Share

Chapter 5

Penulis: Author newbie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-16 13:09:22

Di pagi hari Adimas datang menemuinya dengan membawa baki berisi makanan lengkap, Karina menerima baki tersebut dan memakan isinya hingga habis tidak tersisa karena ia memang benar-benar sudah sangat kelaparan. Karina begitu diam dan patuh hari ini, padahal Adimas mengira jika Karina akan memberontak lagi dan membuatnya kesal.

"Rin, bantu-bantu ibu yuk di dapur. Ibu bilang dia kangen masakan kamu," bujuk Adimas sambil mengelus lembut rambut Karina.

"Baik mas," sahutnya dengan seulas senyum.

Di dalam hatinya Karina hanya bisa tertawa mendengar kebohongan Adimas, sejak kapan nenek sihir itu bisa merindukannya? bertatap mata saja enggan. Tetapi Karina lebih memilih menuruti ucapan Adimas, karena semuanya harus berjalan sesuai dengan rencananya dan Adimas tidak boleh mengurungnya lagi di tempat ini. Akhirnya Karina bisa terbebas dari gudang pengap itu, saat ia ke dapur keadaan begitu sepi dengan cucian piring kotor yang menumpuk dan bahan masakan yang masih utuh tergeletak di atas meja. Karina kerjakan semuanya satu persatu tanpa mengeluh, sebentar lagi, ia hanya perlu menahannya sebentar lagi.

Saat Karina tengah mengiris sayuran, Alya datang dan melempar piring yang baru saja ia gunakan ke lantai hingga pecah berserakan. Satu sudut bibirnya terangkat sambil mengunyah sepotong apel, lalu ia dengan sengaja menumpahkan susu ke atas meja hingga mengotori taplak meja kesayangan Imah. Lagi-lagi Karina hanya diam sambil membersihkan semuanya, lalu mencuci taplak meja tanpa mengeluh sedikitpun. Alya berdecih kesal, usahanya untuk memancing amarah Karina agar terjadi keributan gagal total.

"Mbak, apa kamu tidak mau berterimakasih kepadaku sedikitpun? kalau bukan karena aku kamu pasti masih dikurung di gudang kotor dan pengap itu."

Karina tetap tidak menggubrisnya, setelah pekerjaannya di dapur selesai Karina pergi membawa alat pembersih lantai ke kamar Adimas. Tujuan pertama yang Karina harus lakukan adalah mengambil buku nikahnya juga dokumen pribadinya di brankas dokumen, setelah itu ia harus mengambil uang tabungannya yang ia simpan di dalam lemarinya. Namun saat ia membuka lemari, semua pakaiannya tidak lagi ada disana dan tabungannya juga sudah hilang entah kemana. Lemari itu kini sudah diisi oleh pakaian dan barang pribadi Alya, seberapa telitipun Karina mencarinya tetap tidak ia temukan dimanapun tabungannya.

"Cari apa mbak?" tanya Alya mengejek, seolah ia sudah tau apa yang Karina cari.

"Dimana tabunganku? kenapa kamu lancang mengisi barangmu ke dalam lemariku!"

Alya tertawa licik, "Mas Adimas bilang semua yang ada disini itu milikku, lagipula uang itu pasti juga dari mas Adimas kan? berarti uang itu juga milikku mbak."

Tangan Karina mengepal erat sampai terlihat memucat, itu adalah uang tabungan hasil jerih payahnya bekerja selama bertahun-tahun. Tidak ada satu rupiahpun uang Adimas disana, karena Adimas tidak pernah menafkahinya dengan layak. Ingin rasanya Karina memberi pelajaran pada wanita jalang ini, tetapi ia tahan sekuat mungkin emosinya demi rencananya. Karina akhirnya bisa mengontrol emosinya, ia tersenyum tipis sambil menatap dingin Alya.

"Baiklah Al, nikmati saja semua hasil curianmu itu. Sampai tiba nanti waktunya kamu akan menyesali semuanya sampai rasanya kamu ingin mati, Alya." balas Karina dengan smirknya.

"Apa maksudmu mbak! Kamu mau mencoba mengancamku, iya?!"

