Share

Chapter 6

Penulis: Author newbie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-16 18:41:53

Matahari belum sepenuhnya muncul di langit, tetapi kediamam Guntara sudah didatangi oleh seorang wanita paruh baya yang mengamuk di depan pagar. Ia menggucang-guncang pagar dan melempar semua benda ke pagar hingga meimbulkan kebisingan, di belakangnya juga ada seorang pria dengan perawakan seperti preman dan pria itu adalah anak buahnya. Ia adalah Rista, seorang rentenir sekaligus teman satu geng arisan Imah.

"Bu Imah, keluar! bayar hutangmu! Jangan berlagak sok kaya tapi hutang menumpuk!" teriak sambil terus menendangi pagar.

Dari balik gorden wajah Imah terlihat pucat pasi bahkan ia tidak berani mengeluarkan suaranya, para tetangga juga mulai keluar dari rumah mereka dan melihat Rista mengamuk di depan rumah. Rista tidak ragu membeberkan hutang Imah yang hampir mencapai tiga ratus juta kepada para tetangganya, Rista juga membeberkan aib Imah soal ia yang memiliki simpanan pria muda di luar sana. Imah mengepalkan tangannya karena terlalu geram pada Rista, ia ingin sekali merobek mulut Rista yang terlalu cerewet tetapi ia tidak memiliki keberanian bahkan untuk sekedar menujukkan wajahnya dari jendela.

"Bu, ini ada apa? kenapa bu Rista membuat keributan dirumah ini?" tanya Adimas dengan raut wajah kesal, ini baru jam tujuh pagi dan tidurnya terganggu karena teriakan Rista.

"Nak, tolong ibu. Bu Rista menagih hutang ibu yang sudah lewat tempo, bisa kan kamu bayarkan dulu?" pinta Imah sambil memegang tangan Adimas.

"Berapa hutang ibu?"

"Dua ratus sembilan puluh lima juta," jawabnya dengan nada ketakutan.

Semua orang sontak terkejut setengah mati mendengar nominal yang Imah ucapkan, bukannya dibantu Imah justru malah dimaki juga oleh kedua anak perempuannya karena berhutang begitu banyak. Mereka juga memaksa Imah untuk jujur soal hutang tersebut, selama ini mereka selalu memberikannya uang lebih dari cukup. Apapun yang Imah inginkan pasti mereka berikan, Adimas bahkan sampai tidak menafkahi Karina dengan layak demi menuruti permintaan Imah. Setelah mendengar alasan Imah tentu mereka tidak habis pikir dengan kebodohan Imah, bisa-bisanya ia diporoti oleh pria yang usianya sama dengan Anindya . Rista sekarang semakin tidak terkendali di luar sana, bahkan ia sampai mengundang ketua RT untuk membantunya menemui Imah.

"Windy, Anindya. Kalian punya uang tabungan kan untuk membantu mas membayar hutang ibu? tabungan mas tidak cukup untuk membayar lunas bu Rista,"

"Apa? mas gila ya! aku tidak mau menggunakan uangku untuk membayar hutang ibu! suruh ibu pikir sendiri bagaimana cara membayarnya!" bentak Anindya lalu pergi, ia tidak mau perduli mau diapakan ibunya oleh Rista.

"Win.."

"Maaf mas, uang itu mau Windy pakai untuk menikah dengan Aryo."

Kini hanya tinggal Imah, Adimas dan Alya yang masih berdiam di ruang tamu. Adimas baru ingat jika kemarin Alya mengambil uang tabungan Karina sebanyak enam puluh juta, uang itu bisa ia gunakan untuk membantunya membayar setengah hutang Imah.

"Al, mana uang tabungan Karina yang kamu ambil tempo hari lalu? aku membutuhkan uang itu." ujarnya sambil menandahkan satu tangannya di hadapan Alya.

Alya terlihat gelisah, "Mas, uangnya sudah habis."

"Apa? itu uang yang sangat banyak Al, bagaimana bisa kamu menghabiskannya hanya dalam waktu dua hari!"

"Aku membelanjakan uang itu untuk keperluan pribadiku dan kebutuhan calon anak kita mas, itu justru kurang!" Alya mencebik kesal.

