"Yasmine, aku sudah sangat berbelaskasihan karena menyuruhmu pergi. Sebelum matahari terbit, kamu sudah harus meninggalkan Kota Sulvan." Selesai mengatakan itu, Carlos langsung berbalik dan pergi.Sosoknya yang tinggi dan tegap terlihat sangat suram sehingga membuat orang merasa segan untuk mendekatinya. Tubuh Yasmine benar-benar dingin sekarang. Dia terduduk lemas di sofa dan memeluk kakinya dengan gemetaran. Air mata berlinang di wajahnya.Yasmine tidak ingin meninggalkan Kota Sulvan seperti ini. Akan tetapi, dia akan bermusuhan dengan Carlos jika menolak. Dia tidak akan sanggup menerima hubungan seperti ini. Sementara itu, pergi adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan hubungannya dengan Carlos.....Carlos bergegas kembali ke kediaman tua Keluarga Lingga. Begitu masuk ke ruang tamu, hawa dingin sontak menerpa tubuhnya. Suhu di dalam ruangan turun lebih dari 10 derajat.Carlos menatap Paulus yang duduk di sofa kulit dengan sinis, lalu bertanya, "Di mana Matteo?"Paulus mengelua
Carlos yang tampak sedih berkata, "Kalau tahu Matteo diculik, Yasmine pasti tidak akan pergi."Sekalipun harus mempertaruhkan nyawanya, Yasmine pasti akan menyelamatkan Matteo. Namun, orang yang diancam Paulus akan menjadi Yasmine. Sementara itu, pertarungan antara Carlos dan Paulus baru dimulai. Hasilnya sulit diprediksi.Jika tahu lebih banyak, keselamatan Yasmine akan makin terancam. Jadi, lebih baik Carlos bersikap tegas untuk membuat Yasmine pergi dan mulai saat ini mereka tidak perlu berhubungan lagi. Setidaknya Yasmine aman.Tiba-tiba, jari Carlos mengetuk keyboard dan rekaman kamera pengawas berhenti. Carlos melihat Qaila yang berdiri di depan ruang kerja Paulus dengan curiga. Selain itu, Qaila juga memegang ponsel."Bagaimana dengan pelacakan riwayat panggilan telepon Qaila hari ini?" tanya Carlos.Yogi menjawab, "Pada pukul 19.00, dia menghubungi anggota Keluarga Cahyadi."Dalam rekaman kamera pengawas, Qaila memang masuk ke ruang kerja Paulus sambil memegang ponsel pada puku
Sofia sama sekali tidak menduga akan terjadi hal seperti ini sehingga tak kuasa mengernyit. Jika Keluarga Handoyo melarikan diri, semua perencanaan yang telah susah payah dibuatnya akan hancur berantakan. Dia tidak boleh membiarkan anggota Keluarga Handoyo kabur begitu saja.Melihat Sofia yang mengernyit dalam-dalam dengan cemas, Jason pun bertanya dengan penasaran, "Sofia, kenapa? Apa yang sedang kamu pikirkan?" Mengapa wanita itu malah terlihat tidak senang ketika Keluarga Handoyo hendak melarikan diri?"Ng, nggak apa-apa." Sofia tersadar kembali dan menampilkan ekspresi yang lembut seperti biasanya. Kemudian, wanita itu melanjutkan, "Aku hanya memikirkan, begitu Keluarga Handoyo pergi, aku mungkin nggak akan bisa bertemu dengan mereka lagi selamanya.""Yasmine sudah menyelamatkanku, tapi aku bahkan belum sempat membalas budinya. Jason, ayo kita pergi mengantar mereka," ucap Sofia.Di tengah malam, tanda-tanda persalinan prematur kembali dirasakan oleh Sofia sehingga Jason tidak meng
Semua pelayan yang awalnya melayani Yosef dikurung. Namun, berhubung Paulus mengincar Keluarga Handoyo, mereka tidak leluasa merekrut orang baru. Jadi, Yasmine terpaksa meminta dua pelayan dari Kediaman Handoyo untuk membantu merawat Yosef.Lantaran terlalu banyak masalah terjadi di Kediaman Handoyo, Yasmine tidak lagi memercayai siapa pun. Untuk berjaga-jaga, dia juga mengatur agar Yosef dan Zalman tinggal di ruangan yang sama. Setidaknya, mereka berdua bisa saling menjaga satu sama lain.Setelah semuanya selesai diurus, Yosef berkata dengan nada menyesal, "Yasmine, kamu sudah sibuk semalaman. Istirahatlah dulu.""Tidurlah, Nak," tambah Zalman. Yasmine belum tidur sepanjang malam dan sekarang sudah hampir tengah hari. Matanya pun terasa berat karena bergadang. Dia benar-benar butuh istirahat agar kuat menghadapi apa yang akan terjadi selanjutnya.Setelah meminta kedua pelayan untuk menjaga kakek dan ayahnya, Yasmine baru keluar dari kamar. Akan tetapi, saat dia baru berjalan beberapa
