Share

Bab 18. Jebakan Mama.

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sekilas Mama udah bisa membaca apa yang terjadi dengan melihat gelagat Hanzero. Mama nampak tersenyum gemes melihat tingkah Mereka, lalu melenggang pergi begitu saja.

Mama berjalan angkuh, walau sambil pura pura pincang, terlihat dia memegang dadanya sendiri. Ada rasa bahagia ketika menatap Putranya berada satu kamar dengan Wanita. Ya, meskipun Mama sudah tau dan Shela beberapa hari ini sudah memastikan jika pernikahan mereka hanyalah sebatas kontrak.

Bahkan Mama sudah tau , bagaimana kronologisnya Arumi bisa menerima tawaran Hanzero.

Ada rasa terimakasih dalam hati Mama, karena Arumi sudah menyelamatkan nama baik mereka. Ada rasa Kasihan saat tau bagaimana masa lalu Arumi yang nampaknya tidak baik baik saja. Namun disisi lain, terselip rasa sedih di hati Mama. Pernikahan mereka hanya Kontrak!

Mama rupanya mulai menaruh harapan pada Arumi.

Persetan dengan semua itu. Mama jatuh cinta pada Arumi dari pertama bertemu. Dan mungkin Mama akan mempertahankan menantu sandiwaranya itu. Bila pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 19. Lulus Ujian.

    Gadis itu masih berdiri terpaku sambil mendekap koper. Sejenak dia tersadar lalu buru buru berjalan keluar. Menaruh dahulu paku dan palu untuk mengunci pintu kembali tanpa melepaskan koper itu dari tubuhnya. Selesai, dia segera beranjak meninggalkan gudang selepas menyambar paku dan palu.Arumi masih dengan jantung berdegup melangkah ke kamar Mama."Arumi… Kamu menemukan Pakunya?" Tanya Mama melirik Arumi tapi tidak begitu peduli dengan koper yang di bawa gadis itu."Iya Ma." Arumi mengangguk, meletakkan Paku dan Palu di atas meja. Mama sedikit bingung kok Arumi tidak segera memasang Foto malah menaruh palu itu?Arumi mendekati Mama. Langkahnya sedikit gemetaran."Ma.. Arumi menemukan ini." Katanya seraya mengacungkan koper dengan dua tangannya.Mama memperhatikan itu dengan tanda tanya."Itu apa?" Tanya Mama."Mama coba periksa deh isinya. Arumi tadi tidak sengaja menyenggol koper ini dari dalam lemari saat hendak menutup lemari sesudah menemukan Pakunya. Koper ini jatuh dan isinya b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 20. Khayalan Mama.

    Masih saja terdengar gelak canda tawa dari kamar Mama. Sepertinya Shela juga sudah bergabung di sana beberapa saat yang lalu.Selesai makan siang tadi, Shela ikut menguntit di belakang bokong Mama rupanya, saat mendengar Mama kembali mengajak Arumi ke kamarnya. Akhirnya tiga wanita itu saling mengobrol hangat. Obrolan yang hanya seputar tentang wanita. Fashion dan tentunya Skincare dan hal hal sepele lainnya.Biasalah, meskipun hal sepele seperti itu kalau bagi para wanita menjadi topik paling menyenangkan untuk dibahas. Tak pandang umur sepertinya. Antara Mama dan Shela pun tidak ada yang bertanya aneh aneh pada Arumi. Sedikit pun. Mereka sengaja, ingin menciptakan kenyamanan untuk Arumi. Sepertinya begitu.Mama melirik jam yang sudah bergeser dari angka dua belas."Rumi. Sebaiknya kau ke kamar dan beristirahat lah." Suruh Mama pada Arumi."Mama tidak apa apa ini ditinggal?" Tanya Arumi ragu ragu."Tidak apa apa. Ada kak Shela yang menemani bukan?" Jawab Mama.Shela tersenyum pada Ar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 21. Kangen.

