Beranda / Pernikahan / Pernikahan Kedua / Kejutan Untuk Riri

Share

Kejutan Untuk Riri

Penulis: Azitung
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pernikahan Kedua

Kejutan Untuk Riri

Bab 44

"Sampai kapan Kau akan mendiamkanku terus?"

Pada akhirnya ego itu luruh, Riri benar-benar tidak tahan lagi dengan sikap Gilang yang terus mendiamkannya. Dua hari rasanya seperti setahun.

Yang ditanya tidak menjawab sama sekali. Gilang terus menatap lurus ke arah laptopnya, seakan tidak mendengar ucapan Riri.

Riri menghela nafas lalu berdiri menghampiri tunangannya itu. "Mau sampai kapan?" Riri berdiri tepat dihadapan Gilang.

Gilang hanya melirik sebentar, lalu fokus lagi ke laptopnya. Hal itu membuat Riri jadi geram.

"Ok! Kalau itu maumu, lebih baik kita batalkan rencana kita!" Riri mengatakan apa yang seharusnya tidak dikatakannya.

"Akhirnya, finishing!" Gilang merasa lega, pekerjaannya selesai lebih cepat dari yang ia perkirakan.

Riri kembali kemejanya dengan wajah yang ditekuk serta hati yang tak karuan. Finishing katanya? Ok! Tidak apa-apa. Gumam Riri dalam hati.

Dia sudah menurunkan egonya, menegur Gilang duluan, tapi pria itu tetap sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Kedua    Ancaman Nadia

    Pernikahan KeduaAncaman NadiaBab 45Rumah itu dibuat atas nama Riri. Awalnya Riri menolak dan minta diganti saja karena menurutnya itu terlalu besar baginya. "Ku mohon jangan ditolak, itu ku persembahkan untuk masa depan kita nantinya. Itu sengaja aku desain sendiri loh, khusus buat my love Riri," ucap Gilang lalu beranjak menuju lemari untuk memperlihatkan pada Riri gambar rumah itu. "Apaan sih, lebay tau! Geli aku dengar Kamu bilang my love-my love." Riri tertawa. "Wow! Ini Kamu yang gambar?" Riri suka melihatnya. Seperti gambar orang yang sudah profesional dibidangnya. Gilang mengangguk. "Spesial for you!" ucap Gilang seraya tersenyum menatap Riri. Senyum yang selalu dirindukan Riri. "Terimakasih banyak!" Riri terharu untuk yang kesekian kalinya. Air matanya luruh karena bahagia. Gilang tak kalah bahagia, melihat Riri menerima dan menyukai hadiah darinya. "Cepat habiskan kopimu! aku harus mengantarmu setelah ini." Gilang mengingatkan Riri. Pasalnya sudah jam sembilan mala

  • Pernikahan Kedua    Gilang Di Culik

    Pernikahan KeduaGilang Di CulikBab 46Wiren benar-benar takut setelah mendengar ancaman dari Akmal tadi, ia berjalan mondar mandir di rumahnya. Berat rasanya harus meninggalkan rumah ini dan kembali ke Batam. Dia terlalu menyukai rumah ini dan disini ia bisa sering menghabiskan waktu dengan suaminya. "Ada apa?"Handy muncul dari depan. Rupanya Wiren tadi menghubunginya ingin minta solusi."Aku harus bagaimana, Han? Aku nggak mau pindah lagi," keluh Wiren, berharap Handy dapat menolongnya."Kalau Kau tak pergi, Akmal akan menceraikanmu," jawab Handy.Wiren semakin pusing saja, Handy pun sepertinya tak akan bisa menolongnya. Sia-sia dia menghubungi pria itu."Apa tidak ada jalan lain?" tanya Wiren lagi.Handy menggedikkan bahunya. Mau menolong bagaimana. Dia sendiri pun tau Nadia adalah orang berduit yang bisa membayar siapapun untuk menangkap Wiren. "Br***ng**ek!"Wiren yang tak tenang itu pun mengumpat."Saran Akmal benar, sebaiknya kalian pergi dari sini! Aku khawatir Nadia su