Karina tidak mengindahkan makian Alya, dengan tergesa-gesa ia pergi dari rumah ini hanya dengan membawa dokumen pribadi dan ponselnya. Ia tidak perlu membawa pakaiannya, yang ia perlukan hanya dokumen untuk mengurus perceraian dan semoga semuanya belum terlambat.

"Mau kemana kamu mbak!" pekik Alya saat melihat Karina yang sudah mencapai pagar.

Alya segera menyusulnya dan mencoba menarik Karina masuk kembali ke dalam rumah tetapi usahanya gagal, tenaga Karina jauh lebih kuat dan terlebih lagi Alya sedang hamil muda. Sebenarnya ada bagusnya juga Karina pergi dari rumah ini, jadi hanya ia yang akan menjadi satu-satunya istri Adimas.

**********

Sesampainya di gedung perkantoran milik keluarga Bimantara, Karina masuk seperti orang yang tidak waras dan menabrak apapun yang ada di hadapannya. Karina datang dalam keadaan berantakan dan juga beberapa memar di tubuhnya, hingga ia menjadi pusat perhatian orang-orang. Ucapan yang terus keluar dari mulutnya hanyalah ia mencari keberadaan Kaivan kepada setiap orang yang ia lewati, Karina sudah mencari keberadaan Kaivan di seluruh sudut kantor, namun tidak kunjung ia temukan keberadaannya. Sampai akhirnya Karina pasrah, ia menangis terisak sambil bersimpuh di depan lobby kantor karena rencananya gagal. Wajahnya terbenam di lututnya yang ia tekuk, ia harus pasrah menerima jalan hidupnya yang pahit setelah ini di rumah keluarga Guntara.

"Ada apa mencariku?" suara langkah sepatu terdengar mendekat ke arahnya dengan suara berat seorang pria.

Karina mendongakkan kepalanya, kini Kaivan ada di hadapannya dan Karina langsung merangkak bersimpuh di bawah kakinya. Kaivan menyentuh lembut wajah Karina yang penuh memar, ia hapus air mata Karina dengan sapu tangannya.

"Aku setuju menikah denganmu, tolong nikahi aku, aku mohon."

Satu sudut bibir Kaivan terangkat, "Apa kamu bersedia melakukan apapun yang aku inginkan jika aku menikahimu?"

"Ya, apapun! asal aku bisa terbebas dari suamiku dan aku bisa membalas semua yang sudah mereka perbuat padaku!"

"Setuju,"

Kaivan mengulurkan tangannya pada Karina untuk membantunya bangkit dan membawanya masuk ke dalam mobil, entah kemana Kaivan akan membawanya yang jelas Karina merasa ia lebih aman bersama Kaivan. Karina akhirnya bisa bernafas lega, ia tidak akan lagi tersiksa di rumah itu.

"Apa yang kamu bawa?" tanya Kaivan, perhatiannya teralihkan pada amplop coklat di tangan Karina.

"Ini dokumen pribadiku dan buku nikahku dengan Adimas, aku berniat mengurus perceraian dengannya."

"Serahkan itu kepadaku, biar aku yang urus semuanya."

Karina menyerahkan amplop itu kepada Kaivan, lalu menceritakan apa saja yang terjadi setelah pertemuan mereka di bar sampai ia berakhir menyedihkan seperti ini. Setelah mendengar cerita Karina, Kaivan terlihat mengetik pesan singkat di ponselnya dan setelah itu ia menghubungi salah satu anak buahnya.

"Cari tau apapun soal keluarga Guntara, aku sudah mengirim foto dan alamat rumah mereka padamu." titahnya.

"Apa yang akan kamu lakukan pada mereka, Kai?" tanya Karina.

"Melakukan hal yang pantas didapatkan oleh orang-orang jahat seperti mereka,"

*********

"Kenapa kamu biarkan dia pergi!" bentak Adimas pada Alya.

"Dia mau pergi, kenapa aku harus melarangnya? lagipula kamu masih memiliki aku mas yang sedang mengandung anakmu,"

Adimas menarik nafas berat dan mengacak rambutnya karena frustasi, memang ia masih memiliki Alya dan calon bayi mereka, tetapi ia juga belum siap kehilangan Karina. Adimas tidak tau harus mencarinya kemana lagi, sudah semua tempat ia datangi tetapi tidak ada satupun yang mengetahui keberadaan Karina.