Adimas mengacak rambutnya karena terlalu frustasi, ia juga tidak mungkin mengeluarkan semua uang tabungannya untuk membayar hutang ibunya. Mobil yang ia gunakan juga mobil dinas milik kantor, hanya rumah ini yang bisa Adimas jadikan jaminan tetapi Adimas tidak akan rela jika rumah ini diambil oleh Rista. Rista kini sudah berhasil membobol pagar rumah, ia masuk bersama dua orang polisi dan setelah ia berhasil menemukan Imah ia menyeret Imah keluar dan mempermalukannya. Keadaan begitu kacau, tetapi polisi berhasil mengamankan Imah masuk ke dalam mobil dan memberikan Adimas surat tugas penangkapan Imah atas tuduhan penipuan.

"Adimas, ibu tidak mau dipenjara." ucap Imah dengan air mata berlinang, kedua tangannya kini sudah diborgol.

"Bu, tunggu Adimas ya. Adimas akan mencoba mencari jalan keluar untuk membebaskan ibu,"

Imah sukses menjadi bahan gosipan semua orang di perumahan ini dan berita penangkapannya juga langsung tersebar luas ke luar komplek dalam waktu cepat, nama baik keuarga Guntara hancur dalam waktu kurang dari satu hari akibat ulahnya.

********

"Ibu Imah sudah dipenjara sekarang, tuan muda."

"Bagus, jangan biarkan wanita itu keluar dengan mudah."

Kaivan menyesap kembali teh chamomilenya sambil menikmati pemandangan indah di hadapannya, bukan hal yang sulit untuknya menghancurkan hidup seseorang dalam sekejap tanpa mengotori tangannya.

"Bagaimana bisa kamu tau soal hutang ibu mertuaku yang aku sendiri bahkan tidak tau?" tanya Karina penasaran.

"Kamu bisa mendapatkan dan mengetahui apapun yang kamu inginkan selama kamu memiliki uang, Karina."

"Apa lagi yang kamu tau soal keluarga Guntara?"

"Banyak, persiapkan saja dirimu untuk membalas perbuatan mereka." sahutnya dengan satu sudut bibir terangkat.

Sejujurnya Karina merasa agak takut dengan Kaivan, tetapi ia sudah sampai sejauh ini demi membalas perbuatan Adimas dan keluarganya termasuk juga Alya. Ia tidak boleh lemah, setiap memar dan luka hati yang ia rasakan harus mereka bayar. Mereka pantas sengsara, tidak ada satupun dari mereka yang boleh bahagia setelah memperlakukannya seburuk ini.

**********

"Mas, tidur yuk. Aku ngantuk, mau dikelonin sama mas." pinta Alya manja sambil bergelayut di lengan Adimas.

Sejak Karina pergi dan menghilang tanpa kabar, juga ditahannya Imah karena hutangnya pada bu Rista, sikap Adimas kini berubah sangat dingin padanya. Alya tidak diperhatikan seperti biasanya, bahkan Adimas lebih sering berada di luar rumah untuk mencari pinjaman uang dan baru akan kembali saat tengah malam. Sejujurnya Alya merasa agak keberatan jika Adimas menggunakan uang tabungannya untuk membayar hutang Imah, karena jika tabungan Adimas terkuras habis maka Alya tidak akan bisa berfoya-foya lagi. Adimas juga lupa soal janjinya yang ingin memberikan Alya kalung berlian, bahkan honeymoon mereka batal karena masalah yang datang tidak kunjung selesai.

"Mas, kamu denger gak sih!" bentak Alya kesal karena diabaikan oleh Adimas.

"Kalau kamu ngantuk, tidur duluan saja sana Al! aku lagi pusing, jangan buat aku tambah pusing!" bentak Adimas balik lebih keras.

Bola mata Alya langsung berkaca-kaca saat dibentak oleh Adimas, setelah melihat istri mudanya itu menangis Adimas langsung tersadar dari amarahnya dan memeluknya erat sambil meminta maaf. Adimas hanya merasa sangat kelelahan, ditambah dengan masalah Karina dan Imah yang sangat membebaninya. Setelah berhasil menenangkan Alya, Adimas lalu menggiring Alya ke dalam kamar dan menuruti keinginnya. Namun saat mereka baru melakukan pemanasan, tiba-tiba terdengar suara benturan dari halaman rumah seperti pagar yang ditabrak juga suara deru mesin mobil. Adimas berlari keluar untuk melihat siapa yang sudah membuat keributan di rumahnya, saat pintu utama terbuka Adimas langsung disergap oleh dua orang pria bertubuh kekar yang tidak ia kenal.

"Tanda tangani surat ini, sekarang!" titah salah satu pria yang berdiri di hadapannya, sedangkan yang satunya lagi memegangi kedua tangannya agar ia tidak melakukan perlawanan.

