Pernikahan Kedua Tarek Sis, Semongko! Bab 99"Pak, sekarang waktunya membahas masalah proyek, mohon kesampingkan dendam Bapak, Ok!" Risti tiba-tiba berubah bijak seolah tidak takut lagi pada Tony sirambut gondrong dihadapannya ini."Ok, mari kita tinjau proyeknya!" ucap Tony, dengan mudahnya meng-iyakan perkataan Risti. Seketika Risti merasa ok, ternyata menunjukkan ketidak takutan akan membuat lawan kita takut. Pikirnya.Mereka kembali mengendarai mobil Tony. Sampai di lokasi mereka benar-benar membahas bisnis, tidak ada lagi masalah pribadi.Hampir dua jam mereka mengelilingi tempat itu, Tony menjelaskan semuanya, tempat ini untuk apa, dan ini dan ini. Ristipun mencatat dengan baik apa yang disampaikan Tony hingga mereka tiba di tempat semula."Mana Jaja?" Risti tidak mendapati sopir kantor beserta mobil kantor disitu."Jaja balik ke kantor, Bu. Ada panggilan mendadak," jawab Miko yang memang berada disitu sedari tadi."Astaga! Mau pulang pakai apa aku?" Risti di landa kebingung
Pernikahan Kedua Ingat Terus Sama Goyangan RistiBab 100"Maaf Pak! Hehe!" Risti menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil nyengir tak jelas. BlamRisti terlonjak kaget dan langsung memegangi dadanya. "Astaga! Duh, gimana ini? Pasti Pak Tony marah!" ucap Risti pelan. Seketika dia merasa bodoh, akibat keseringan dangdutan sambil beres-beres rumah, membuat kebiasaannya itu terbawa ditempat orang lain. "Ah, bodo amatlah!" Sedangkan dikamar, Tony tidak bisa untuk menahan tawanya, dia cukup terhibur dengan penampilan Risti, itu sebabnya dia menutup pintu cepat hingga menimbulkan suara keras. Tony lari ke balkon dam tertawa pecah disana. Demi apa dia melihat hiburan gratis didepan mata. Meskipun tidak terlalu paham dengan musiknya, karena Tony terbiasa ke club, disana hanya ada musik disco yang dimainkan oleh dj-dj terpilih. Namun yang baru dilihatnya cukup mengocok perutnya. Tony berpikir untuk mengambil rekaman cctvnya lalu menunjukkannya pada sekretarisnya si Miko. Sudah dipas
Pernikahan KeduaLari Dari Perkiraan. Bab 101Hari perkiraan lahir Deswita ternyata meleset lebih dari tanggal yang ditentukan. Keinginan untuk segera menimang bayi pun tertunda karena jabang bayi yang masih betah didalam perut ibunya.Deswita sungguh sudah merasa tidak nyaman semua jadi serba salah, dan sering tidak sesuai dengan hatinya sehingga tak jarang Marco jadi sasaran amarahnya. Untung Marco cukup mengerti meskipun gedek dan gemes pada istrinya, sebisanya ia tutupi. Hari ini mereka akan kerumah sakit. Deswita sudah siap duduk di mobil namun Marco teringat ponselnya tertinggal dikamar, jadilah ia berlari kedalam untuk mengambilnya. HuffftTernyata hal seperti itu pun sudah membuat si bumil kesal. Marco masuk kemobil dan siap untuk memutar kunci, matanya melirik ke istri yang sudah manyun seperti mulut ikan koi. Marco paham betul, ekspresi itu adalah pertanda bahwa istrinya itu tengah kesal padanya."Harusnya ponsel Kamu itu ditaruh di kantong terus biar nggak ketinggalan