"Sudahlah, Mas. Biarkan saja wanita tidak berguna itu pergi, lagipula ibu lebih suka Alya yang ada disini daripada dia, dia cuma aib untuk keluarga Guntara karena kemandulannya." celetuk Imah.

Adimas akhirnya pasrah, jika ibunya sudah mengatakan demikian maka ia harus menurutinya, karena baginya kebahagiaan ibunya di atas segalanya.

Bab terkait

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 6

    Matahari belum sepenuhnya muncul di langit, tetapi kediaman Guntara sudah didatangi oleh seorang wanita paruh baya yang mengamuk di depan pagar. Ia menggucang-guncang pagar dan melempar semua benda ke pagar hingga meimbulkan kebisingan, di belakangnya juga ada seorang pria dengan perawakan seperti preman dan pria itu adalah anak buahnya. Ia adalah Rista, seorang rentenir sekaligus teman satu geng arisan Imah. "Bu Imah, keluar! bayar hutangmu! Jangan berlagak sok kaya tapi hutang menumpuk!" teriak sambil terus menendangi pagar. Dari balik gorden wajah Imah terlihat pucat pasi bahkan ia tidak berani mengeluarkan suaranya, para tetangga juga mulai keluar dari rumah mereka dan melihat Rista mengamuk di depan rumah. Rista tidak ragu membeberkan hutang Imah yang hampir mencapai tiga ratus juta kepada para tetangganya, Rista juga membeberkan aib Imah soal ia yang memiliki simpanan pria muda di luar sana. Imah mengepalkan tangannya karena terlalu geram pada Rista, ia ingin sekali merobek

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 7

    "Tidak! aku tidak mau menandatangani apapun yang tidak aku ketahui isinya!" "Tanda tangani saja! atau kamu ingin semua yang kamu miliki hancur dalam waktu semalam?" ancamnya yang berhasil membuat Adimas benar-benar bungkam. Adimas akhirnya mengambil surat itu dan membaca isinya dengan teliti, ia baru membaca setengah dari isinya tetapi ia langsung melempar surat tersebut ke lantai. "Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikan Karina! suruh dia kembali ke hadapanku sekarang!" "Baiklah, jika kamu tidak ingin menceraikan Karina maka ibumu akan membusuk di penjara dan besok pagi semua yang kamu miliki akan lenyap dari genggamanmu." Adimas ditempatkan pada posisi yang sulit, ia tidak ingin kehilangan Karina tetapi ia juga tidak ingin ibunya dipenjara lebih lama lagi dan kehilangan segalanya. Adimas melirik ke sekitarnya, berharap ada yang datang membantunya tetapi tidak ada satupun orang yang bisa ia mintai bantuan. Tidak ada yang perduli padanya karena sikap keluarga Guntara

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 8

    Beberapa hari diasingkan oleh Kaivan di apartemen mewah ini, sejujurnya Karina agak merasa bosan. Semua yang ia inginkan serba ada dan ia selalu dilayani dengan sangat baik oleh pelayan disini, Karina bahkan tidak diizinkan untuk mencuci piring yang habis ia gunakan. Karina tidak terbiasa dengan perlakuan istimewa seperti ini, meskipun ia cukup senang karena merasa diratukan untuk yang pertama kali di dalam hidupnya tetapi rasanya masih tetap aneh untuknya. "Apa ada hal lain yang anda butuhkan nyonya?" tanya pelayan sambil membawakan jus buah untuk Karina. "Tidak ada, tapi setelah ini bisakah aku melakukan apapun sendiri? aku merasa tidak nyaman dilayani seperti ini." "Maaf nyonya, tetapi tuan muda membayar saya untuk melayani anda. Sebaiknya anda cukup fokus saja pada pemulihan diri anda, nyonya Karina." "Tapi-" "Ikuti saja apa katanya, jangan membantah." ucap Kaivan tiba-tiba, ia lalu menyuruh pelayan itu kembali mengerjakan pekerjaanya di dapur. Dua hari Kaivan men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 9

