"Tolong cepatlah. Aku benar-benar nggak tahan lagi ...," lanjut tamu itu.Desakan semua orang membuat Qaila merasa dirinya berada di ujung tanduk. Dia panik hingga hampir menangis. Dia berusaha memikirkan cara untuk mengelabui semua orang, tetapi ....Setelah ragu-ragu cukup lama, Qaila melontarkan alasan yang paling tidak merugikannya, "Aku ... aku sebenarnya belum menguasai teknik penawar racun itu. Maafkan aku, Kakek. Aku berbohong untuk membuatmu bahagia. Aku nggak nyangka teknik itu akan dibutuhkan secepat ini."Yosef menatap Qaila dengan terbengong-bengong. Tatapannya dipenuhi ketidakpercayaan. Kemudian, dia berkata dengan suara yang bergetar, "Qaila, jangan berbohong pada Kakek ....""Kakek, aku sudah salah. Tolong maafkan aku, ya? Asalkan memberiku sedikit waktu lagi, aku pasti bisa menguasai teknik penawar racun itu. Kamu pikirkan cara untuk menekan racunnya dulu. Aku pasti bisa segera menguasainya, aku serius!" ujar Qaila.Menurut Qaila, asalkan Yosef masih menaruh harapan pa
Pada dasarnya, Qaila sudah merasa sangat bersalah. Begitu ditampar, dia langsung terjatuh di lantai. Dia yang tampak kesakitan dan menyedihkan pun hendak bangkit untuk membela diri. Namun, orang-orang di sekeliling terus melontarkan makian kepadanya.Melalui perdebatan barusan, para tamu kira-kira telah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Jadi, mereka semua sangat murka dan ingin membunuh Qaila.Qaila ketakutan hingga gemetaran karena dirinya menjadi sasaran makian publik. Pada akhirnya, dia bangkit dan kabur karena tidak berani menghadapi semua orang yang ada di sini.Yosef menjadi sangat suram saat melihat Qaila melarikan diri. Yang dirasakannya sekarang hanya rasa sakit dan penyelesan yang tiada tara. Dia berkata, "Ini salahku, aku seharusnya mendengar nasihatmu. Aku nggak seharusnya memercayai Qaila semudah itu ...."Yosef seharusnya memastikan kemampuan medis Qaila terlebih dahulu, sebelum membiarkan semua anggota Keluarga Handoyo menghadiri acara pernikahan ini. Setidaknya, K
Melihat ini, Fidela bergegas bertanya, "Carlos, kamu mau ke mana? Racun di tubuhmu masih belum dinetralisasi. Kamu nggak boleh sembarangan!"Carlos tetap masuk ke mobilnya. Wajahnya tampak pucat, tetapi dipenuhi tekad. Dia menjawab, "Aku mau menyelamatkan Yasmine."Begitu ucapan ini dilontarkan, Carlos langsung menginjak pedal gas. Kemudian, mobil melaju dengan kecepatan tinggi."Carlos!" seru Fidela yang benar-benar cemas. Dia ingin mengejar, tetapi malah dihentikan oleh Edgar."Nyonya, racun di tubuhmu akan bereaksi makin cepat kalau begini. Jangan mengacau seperti Carlos. Aku akan melakukan akupunktur untuk menekan racunmu dulu. Tenanglah. Aku akan menyusul Carlos nanti. Aku nggak akan membiarkannya mati," ujar Edgar.Saat ini, hanya Edgar yang tidak keracunan sehingga dia harus menenangkan semua orang. Dia harus berpacu dengan waktu supaya sempat menekan racun di tubuh semua orang. Dengan begini, mereka baru bisa menunggu untuk beberapa hari, menunggu hingga Yasmine berhasil disela
Kini, 46 jam telah berlalu.Di luar Kota Sulvan, terlihat Carlos yang berdiri di pinggir tebing. Jaket yang dipakainya mengeluarkan suara karena terkena angin kencang. Wajahnya yang tampan pun terlihat pucat pasi. Dia mengerutkan dahinya dengan kuat dan ekspresinya penuh kecemasan.Ketika terjadi insiden di tempat pernikahan, Yogi ditugaskan untuk mengurus pekerjaan lain sehingga tidak berada di sana. Untung saja, dia lolos dari musibah itu. Kalau tidak, dia tidak akan bisa mencari Yasmine semaksimal mungkin.Meskipun demikian, Yogi sangat mengkhawatirkan Carlos. Racun di tubuh Carlos hanya ditekan untuk sementara waktu, bahkan akan terus merusak tubuhnya. Carlos menanggung rasa sakit yang dahsyat. Dia seharusnya berbaring di rumah sakit sekarang.Namun, sejak mengetahui Yasmine diculik, Carlos masih belum beristirahat sampai sekarang. Dia terus mencari sehingga kondisi fisiknya menurun dengan cepat."Tuan Muda, istirahat dulu. Aku akan mengatur semuanya dengan baik. Aku nggak akan mel
Lisa mengucapkan kata-kata yang disukai oleh Jonas. Mendengar ini, Jonas seketika tersenyum lebar. Dia mempercepat langkah kakinya karena sudah tidak sabar melihat Yasmine yang berangsur-angsur berubah menjadi genangan darah.Akan tetapi, setibanya di lereng gunung, mereka justru tidak melihat Yasmine yang sekarat seperti yang dibayangkan. Sebaliknya, terlihat Yasmine berdiri di antara pepohonan seraya mencabut Bunga Desila hingga ke akarnya.Raut wajahnya tampak pucat, tetapi tidak ada tanda-tanda kematian. Matanya terlihat sangat jernih, seperti bunga yang tumbuh dengan kuat di musim dingin. Dia benar-benar terlihat menawan!Jonas agak terpana saat menatapnya. Sementara itu, Lisa termangu sejenak sebelum berseru, "Kenapa dia belum mati?"Seruan ini seketika menyadarkan Jonas kembali. Kemudian, Jonas bergegas menghampiri Yasmine dan meraih pergelangan tangannya untuk memeriksa denyut nadinya.Yasmine belum menetralisasi racun di tubuhnya, tetapi berhasil meredakan efek racun tersebut.