    Hati Hanzero sudah tak tenang. Terlihat dengan cara dia duduk, geser ke kiri dan geser ke kanan. Arpha terkikik melirik bosnya.Dia cepat menginjak pedal gas agar lebih kencang laju mobilnya.Hingga tak lama, mobil itu sudah sampai di rumah utama.Hanzero turun sendiri tanpa dibukakan pintu. Ini jarang terjadi padahal. Biasanya dia tidak akan keluar sebelum Arpha membukakan pintu mobil untuk dirinya.Lalu Hanzero cepat melangkah masuk ke rumah. Dan segera bergegas ke kamarnya.Membuka perlahan pintu dan mengintip kedalam. Dilihatnya tidak ada Arumi. Tapi di atas Ranjang teronggok selimut tebal yang bergerak gerak. Ada suara terkikik kecil di bawah selimut.Hanzero mendekati dan menarik selimut itu karena penasaran."Heh! Apa yang kau lakukan?"Arumi terlonjak kaget dan langsung bangun dengan Hp yang masih di tangannya."Maaf Tuan. Maafkan saya. Saya, saya tidak tau kalau Tuan sudah pulang." Wajah Arumi pucat. Melirik jam yang masih jauh dari Sore.Hanzero ingin tertawa melihat wajah k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   BB 22. Permintaan Mama.

    Keduanya sudah berada di depan pintu kamar Hanzero. Saling melempar pandangan."Bagaimana mau mengintip? Tidak ada lobang sedikit pun." Bisik Shela.Mama menyerngitkan alisnya saja. Lalu menempelkan telinganya di daun pintu berusaha untuk menangkap siara dari dalam.Shela menyenggol bahu Mama. "Ada suara?"Mama menggeleng. Sekarang giliran Shela yang menguping. Dia tidak mendengar suara apa apa juga. Kemudian beralih ke lubang kunci."Bagaimana?" Mama menyenggol."Tidak kelihatan.""Coba minggir. Biar Mama." Mama menarik lengan Shela dan mengatur Posisi untuk berganti mengintip.Di ujung sana tanpa mereka sadari, sepasang mata menatap tingkah laku mereka dengan tertawa kecil. Menyandarkan punggungnya di tembok sambil menggeleng gelengkan kepala.Lalu setelah merasa tidak tahan dengan tingkah mereka, dia berjalan menghampiri mereka."Heh! Apa yang kalian lakukan?"Seketika keduanya terlonjak kaget dan menoleh."Hanz!" Keduanya berseru bersamaan.Wajah Mama dan Shela memerah."Hem, dasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   BB 23. Tertekan.

    Hanzero sudah berada di kamar sekarang. Tidak ada Arumi di ranjang seperti saat Hanz meninggalkannya keluar tadi.Hanzero menoleh ke arah Kamar Mandi. Terdengar Kemicrik air tanda seseorang sedang mandi. Rupanya Arumi tengah mandi. Pria itu melirik jam dinding yang sudah menunjukan sore.Hanzero kembali melangkah keluar kamar mandi dan tak berapa lama kembali lagi dengan membawa nampan berisi makanan. Melihat Arumi sudah berdiri di sisi Ranjang dengan balutan baju tidur. Rambut panjang tergerai dengan masih meneteskan air tanda habis keramas.Hanz meletakkan nampan di atas meja dan menghampiri Arumi yang sekarang duduk di tepi Ranjang memperhatikan dirinya. Hanz meraih handuk, menyeka rambut Arumi. Lalu menyeka wajah Arumi yang masih ada sisa air."Kenapa tidak kering? Nanti bisa masuk Angin. Apa kamu buru buru?"Arumi menggeleng, lidahnya mendadak kelu diperlakukan sehangat ini oleh Pria di depannya ini."Kita makan malam ya?"Astaga! Jantung Arumi berdebar dengan ajakan lembut Hanze

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 24. Tak terencana.

