Carlos tanpa sadar ingin menyingkirkan tangan Yasmine. Namun, sentuhan yang dirasakannya tiba-tiba membuatnya tertegun, seakan-akan orang yang memegangnya adalah Yasmine ....Jantung Carlos sontak berdetak kencang. Dia perlahan-lahan menoleh, tetapi yang dilihatnya adalah wajah dengan riasan tebal yang jelek. Namun, ekspresi gugup pada wajah itu membuat Carlos merasa agak familier. Hal ini membuat Carlos kebingungan.Di sisi lain, Yasmine tidak berani menunda waktu setelah melihat Carlos berhenti. Dia segera berkata, "Aku tahu kamu nggak akan percaya padaku sekarang. Tapi, tolong pikirkan dulu, kenapa Matteo hanya berani makan 1 suap dari semua makanan yang ada? Kenapa dia nggak berani makan sampai kenyang? Siapa yang mengajarinya ini? Apa tujuannya?""Dia jelas-jelas hanya anak berusia 3 tahun yang seharusnya ceria dan suka bermain. Tapi, kenapa dia selalu terlihat murung, bahkan ketakutan saat melihatmu? Sikapmu cukup baik dengannya, jadi kenapa dia takut padamu? Tuan Muda, kamu oran
Kejadian ini terjadi terlalu mendadak. Tidak ada seorang pun yang menyangka bahwa Yasmine yang akan menyelamatkan Matteo di saat kritis begini."Cepat singkirkan lampu gantung itu!" perintah Carlos. Dia bereaksi paling cepat sehingga buru-buru maju untuk mengangkat lampu gantung yang menimpa Yasmine.Tatapan Carlos tertuju pada sosok mungil di bawah lampu gantung itu. Darah yang bercucuran terlihat sangat menyilaukan, membuat jantungnya tak kuasa berdetak kencang.Kini, Carlos bahkan merasa takut dan panik, seperti saat kehilangan Yasmine waktu itu. Sejujurnya, dia juga tidak tahu apakah dirinya mengkhawatirkan Matteo atau wanita itu ....Orang lain akhirnya bereaksi saat ini. Edgar bergegas maju untuk membantu memindahkan lampu itu.Setelah melihat jelas pemandangan di bawah lampu gantung kristal, semua orang sontak terperanjat.Seluruh punggung Yasmine berlumuran darah karena tertusuk. Lukanya terlihat sangat menyeramkan, tetapi dia tetap mempertahankan postur meringkuk untuk melindu
Naluri seorang ibu? Alasan ini memang cukup masuk akal. Namun, bagaimana dengan Qaila? Dia adalah ibu kandungnya Matteo, tetapi malah melarikan diri sendirian saat ada bahaya?Ketika memikirkan hal ini, sorot mata Carlos menjadi sangat dingin. Setelah pengobatan selesai, Carlos membantu Yasmine untuk berbaring miring di atas ranjang.Yasmine berkata dengan tidak nyaman, "Tolong pindahkan aku ke kamar lain. Kurang pantas kalau aku tidur di sini."Yasmine tahu bahwa ini adalah kamar tidur Carlos.Carlos menyelimutinya dengan hati-hati, lalu menyahut, "Tidur di sini saja. Lukamu sangat parah, tidak boleh bergerak sembarangan.""Tapi, Qaila ...." Yasmine tahu bahwa Qaila akan masuk ke kamar ini. Dia tidak ingin diganggu Qaila saat terluka begini. Apalagi, Yasmine merasa sangat tidak nyaman karena teringat bahwa Qaila dan Carlos pernah tidur bersama di ranjang ini.Carlos menimpali, "Dia tidak akan masuk, istirahatlah dengan tenang."Seusai mengatakan itu, Carlos langsung berjalan ke luar.
