Tatapan Carlos terlihat sangat tajam, seakan-akan ingin langsung membunuhnya. Yasmine pun tak kuasa bergidik ngeri saat melihatnya. Dia baru menyadari bahwa dirinya sudah terlalu bernyali.Yasmine yang ketakutan tanpa sadar ingin melarikan diri. Namun, begitu kakinya bergerak, dia teringat pada karakter sombong yang diperankannya. Jika kabur sekarang, orang-orang akan mencurigainya.Yasmine memberanikan diri untuk tetap berdiri di tempatnya, lalu berkata, "Aku sudah salah menilai. Aku kira kamu menyayangi Matteo, tapi kamu malah bersekongkol dengan Qaila. Kalian sama-sama nggak berperikemanusiaan!"Yasmine makin murka saat berbicara. Dia sampai melupakan rasa takutnya sehingga memelototi Carlos.Ketika melihat tingkah Yasmine ini, Carlos seketika merasa dirinya adalah bajingan yang sangat berdosa. Namun, dia segera merasa pemikirannya ini sangat konyol.Carlos sudah beberapa kali tertipu. Dia mengira wanita ini baik hati dan menyayangi Matteo. Ternyata, wanita ini hanya memiliki kemamp
Matteo sangat senang karena dia akan bertemu dengan Yasmine lagi. Sementara itu, Yasmine yang berdiri di luar jendela merasa sangat terkejut dan sedih.Ternyata, suasana harmonis yang dilihat Yasmine selama beberapa hari ini hanyalah permainan Qaila untuk mengelabui Matteo. Qaila memberikan kasih sayang palsu, sikapnya masih begitu buruk pada Matteo.Yasmine merasa sangat tidak tega saat melihat wajah polos Matteo yang dipenuhi penantian. Dia tidak bisa berpangku tangan. Qaila pasti akan terus menindas Matteo setelah Yasmine pergi dari sini. Jadi, dia harus membongkar kebusukan Qaila secepat mungkin!Saat ini, di markas Keluarga Abisatya. Ekspresi Lisa tampak dingin saat melihat adegan tersebut melalui kamera pengawas di anting-anting Yasmine. Dia berniat untuk menelepon Qaila dan memberitahunya semua ini.Akan tetapi, ponsel Lisa tiba-tiba direbut Jonas. Tatapan Jonas terlihat sinis saat melihat nomor telepon di layar ponsel Lisa. Dia menyunggingkan senyuman kejam seraya berkata, "Lis
Carlos tanpa sadar ingin menyingkirkan tangan Yasmine. Namun, sentuhan yang dirasakannya tiba-tiba membuatnya tertegun, seakan-akan orang yang memegangnya adalah Yasmine ....Jantung Carlos sontak berdetak kencang. Dia perlahan-lahan menoleh, tetapi yang dilihatnya adalah wajah dengan riasan tebal yang jelek. Namun, ekspresi gugup pada wajah itu membuat Carlos merasa agak familier. Hal ini membuat Carlos kebingungan.Di sisi lain, Yasmine tidak berani menunda waktu setelah melihat Carlos berhenti. Dia segera berkata, "Aku tahu kamu nggak akan percaya padaku sekarang. Tapi, tolong pikirkan dulu, kenapa Matteo hanya berani makan 1 suap dari semua makanan yang ada? Kenapa dia nggak berani makan sampai kenyang? Siapa yang mengajarinya ini? Apa tujuannya?""Dia jelas-jelas hanya anak berusia 3 tahun yang seharusnya ceria dan suka bermain. Tapi, kenapa dia selalu terlihat murung, bahkan ketakutan saat melihatmu? Sikapmu cukup baik dengannya, jadi kenapa dia takut padamu? Tuan Muda, kamu oran
Kejadian ini terjadi terlalu mendadak. Tidak ada seorang pun yang menyangka bahwa Yasmine yang akan menyelamatkan Matteo di saat kritis begini."Cepat singkirkan lampu gantung itu!" perintah Carlos. Dia bereaksi paling cepat sehingga buru-buru maju untuk mengangkat lampu gantung yang menimpa Yasmine.Tatapan Carlos tertuju pada sosok mungil di bawah lampu gantung itu. Darah yang bercucuran terlihat sangat menyilaukan, membuat jantungnya tak kuasa berdetak kencang.Kini, Carlos bahkan merasa takut dan panik, seperti saat kehilangan Yasmine waktu itu. Sejujurnya, dia juga tidak tahu apakah dirinya mengkhawatirkan Matteo atau wanita itu ....Orang lain akhirnya bereaksi saat ini. Edgar bergegas maju untuk membantu memindahkan lampu itu.Setelah melihat jelas pemandangan di bawah lampu gantung kristal, semua orang sontak terperanjat.Seluruh punggung Yasmine berlumuran darah karena tertusuk. Lukanya terlihat sangat menyeramkan, tetapi dia tetap mempertahankan postur meringkuk untuk melindu
Naluri seorang ibu? Alasan ini memang cukup masuk akal. Namun, bagaimana dengan Qaila? Dia adalah ibu kandungnya Matteo, tetapi malah melarikan diri sendirian saat ada bahaya?Ketika memikirkan hal ini, sorot mata Carlos menjadi sangat dingin. Setelah pengobatan selesai, Carlos membantu Yasmine untuk berbaring miring di atas ranjang.Yasmine berkata dengan tidak nyaman, "Tolong pindahkan aku ke kamar lain. Kurang pantas kalau aku tidur di sini."Yasmine tahu bahwa ini adalah kamar tidur Carlos.Carlos menyelimutinya dengan hati-hati, lalu menyahut, "Tidur di sini saja. Lukamu sangat parah, tidak boleh bergerak sembarangan.""Tapi, Qaila ...." Yasmine tahu bahwa Qaila akan masuk ke kamar ini. Dia tidak ingin diganggu Qaila saat terluka begini. Apalagi, Yasmine merasa sangat tidak nyaman karena teringat bahwa Qaila dan Carlos pernah tidur bersama di ranjang ini.Carlos menimpali, "Dia tidak akan masuk, istirahatlah dengan tenang."Seusai mengatakan itu, Carlos langsung berjalan ke luar.