Bab terkait

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 7

    "Tidak! aku tidak mau menandatangani apapun yang tidak aku ketahui isinya!" "Tanda tangani saja! atau kamu ingin semua yang kamu miliki hancur dalam waktu semalam?" ancamnya yang berhasil membuat Adimas benar-benar bungkam. Adimas akhirnya mengambil surat itu dan membaca isinya dengan teliti, ia baru membaca setengah dari isinya tetapi ia langsung melempar surat tersebut ke lantai. "Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikan Karina! suruh dia kembali ke hadapanku sekarang!" "Baiklah, jika kamu tidak ingin menceraikan Karina maka ibumu akan membusuk di penjara dan besok pagi semua yang kamu miliki akan lenyap dari genggamanmu." Adimas ditempatkan pada posisi yang sulit, ia tidak ingin kehilangan Karina tetapi ia juga tidak ingin ibunya dipenjara lebih lama lagi dan kehilangan segalanya. Adimas melirik ke sekitarnya, berharap ada yang datang membantunya tetapi tidak ada satupun orang yang bisa ia mintai bantuan. Tidak ada yang perduli padanya karena sikap keluarga Guntara

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 8

    Beberapa hari diasingkan oleh Kaivan di apartemen mewah ini, sejujurnya Karina agak merasa bosan. Semua yang ia inginkan serba ada dan ia selalu dilayani dengan sangat baik oleh pelayan disini, Karina bahkan tidak diizinkan untuk mencuci piring yang habis ia gunakan. Karina tidak terbiasa dengan perlakuan istimewa seperti ini, meskipun ia cukup senang karena merasa diratukan untuk yang pertama kali di dalam hidupnya tetapi rasanya masih tetap aneh untuknya. "Apa ada hal lain yang anda butuhkan nyonya?" tanya pelayan sambil membawakan jus buah untuk Karina. "Tidak ada, tapi setelah ini bisakah aku melakukan apapun sendiri? aku merasa tidak nyaman dilayani seperti ini." "Maaf nyonya, tetapi tuan muda membayar saya untuk melayani anda. Sebaiknya anda cukup fokus saja pada pemulihan diri anda, nyonya Karina." "Tapi-" "Ikuti saja apa katanya, jangan membantah." ucap Kaivan tiba-tiba, ia lalu menyuruh pelayan itu kembali mengerjakan pekerjaanya di dapur. Dua hari Kaivan men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 1

    "Gimana hasilnya?" tanya Adimas antusias. Karina menggeleng lesu sambil menyerahkan benda kecil di tangannya, setelah berharap untuk yang kesekian kalinya hasil dari testpack itu ternyata masih belum menunjukkan garis dua. Segala cara sudah Karina lakukan, mulai dari urut, meminum ramuan, bahkan sampai promil tetapi tetap tidak membuahkan hasil. Adimas membuang testpack itu ke sembarang arah, ia benar-benar kecewa padahal ia sudah berharap jika Karina telat datang bulan karena hamil. "Rin, izinkan mas untuk menikah lagi. Mas sudah tidak bisa bersabar lagi menunggu kamu hamil," pintanya dengan raut wajah frustasi. "Mas, usia pernikahan kita baru sebentar. Lagipula kita bisa mengadopsi anak jika mas memang tidak bisa menunggu," "Mas tidak mau anak adopsi Rin, mas ingin anak dari benih mas sendiri." "Tapi mas-" Ponsel Adimas tiba-tiba berdering menampilkan nomor yang tidak dikenal, Adimas terlihat antusias saat melihatnya bahkan ia langsung keluar dari kamar untuk menjawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 2

    Karina kembali ke rumah dengan langkah gontai, pikirannya melebur tanpa arah karena terlalu banyak hal menyedihkan yang ia rasakan. Pertama ia menemukan bukti perselingkuhan Adimas meskipun ia belum mengetahui dengan jelas siapa wanita itu, dan hal yang paling menyakitkan hatinya adalah ia dinyatakan mandul oleh dokter. Dunia Karina serasa hancur seketika, mirisnya ia bahkan tidak punya siapapun untuk sekedar bersandar melimpahkan kesedihannya karena ia seorang yatim piatu. "Darimana saja kamu Rin! pergi seenaknya saja tanpa meninggalkan uang dan makanan, kamu mau sakit magh ibu kumat ya. kamu mau ibu cepet mati, begitu!" bentak Imah tanpa henti, ia bahkan tidak bertanya mengapa mata Karina sembab. "Maaf bu, Karina ada urusan mendadak. Karina buat makanan dulu ya buat ibu," Tidak ingin berdebat dengan Imah, Karina akhirnya memasak makanan untuk ibu mertuanya yang cerewet itu. Pikiran Karina benar-benar tidak bisa fokus, ia masak sambil sesekali melamun dan sesekali melirik ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 3