Lantas, hak apa yang dimiliki Qaila untuk menjaga Matteo? Ibu kandung seperti ini sama sekali tidak dibutuhkan."Aku punya rencana sendiri," ujar Carlos dengan tegas.Fidela selalu memercayai Carlos dan tidak bisa menang darinya. Setelah Matteo tertidur, giliran Qaila untuk menjaga Matteo.Fidela tetap berkata dengan dingin, "Kalau kamu bukan ibu kandung Matteo, aku nggak akan pernah membiarkanmu menemuinya lagi. Jaga yang baik. Setelah dia bangun, minta maaf dan tenangkan dia. Jangan sampai Matteo trauma karena masalah ini."Qaila meminta maaf dengan tulus, "Bibi, aku mengerti. Aku ibunya Matteo, aku lebih menyayanginya daripada siapa pun."Setelah mengantar Fidela keluar dan menutup pintu kamar, senyuman di wajah Qaila langsung hilang. Dia menatap Matteo yang tertidur dengan tatapan ganas. Akhirnya, dia bisa melampiaskan amarahnya sekarang."Semua ini salahmu. Gara-gara kamu, Carlos membenciku, orang lain juga merendahkanku! Enak saja kamu tidur, cepat bangun!" maki Qaila sembari men
Matteo tidak menunjukkan ekspresi apa pun saat melihat Carlos mengusir Qaila. Dia tidak terlihat sedih ataupun enggan, yang ada hanyalah perasaan lega yang tidak berani diperlihatkan.Melihat ini, Carlos merasa sangat menyesal. Mengapa dia tidak pernah menyadari keanehan Matteo, sampai-sampai membiarkan Qaila menyiksanya begitu lama?Carlos berkata dengan serius, "Matteo, tidak perlu takut lagi. Dia tidak akan bisa menindasmu lagi."Matteo mengangguk. Setelah ragu-ragu sejenak, dia bertanya dengan takut, "Papa, aku boleh bertemu Kakak Intel nggak?"Lantaran khawatir masalah barusan akan mengubah keputusan Carlos, Matteo menambahkan dengan lirih, "Papa sudah berjanji padaku tadi."Setiap kali membahas Yasmine, mata Matteo selalu berbinar-binar. Carlos mengangguk dan menjawab, "Kamu harus menjawab pertanyaanku dengan jujur dulu.""Oke," sahut Matteo."Beberapa malam lalu, apa Qaila membawamu ke rumah kaca untuk membuat layang-layang?" tanya Carlos.Sorot mata Matteo seketika menjadi sura
Yasmine berkata dengan panik, "Kebetulan sekali, aku mau pergi mengobati Matteo. Karena kalian sudah datang, kita lakukan akupunkturnya di sini saja. Tuan Muda, apa kamu bisa memberiku jarum peraknya?"Carlos tidak menyuruh Edgar mengambilkan jarum perak, melainkan berjalan masuk ke kamarnya dan mengeluarkan sebuah kotak yang indah.Di dalamnya terdapat beberapa jarum perak. Itu adalah jarum yang pernah digunakan Yasmine. Carlos selalu menyimpannya dan membawanya ke mana-mana.Yasmine agak terkejut saat melihat jarum-jarum yang familier itu. Dia tidak mengerti mengapa Carlos menyimpan jarum perak miliknya.Namun, Yasmine tidak berani menanyakannya sehingga hanya bisa berpura-pura tidak tahu. Dia pun bertanya, "Kalau begitu, aku mulai sekarang?"Yasmine merasa agak gelisah karena ditatap oleh tatapan tajam Carlos. Dia juga tidak tahu mengapa Carlos menatapnya seperti itu. Yang jelas, dia merasa takut!"Ya," sahut Carlos. Tatapannya tetap tertuju pada Yasmine.Dengan demikian, Yasmine ya
Yasmine berbaring dengan kaku dan tidak berani bergerak. Dia tidak bereaksi saat mendengar nama ini, tetapi ini adalah reaksi terbesar untuk Carlos.Jika bukan karena merasa takut, Yasmine tidak mungkin mengabaikannya, melainkan akan mengejek Carlos.Carlos menyunggingkan senyuman nakal, lalu bangkit dan meninggalkan kamarnya. Kemudian, dia pun membangunkan Edgar yang sedang tertidur lelap.Edgar yang kantong matanya masih begitu hitam, bertanya dengan nada mengeluh, "Carlos, ada hal penting apa sampai membangunkanku tengah malam begini?""Cepat bangun. Pergi periksa wajah Rachel, lihat apakah dia pernah melakukan operasi plastik atau memakai topeng," perintah Carlos. Bagaimanapun, dokter pasti bisa mengetahui jika wajah seseorang pernah dirombak.Edgar menguap, lalu bertanya, "Dia baru menyelamatkan Matteo, tapi kamu sudah mencurigainya? Kenapa memangnya kalau dia pernah melakukan operasi plastik?"Operasi plastik adalah hal yang paling umum di zaman sekarang. Edgar masih belum menger