Lantas, hak apa yang dimiliki Qaila untuk menjaga Matteo? Ibu kandung seperti ini sama sekali tidak dibutuhkan."Aku punya rencana sendiri," ujar Carlos dengan tegas.Fidela selalu memercayai Carlos dan tidak bisa menang darinya. Setelah Matteo tertidur, giliran Qaila untuk menjaga Matteo.Fidela tetap berkata dengan dingin, "Kalau kamu bukan ibu kandung Matteo, aku nggak akan pernah membiarkanmu menemuinya lagi. Jaga yang baik. Setelah dia bangun, minta maaf dan tenangkan dia. Jangan sampai Matteo trauma karena masalah ini."Qaila meminta maaf dengan tulus, "Bibi, aku mengerti. Aku ibunya Matteo, aku lebih menyayanginya daripada siapa pun."Setelah mengantar Fidela keluar dan menutup pintu kamar, senyuman di wajah Qaila langsung hilang. Dia menatap Matteo yang tertidur dengan tatapan ganas. Akhirnya, dia bisa melampiaskan amarahnya sekarang."Semua ini salahmu. Gara-gara kamu, Carlos membenciku, orang lain juga merendahkanku! Enak saja kamu tidur, cepat bangun!" maki Qaila sembari men
Matteo tidak menunjukkan ekspresi apa pun saat melihat Carlos mengusir Qaila. Dia tidak terlihat sedih ataupun enggan, yang ada hanyalah perasaan lega yang tidak berani diperlihatkan.Melihat ini, Carlos merasa sangat menyesal. Mengapa dia tidak pernah menyadari keanehan Matteo, sampai-sampai membiarkan Qaila menyiksanya begitu lama?Carlos berkata dengan serius, "Matteo, tidak perlu takut lagi. Dia tidak akan bisa menindasmu lagi."Matteo mengangguk. Setelah ragu-ragu sejenak, dia bertanya dengan takut, "Papa, aku boleh bertemu Kakak Intel nggak?"Lantaran khawatir masalah barusan akan mengubah keputusan Carlos, Matteo menambahkan dengan lirih, "Papa sudah berjanji padaku tadi."Setiap kali membahas Yasmine, mata Matteo selalu berbinar-binar. Carlos mengangguk dan menjawab, "Kamu harus menjawab pertanyaanku dengan jujur dulu.""Oke," sahut Matteo."Beberapa malam lalu, apa Qaila membawamu ke rumah kaca untuk membuat layang-layang?" tanya Carlos.Sorot mata Matteo seketika menjadi sura
Yasmine berkata dengan panik, "Kebetulan sekali, aku mau pergi mengobati Matteo. Karena kalian sudah datang, kita lakukan akupunkturnya di sini saja. Tuan Muda, apa kamu bisa memberiku jarum peraknya?"Carlos tidak menyuruh Edgar mengambilkan jarum perak, melainkan berjalan masuk ke kamarnya dan mengeluarkan sebuah kotak yang indah.Di dalamnya terdapat beberapa jarum perak. Itu adalah jarum yang pernah digunakan Yasmine. Carlos selalu menyimpannya dan membawanya ke mana-mana.Yasmine agak terkejut saat melihat jarum-jarum yang familier itu. Dia tidak mengerti mengapa Carlos menyimpan jarum perak miliknya.Namun, Yasmine tidak berani menanyakannya sehingga hanya bisa berpura-pura tidak tahu. Dia pun bertanya, "Kalau begitu, aku mulai sekarang?"Yasmine merasa agak gelisah karena ditatap oleh tatapan tajam Carlos. Dia juga tidak tahu mengapa Carlos menatapnya seperti itu. Yang jelas, dia merasa takut!"Ya," sahut Carlos. Tatapannya tetap tertuju pada Yasmine.Dengan demikian, Yasmine ya