    Arumi benar benar terperangah. Ingin dia menjerit, tapi sebatas tenggorokan. Hanzero sudah menguasai bibirnya dengan begitu sempurna. Tangan Arumi memukul mukul dada Hanzero dan berusaha mendorong, namun pria itu tak merasakan sakit sedikitpun malah menekan tubuhnya hingga menghimpit tubuh Arumi.Hanz terus melumat bibir Arumi dengan rakus namun lembut. Arumi tersengal saat Hanz melepaskan ciumannya."Tuan.""Aku mencintaimu Arumi." Hanz kembali mengatakan itu. Memandangi kedua mata Arumi yang berkaca kaca. Arumi Membalas tatapan itu, dada keduanya berdegup tak karuan. Tangan Hanzero yang terlihat cukup gemetaran itu bergerak mengusap air mata Arumi ynag hampir terjatuh."Jangan menangis. Aku hanya ingin membuatmu bahagia. Apa salah? Jika seorang suami ingin membahagiakan istrinya?" Ucap pelan Hanzero, jemarinya turun menyentuh bibir Arumi."Tuan kita," belum sempat melanjutkan kata katanya, Hanz kembali mencium bibir Arumi. Kini dia melakukan ciuman dengan begitu dalam. Menekan tengk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 25. Ungkapan.

    Pagi mulai menjelang. Mata Arumi mulai terbuka perlahan. Merasakan dekapan pada tubuh polosnya. Arumi menoleh. Wajah Hanzero masih terlihat terlelap. Arumi bergerak pelan untuk melepaskan dirinya.Menyibak selimut pelan pelan dan menuruni Ranjang. Dia menyambar handuk dan segera ke kamar mandi.Arumi termenung disana. Dia tidak lupa kejadian semalam. Seratus persen dia masih mengingatnya dengan jelas. Wanita itu kini terisak,meraba tubuhnya sendiri. Bekas rasa semalam masih seperti menempel."Kenapa Ceroboh. Kenapa tidak menolak?" Dia mengutuk dirinya yang bisa bisanya terlena oleh belaian Hanzero."Dia semalam mabuk. Dia tidak benar-benar menyukai ku. Aku bodoh!" Arumi terus mengutuk dirinya.Sambil sesenggukan, sambil mengguyur tubuhnya. Jika dia hamil bagaimana? Lalu Hanzero hanya ingin bayinya? Arumi sungguh kacau.Arumi segera menyelesaikan mandinya. Lalu keluar kamar mandi. Melirik Hanzero yang masih terlelap. Cepat cepat dia berganti kemudian merapihkan pakaian yang berserakan d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 26. Khayalan yang tertunda.

    Mama dan Shela sedang sibuk menguping di depan pintu Kamar Hanzero. Wajah Mama terlihat khawatir sekali."Aduh! Bagaimana ini Shel…? Mereka sedang bertengkar!""Iya Ma. Bagaimana ya? Itu suara Arumi menangis. Apa jangan jangan Arumi meminta cerai ya Ma?" Shela pun tak kalah panik, malah makin membuat Mama semakin khawatir."Kita dobrak aja apa ya?" Usul Mama."Jangan Ma. Mungkin Hanzero bisa merayu Arumi.""Halah..! Mama tidak percaya! Iya kalau Hanzero bisa, kalau tidak bagaimana. Mama harus ikut andil!" Seru Mama, dia nekat membuka kenop pintu. Baru saja Mama hendak memutar kenop, pintu sudah terbuka."Mama." Arumi sudah berdiri didepan Mama."Eh, Arumi. Hehe." Mama tersipu."Mama ada apa kemari? Repot sekali?" Tanya Arumi."Eh, tidak. Itu, tadi Mama ingin mengajak kamu sarapan. Dan mendengar ribut ribut kalian. Ada apa? Apa kalian bertengkar? Atau, Hanzero memarahi mu?" Tanya Mama, matanya sudah melirik tajam ke dalam, ke arah Hanz yang masih duduk di tepi Ranjang hanya dengan balu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 113. Happy Ending.