  • Pernikahan Kedua    Pertolongan Untuk Gilang

    Pernikahan KaduaPertolongan Untuk GilangBab 47Adrian mondar mandir di dalam rumah. Sudah jam sembilan malam namun Gilang belum menampakkan batang hidungnya.Ponselnya pun tidak di angkat sama sekali, Adrian berdecak. Tadi dia berpikir mungkin Gilang sedang nongkrong dengan teman vollinya. Ternyata tidak ada setelah Adrian menyusul kelapangan. Pikiran-pikiran buruk mulai berkeliaran dikepalanya. Adrian menimbang-bimbang, apakah harus memberitahu Riri sekarang.Dia benar-benar bingung.Dirumah Riri pun tak bersemangat, Gilang tidak membalas chat dan juga mengangkat telponnya. Apa pria itu marah lagi padanya? Tadi mereka baik-baik saja. Riri menepis pikiran itu. Ia berbaring di atas ranjang memainkan ponsel pintarnya. Tiba-tiba ia merasa bosan, Riri berbalik kesana, sebentar kesini. Gelisah tak menentu.Pukul sebelas malam, matanya belum juga terpejam, sesekali tangan itu mengambil ponselnya untuk melihat apakah ada notifikasi berupa balasan dari calon suaminya itu. Tok tok tok

  • Pernikahan Kedua    Tidak Bersemangat

    Pernikahan KeduaTidak BersemangatBab 48Riri terlihat kurang semangat hari ini, karena Gilang tak masuk kerja, begitupun dengan Adrian.Kemana kira-kira mereka atau ada urusan apa? Begitulah pikiran Riri sekarang.Pikirannya tidak fokus jadinya. Sesekali Riri melihat mamanya yang sejak tadi bermain ponsel disofa. Riri beranjak kemudian duduk di samping mamanya."Udah kelar kerjaan, Kamu?" Mama melirik Riri yang baru menyandarkan tubuhnya disofa."Nggak semangat, Ma. Nanti saja di lanjut." Dari nada bicaranya saja pun mama sebenarnya tahu.Mama pun sebenarnya sama, ia menanti kabar dari suaminya terkait pencarian Gilang."Kira-kira kemana ya, Ma, Gilang sama Adrian?" Akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari mulutnya."Mana mama tau, Ri. Mungkin ada urusan keluarga jadi mereka pulang kampung, gitu," jawab mama sekenanya."Harusnya kan, bilang sama Riri." Bukan hanya tidak semangat yang Riri rasakan, namun juga kecewa."Mungkin urgent, Sayang. Jadi nggak sempat pamit atau mengabari gi

  • Pernikahan Kedua    Kondisi Gilang

    Pernikahan KeduaKondisi GilangBab 49Danu dan Adrian langsung berlari kerumah sakit, mereka menghampiri meja resepsionis."Ruangan pasien bernama Gilang!" Adrian rasanya sudah tak sabaran lagi untuk melihat dan mengetahui kondisi sepupunya itu.Hati yang sedang harap-harap cemas itu, berdiri tak tenang menunggu jawaban dari pertanyaannya."Ruang melati nomor tiga, lurus saja nanti belok kiri!" jawab resepsionis sambil menunjuk arahnya. "Terimakasih!" ucap Adrian cepat. Adrian dan Danu segera beranjak mengikuti petunjuk resepsionis tadi. Mereka berhenti di depan ruang melati tiga. Ada dua orang polisi dan juga Roy serta Chandra menunggu diluar. "Saya keluarganya, dimana Gilang?" Adrian tak dapat lagi sabar ingin bertemu saudaranya itu. Sungguh ia tak tenang, apa lagi kabar yang mereka dapatpun dari polisi, hingga membuat kecemasannya bertambah. Dapat dipastikan Gilang tidak baik-baik saja kondisinya. Rupanya dokter yang sudah dapat kabar dari resepsionis, bahwa keluarga Gilang