Begitu Carlos hendak memimpin bawahannya untuk mengejar, dadanya sontak terasa sakit. Saat berikutnya, dia memuntahkan darah."Tuan Muda, ada apa denganmu?" tanya Yogi yang terkejut.Edgar sudah selesai menetralisasi racun di tubuh Matteo. Dia buru-buru menghampiri untuk mencari tahu lokasi Yasmine, tetapi malah melihat kejadian seperti ini.Edgar segera memeriksa denyut nadi Carlos, lalu raut wajahnya tiba-tiba menjadi sangat murung. Dia berkata, "Ka ... kamu keracunan!"Carlos menyahut dengan tidak peduli, "Ya, aku keracunan saat masuk kamar tadi. Kamu obati saja."Edgar menyelesaikan pengobatan Matteo dengan begitu cepat, yang berarti ini hanya racun biasa.Namun, ekspresi Edgar seketika menjadi makin murung. Dia berkata, "Racun di tubuh kalian berbeda. Racun di tubuhmu sangat rumit. Kamu diam-diam diracuni setiap hari, lalu racunnya baru bereaksi karena gas tadi.""Tapi, Tuan Muda selalu berada di kediaman tua akhir-akhir ini. Tuan Muda nggak berhubungan dengan anggota Keluarga Abi
“Kamu itu putri yang mau kurawat,” kata Laura sambil mengelus kepala Yasmine dan tersenyum penuh kasih sayang. Saat ini, wajahnya terlihat sangat cantik.Yasmine pun berseru terkejut, “Putri?”“Benar! Sejak kamu bersikap begitu bodoh dengan melindungiku di pesta itu, aku sudah memutuskan untuk merawatmu.” Laura berkata dengan penuh semangat, “Kelinci sebodoh kamu pasti akan ditindas di mana-mana tanpa aku. Jangan khawatir, kelak Ibu akan menjadi tumpuanmu yang kuat.”Putri .... Ibu ....Yasmine langsung mematung bagaikan disambar petir. Dia pernah mendengar ada penggemar ibu-ibu yang merawat idolanya bagaikan putrinya sendiri. Namun, itu hanya dilakukan secara online. Lagi pula, dia juga bukanlah seorang selebritas.Yasmine pun menepis tangan Laura, lalu buru-buru berdiri dan menaruh jarak di antara mereka sambil berkata, “Nona Laura, serius dikit.”“Aku serius kok! Aku akan menangani Simon sebagai hadiah untuk merayakan ikatan ibu dan anak ini!” jawab Laura dengan ekspresi serius.Yas
Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar ucapan Laura. Laura bukanlah orang yang suka ikut campur dalam masalah orang lain. Namun, kenapa Laura tiba-tiba berubah menjadi begitu antusias dan ingin mengajarinya menari?Begitu memikirkan dirinya harus belajar menari dari mantan pacarnya Carlos, Yasmine langsung tidak bersemangat dan menolak, “Nggak usah repot-repot. Aku ....”“Nggak repot kok! Aku nggak keberatan mengajarimu!” kata Laura sambil tiba-tiba menggenggam tangan Yasmine. Kemudian, dia mulai membimbing tubuh Yasmine untuk bergerak dengan anggun dan bertenaga. Seiring dengan langkah tarian mereka yang semakin lancar, mereka berdua pun mulai menari dengan indah.Madhav bertepuk tangan dan memuji, “Mantap banget!”Yasmine tidak pernah menari sebelumnya. Namun, dengan bimbingan Laura, dia pun merasakan kegembiraan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.“Seru, ‘kan?” tanya Laura.Yasmine mengangguk tanpa sadar dan menjawab, “Emm.”Laura pun tersenyum puas, lalu berkata,