    Baru dipenjara selama satu minggu, Imah kini sudah terlihat agak kurus dan tidak terawat karena ia hanya tidur beralaskan kain lap dan makan makanan sisa dari tahanan lainnya. Sebenarnya Imah tidak akan diperlakukan seburuk ini jika ia tidak memulai masalah lebih dulu, sikap Imah yang angkuh membuat tahanan lain geram padanya. Psikis dan fisik Imah benar-benar mereka tekan habis-habisan, bahkan saat melihat Adimas datang menjenguknya Imah langsung menangis terisak dan memeluknya erat. "Adimas, ibu mau pulang. Ibu janji akan berubah dan tidak berulah lagi," pintanya sambil menangis terisak, Adimas bisa melihat dengan jelas penderitaan yang Imah alami di dalam sel dari tangisannya. Adimas membawa dokumen yang ia temukan di lemari penyimpanan minuman beberapa waktu lalu, ia tunjukkan kepada Imah dokumen tersebut dan menjelaskannya sampai Imah akhirnya mengerti. Cukup sulit jalan Adimas untuk mengubah dokumen ini menjadi uang, tetapi Adimas sedang sangat mengusahakannya. "Aku ing

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 10

    Di sebuah villa pribadi milik Kaivan, Karina kini tengah mempersiapkan diri sebelum proses pernikahan dimulai. Gaun cantik itu sudah melekat indah di tubuhnya, dipadukan dengan make up tipis nan elegan yang membuat kecantikan Karina semakin terpancar. Halaman villa yang tadinya hanya sebuah taman kosong kini sudah diubah menjadi tempat resepsi pernikahan, meskipun tidak mewah tetapi Kaivan tetap membuat dekorasinya terlihat berkelas. Di kursi pelaminan, Kaivan sudah menunggunya dengan mengenakan setelan tuxedo putih yang senada dengan gaun miliknya. Di belakangnya ada lima belas orang yang menjadi saksi pernikahan mereka, mereka tidak lain para pekerja di villa ini dan juga anak buah Kaivan. Karena Karina sebatang kara jadi tidak ada siapapun dari pihak Karina yang datang ke pernikahannya, sedangkan Kaivan memang tidak ingin ada yang datang ke pernikahannya termasuk orangtuanya. Karina tidak diberitahu alasannya, yang jelas ketika mereka sudah sah sebagai suami istri Kaivan pasti ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 11

    "Tersenyum, aku tidak suka melihat mu cemberut. Itu membuatmu bertambah jelek dan semakin tidak enak dilihat," titahnya sambil membukakan pintu mobil untuk Karina. Karina langsung tersenyum lebar sampai menampilkan deretan giginya, jika saja Karina bisa mengamuk ia pasti sudah melampiaskan amarahnya pada pria menyebalkan di hadapannya ini. Tiga jam yang lalu.. "Kai, tolong buka pintunya aku ingin bicara." pinta Karina di depan pintu kamar Kaivan, sudah hampir satu jam ia berdiri disini namun pria itu tidak kunjung keluar dari kamarnya. Setelah merasakan perasaan takut dan gelisah semalaman karena ancaman Kaivan, Karina akhirnya menyerah karena ia tidak akan mungkin sanggup mengembalikan uang sebanyak itu dalam waktu singkat. Kaivan benar-benar membuatnya tidak memiliki pilihan lain selain menyetujui perjanjian kontrak itu. "Kai, aku setuju menikah kontrak denganmu. Tolong buka pintu-" Ucapan Karina mendadak terhenti setelah pintu kamar Kaivan terbuka lebar, Kaivan muncu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 12

    "Nyonya masih belum mau membuka pintu kamarnya, tuan muda." lapornya pada Kaivan. Sejak kembali dari rumah orangtuanya, Karina terus mengurung diri dan menolak apapun yang ia tawarkan sampai saat ini. Tetapi Kaivan tidak bisa bersabar lagi untuk menunggunya keluar dari kamar, lagipula bukan tugasnya untuk membujuknya dan masih banyak hal yang lebih penting yang harus ia lakukan. "Karina, buka pintunya." titahnya yang masih berusaha keras untuk menahan diri, tetapi Karina tetap tidak menggubrisnya. Kaivan mendengkus kesal dan kesabarannya benar-benar sudah habis, ia menendang handle pintu sampai rusak dan menerobos masuk ke kamar Karina dengan ekspresi wajah yang teramat kesal. Kaivan menariknya keluar dari kamar dan membawanya ke meja makan, meskipun banyak hidangan mewah dan lezat di hadapannya Karina tetap tidak berselera sedikitpun. "Makanlah, aku tidak ingin ada yang mati disini karena kelaparan." titahnya. "Aku tidak lapar," "Dengarkan aku Karina, aku tidak punya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 13

