa aku nggak pernah mendengarnya? Selama ini, aku kira kamu jomblo!" seru Anita dengan terkejut.Yasmine juga tertegun. Carlos tidak pernah menyebut tentangnya selama 2 bulan ini? Sementara itu, ekspresi Carlos terlihat datar. Dia tidak melanjutkan pembicaraan ini lagi dan hanya berkata, "Makan."Ketiganya duduk bersama. Yasmine duduk di sebelah Carlos, sedangkan Anita duduk di seberangnya. Yasmine berterima kasih dengan tulus, "Anita, terima kasih sudah merawat C