Yasmine berkata dengan tenang, tetapi ucapannya malah dipenuhi dengan penghinaan. Dia melanjutkan, “Dengan kemampuan Carlos, hanya masalah waktu hingga dia bangkit kembali. Sebaiknya, kamu manfaatkan saja kesempatan ini untuk berbangga selagi bisa. Bagaimanapun, waktumu yang tersisa sudah nggak banyak lagi.”Seusai berbicara, Yasmine langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memang hanya duduk diam dalam mobil, tetapi aura dan kepercayaan diri yang dipancarkannya malah mampu mendominasi Qaila yang berpakaian mewah. Saat ini, Qaila langsung terlihat bagaikan seorang idiot.“Yasmine! Kamu kira Carlos masih bisa bangkit lagi? Konyol banget! Asal kamu tahu, hal itu nggak akan terjadi! Pak Harry sudah mempersiapkan sebuah serangan telak. Beberapa hari lagi, Carlos dan Keluarga Handoyo akan segera musnah!” seru Qaila dengan marah.Apa Harry berencana untuk meluncurkan serangan baru? Yasmine memang sudah bisa menebaknya, tetapi dia tidak menyangka Harry akan melakukannya secepat ini. Apalagi, dia
“Tinggalkan Kota Sulvan sekarang juga!” perintah Simon dengan dingin. Ekspresinya terlihat sangat galak. Apabila orang biasa yang melihatnya saat ini, mereka pasti akan langsung ketakutan. Namun, Laura sudah terbiasa menghadapi Simon yang seperti ini. Dia menyahut dengan ekspresi datar, “Aku akan pergi ke mana pun aku mau. Kamu nggak bisa mengendalikanku.”Selesai berbicara, Laura hendak langsung berjalan keluar. Akan tetapi, Simon tiba-tiba meninju pintu di atas kepala Laura dengan kuat hingga pintu itu hancur dan tangannya berdarah. Aura yang sangat kuat dan mengerikan juga terpancar dari tubuhnya. Dia menekankan kata-katanya lagi, “Pergi sekarang juga!”“Kalau aku nggak mau?” tanya Laura dengan menantang sambil menatap Simon. Dia sama sekali tidak takut dan malah memprovokasi Simon dengan berkata, “Apa hebatnya menghancurkan pintu? Kalau berani, pukul aku!”“Laura, jangan kira aku tidak berani memukul wanita!” teriak Simon dengan marah. Kemudian, dia mengangkat tinjunya yang berlum
Saat menghadapi pengepungan beberapa pria galak ini, Laura sama sekali tidak kelihatan takut. Dia malah memaki dengan dingin, “Minggir! Jangan halangi jalanku!”“Wanita cantik bermulut pedas justru sangat seksi!” goda pria yang memimpin di paling depan itu. Dia berperawakan tinggi dan kekar. Ada tiga bekas luka panjang di wajahnya, sedangkan lengannya yang terbuka dipenuhi dengan berbagai macam luka. Sangat jelas bahwa dia pernah melewati kehidupan yang penuh pertumpahan darah sebelum datang ke Kota Sulvan.Pria itu terlihat kejam, nadanya saat berbicara juga sangat kasar. Dia melanjutkan, “Aku suka tipe wanita sepertimu. Permainan kita nanti pasti akan lebih seru. Kuberi kamu satu kesempatan lagi, kamu mau ikut aku pergi atau mau aku menyeretmu pergi?”“Minggir!” seru Laura dengan kesal.“Itu berarti kamu pilih aku menyeretmu pergi ya!” ujar pria itu sambil tertawa sombong. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk mencengkeram Laura.Laura hendak menghindar, tetapi orang lainn
Baru saja Carlos selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa. Kemudian, Miranda berjalan menghampirinya dan bertanya dengan cemas, “Carlos, aku cuma pergi ke kamar mandi, kenapa kamu keluar dari kamar lagi? Waktu yang kamu habiskan setiap hari untuk pergi menjenguk Nyonya Lydia sudah sangat memengaruhi efek aromaterapi, tapi kamu malah sering keluar dari kamar lagi. Kalau begitu terus, aku nggak jamin bisa menyembuhkanmu.”“Aku tahu,” jawab Carlos dengan dingin. Ekspresinya seketika menjadi muram. Kemudian, dia pun berjalan kembali ke kamar.Miranda menatap punggung Carlos dengan kening berkerut. Dia tahu jelas bahwa Carlos pasti akan melakukan hal seperti ini lagi.Akhir-akhir ini, waktu yang dihabiskan Carlos di dalam kamar semakin tidak teratur. Waktu terpapar aromaterapi yang tidak cukup akan sangat berpengaruh pada efek hipnoterapi. Sementara itu, Yasmine juga sudah kembali dan mungkin bisa ikut campur dalam menyiapkan makanan Carlos. Berhubung wak