    Adimas masih tertegun seolah tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini, ia tatap semua orang satu persatu sampai akhirnya ia yakin jika ini nyata adanya. Tetapi apa yang ia lihat sekarang seperti sebuah kemustahilan, bagaimana bisa seseorang yang tidak memiliki harta sepeserpun bisa menduduki kursi tersebut. "Apa anda akan terus diam disana dengan tatapan linglung seperti orang bodoh?" tegurnya. "Bagaimana bisa kamu ada disini Karina? kamu pasti sudah melakukan cara kotor untuk bisa duduk di kursi itu kan," tawa Adimas mengejek. "Bapak Adimas, silahkan duduk di kursi anda. Para pemegang saham yang lain tidak ada waktu untuk mendengar ocehan tidak jelas anda," titah Karina. Setelah melihat kekesalan di wajah semua orang, Adimas akhirnya duduk di kursi yang sudah di sediakan untuknya dan menahan rasa penasaran di hatinya. Karina menandahkan tangannya, lalu sebuah map yang berisi beberapa laporan keuangan perusahaan diserahkan ke tangannya. Karina membaca laporan itu sej

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30

Bab terbaru

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 24

    Oma Gia kembali ke tempat dimana Karina dan Randy berada, langkahnya lesu dengan pikiran yang kacau karena ucapan Agatha terus berputar di dalam kepalanya. Ternyata sangat sulit untuknya memisahkan Kaivan dan Agatha, sekarang oma Gia malah mempertanyakan keputusannya untuk tetap mempertahankan Karina di sisi Kaivan atau sebaiknya melepaskannya saja. Oma Gia hanya takut Karina akan tersiksa jika terus berada di sisi Kaivan dan melihat apa yang Kaivan dan Agatha lakukan, tetapi di sisi lain ia juga berat melepas wanita sebaik Karina. "Ran, oma mau bicara." ujarnya menyela Randy yang tengah sibuk mencoba cincin, sepertinya ia lebih antusias daripada Kaivan soal pernikahan ini. Randy menyusul oma Gia keluar dan meminta Karina untuk tetap memilih cincin saja, melihat ekspresi wajah oma yang murung Randy sepertinya bisa menduga jika oma kini tengah memikirkan sesuatu. "Ran, tolong antar oma ke tempat ini." pintanya sambil memberikan sebuah alamat ke tangan Randy. "Oma mau apa ke t

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 23

    Setelah menjemput Karina, mereka kembali ke hotel karena oma Gia sudah menunggu mereka, tetapi Kaivan harus kembali ke kamar untuk menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda. Kaivan menyewa lagi satu kamar dengan alasan untuk Randy, tetapi sebenarnya ia yang memakai kamar itu. Kaivan baru saja membuka pintu kamarnya setengah, namun tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang dan Kaivan bisa mengenalinya dari cincin yang wanita itu kenakan. Kaivan segera menariknya ke dalam kamar sebelum ada yang melihatnya, akan lebih berbahaya lagi jika oma Gia yang melihatnya. "Kai, apa perlu sampai seperti ini? bukankah kamu sudah berjanji kalau hanya aku yang akan mendapatkan wedding dream ini?" tanyanya, kelopak matanya terlihat sangat sembab bahkan bau alkohol tercium menyengat dari mulutnya. "Ini permintaan oma," "Tapi kamu sudah berjanji, Kai." "Maaf Agatha, aku tidak bisa menolak permintaan oma. Tapi kalau kamu mau aku bisa membuatmu mengenakan gaun pengantin itu besok, dengan satu