Pernikahan Kedua Harus di OperasiBab 102Setelah selesai mengerjakan tugasnya, Nirmala mendesak Risti agar bercerita. Risti mendesah menatap sahabatnya yang lumayan kepo itu. "Baiklah, baiklah, aku akan cerita." Risti tentu tidak ingin anak Nirmala encesan nanti ketika sudah lahir hanya karena tidak mendengar cerita darinya.Risti pun mulai menceritakan kejadian sejak motor yang tiba-tiba mogok lalu dia memanfaatkan Tony hingga pertemuan di kantor juga di proyek, Nirmala terus tertawa mendengarnya. Dia merasa paling beruntung bertemu dengan Risti. Sahabatnya ini memang sangat menghibur sekali."Yang paling memalukan itu, saat aku bergoyang di apartemennya, dan ternyata dia melihatku, Nir. Ingin rasanyaku lepas wajahku saat itu. Behhh, malu banget!"HahahahaCeklek"Sayang, jangan tertawa terlalu kencang, kasihan anak kita!" Adrian tiba-tiba saja sudah masuk dan mendapati istrinya yang tengah tertawa terbahak-bahak."Astaga, Mas. Cerita Risti benar-benar lucu, ini tentang Pak Tony
Pernikahan Kedua Dia KomaBab 103Ini sudah hari kedua ayahnya dirawat dan Risti belum menemukan solusinya. Dia bersiap akan kekantor hari ini. "Ayah! Risti berangkay dulu ya! Nanti ada perawat yang nengokin ayah, Risti belum bisa cuti.""Iya, tidak apa-apa, Nak. Pergilah!" balas ayahnya lirih."Rasya mana, Yah? Dia nggak sekolah?" Risti tidak menemukan adiknya itu."Sudah berangkat tadi pagi, katanya ada pr yang belum selesai," jawab ayah. Rasya memang berangkat sejak tiga puluh menit yang lalu dan hanya pamitan pada ayahnya saja. "Yaudah, Risti berangkat ya, Yah! Assalamualaikum!" Risti meraih tangan lemah itu lalu menciumnya. "Waalaaykumsalam! Hati-hati!""Iya, Yah!"Risti keluar dari ruangan ayahnya."Risti!""Eh iya, Dok!" Rupanya dokter Parda yang menyapa."Bagaimana, Ris? Keadaan ayah semakin memburuk, sebaiknya jangan lama!"Risti terdiam sesaat. "Iya, Dok. Secepatnya akan saya usahakan. Ini saya mau kekantor mengajukan pinjaman." Risti bicara apa adanya."Baiklah, semoga
Pernikahan Kedua Apa Memang Aku Yang Kurang MenarikBab 104Risti sudah sampai tepat di depan pintu apartemen Tony, pria incarannya kini. Dia mengangkat jarinya untuk menekan bel pintu.Tidak jadi. Dia teringat ini malam minggu, belum tentu Tony ada di apartemennya, betapa bodohnya Risti. Kenapa tidak bertanya tadi pada Satpam. Dia menggigit ujung kuku, pertanda gugup juga bingung. Apa salahnya mencoba. Pikirnya kemudian. Risti mengangkat jarinya lagi.Dia menarim napas lalu menghembuskannya kasar sebelum menekan belnya.Ting nongTiga puluh detikTing nongTiga puluh detikIni yang terakhir. Batinnya. Ting nongTernyata di tingnong kedua Miko telah berdiri di depan pintu melihat ke layar siapa yang bertamu malam-malam begini.Matanya membelalak melihat siapa yang tengah berdiri diluar, meski lipstik itu menor Miko masih mengenalinya dengan jelas. Dia segera berjalan ke sofa, dimana ada bosnya disitu. Miko memang berencana tidur di apartemen bosnya, dan malam ini mereka tidak ke
Pernikahan Kedua Pria MisteriusBab 105 Risti menunda pulang kerumah sampai yang mengurus administrasi rumah sakit datang. Dia harus segera tau siapa orang baik yang sudah mau mendanai operasi ayahnya.Risti menunggu dengan sabar. Dokter sedang mempersiapkan semua, dihari minggu ini operasi akan di adakan."Bu Risti keluarga pasien sakit jantung, Bapak Riman, benar?" Seorang wanita yang berusia sekitar empat puluhan langsung bertanya begitu melihat Risti."Benar, Bu!" jawab Risti seraya berdiri mendatangi meja sang ibu. "Baiklah, pembayaran biaya perawatan juga operasi sudah terjadi tadi malam dengan rekan saya. Tunggu sebentar ya, saya buat rinciannya dulu juga bukti pembayarannya!" Wanita itu sangat ramah. Risti mengangguk. "Bu, boleh saya tau, uang itu dikirim dengan atas nama siapa?" Risti tak dapat menahan rasa ingin taunya. "Sebentar!" Dia mengotak ngatik komputer yang ada di mejanya. "Atas nama Adrian Sanjaya!" ucapnya kemudian. "Adrian!" sebut Risti pelan. Bagaimana mu