    "Kamar nomor sebelas atas nama Karina," Resepsionis itu memberikan kunci kamar yang sudah Karina booking lewat online dan beruntungnya masih ada tersisa satu kamar, tetapi Karina diam-diam meminta bertukar kamar dengan orang lain yang kamarnya bersebelahan dengan kamar Adimas, agar ia bisa memantau Adimas lebih dekat. Dari jendela kamar, Karina bisa melihat para pekerja sudah mulai sibuk mendekorasi taman villa. Adimas sepertinya mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk pesta pernikahan ini, terlihat dari dekorasinya yang cukup mewah, sedangkan bersamanya Adimas hanya menyediakan pesta pernikahan kecil-kecilan dengan alasan mereka harus menabung. Karina memperhatikan kesibukan para pekerja sambil menunggu Adimas datang, setelah hampir satu jam menunggu Karina akhirnya melihat mobil Adimas tiba di parkiran villa. Adimas turun dan membukakan pintu untuk wanita itu, mereka bahkan terlihat sangat mesra seperti pasangan yang tengah di mabuk asmara. Karina langsung menekan tombol hija

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 4

    Karina tercengang sampai akhirnya ia tertawa terbahak-bahak, "Sepertinya kamu sudah benar-benar mabuk, bicaramu melantur." "Aku serius dan aku tidak mabuk, menikahlah denganku." pintanya, ekspresi wajahnya begitu serius menatap Karina. Tawa Karina perlahan memudar, ia akhirnya tau jika ucapan pria di hadapannya ini tidak main-main. Meski begitu, Karina tetap tidak bisa menerima permintaannya. Mereka baru saja bertemu beberapa kali bahkan Karina tidak tau siapa namanya, bagaimana jika pria di hadapannya ini adalah pria jahat. "Maaf, aku harus pergi. Terimakasih atas bantuanmu sebelumnya," Karina bangkit dari kursi dan hendak pergi tetapi tiba-tiba tangannya ditarik oleh pria itu. "Pikirkan lagi tawaranku dan simpan ini, jika kamu berubah pikiran hubungi aku." ucapnya sambil menyerahkan sebuah kartu nama di telapak tangan Karina. 'KAIVAN R. BIMANTARA' itulah yang tertulis di kartu nama berlapis emas di tangannya. Pria itu akhirnya pergi dari hadapannya, setelah merasa se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 5

    Di pagi hari Adimas datang menemuinya dengan membawa baki berisi makanan lengkap, Karina menerima baki tersebut dan memakan isinya hingga habis tidak tersisa karena ia memang benar-benar sudah sangat kelaparan. Karina begitu diam dan patuh hari ini, padahal Adimas mengira jika Karina akan memberontak lagi dan membuatnya kesal. "Rin, bantu-bantu ibu yuk di dapur. Ibu bilang dia kangen masakan kamu," bujuk Adimas sambil mengelus lembut rambut Karina. "Baik mas," sahutnya dengan seulas senyum. Di dalam hatinya Karina hanya bisa tertawa mendengar kebohongan Adimas, sejak kapan nenek sihir itu bisa merindukannya? bertatap mata saja enggan. Tetapi Karina lebih memilih menuruti ucapan Adimas, karena semuanya harus berjalan sesuai dengan rencananya dan Adimas tidak boleh mengurungnya lagi di tempat ini. Akhirnya Karina bisa terbebas dari gudang pengap itu, saat ia ke dapur keadaan begitu sepi dengan cucian piring kotor yang menumpuk dan bahan masakan yang masih utuh tergeletak di ata