Namun, apakah dia sudah pasti akan mati hari ini? Sejak memutuskan untuk tetap tinggal di Kota Sulvan, Yasmine sudah menduga bahaya seperti apa yang akan dia temui. Itu sebabnya, dia tidak tidur dan membuat bubuk racun untuk melindungi diri. Namun, dia tidak menduga bahwa bubuk racunnya akan berguna secepat ini.Yasmine pun memerintahkan dengan lantang, "Sebarkan racun!"Begitu ucapan ini dilontarkan, para pengawal segera mengonsumsi obat penawar dan menyebarkan bubuk racun yang mereka simpan. Dalam sekejap, asap mulai memenuhi seluruh hutan."Tutup hidung kalian!" perintah pengawal rahasia itu.Di sisi lain, Yasmine dan anggota Keluarga Handoyo memanfaatkan situasi untuk masuk ke mobil dan meninggalkan tempat. Kejadian ini membuat para pengawal rahasia itu tercengang karena sama sekali tidak menyangka bahwa mereka akan kalah telak dari anggota Keluarga Handoyo."Kejar!" teriak pengawal rahasia yang memimpin itu. Kemudian, satu per satu kendaraan off-road pun melaju ke luar hutan untuk
Ekspresi Edgar langsung berubah drastis saat membela diri, "Ini bukan obat yang kami beli!"Orang yang bertanggung jawab untuk menerima dan memeriksa obat sontak memucat. Kini, dia baru menyadari sesuatu dan berkata, "Keluarga Handoyo bekerja sama dengan Keluarga Cahyadi selama ini. Kualitas obat yang mereka berikan selalu yang terbaik dan nggak pernah ada yang cacat. Aku percaya pada mereka, jadi nggak memeriksa dengan begitu cermat kali ini ...."Si penanggung jawab ini sama sekali tidak memeriksa bagian bawah obat-obatan tersebut! Dia benar-benar tidak menyangka bahwa akan ada sesuatu yang begitu berbahaya di bawah sana!"Pelakunya sudah pasti Keluarga Cahyadi!" ucap Yasmine dengan geram. Punggungnya seketika terasa dingin.Semua insiden ini akhirnya terhubung satu sama lain. Keluarga Cahyadi bekerja sama dengan Keluarga Handoyo untuk mendapatkan kehormatan. Di sisi lain, mereka mengurung Zalman selama 20 tahun lebih. Hal ini telah menunjukkan niat jahat mereka.Hari ini, Keluarga C
"Beli saja dulu di pasar, beli sebanyak mungkin. Tidak masalah kalau harganya agak mahal, yang penting bisa menutupi kebutuhan," sahut Yasmine.Berhubung Edgar ditahan, Yasmine yang harus mengambil keputusan untuk menstabilkan situasi yang ada. Sesudah mengatur semuanya, dia menyeka air matanya dan berpura-pura tidak ada yang terjadi. Kemudian, Yasmine pergi menemui Yosef dan Zalman.Begitu melihat Yasmine datang, Yosef langsung bertanya dengan penuh perhatian, "Kenapa bangun cepat sekali? Apa istirahatmu sudah cukup?"Yasmine memperlihatkan senyuman sambil menyahut, "Sudah, aku datang untuk menemani kalian makan malam. Pelayan memasak bubur jagung kesukaan Kakek.""Bagus, bagus. Kalau ada Yasmine, selera makan Kakek pasti bertambah," ujar Yosef seraya tersenyum. Saat berikutnya, dia menegur dengan agak kesal, "Bukannya Edgar pergi mengambil obat? Kenapa masih belum balik sampai sekarang?"Begitu membahas tentang Edgar, Yasmine seketika merasa sedih. Dia menutupi kesedihannya dengan su
Qaila langsung membuka pintu lebih lebar, lalu berjalan melewati Yogi. Yogi tidak menduga bahwa Qaila akan selancang ini. Sebelum sempat menahan, Qaila sudah masuk ke kamar Carlos. Akan tetapi, kamar Carlos ternyata kosong melompong."Di mana Tuan Muda Carlos?" tanya Qaila yang panik dengan suara melengking. Yogi yang mendengar ini pun langsung menutup pintu, lalu maju untuk menutup mulut Qaila. Dia cemas hingga bercucuran keringat dingin. Qaila tahu bahwa Carlos tidak ada di kamar, masalah besar pasti akan terjadi! Apa yang harus dia lakukan sekarang!"Um um ...." Qaila meronta-ronta dengan sekuat tenaga. Dia merasa sangat kesal karena Carlos diam-diam keluar. Tindakan Carlos mungkin akan memengaruhi rencana Paulus. Dia harus memberitahukan masalah ini kepada Paulus!Saat ini, tiba-tiba terdengar suara ringan dari luar jendela. Kemudian, Carlos melompat masuk dengan gesit. Setelah berdiri dengan stabil, tatapan tajamnya langsung tertuju pada tamu yang tidak diundang itu, Qaila.Yogi m