    Hampir seperapat jam, akhirnya mobil Hanzero tiba di klinik.Hanz memarkirkan mobilnya.Hanz keluar, lalu memanggil suster untuk membantu Arumi.Dua orang suster mengikuti Hanz sampai mobil dengan membawa brankar.Tiba di mobil Hanz langsung menyuruh Mama keluar terlebih dulu, lalu setelahnya Hanzero membantu Arumi untuk keluar."Pelan pelan Hanz." ucap Mama.Perlahan Hanzero mengendong Arumi, lalu memindahkannya membaringkan tubuh Arumi di atas brankar.Kedua suster mendorong brankar masuk ke dalam klinik.Hanz selalu setia menemani, tanggannya menggenggam erat tangan Arumi, berjalan bersebelahan dengan brangkar. Sedangkan Mama mengikuti dari belakang.Tidak berapa lama tiba di ruang bersalin."Maaf. Yang bisa masuk hanya satu orang." ucap suster memberitahu."Kamu saja yang masuk, temani Arumi." ucap Mama pada Hanzero. Hanzero mengangguk lalu ikut masuk bersama suster.Mama tahu setiap istri yang melahirkan pasti ingin di temani suaminya, sama halnya dengan Mama dulu saat melahirkan

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 112. Arumi Kontraksi.

    Arumi kontraksi!Arumi menunggu Hanz di dalam mobil. Arumi sudah tidak sabar untuk menyantap belalang goreng.Liurnya sudah ingin menetes membayangkan betapa renyahnya belalang berpadu gurih l,pedas manisnya bumbu.Uh! Pasti sangat nikmat.Ngidam yang ektrim bukan?Arumi pun baru kali ini sebenarnya, sebesar ini Arumi belum pernah merasakan namanya belalang goreng atau mungkin ini bawaan bayi? Entahlah!Hanz kembali kedalam mobil setelah mendapatkan apa yang di inginkan istrinya. Sebagai suami yang baik Hanz selalu melakukan apa saja yang membuat Arumi bahagia, asal itu tidak melanggar norma norma yang ada."Ini Sayang." Hanz mengulurkan tangan yang memegang satu cup berisi belalang goreng pedas manis.Hanz sendiri sebenarnya agak ngeli jika melihat melihat hewan sejenis belalang. Apa lagi untuk memakannya.Tidak dulu deh!Kres!Kres!Terdengar bunyi belalang saat Arumi mengunyahnya. Hanzero hanya menatapnya dengan tatapan aneh. Tidak berapa lama Hanz kembali tersadar, Ia pun menyala

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 111. Menjenguk Vanya.

    Hoam. Arumi menutup mulutnya.Saat ini Arumi baru saja bagun tidur siang, Arumi tersenyum pertama kali ketika membuka mata pemandangan indah ada di hadapannya.Bagaimana tidak!Wajah Hanzero berada tepat di hadapan wajahnya. Malam tadi mereka tidur saling memeluk satu sama lainya.Arumi membelai wajah tampan Hanzero, hidung mancung, alis tebal ukiran wajah yang indah membuat ketampanan nya semakin bertambah.Semakin hari Arumi semakin memupuk cintanya hingga tumbuh subur di dalam hati.Ketika Arumi sedang fokus membelai wajah Hanzero, tiba tiba Hanzero membuka mata."Sudah puas belum, lihat suamimu yang tampan ini." goda Hanzero.Membuat Arumi reflek melepaskan tangannya.Pipinya pun memerah merona karena malu.Hanz suka melihat Arumi saat tersipu malu seperti saat ini." M_mas udah bangun." Arumi mengalihkan pembicaraan."Mas udah bangun sebelum kamu bangun tadi." jawab Hanzero, yang membuat Arumi membuka mulutnya lebar.' Ya ampun, berarti Mas Hanz tahu dong! Aku menciumnya tadi.' b

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 110. Berbelanja Keperluan Bayi.