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16

Bab terbaru

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 8

    Beberapa hari diasingkan oleh Kaivan di apartemen mewah ini, sejujurnya Karina agak merasa bosan. Semua yang ia inginkan serba ada dan ia selalu dilayani dengan sangat baik oleh pelayan disini, Karina bahkan tidak diizinkan untuk mencuci piring yang habis ia gunakan. Karina tidak terbiasa dengan perlakuan istimewa seperti ini, meskipun ia cukup senang karena merasa diratukan untuk yang pertama kali di dalam hidupnya tetapi rasanya masih tetap aneh untuknya. "Apa ada hal lain yang anda butuhkan nyonya?" tanya pelayan sambil membawakan jus buah untuk Karina. "Tidak ada, tapi setelah ini bisakah aku melakukan apapun sendiri? aku merasa tidak nyaman dilayani seperti ini." "Maaf nyonya, tetapi tuan muda membayar saya untuk melayani anda. Sebaiknya anda cukup fokus saja pada pemulihan diri anda, nyonya Karina." "Tapi-" "Ikuti saja apa katanya, jangan membantah." ucap Kaivan tiba-tiba, ia lalu menyuruh pelayan itu kembali mengerjakan pekerjaanya di dapur. Dua hari Kaivan men

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 7

    "Tidak! aku tidak mau menandatangani apapun yang tidak aku ketahui isinya!" "Tanda tangani saja! atau kamu ingin semua yang kamu miliki hancur dalam waktu semalam?" ancamnya yang berhasil membuat Adimas benar-benar bungkam. Adimas akhirnya mengambil surat itu dan membaca isinya dengan teliti, ia baru membaca setengah dari isinya tetapi ia langsung melempar surat tersebut ke lantai. "Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikan Karina! suruh dia kembali ke hadapanku sekarang!" "Baiklah, jika kamu tidak ingin menceraikan Karina maka ibumu akan membusuk di penjara dan besok pagi semua yang kamu miliki akan lenyap dari genggamanmu." Adimas ditempatkan pada posisi yang sulit, ia tidak ingin kehilangan Karina tetapi ia juga tidak ingin ibunya dipenjara lebih lama lagi dan kehilangan segalanya. Adimas melirik ke sekitarnya, berharap ada yang datang membantunya tetapi tidak ada satupun orang yang bisa ia mintai bantuan. Tidak ada yang perduli padanya karena sikap keluarga Guntara

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 6

    Matahari belum sepenuhnya muncul di langit, tetapi kediamam Guntara sudah didatangi oleh seorang wanita paruh baya yang mengamuk di depan pagar. Ia menggucang-guncang pagar dan melempar semua benda ke pagar hingga meimbulkan kebisingan, di belakangnya juga ada seorang pria dengan perawakan seperti preman dan pria itu adalah anak buahnya. Ia adalah Rista, seorang rentenir sekaligus teman satu geng arisan Imah. "Bu Imah, keluar! bayar hutangmu! Jangan berlagak sok kaya tapi hutang menumpuk!" teriak sambil terus menendangi pagar. Dari balik gorden wajah Imah terlihat pucat pasi bahkan ia tidak berani mengeluarkan suaranya, para tetangga juga mulai keluar dari rumah mereka dan melihat Rista mengamuk di depan rumah. Rista tidak ragu membeberkan hutang Imah yang hampir mencapai tiga ratus juta kepada para tetangganya, Rista juga membeberkan aib Imah soal ia yang memiliki simpanan pria muda di luar sana. Imah mengepalkan tangannya karena terlalu geram pada Rista, ia ingin sekali merobek

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 5

    Di pagi hari Adimas datang menemuinya dengan membawa baki berisi makanan lengkap, Karina menerima baki tersebut dan memakan isinya hingga habis tidak tersisa karena ia memang benar-benar sudah sangat kelaparan. Karina begitu diam dan patuh hari ini, padahal Adimas mengira jika Karina akan memberontak lagi dan membuatnya kesal. "Rin, bantu-bantu ibu yuk di dapur. Ibu bilang dia kangen masakan kamu," bujuk Adimas sambil mengelus lembut rambut Karina. "Baik mas," sahutnya dengan seulas senyum. Di dalam hatinya Karina hanya bisa tertawa mendengar kebohongan Adimas, sejak kapan nenek sihir itu bisa merindukannya? bertatap mata saja enggan. Tetapi Karina lebih memilih menuruti ucapan Adimas, karena semuanya harus berjalan sesuai dengan rencananya dan Adimas tidak boleh mengurungnya lagi di tempat ini. Akhirnya Karina bisa terbebas dari gudang pengap itu, saat ia ke dapur keadaan begitu sepi dengan cucian piring kotor yang menumpuk dan bahan masakan yang masih utuh tergeletak di ata