  • Pernikahan Kedua    Tekad Riri

    Pernikahan KeduaTekad RiriBab 50Malam harinya Danu dan istrinya pulang ke jakarta. Adrian dan Riri yang menemani Gilang dirumah sakit.Polisi belum memperbolehkan Gilang dibawa kejakarta, karena akan dilakukan visum dulu untuk melengkapi laporan atas insiden yang menimpanya. Untuk sementara Danu kembali ke perusahaan."Selamat siang, Pak! Ada tamu dari Solmas ingin bertemu dengan Pak Gilang!" lapor Nana."Bawa keruangan saya, saja!" jawab Danu."Baik, Pak!" tutup Nana."Mari, Pak , Bu! Saya antar!" ajak Nana ramah. Ia kemudian memimpin jalan dan di ikuti oleh Handy dan Deswita.Tok tok tok"Masuk!" Ceklek"Silahkan, Pak, Bu!" Nana mempersilahkan tamu mereka masuk. Setelah Handy dan Deswita masuk Nana kembali ke mejanya. Deswita sempat heran, karena bukan Gilang dan Riri yang ada disitu melainkan pemilik Subrata itu sendiri. Handy sih, biasa saja, karena dia tau Gilang sudah koit, dan Riri pasti masih menangis atas kehilangan pria itu. "Selamat siang, Pak!" ucap Deswita sopan.

  • Pernikahan Kedua    Pelaku Berbohong

    Pernikahan KeduaPelaku BerbohongBab 51Sudah dua hari berlalu. Polisi kini sudah berhasil menciduk pelaku. Kini mereka di tahan di kantor polisi. Danu dan Riri segera berangkat begitu mendapat kabar. Sedangkan Gilang pun yang baru diberi tahu sang Bibi ingin ikut kekantor polisi."Jangan! Kondisimu belum pulih benar, biarkan calon mertuamu yang mengurusnya duluan, lagi pula Adrian sudah berangkat dari kantor," Tahan bibinya.Meskipun kata dokter tidak ada luka dalam, tapi mereka tetap waspada, karena nyerinya belum hilang padahal sudah empat hari berlalu.Gilang akhirnya pasrah dan kembali berbaring."Aku sebenarnya mencurigai seseorang, Paman." Gilang mengutarakan kecurigaannya."Jangan menduga-duga lah, Lang. Kalau tidak benar nanti jatuhnya suudzon," sela sang bibi. Dia sedang mempersiapkan makan siang untuk mereka. "Aku khawatir sama Riri saja, Bi. Takutnya dia berbuat nekat nanti." Gilang masih ingin ikut kekantor polisi. "Udahlah! Fokus sama kesehatan mu saja. Disana ada p

  • Pernikahan Kedua    Dugaan Deswita

    Pernikahan KeduaDugaan DeswitaBab 52Akmal yang tadinya duduk kini berdiri, menyugar rambutnya kasar. Dia yang tidak tahu menahu tentang Gilang pun kini dituduh jadi dalangnya alias pelaku utama atas kejadian yang menimpa calon adik iparnya itu. "Kak Akmal, jawab dengan jujur, apa benar kakak terlibat?" tanya Riri lagi, ingin memastikan. "Astaga Riri! Mana mungkin kakak tega melakukan hal itu. Demi Tuhan!" Bahkan Akmal berani membawa nama Tuhan."Tapi namamu sudah disebut oleh dua pembunuh itu, Kak?" tanya Riri lagi.Mama Anita sejak tadi sudah menangis mendengar cerita suaminya. Mendadak pikirannya kini buntu. Dia pun sungguh tidak percaya kalau Akmal putranyalah pelakunya, tega melakukan hal kejahatan seperti itu. Adrian sejak tadi hanya menyimak saja, dia membiarkan keluarga itu yang berbicara, memastikan kebenaran nya. "Nadia, Kamu percayakan, aku tak mungkin melakukan itu." Akmal berharap ada pembelaan dari istrinya. Nadia yang di tatap pun iba melihat suaminya.Dia tahu A