“Yaya! Yasmine! Cepat kembali!” seru Carlos dengan kesal karena libodonya masih belum tersalurkan. Setelah berinisiatif untuk merayunya, wanita itu malah tiba-tiba pergi. Apa-apaan ini?“Ckck, perjalananku kali ini benar-benar nggak sia-sia! Tak disangka, ada hari di mana kamu bisa dikendalikan sepenuhnya oleh seorang wanita,” ejek Laura sambil bersandar pada kusen pintu dengan santai.Carlos melirik Laura dengan dingin, lalu merapikan jaketnya yang berantakan. Setelah libidonya sirna, dia pun terlihat menjadi sangat dingin dan bertanya, “Buat apa kamu datang kemari?”Carlos sama sekali tidak tahu Laura akan datang ke Kota Sulvan. Sebenarnya, Laura membohongi Yasmine dengan mengatakan Carlos yang memintanya untuk datang.“Aku datang untuk membantumu menghadapi Simon,” jawab Laura sambil tersenyum.Carlos tidak begitu percaya pada ucapan Laura. Saat dia menelepon Laura untuk memintanya mengaturkan pesta sebelumnya, Laura juga hanya membantunya untuk memancing Simon keluar dan tidak mela
Yasmine pun langsung merasa sangat terancam dan tanpa sadar bertanya, “Buat apa kamu pergi ke Kota Sulvan?”“Ke mana pun aku menari, Simon pasti akan datang untuk mengacau. Kalau aku menari di Kota Sulvan, akan ada banyak kesempatan untuk membuat Keluarga Yanwar menyinggungnya. Pada saat itu, dia mungkin akan memusnahkan Keluarga Yanwar karena dendam pribadinya,” jawab Laura dengan percaya diri.Yasmine pun merasa agak terkejut setelah mendengar Laura hendak membantunya dan bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba mau membantuku?”“Aku bukan melakukannya demi kamu, tapi demi Carlos. Dia yang memohon padaku,” jawab Laura dengan tatapan penuh godaan.Setelah mendengar jawabannya, hati Yasmine langsung tenggelam. Ternyata Carlos mencari Laura lagi, tetapi tidak memberitahunya. Dengan meminta bantuan Laura, dia akan semakin berutang budi pada Laura.“Nona Laura, nggak usah ....” Sebelum Yasmine sempat menyelesaikan kata-katanya, Laura sudah langsung naik ke helikopter. Melihat Laura yang duduk san
Yasmine tidak memiliki pilihan lain selain mencoba mati-matian. Namun, Simon yang merasa sangat marah malah langsung berbalik untuk pergi. Yasmine pun termenung saat melihat punggungnya yang kian menjauh. Apa maksudnya ini? Apa dia setuju atau menolak?Yasmine benar-benar tidak bisa menebak pemikiran pria itu dan akhirnya berteriak, “Tuan Simon, aku akan menunggu jawabanmu!”...“Aku sudah menggunakan cara lembek, keras, dan bahkan provokasi, tapi masih nggak tahu apa Simon sebenarnya bersedia turun tangan atau nggak,” keluh Yasmine pada Carlos melalui telepon. Dia merasa sangat putus asa karena benar-benar sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya.Simon benar-benar luar biasa sulit dihadapi dan sepertinya tidak ada seorang pun yang lebih sulit dihadapi daripada dia.Carlos menghibur, “Dia memang begitu. Di dunia ini, hanya ada beberapa orang yang bisa meyakinkannya untuk melakukan sesuatu. Jangan patah semangat, kamu sudah melakukan yang terbaik.”Mendengar ucapan Carlos yang sepe