Esok hari,Riri bangun lebih dulu dari pada suamuinya, ia tersenyum mengingat kejadian semalam. Padahal awalnya ia sedang menangis bahkan Kevin juga terlihat emosi karena perkara mantan suami Riri, namun malah berujung pada kegiatan panas mereka. Ia melihat wajah Kevin yang terlelap dengan damai. Riri meringis ketika baru menurunkan kedua kakinya kebawah, area sensitivnya begitu nyeri ."Ssshhh, aduuhhh. Nyeri sekali rasanya, astaga suamiku itu yah benar benar deh membuat aku menjadi susah berjalan saja. Hampir aja semalam aku dibuat pingsan olehnya!" celoteh Riri.Riri berjalan dengan posisi sedikit ngangkang, semalam Kevin benar benar menggempurnya habis habisan. Meskipun lembut karena tak ingin menyakiti anak dalam kandungan istrinya, nyatanya Kevin seakan tidak mengenal lelah hingga memintanya sampai beberapa ronde. Mungkin jika semalam Riri tidak sampai tertidur, Kevin akan mengajaknya berolah raga sampai pagi.Setelah selesai membersihkan dirinya dan tampak lebih segar, Riri kem
"Mmmm, Sayang..." ucap Riri."Yaa?""Ituuu, kamu tidak mau pakai bajukah? Itu belalai sampai melambai lambai kesana kemari loh!"Ucapan Riri sukses membuat Kevin tersadar, dan dia langsung menoleh ke bawah. Dan benar saja ternyata dia tidak memakai apapun, astaga!"Aaaaaaaaaaa....." teriak Kevin.Astoge!Kevin berteriak kencang, sampai Riri menutup kedua telinganya yang terasa berdenging bahkan matanya pun ikut tertutup saat ini. Baru kali ini Riri mendengar suaminya itu berteriak seperti itu, dan itu sukses membuatnya terkejud."Astaga! Sayang. Kenapa berteriak sih!" teriak Riri juga karena kalau ia berbicara dengan nada biasa pasti tidak akan terdengar oleh Kevin, karena saking kencangnya pria itu berteriak."Eh, kok pakek nanya sih sayang. Aku kan malu sama kamu!" ucap Kevin.HahRiri melongo, "Buat apa malu, kan aku udah sering lihat! Kalau kita sedang berolahraga Mas.""Eh, iya ya. He he he, lupa."Doeng.....Riri menepuk keningnya sendiri melihat tingkah sang suami, sedangkan or
"Saya paham. Terima kasih Dok.""Berarti istri saya diperbolehkan pulang kan?""Iya Tuan."Setelah selesai, Dokter Selena dan para petugas medis kembali ke ruangannya sendiri sebab masih harus menangani pasiennya yang lain. Tepat saat itu Mami sudsh kembali ke ruangan Riri bersama dengan Kayla.Namun Maria heran karena Kevin sedang bersiap untuk kembali menggendong Riri."Lho, mau dibawa kemana menantu Mami Vin?""Pulang Mi." jawab Kevin."Pulang?" beo Maria."Iya, Riri hanya kelelahan saja dan kekurangan cairan jadi tidak perlu dirawat inap Mi.""Tunggu, maksudnya kelelahan? Memangnya Riri masih mengerjakan aktivitas yang berat berat?""Mmmm, n-nggak Mi. Hanya saja semalam kami...." ucap Kevin menggantung."Astaga Kevin! Jadi istrimu begini karena kelakuan kamu?""He he, maaf Mi.""Ya sudah ayo kita pulang sekarang." ujar Maria berjalan terlebih dahulu."Eeehh, kamu mau ngapain?" tanya Maria ketika ia berbalik badan dan melihat Kevin yang akan kembali menggendong tubuh Riri."Ya mau
Kevin berjalan menuju kamarnya untuk melihat apakah sang istri sudsh terbangun atau belum, ia tidak sempat menghabiskan sarapannya karena nafsu makannya mendadak lenyap terbawa angin sebab tindakan Jihan. Sungguh, dia tidak nyaman perempuan itu berada dirumahnya. Kevin masuk ke dalam kamarnya ternyata Riri masih memejamkan matanya, ia mendekati ranjang itu."Sayang kau sudah bangun?" tanya Kevin kepada sang istri.Riri mulai menggeliat kecil, ketika Kevin mengelus lembut rambut sang istri. Ia mengamit lengan kekar Kevin, seolah tak ingin melepasnya."Sayang...." panggil Kevin."Mmmhhh." jawab Riri dengan suara serak khas orang bangun tidur."Ayo bangun, katanya pengen susu coklat.""Tapi aku malas, Mas.""Terus gimana dong?""Mata aku rasanya masih berat Mas.""Bangun dulu yok, sarapan dulu sama minum susu.""Mmmmm, malas." rengek Riri.Kevin menunduk menatap wajah cantik sang istri yang masih saja terpejam, namun tangannya masih setia dalam dekapan tubuh wanita itu."Jadi mau tidur a