Bab terbaru

  • Pernikahan Kedua    Semangat Demi Adelia

    Pernikahan Kedua (Ending) Semangat Demi AdeliaBab 150Kondisi Adelia benar-benar drop kali ini. Bahkan bobotnya turun drastis, hal itu sangat membuat kedua oran tuanya sedih, terlebih sang mama."Dok, apakah proses kelahiran anak ketigaku bisa di percepat?" Risti mendatangi dokter kandungan langganannya."Bisa saja, Bu. Tapi tentunya harus cesar. Apa ini terkait dengan kesehatan Adelia?" tanya Dokter Tiara.Risti yang bewajah sedih itu mengangguk disertai buliran bening yang turut meluncur di kedua pipinya. Dia mengusap dengan ujung jarinya."Baiklah, akan saya pastikan kapan waktu yang pas," kata Dokter Tiara. Dia, sangat memahami kondisi pasiennya ini sekarang. Tentu tidak mudah untuknya menghadapi ini. "Di usia kehamilan tiga puluh delapan minggu kita akan lakukan operasinya, saya tinggal mempersiapkan harinya saja," lanjut Dokter Tiara. "Baik, Dok. Saya permisi!" Risti pun pergi kembali keruangan dimana putrinya di rawat. "Aku sudah memutuskannya. Dua minggu lagi aku akan me

  • Pernikahan Kedua    Masa Lalu Yang Datang

    Pernikahan Kedua Masa Lalu Yang DatangBab 149"Oh ayolah, ini sudah hampir jam masukmu, Sayang!" Risti sedang memegang seragam sekolah Liu yang akan di pakaikan, namun Liu selalu menghindarinya. Entah sudah keberapa kali bujukan ini keluar dari bibir ibu dari dua anak itu."No, mama! Liu mau pindah sekolah saja." Dia menolak dengan tegas. Dia ternyata tidak main-main dengan ucapannya semalam."Kenapa harus pindah?" Risti bertanya lagi apa alasan putranya itu sebenarnya."Miss Sarah genit, dia mau merebut papa dari mama," katanya tegas.Risti yang sedang berdiri memegang baju sekolah Liu itu pun dibuat tak percaya oleh jawaban anaknya. Bisa-bisanya dia berpikir seperti itu.Liu berdiri di atas sofa menghindari sang mama yang sedang memaksanya memakai baju sekolah. Liu kini hanya memakai cd dan kaos tak berlengan saja.Risti mendesah. Anaknya ini memang susah untuk membujuknya. "Lalu apa yang akan Kau lakukan dirumah seharian ini?" Risti bertanya untuk memancingnya lagi."Aku akan

  • Pernikahan Kedua    Jangan Sentuh Papaku

    Pernikahan Kedua Jangan Sentuh Papaku! Bab 148Setelah dari rumah sakit keluarga itu langsung menuju mall, untuk menunaikan janji mereka.Adelia dan Liu boleh memilih apa saja untuk mereka dan bermain apa saja. Mereka begitu riang, terutama Liu yang sangat aktiv. Tony harus extra mengawasinya sedangkan Adelia hanya bermain yang ringan saja karena tidak boleh terlalu lelah."Hai Liu tampan!" O ow, semua menoleh ke asal suara sapaan itu terdengar."Oh, Hai Miss Sarah!" balasnya datar. Dia memang suka dibilang tampan, tapi Liu tidak menunjukkannya, dia bersikap seolah sudah dewasa."Kebetulan sekali kita bertemu disini. Oh iya, apa ini Daddymu?" Miss Sarah tak dapat untuk bertanya kala melihat Tony. Dia memang tahu, hanya basa basi saja karena terpesona dengan Tony yang terlihat matang. Meski sudah berusia empat puluham Tony memang terbilang masih macho, kekuatan uang menambah pesonanya."Bukan, dia papaku." Liu menjawab dengan dingin. Miss Sarah tertawa, dia terlalu gemes dengan a