    Lubis memperhatikan gambar yang di tunjuk Alika, raut wajahnya seketika berubah.Lubis memperhatikan foto USG yang ada di tangannya.Mata berbinar memancarkan kebahagian."Alika! Apa keponakan ku laki laki?" tanya Lubis dengan nada sangat bersemangat.Alika mengangguk."Ia Mas, menurut hasil USG ini bayi Vanya berjenis kelamin laki laki." "Haah!" Lubis memeluk Alika dengan penuh rasa bahagia."Alika, Aku sungguh bahagia mendengar kabar ini." ucap Lubis yang masih memeluk Alika erat.Sedari dulu Lubis memang sangat menginginkan bayi laki laki, namun Tuhan belum menghendakinya.Dan sekarang!Lubis akan memiliki keponakan laki laki. ______Hubungan Lubis dan Hanzero berangsur membaik setelah kejadian tempo lalu. Bukan hanya dari hubungan bisnis saja tapi di kehidupan pribadinya juga.Arumi sering mengajak berkunjung ke kediaman Lubis untuk sekedar menjenguk Vanya.Walau Vanya sendiri tidak pernah berinteraksi langsung dengan Arumi. Karena memang Vanya banyak melupakan orang orang di

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 109. Saling Memaafkan.

    Dokter Lidia tersenyum, lalu pandangannya mengarah ke layar. "Sepertinya Dede bayi masih malu malu, tuh liat di sembunyikan." ucap Dokter Lidia terkikik pelan.Posisi bayi saat ini sedikit memiringkan tubuhnya hingga bagian alat kelaminnya tertutupi.Hanzero dan Arumi menarik sudut bibirnya mengukir sebuah senyuman.Ini yang pertama bagi Arumi dan Hanzero jadi mereka begitu bahagia saat mendengar detak jantung bayinya untuk yang pertama kali.Di dukung dengan fasilitas kesehatan yang sudah canggih, bisa melakukan USG 3 Dimensi."Sepertinya memang seperti itu Dok." ucap Hanzero.Setelah pemeriksaan selesai, Arumi kembali duduk.Dokter Lidia menjelaskan apa apa saja yang boleh Arumi lakukan.Setelah selesai Arumi dan Hanz keluar ruangan Dokter.Hanz mengandeng Arumi, berjalan hendak keluar."Hanzero tunggu!" panggil seseorang dari belakang.Hanz menghentikan langkahnya, begitu juga Arumi. Kedua nya berbalik.Lubis! batin Hanzero.Arumi menyikut pelan lengan Hanzero."Mau apa dia Mas? bis

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 108. Periksa Kandungan.

    Pemberitaan pagi ini di penuhi pemberitaan tentang klarifikasi Hanzero kemarin malam. Berbagai judul yang muncul membuat Hanz geleng geleng kepala.‘Klarifikasi mantan tunangan vanya terkait skandal viralnya’‘Mantan tunangan Vanya tidak mau ikut campur’Masih banyak lagi judul pemberitaan yang menurut Hanz sangat tidak penting.Semenjak vidionya viral, Vanya bukan hnaya kehilangan pekerjaannya sebagai model. Banyak PH yang memutus hubungan kerja sepihak.Hal itu membuat Vanya frustasi, bahkan Vanya harus menanggung malu atas perbuatannya sendiri. Dan semenjak itu Vanya tidak menunjukan batang hidungnya, karena setiap hari banyak wartawan di depan rumah Lubis, bahkan Lubis sampai menambah penjaga untuk mengaja keamanan rumahnya.Bukan hanya Vanya yang menanggung akibatnya, tapi Lubis ikut menangung imbas dari kelakuan adik perempuannya.Setelah berita Vanya naik ke permukaan banyak insvertornya yang memutus buhungan kerja sama mereka. Walau Lubis sudah berusaha menjelaskan namun mere