Pernikahan Kedua Kekonyolan TonyBab 106Nadia dan Akmal kini sudah tak sekhawatir waktu itu, kini bayi mereka sudah berusia dua bulan dan berat badannya bertambah, sekarang bobotnya sudah empat kilogaram layaknya bayi yang lahir cukup bulan.Pesta yang di rencanakan Danu pun akan digelar sebentar lagi. Persiapan telah dilakukan, ratusan anak yatim akan diberi santunan.Anita begitu bersyukur akan hal ini, diberi keluarga yang bahagia rumah tangga anak-anak yang dulunya di uji, Riri yang pernah gagal berumah tangga kini menemukan kenyamanan dan cinta yang tulus dari Gilang. Kekhawatiran karena takut tak memiliki keturunan kini telah patah oleh kenyataan. Kini Riri menjadi ibu dari seorang putri yang cantik. Pun dengan rumah tangga putra sulungnya yang hampir kandas karena orang ketiga, namun kini terselamatkan dengan kuatnya ikatan cinta antara Akmal dan Nadia, mereka telah di karuniai buah hati yang ketiga, meski harus melewati cobaan berat yang nyaris kehilangan menantunya.Kini
Pernikahan Kedua (Ending) Semangat Demi AdeliaBab 150Kondisi Adelia benar-benar drop kali ini. Bahkan bobotnya turun drastis, hal itu sangat membuat kedua oran tuanya sedih, terlebih sang mama."Dok, apakah proses kelahiran anak ketigaku bisa di percepat?" Risti mendatangi dokter kandungan langganannya."Bisa saja, Bu. Tapi tentunya harus cesar. Apa ini terkait dengan kesehatan Adelia?" tanya Dokter Tiara.Risti yang bewajah sedih itu mengangguk disertai buliran bening yang turut meluncur di kedua pipinya. Dia mengusap dengan ujung jarinya."Baiklah, akan saya pastikan kapan waktu yang pas," kata Dokter Tiara. Dia, sangat memahami kondisi pasiennya ini sekarang. Tentu tidak mudah untuknya menghadapi ini. "Di usia kehamilan tiga puluh delapan minggu kita akan lakukan operasinya, saya tinggal mempersiapkan harinya saja," lanjut Dokter Tiara. "Baik, Dok. Saya permisi!" Risti pun pergi kembali keruangan dimana putrinya di rawat. "Aku sudah memutuskannya. Dua minggu lagi aku akan me
Pernikahan Kedua Masa Lalu Yang DatangBab 149"Oh ayolah, ini sudah hampir jam masukmu, Sayang!" Risti sedang memegang seragam sekolah Liu yang akan di pakaikan, namun Liu selalu menghindarinya. Entah sudah keberapa kali bujukan ini keluar dari bibir ibu dari dua anak itu."No, mama! Liu mau pindah sekolah saja." Dia menolak dengan tegas. Dia ternyata tidak main-main dengan ucapannya semalam."Kenapa harus pindah?" Risti bertanya lagi apa alasan putranya itu sebenarnya."Miss Sarah genit, dia mau merebut papa dari mama," katanya tegas.Risti yang sedang berdiri memegang baju sekolah Liu itu pun dibuat tak percaya oleh jawaban anaknya. Bisa-bisanya dia berpikir seperti itu.Liu berdiri di atas sofa menghindari sang mama yang sedang memaksanya memakai baju sekolah. Liu kini hanya memakai cd dan kaos tak berlengan saja.Risti mendesah. Anaknya ini memang susah untuk membujuknya. "Lalu apa yang akan Kau lakukan dirumah seharian ini?" Risti bertanya untuk memancingnya lagi."Aku akan