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 4

    Karina tercengang sampai akhirnya ia tertawa terbahak-bahak, "Sepertinya kamu sudah benar-benar mabuk, bicaramu melantur." "Aku serius dan aku tidak mabuk, menikahlah denganku." pintanya, ekspresi wajahnya begitu serius menatap Karina. Tawa Karina perlahan memudar, ia akhirnya tau jika ucapan pria di hadapannya ini tidak main-main. Meski begitu, Karina tetap tidak bisa menerima permintaannya. Mereka baru saja bertemu beberapa kali bahkan Karina tidak tau siapa namanya, bagaimana jika pria di hadapannya ini adalah pria jahat. "Maaf, aku harus pergi. Terimakasih atas bantuanmu sebelumnya," Karina bangkit dari kursi dan hendak pergi tetapi tiba-tiba tangannya ditarik oleh pria itu. "Pikirkan lagi tawaranku dan simpan ini, jika kamu berubah pikiran hubungi aku." ucapnya sambil menyerahkan sebuah kartu nama di telapak tangan Karina. 'KAIVAN R. BIMANTARA' itulah yang tertulis di kartu nama berlapis emas di tangannya. Pria itu akhirnya pergi dari hadapannya, setelah merasa se

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 3

    "Kamar nomor sebelas atas nama Karina," Resepsionis itu memberikan kunci kamar yang sudah Karina booking lewat online dan beruntungnya masih ada tersisa satu kamar, tetapi Karina diam-diam meminta bertukar kamar dengan orang lain yang kamarnya bersebelahan dengan kamar Adimas, agar ia bisa memantau Adimas lebih dekat. Dari jendela kamar, Karina bisa melihat para pekerja sudah mulai sibuk mendekorasi taman villa. Adimas sepertinya mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk pesta pernikahan ini, terlihat dari dekorasinya yang cukup mewah, sedangkan bersamanya Adimas hanya menyediakan pesta pernikahan kecil-kecilan dengan alasan mereka harus menabung. Karina memperhatikan kesibukan para pekerja sambil menunggu Adimas datang, setelah hampir satu jam menunggu Karina akhirnya melihat mobil Adimas tiba di parkiran villa. Adimas turun dan membukakan pintu untuk wanita itu, mereka bahkan terlihat sangat mesra seperti pasangan yang tengah di mabuk asmara. Karina langsung menekan tombol hija

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 2

    Karina kembali ke rumah dengan langkah gontai, pikirannya melebur tanpa arah karena terlalu banyak hal menyedihkan yang ia rasakan. Pertama ia menemukan bukti perselingkuhan Adimas meskipun ia belum mengetahui dengan jelas siapa wanita itu, dan hal yang paling menyakitkan hatinya adalah ia dinyatakan mandul oleh dokter. Dunia Karina serasa hancur seketika, mirisnya ia bahkan tidak punya siapapun untuk sekedar bersandar melimpahkan kesedihannya karena ia seorang yatim piatu. "Darimana saja kamu Rin! pergi seenaknya saja tanpa meninggalkan uang dan makanan, kamu mau sakit magh ibu kumat ya. kamu mau ibu cepet mati, begitu!" bentak Imah tanpa henti, ia bahkan tidak bertanya mengapa mata Karina sembab. "Maaf bu, Karina ada urusan mendadak. Karina buat makanan dulu ya buat ibu," Tidak ingin berdebat dengan Imah, Karina akhirnya memasak makanan untuk ibu mertuanya yang cerewet itu. Pikiran Karina benar-benar tidak bisa fokus, ia masak sambil sesekali melamun dan sesekali melirik ke

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 1

    "Gimana hasilnya?" tanya Adimas antusias. Karina menggeleng lesu sambil menyerahkan benda kecil di tangannya, setelah berharap untuk yang kesekian kalinya hasil dari testpack itu ternyata masih belum menunjukkan garis dua. Segala cara sudah Karina lakukan, mulai dari urut, meminum ramuan, bahkan sampai promil tetapi tetap tidak membuahkan hasil. Adimas membuang testpack itu ke sembarang arah, ia benar-benar kecewa padahal ia sudah berharap jika Karina telat datang bulan karena hamil. "Rin, izinkan mas untuk menikah lagi. Mas sudah tidak bisa bersabar lagi menunggu kamu hamil," pintanya dengan raut wajah frustasi. "Mas, usia pernikahan kita baru sebentar. Lagipula kita bisa mengadopsi anak jika mas memang tidak bisa menunggu," "Mas tidak mau anak adopsi Rin, mas ingin anak dari benih mas sendiri." "Tapi mas-" Ponsel Adimas tiba-tiba berdering menampilkan nomor yang tidak dikenal, Adimas terlihat antusias saat melihatnya bahkan ia langsung keluar dari kamar untuk menjawa

DMCA.com Protection Status