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 22

    "Bukankah kamu bilang dia benar-benar sudah tidak memiliki apapun? lalu apa ini Ran?" "Maaf nyonya, sepertinya saya kecolongan." Karina mendecih kesal, ia berjalan tergesa-gesa ke dalam ruang meeting sambil membaca laporan terbaru perusahaan. Saat Karina masuk ke ruang rapat, suasana disini terasa begitu mengintimidasinya terutama tatapan sengit dari para pemegang saham. Ada satu orang yang kini duduk di salah satu kursi sambil tersenyum licik menyambut kedatangannya, tatapannya pada Karina jelas seperti membuktikan bahwa ia siap membuka medan perang yang sempat tertutup. Karina duduk di kursi utama, mencoba mengatur rasa gugup dan khawatir yang kini memenuhi hatinya. "Selamat datang nyonya Karina, maksud ku Karina." sapa Adimas dengan tatapan merendahkan, baginya Karina hanya seorang gundik dan tidak pantas mendapatkan penghormatan. Usaha Adimas untuk memantik emosi Karina jelas tidak berhasil, kini Karina malah terlihat sibuk dengan dokumen di tangannya dan menganggap se

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 21

    Sesuai janjinya, oma Gia kini sudah ada di lobby apartemen tepat pukul tujuh pagi dan Kaivan bahkan terpaksa harus menginap disini, demi tidak ketahuan jika mereka tidak tinggal bersama. Karina masih terlihat mengantuk, semalaman ia tidak bisa tidur karena memikirkan soal resepsi pernikahannya yang akan dilaksanakan ulang. Jika pernikahan ini nyata tentu ia akan senang, tetapi pernikahan ini hanya sandiwara dan Karina khawatir ketika mereka bercerai nanti akan ada masalah yang muncul. Apalagi keluarga Bimantara termasuk orang yang terpandang dan cukup berpengaruh, ketika ada sebuah masalah di dalamnya maka akan ada saja orang yang berusaha ingin tau, atau mungkin akan ada gosip yang tersebar seperti kemarin. "Kai tolong tanda tangani ini," sebuah maps dengan sampul bergambar lautan dan villa diserahkan ke tangannya. "Apa ini oma?" "Itu surat pengurusan booking hotel, paspor dan segalanya untuk kalian bulan madu di Maldives. Biar Randy yang mengurusnya," Kaivan menghela nafa

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 20

    Kaivan diam tidak bergerak di lorong bagian perlengkapan bayi, ia menatap serius sepasang suami istri yang tengah mengajak bayi mereka bercanda. Tawa menggemaskan bayi itu benar-benar membuat Kaivan merasa nyaman dan bahagia, meskipun bayi itu bukan anaknya. Dulu daat hubungannya dengan Agatha sedang manis-manisnya dan Agatha belum begitu terobsesi menjadi model, Agatha pernah mengatakan jika ia ingin menikah dengan Kaivan dan memiliki banyak anak. Tapi melihat Agatha yang sekarang Kaivan tidak yakin jika itu akan terjadi, melihat berat badannya naik satu kilo atau ada satu jerawat di wajahnya saja Agatha langsung panik luar biasa. "Kai, kamu sedang apa?" Lamunan Kaivan buyar saat Karina menepuk bahunya, "Tidak, apa kamu sudah selesai memilih yang ingin kamu beli?" Dua buah kantong berisi daging sapi ia tunjukkan di depan Kaivan, "Sudah!" Bayi itu tiba-tiba tertawa dan membuat perhatian Karina teralihkan padanya, kini gantian Karina yang melihat keharmonisan keluarga kecil

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 19

    "Apa kamu yakin ingin pergi berdua denganku?" tanya Karina sekali lagi, karena ia tidak mau tiba-tiba Agatha datang dan mengamuk di tempat umum. "Ya, tentu. Ada apa?" "Bukankah seharusnya kamu pergi menemui Agatha dan membujuknya?" "Jangan bahas dia dulu," Kaivan membuka pintu mobil untuk Karina, hari ini Kaivan ingin mengajaknya berbelanja kebutuhan rumah juga pergi mencari hiburan. Kaivan butuh me time untuk menyegarkan pikirannya yang terasa rumit belakangan ini, banyak hal yang mengganggunya terutama soal hubungannya dengan Agatha. Mereka baru saja berbaikan kemarin malam, tetapi Agatha malah membuat ulah lagi dan membuatnya ragu kembali. Kaivan juga sengaja menonaktifkan ponselnya karena Agatha terus menghubunginya, ia butuh ruang untuk menenangkan diri dan bersama Karina ia dapatkan ketenangan itu. Karena Kaivan ingin mencoba menonton film, ia lalu menepikan mobilnya ke sebuah gedung bioskop terlebih dahulu sebelum berbelanja. "Kai, apa kamu sedang mengajakku berk