  • Pernikahan Kedua    Mama Takut Papa Akan Lari

    Pernikahan Kedua Mama Takut Papa Akan LariBab 147Tidak terasa waktu terus bergulir. Risti telah melewati trimester pertamanya dan trimester kedua pun akan segera berakhir. Kini kehamilannya sudah berusia enam bulan. Adelia belum pernah lagi di rawat di rumah sakit. Hanya mengkonsumsi obat di rumah secara rutin dan kontrol rutin kepada dokternya yang datang khusus kerumah.Meski banyak drama setiap kali ingin meminum obatnya. Bayangan rumah sakit selalu menjadi momok menakutkan untuknya dan itu menjadi andalan mereka, Adelia akan takut bila dikatakan akan dibawa ke rumah sakit lalu akan meminum obatnya. Hari ini mereka akan melakukan pemeriksaan sekaligus ingin mengetahui jenis kelamin bayi ketiga mereka.Tony sudah tidak sabar ingin segera mengetahuinya. "Kira-kira apa ya Yang?" tanyanya seraya mempersiapkan diri. Dia baru saja selesai mandi dan tubuhnya hanya dibalut handuk saja. Risti duduk di depan meja rias, untuk mempercantik penampilannya. "Apapun itu, aku tidak terlalu p

  • Pernikahan Kedua    Terlalu Posesif

    Pernikahan Kedua Terlalu PosesifBab 146Tidak mudah memang membuat kedua bocah itu mengerti. Segala apapun yang ditawarkan sepanjang perjalanan pulang, tidak ada yang mengena dihati mereka.Di tawarkan ice cream, mainan serta ke taman hiburan, keduanya kompak menggeleng sambil mengerucutkan bibir.Sang papa sampai mengusap wajahnya berulang kali melihat kedua bocahnya yang tidak bisa menerima bahwa mereka akan punya adik.Risti tidak terlalu ambil pusing dia masih bisa tersenyum dan mengusap lengan suaminya. "Udah nggak usah di pikirin, Yang. Biasa itu terjadi, nanti pelan-pelan kita kasih penjelasan pasti ngerti." kata Risti menenangkan suaminya. "Kamu lihat itu bibir maju semua, heran aku, anak siapa sih mereka? Perasaan aku nggak gitu deh Yang," gerutu Tony."Haha, emang Kamu ingat Yang, Kamu pikir aku gitu? Aku ini anak yang baik budi loh waktu kecil, bahkan sampai dewasa?" tanya Risti tak percaya.Tony menggedikkan kedua bahunya.Kini mereka telah sampai dirumah. Kedua anakn

  • Pernikahan Kedua    Astaga Sayang, Bagaimana Ini?

    Pernikahan Kedua Astaga Sayang! Bagaimana Ini? Bab 145Tidak ada cara yang bisa membujuk Liu malam itu. Risti menemaninya di kamar bermain sebentar dan membacakan dongeng sebelum Liu tertidur.Risti bangkit dari tempat tidur setelah merasa Liu sudah terlelap. Dia segera beranjak keluar. Harus melihat kondisi putrinya. "Yah, Ras! Aku pergi dulu, kalau Liu bangun sebisa mungkin bujuk dia ya!" ucap Laras. Dia akan menyetir sendiri malam ini karena suaminya sudah pergi sejak tadi."Hati-hati Ris!" pesan ayahnya sebelum Risti berangkat. Liu benar-benar hanya ingin mamanya, bahkan dengan Tony pun dia tidak mau. Dia seperti anak yang takut di tinggalkan oleh sang mama. Tidak butuh waktu yang lama, Risti telah sampai dirumah sakit, dia langsung menuju kamar rawat Adelia. Disitu sudah ada suaminya yang sedang menatap putrinya dalam diam.Dia langsung menghampiri putrinya. "Bagaimana keadaannya, Sayang?" tanyanya sambil menatap wajah lelap Adelia. "Dia gelisah terus, mau tak mau dokter

  • Pernikahan Kedua    Bisakah Aku Menunda Keberangkatanku?