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 107. Klarifikasi Hanzero

    Hanzero mulai kesal, para wartawan tidak ada satupun yang pergi, mereka masih menunggu Hanzero."Arp. Kita pulang sekarang, jika menunggu mereka mau sampai kapan?" Hanzero mulai putus asa.Hanzero sudah menunggu dari jam tujuh malam dan sekarang sudah pukul sembilan, selama itu Hanzero menunggu."Baik Tuan, tapi satu satunya jalan. Tuan harus menghadapi mereka." "Tidak ada pilihan!" hanya itu yang keluar dari mulut Hanzero.Hanzero melangkahkan kaki keluar dari ruangannya diikuti Arpha.Keduanya berjalan, melewati lorong. Tibanya di di ujung lorong tepatnya dimana pintu lift berada.Arpha dengan cekatan menekan tombol 1 dimana lantai dasar berada.Tring!Pintu lift terbuka, Hanzero bersama Arpha masuk.Pintu lift tertutup, membawa Hanz dan Arpha menuju lantai dasar gedung.Beberapa menit kemudian Hanz bersama Arpha, tiba di lantai bawah.Setelah pintu terbuka, Hanz bersama Arpha keluar.Para wartawan yang melihat pun langsung heboh."Lihat! Itu Tuan Hanzero keluar!" Teriak salah sat

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 106. Tidak ada urusan dengan ku!

    Pagi ini dihebohkan dengan berita Viral seorang model hamil di luar nikah.Bahkan vidionya sudah tersebar di berbagai aplikasi di medsos.Berita di TV pagi ini hanya semua membahas Vidio Viral yang beredar, dalam waktu semalam Vidio itu sudah tersebar luas dan menjadi trending no 1.Vidio berdurasi beberapa menit itu menampilkan seorang wanita sedang memohon dan meraung pada seorang pria, tapi pria tersebut tidak mempedulikannya bahkan meninggalkan wanita itu.Suara si wanita pun terdengar sangat jelas, bahkan wajahnya terekspos dengan sempurna.Ya! Wanita itu adalah Vanya.Tanpa di sadari semalam ada seorang wartawan yang kebetulan sedang berada di situ.Keberuntungan bagi seorang wartawan mendapat berita sepanas ini.Namun kehancuran bagi Vanya, bukan hanya nama baiknya yang tercoreng tapi karirnya pun akan ikut hancur."Mas!" teriak Alika, begitu sampai di kamar."Kenapa? Pagi pagi sudah ribut!" bentak Lubis yang baru saja keluar kamar mandi.Alika mengambil napas sebelum kembali b

  • Pernikahan Kontrak Yang Abadi   Bab 105. Kehancuran Vanya part 2

    Vanya masih saja mengelak tidak mau mengakui kebenarannya.Lubis mulai jengah.Lalu Alika yang sedari diam, mulai berbicara."Lebih baik sekarang kita cek ke Dokter, untuk memastikan kebenarannya jika Vanya beneran hamil atau tidak. Jika terbukti Vanya hamil maka, kamu Mas." Tunjuknya pada Lubis."Harus segera menikahkan Vanya dengan laki laki yang sudah menghamilinya sebelum publik tahu dan akan mencoreng nama baik mu dan keluarga." Vanya menggeleng.Jika ke rumah sakit pasti akan ketahuan. Batin Vanya.Aku harus mencari alasan untuk ini. Lagi pula aku belum memberitahu David soal kehamilanku."Aku gak mau ke Dokter!" Tolak Vanya."Lagipula aku tidak hamil, aku hanya sedang tidak enak badan." Elak Vanya."Aku hanya butuh istirahat. Itu saja!" Vanya berdiri dan langsung pergi meninggalkan Lubis dan Alika."Vanya! Aku belum selesai berbicara!" Teriak Lubis, namun Vanya tidak menghiraukan dan melanjutkan langkahnya.Sampai di kamar Vanya mendudukan diri di pinggir tempat tidur.Sungguh

DMCA.com Protection Status