"Ck, sudahlah. Cepatlah kamu suapi wanita manja itu, nanti kamu terlambat ke kantor. Oh ya, nanti aku ikut nebeng ya. Mau ke Kantor kamu." ucap Jihan.Kedua manusia itu menoleh ke arah Jihan, menatapnya dengan aneh."Ke kantor? Mau ngapain?" bukan Kevin ataupun Riri, melainkan Maria yang bertanya. Ya dia yang sedang membawa Kayla masuk, tak sengaja mendengar ucapan Jihan barusan."Tante." lirih Jihan."Mau ngapain kamu ke kantor Kevin?" tanya Maria lagi."Mmmhh, hanya untuk melihat lihat saja Tan. Aku ingin belajar dari kantor Kevin, tak apa kan Tan?" tanya Jihan gugup.Maria menyadari kegugupan Jihan yang tercetak jelas diwajahnya, ia menjadi curiga dengan anak dari sahabatnya itu."Oh, boleh kok." ucap Maria."Tapi Mi...." protes Kevin."Sudahlah Vin, biarkan saja. Dia kan hanya ingin belajar dari kantor kamu.""Tapi Kevin hari ini gak akan ke kantor, Mi. Riri minta ditemenin, gak mau jauh dari aku katanya."Maria menatap datar Riri kemudian tersenyum, Jihan pikir Maria akan marah k
Hari ini Ibu Tio sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, selama berada di rumah sakit. Tio dan Silvi selalu menjaganya, sebab ayah Tio sudah wafat. Dan dirumahnya, Ibu Tio hanya tinggal sendiri yang kadang ditemani oleh keponakan Tio yang tinggal diKota itu.Mereka berdua selalu menjaga wanita paruh baya tersebut, siang dan malam. Namun nyatanya sampa saat ini mereka pulang ke rumah pun, sikap Ibu Tio kepada Silvi tak berubah. Masih menampakan ketidaksukaaannya terhadap perempuan itu yang dianggap sebagai orang ketiga dalam rumah tangga anaknya."Minum obatnya dulu Bu." ucap Silvi lembut.Ibu Tio hanya meliriknya sekilas, terlihat jelas jika ia tak menyukai Silvi."Ben nek kono wae!" jawabnya.(Biar disitu saja!)Ibu Tio mencoba meraih obat dan juga gelas yang berisi air minum itu, namun sayangnya Silvi menaruh gelas itu terlalu jauh dari posisi dimana Ibu Tio berada. Apalagi kondisi Ibu Tio masih terlalu lemah, bahkan beliau saja hanya berada diatas ranjangnya saja.Prang....By
Riri kembali menoleh ke arah Kevin, laki kaki itu menampilkan wajah datarnya kepada para peserta rapat yang hadir diperusahaan."Sayang sedang sibuk ya?" tanya Riri polos."Nggak kok, sayang. Rapatnya akan dilanjutkan oleh asistenku, tapi laporan akan tetap saya periksa. Jika sampai masih ada kesalahan, maka bersiap siaplah kalian angkat kaki dari perusahaan Pratama." tutur Kevin dingin."Baik Tuan."Setelah berkata seperti itu, Kevin segera mematikan sambungan videonya, kemudian ia memandang wajah ayu istrinya yang masih terlihat mengantuk."Mau lanjut tidur tuan putri?" tanya Kevin."Tadinya masih pengen tidur, tapi kok jadi udah gak ngantuk lagi ya sayang?" ujar Riri pelan."Ya sudah kalau begitu, makan buahnya dulu ya sayang. Tadi sudah aku siapin tuh." Riri mengangguk pelan tanda mengiyakan.Kevin beranjak dari tempat duduk untuk mengambil buah yang sudah disiapkannya untuk sang istri, ia membawanya ke tempat Riri berada. Tanpa membuang banyak waktu, Riri telah menghabiskan poton
Sedang asik bercanda dan tertawa bersama dikediaman Pratama, Munculah sosok Jihan disana. Dia baru saja pulamg entah dari mana setelah perdebatannya tadi bersama Riri. Ia menatap tak suka ke arah Riri, hal itu bisa ditangkap jelas oleh Joana.Joana yang heran melihat keberadaan wanita asing dikediaman keluarga kakak angkatnya itu pun mengerutkan dahinya, namun ia merasa tidak asing dengan wajah perempuan itu. Ia menoleh sekilas ke arah Riri yang masih sibuk bercanda dengan anak perempuannya."Kak." panggil Joana karena merasa penasaran dengan perempuan itu, ia masih mencoba mengingat ngingatnya."Iya?" jawab Riri singkat dengan menoleh sekilas kemudian melihat Kayla kembali."Itu siapa?" tanya Joana."Hmmm, mana?"Joana menunjuk Jihan yang sedang berada didapur untuk mengambil minum. Sebagaimana Joana yang masih lupa dengan wajah Jihan, begitupun sebaliknya. Jihan tak mengenali Joana sebab penampilan Joana sekarang terlihat lebih tertutup dari sebelumnya. Ya sejak memutuskan untuk ber