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 18

    "Ayo silahkan cicipi masakan spesial buatan oma," Oma Gia menyodorkan beberapa hidangan yang ia bawa ke hadapan mereka, meskipun sekarang jantung mereka sedang berdegup tidak beraturan tetapi keroncongan di perut mereka mampu mengalahkan semuanya. Sejak dulu masakan oma Gia adalah makanan yang paling Kaivan sukai, itu sebabnya ia tidak mau menunggu lebih lama lagi untuk menyantap semuanya. "Kai, sepertinya kamu habis keramasan ya? pasti semalam kalian habis..." ucap oma Gia sambil menaik turunkan kedua alisnya. Ucapan oma Gia membuat Kaivan tersedak, Karina segera menuangkan minum untuk Kaivan meskipun harus sambil menyembunyikan wajahnya yang terlihat memerah. Oma Gia terkikik pelan melihat kegugupan di wajah kedua pasangan muda ini, bahkan mereka terlihat salah tingkah saat hendak memungut benda yang jatuh ke bawah. "Oh iya, oma punya sesuatu buat kalian." Tangan oma Gia menadah ke arah Randy yang berdiri di sebelahnya, lalu dua botol kecil diserahkan ke tangan oma Gia

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 17

    "Kai, aku khawatir sama oma. Apa tidak sebaiknya kita bawa saja oma ke apartemenku?" "Kita sudah sepakat jika oma tinggal di rumah utama," "Tapi Kai, kamu bisa lihat sendiri bagaimana ibumu mencecar oma bahkan terlihat jelas sekali jika ia membenci oma." Kaivan tidak buta, ia juga melihat bagaimana tatapan ibunya saat menatap oma. Tetapi ia tetap tidak bisa membawa oma tinggal bersamanya untuk saat ini, terlalu beresiko membawa oma tinggal bersamanya ketika ia masih menjalani pernikahan dengan Karina. Mereka saling diam sepanjang jalan karena pemikiran yang tidak sejalan, sampai tiba-tiba mobil Kaivan berhenti mendadak karena sebuah mobil menghalangi jalannya. Seorang wanita cantik keluar dari mobil tersebut, langkahnya tergesa-gesa dan ia memaksa Kaivan keluar dari mobilnya. "Temui dia dulu, aku tunggu disini." titah Karina. Kaivan menuruti ucapan Karina meskipun sebenarnya ia malas untuk menemuinya, seperti biasa ketika melakukan kesalahan maka air mata yang akan menj

  • Pernikahan Kontrak Tuan Muda   Chapter 16

    Setelah membuat kehebohan satu panti, oma Gia kini malah merajuk karena ternyata penyebab Karina muntah-muntah adalah asam lambungnya yang kumat. Padahal oma Gia sudah berharap jika Karina hamil, setidaknya di sisa usianya yang akan segera berakhir ini ia bisa melihat cicitnya lahir. "Oma, udah ya marahnya." bujuk Kaivan, jika oma Gia sudah marah akan sulit untuk Kaivan membujuknya. Sambil menguyah sandwichnya, Karina juga merasa kebingungan mencari cara untuk membujuk oma Gia. Sebenarnya ia dan Kaivan tidak bersalah karena oma Gia lah yang berekspektasi terlalu tinggi, tetapi Karina juga tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya jika ia tidak bisa mengandung. Meskipun ia bisa mengandung ia juga tidak akan mungkin mengandung anak Kaivan, karena sekali lagi pernikahan ini hanya sebatas pernikahan kontrak. "Kai, oma mau menggendong cicit oma sebelum meninggal. Oma harap kalian bisa memberikan oma cicit secepatnya," tuntutnya. Karina mendadak kehilangan selera makannya mendengar

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status