Pernikahan Kedua Jangan Sentuh Papaku! Bab 148Setelah dari rumah sakit keluarga itu langsung menuju mall, untuk menunaikan janji mereka.Adelia dan Liu boleh memilih apa saja untuk mereka dan bermain apa saja. Mereka begitu riang, terutama Liu yang sangat aktiv. Tony harus extra mengawasinya sedangkan Adelia hanya bermain yang ringan saja karena tidak boleh terlalu lelah."Hai Liu tampan!" O ow, semua menoleh ke asal suara sapaan itu terdengar."Oh, Hai Miss Sarah!" balasnya datar. Dia memang suka dibilang tampan, tapi Liu tidak menunjukkannya, dia bersikap seolah sudah dewasa."Kebetulan sekali kita bertemu disini. Oh iya, apa ini Daddymu?" Miss Sarah tak dapat untuk bertanya kala melihat Tony. Dia memang tahu, hanya basa basi saja karena terpesona dengan Tony yang terlihat matang. Meski sudah berusia empat puluham Tony memang terbilang masih macho, kekuatan uang menambah pesonanya."Bukan, dia papaku." Liu menjawab dengan dingin. Miss Sarah tertawa, dia terlalu gemes dengan a
Pernikahan Kedua Mama Takut Papa Akan LariBab 147Tidak terasa waktu terus bergulir. Risti telah melewati trimester pertamanya dan trimester kedua pun akan segera berakhir. Kini kehamilannya sudah berusia enam bulan. Adelia belum pernah lagi di rawat di rumah sakit. Hanya mengkonsumsi obat di rumah secara rutin dan kontrol rutin kepada dokternya yang datang khusus kerumah.Meski banyak drama setiap kali ingin meminum obatnya. Bayangan rumah sakit selalu menjadi momok menakutkan untuknya dan itu menjadi andalan mereka, Adelia akan takut bila dikatakan akan dibawa ke rumah sakit lalu akan meminum obatnya. Hari ini mereka akan melakukan pemeriksaan sekaligus ingin mengetahui jenis kelamin bayi ketiga mereka.Tony sudah tidak sabar ingin segera mengetahuinya. "Kira-kira apa ya Yang?" tanyanya seraya mempersiapkan diri. Dia baru saja selesai mandi dan tubuhnya hanya dibalut handuk saja. Risti duduk di depan meja rias, untuk mempercantik penampilannya. "Apapun itu, aku tidak terlalu p
Pernikahan Kedua Terlalu PosesifBab 146Tidak mudah memang membuat kedua bocah itu mengerti. Segala apapun yang ditawarkan sepanjang perjalanan pulang, tidak ada yang mengena dihati mereka.Di tawarkan ice cream, mainan serta ke taman hiburan, keduanya kompak menggeleng sambil mengerucutkan bibir.Sang papa sampai mengusap wajahnya berulang kali melihat kedua bocahnya yang tidak bisa menerima bahwa mereka akan punya adik.Risti tidak terlalu ambil pusing dia masih bisa tersenyum dan mengusap lengan suaminya. "Udah nggak usah di pikirin, Yang. Biasa itu terjadi, nanti pelan-pelan kita kasih penjelasan pasti ngerti." kata Risti menenangkan suaminya. "Kamu lihat itu bibir maju semua, heran aku, anak siapa sih mereka? Perasaan aku nggak gitu deh Yang," gerutu Tony."Haha, emang Kamu ingat Yang, Kamu pikir aku gitu? Aku ini anak yang baik budi loh waktu kecil, bahkan sampai dewasa?" tanya Risti tak percaya.Tony menggedikkan kedua bahunya.Kini mereka telah sampai dirumah. Kedua anakn
Pernikahan Kedua Astaga Sayang! Bagaimana Ini? Bab 145Tidak ada cara yang bisa membujuk Liu malam itu. Risti menemaninya di kamar bermain sebentar dan membacakan dongeng sebelum Liu tertidur.Risti bangkit dari tempat tidur setelah merasa Liu sudah terlelap. Dia segera beranjak keluar. Harus melihat kondisi putrinya. "Yah, Ras! Aku pergi dulu, kalau Liu bangun sebisa mungkin bujuk dia ya!" ucap Laras. Dia akan menyetir sendiri malam ini karena suaminya sudah pergi sejak tadi."Hati-hati Ris!" pesan ayahnya sebelum Risti berangkat. Liu benar-benar hanya ingin mamanya, bahkan dengan Tony pun dia tidak mau. Dia seperti anak yang takut di tinggalkan oleh sang mama. Tidak butuh waktu yang lama, Risti telah sampai dirumah sakit, dia langsung menuju kamar rawat Adelia. Disitu sudah ada suaminya yang sedang menatap putrinya dalam diam.Dia langsung menghampiri putrinya. "Bagaimana keadaannya, Sayang?" tanyanya sambil menatap wajah lelap Adelia. "Dia gelisah terus, mau tak mau dokter