    Pernikahan Kedua Bisakah Aku Menunda Keberangkatanku? Bab 144Regi menolong Selo untuk bangkit dan hal itu di manfaatkan oleh Selo. Sedangkan Regi hanya karena kasihan."Ini terlalu sakit, Om. Bawa aku ke sofa saja!" pintanya. Regi menganggap ini hal biasa, dia pun melakukannya. Menganggap mungkin Selo sedang khilaf tadi.Regi mengangkat tubuh Selo ke depan tepatnya di sofa, Regi meletakkannya perlahan karena khawatir akan menambah rasa sakit Selo nantinya. Saat itu Selo bergerak cepat dan menarik Regi dalam pelukannya, hingga hal serupa terjadi. Selo menahan kepala Regi dengan kedua tangannya.Sedetik kemudia pikiran buruk merasuki Regi, dia terhanyut dan mengikuti keinginan Selomita. Sisi kelelakiannya muncul. Tidak cukup sampai disitu, Selo menuntut untuk lebih lagi, dia menarik tangan Regi menuju sesuatu yang berharga miliknya. Tiba-tiba Regi berdiri dan hal itu membuat Selomita kecewa. Regi menyadari perbuatannya. Dia segera masuk kedalam kamar dan langsung mengunci diri di

  • Pernikahan Kedua    Lebay Banget Kamu, Sel

    Pernikahan Kedua Lebay Banget Kamu SelBab 143Selomita tidak terlihat keluar dari kamarnya sejak Marco menyuruhnya masuk ke dalam kamar. Dia mengurung diri di dalam, dan ini sudah pukul tujuh malam, bahkan dia tidak turun untuk makan malam. Dia teramat takut papanya tidak menyetujuinya menikah dengan Regi.Ah, seandainya itu terjadi, Selomita harus apa? Dia teramat mencintai Regi. Dia tidak akan sanggup jauh dari pria itu. Di usia hampir dua puluh, baru ini dia merasakan ketertarikan dengan lawan jenis dan sayangnya itu Regi adik dari mama sambungnya sendiri. Selo membuka ponselnya, hari ini dia belum bertemu muka dengan pria yang di cintainya itu. Dia akan menghubungi nomornya setidaknya mendengar suaranya saja. Tidak di angkat, hingga lima kali dan yang keenam nomor itu sudah tidak aktiv lagi. Selomita kesal, dia pun menangis. Dia memang terlalu cengeng bila menyangkut masalah dengan pria itu. Kenapa Regi tidak mengangkat telponnya? Atau papanya sudah mengancam Regi? Selomita

  • Pernikahan Kedua    Kau Wanita Luar Biasa, Sayang

    Pernikahan Kedua Kau Wanita Luar Biasa, SayangBab 142Hari ini perasaan setiap orang campur aduk. Kekhawatiran akan kondisi Riri, takut terjadi apa-apa yang tidak diinginkan, namun ada rasa syukur atas kesembuhan Gilang.Yah, pria itu telah berjalan kembali. Setelah cukup melatih kakinya agar tidak kaku lagi. Kini dia duduk bersama kedua mertuanya. "Mama panik sekali saat Harsa menghubungi tadi tentang keadaan kalian. Mama benar-benar takut, Lang," ungkap Mama Anita. Tidak di pungkiri bahkan sampai sekarang dia masih syok."Saat itu tidak ada orang dirumah, Ma. Gilang baru saja keluar dari kamar, niatnya mau kasih makan ikan-ikan diluar, biar nggak bosan, tapi suara terjatuh disusul benda-benda lainnya membuat Gilang berputar ke arah dapur." Gilang pun masih merasa takut sekarang. Takut istrinya tidak bisa melewati persalinan ini.Gilang menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dia menangis dan terisak. Betapa merasa bersalahnya dia sudah mengabaikan istrinya belakangan in

DMCA.com Protection Status