Faktanya, Yasmine berhasil menetralisasi racun Bunga Desila hanya karena suatu kebetulan. Sekujur tubuhnya sudah sangat lemas karena kesakitan kemarin. Hanya saja, meskipun akan segera mati, dia tetap bertahan sampai akhirnya mencabut semua Bunga Desila.Yasmine tidak ingin bunga beracun seperti ini mencelakai orang lain. Tindakannya ini membuat Bunga Desila yang dicabut bercampur dengan darahnya yang beracun. Setelah semalaman, tumbuh jamur putih di akar bunga tersebut.Patut diketahui bahwa banyak bunga beracun yang juga termasuk tumbuhan penawar racun. Jamur putih ini memang tidak bisa menetralisasi racun sepenuhnya, tetapi bisa meredakan efek racun untuk sementara waktu. Itu sebabnya, Yasmine berhasil bertahan hidup.Namun, sebelum memulihkan tenaganya dan sempat kabur, Yasmine sudah mendengar suara Jonas dan Lisa yang berjalan menuju lereng gunung. Saat itu, dia sudah tidak sempat untuk melarikan diri.Jadi, Yasmine memutuskan untuk mencabut Bunga Desila hingga ke akarnya, daripad
Tidak ada tanda-tanda kehidupan yang terlihat. Jonas tak kuasa mengernyit dan merasa gusar. Dia akhirnya menemukan mainan yang begitu seru. Sungguh disayangkan jika Yasmine mati begitu saja. Bagaimanapun, Jonas belum merasa puas dengannya!Jonas bergegas menghampiri dan berjongkok di samping Yasmine. Kemudian, dia mengulurkan tangan untuk memeriksa napas Yasmine. Untungnya, Yasmine masih bernapas dengan lemah. Dia belum mati.Jonas menghela napas lega, lalu memapah Yasmine dan membiarkannya bersandar di pelukan. Setelah itu, Jonas mengulurkan tangannya ke saku untuk mengambil penawar racun.Kala ini, Yasmine yang sekarat sontak membelalakkan matanya. Dia telah menyelipkan jarum perak di antara jemarinya. Melihat Jonas yang begitu dekat, dia segera menusuk titik akupunktur Jonas dengan jarum tersebut.Sekujur tubuh Jonas seketika membeku dan tidak bisa bergerak. Dia menatap Yasmine dengan terkejut, lalu bertanya, "Ka ... kamu berhasil menetralisasi racunnya?"Yasmine sudah menetralisasi
Jonas langsung menyerbu ke bawah gunung. Dia juga mengumpulkan puluhan bawahannya untuk mengejar Yasmine.Saat ini, Lisa tiba-tiba berkata, "Tuan Muda, gawat. Carlos sudah tiba di desa depan sana. Mereka telah menggeledah seluruh tempat. Sebentar lagi, mereka pasti akan sampai di sini. Dia membawa banyak anak buah. Kita nggak akan bisa menang. Kita harus pergi sekarang juga!"Mendengar ini, raut wajah Jonas langsung menjadi sangat dingin. Dia telah meremehkan Carlos. Siapa sangka, Carlos berhasil menemukan lokasi mereka.Meskipun tempat ini hanya salah satu dari sekian banyak markas Keluarga Abisatya, terdapat banyak dokumen dan sumber daya di sini. Mereka akan menderita kerugian besar jika pergi begitu saja. Yang paling penting adalah ... Yasmine malah kabur di saat seperti ini!Yasmine sudah melarikan diri sekitar 20 menit. Dia mungkin akan bertemu dengan Carlos dan lainnya di tengah jalan. Jika Yasmine dibawa oleh Carlos, Jonas tidak akan bisa menculiknya semudah itu lagi. Mana mung