Pernikahan Kedua Bisakah Aku Menunda Keberangkatanku? Bab 144Regi menolong Selo untuk bangkit dan hal itu di manfaatkan oleh Selo. Sedangkan Regi hanya karena kasihan."Ini terlalu sakit, Om. Bawa aku ke sofa saja!" pintanya. Regi menganggap ini hal biasa, dia pun melakukannya. Menganggap mungkin Selo sedang khilaf tadi.Regi mengangkat tubuh Selo ke depan tepatnya di sofa, Regi meletakkannya perlahan karena khawatir akan menambah rasa sakit Selo nantinya. Saat itu Selo bergerak cepat dan menarik Regi dalam pelukannya, hingga hal serupa terjadi. Selo menahan kepala Regi dengan kedua tangannya.Sedetik kemudia pikiran buruk merasuki Regi, dia terhanyut dan mengikuti keinginan Selomita. Sisi kelelakiannya muncul. Tidak cukup sampai disitu, Selo menuntut untuk lebih lagi, dia menarik tangan Regi menuju sesuatu yang berharga miliknya. Tiba-tiba Regi berdiri dan hal itu membuat Selomita kecewa. Regi menyadari perbuatannya. Dia segera masuk kedalam kamar dan langsung mengunci diri di
Pernikahan Kedua Lebay Banget Kamu SelBab 143Selomita tidak terlihat keluar dari kamarnya sejak Marco menyuruhnya masuk ke dalam kamar. Dia mengurung diri di dalam, dan ini sudah pukul tujuh malam, bahkan dia tidak turun untuk makan malam. Dia teramat takut papanya tidak menyetujuinya menikah dengan Regi.Ah, seandainya itu terjadi, Selomita harus apa? Dia teramat mencintai Regi. Dia tidak akan sanggup jauh dari pria itu. Di usia hampir dua puluh, baru ini dia merasakan ketertarikan dengan lawan jenis dan sayangnya itu Regi adik dari mama sambungnya sendiri. Selo membuka ponselnya, hari ini dia belum bertemu muka dengan pria yang di cintainya itu. Dia akan menghubungi nomornya setidaknya mendengar suaranya saja. Tidak di angkat, hingga lima kali dan yang keenam nomor itu sudah tidak aktiv lagi. Selomita kesal, dia pun menangis. Dia memang terlalu cengeng bila menyangkut masalah dengan pria itu. Kenapa Regi tidak mengangkat telponnya? Atau papanya sudah mengancam Regi? Selomita
Pernikahan Kedua Kau Wanita Luar Biasa, SayangBab 142Hari ini perasaan setiap orang campur aduk. Kekhawatiran akan kondisi Riri, takut terjadi apa-apa yang tidak diinginkan, namun ada rasa syukur atas kesembuhan Gilang.Yah, pria itu telah berjalan kembali. Setelah cukup melatih kakinya agar tidak kaku lagi. Kini dia duduk bersama kedua mertuanya. "Mama panik sekali saat Harsa menghubungi tadi tentang keadaan kalian. Mama benar-benar takut, Lang," ungkap Mama Anita. Tidak di pungkiri bahkan sampai sekarang dia masih syok."Saat itu tidak ada orang dirumah, Ma. Gilang baru saja keluar dari kamar, niatnya mau kasih makan ikan-ikan diluar, biar nggak bosan, tapi suara terjatuh disusul benda-benda lainnya membuat Gilang berputar ke arah dapur." Gilang pun masih merasa takut sekarang. Takut istrinya tidak bisa melewati persalinan ini.Gilang menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dia menangis dan terisak. Betapa merasa bersalahnya dia sudah mengabaikan istrinya belakangan in