Pernikahan KeduaPelaku BerbohongBab 51Sudah dua hari berlalu. Polisi kini sudah berhasil menciduk pelaku. Kini mereka di tahan di kantor polisi. Danu dan Riri segera berangkat begitu mendapat kabar. Sedangkan Gilang pun yang baru diberi tahu sang Bibi ingin ikut kekantor polisi."Jangan! Kondisimu belum pulih benar, biarkan calon mertuamu yang mengurusnya duluan, lagi pula Adrian sudah berangkat dari kantor," Tahan bibinya.Meskipun kata dokter tidak ada luka dalam, tapi mereka tetap waspada, karena nyerinya belum hilang padahal sudah empat hari berlalu.Gilang akhirnya pasrah dan kembali berbaring."Aku sebenarnya mencurigai seseorang, Paman." Gilang mengutarakan kecurigaannya."Jangan menduga-duga lah, Lang. Kalau tidak benar nanti jatuhnya suudzon," sela sang bibi. Dia sedang mempersiapkan makan siang untuk mereka. "Aku khawatir sama Riri saja, Bi. Takutnya dia berbuat nekat nanti." Gilang masih ingin ikut kekantor polisi. "Udahlah! Fokus sama kesehatan mu saja. Disana ada p
Pernikahan KeduaDugaan DeswitaBab 52Akmal yang tadinya duduk kini berdiri, menyugar rambutnya kasar. Dia yang tidak tahu menahu tentang Gilang pun kini dituduh jadi dalangnya alias pelaku utama atas kejadian yang menimpa calon adik iparnya itu. "Kak Akmal, jawab dengan jujur, apa benar kakak terlibat?" tanya Riri lagi, ingin memastikan. "Astaga Riri! Mana mungkin kakak tega melakukan hal itu. Demi Tuhan!" Bahkan Akmal berani membawa nama Tuhan."Tapi namamu sudah disebut oleh dua pembunuh itu, Kak?" tanya Riri lagi.Mama Anita sejak tadi sudah menangis mendengar cerita suaminya. Mendadak pikirannya kini buntu. Dia pun sungguh tidak percaya kalau Akmal putranyalah pelakunya, tega melakukan hal kejahatan seperti itu. Adrian sejak tadi hanya menyimak saja, dia membiarkan keluarga itu yang berbicara, memastikan kebenaran nya. "Nadia, Kamu percayakan, aku tak mungkin melakukan itu." Akmal berharap ada pembelaan dari istrinya. Nadia yang di tatap pun iba melihat suaminya.Dia tahu A
Pernikahan KeduaFirasat HandyBab 53Setelah mempertimbangkan lagi matang-matang, Deswita akhirnya memutuskan melanjutkan perjalanannya menuju rumah Riri.Di sinilah ia sekarang, tepat di depan pintu rumah yang tertutup itu. Deswita menarik nafas dulu sebelum memencet belnya. Ting nong"Siapa ya?"Mama menggedikkan bahu menjawab pertanyaan Riri.Dia pun beranjak menuju pintu, meninggalkan mamanya yang tengah duduk di sofa. Karena libur mereka habiskan waktu untuk bercerita.Riri habis menjenguk Gilang tadi, sedangkan papanya keluar entah kemana.Ceklek"Deswita!" sapa Riri."Bu Riri!" balasnya sedikit kikuk."Masuk Des!" Riri berjalan kedalam di ikuti oleh Deswita."Duduk Des!" Riri mempersilahkannya. "Oh iya, kenalin, Ma. Ini Deswita sekretarisnya Kak Handy di kantor!" ucap Riri.Deswita beranjak mendatangi mama Anita lalu mengulurkan tangannya. "Deswita, Tan!""Tante Anita!" jawab Mama Anita."Sebentar ya, aku buatin minum dulu!" Riri beranjak dari dudukkannya.Tangan Deswita sa
Pernikahan Kedua Masa Lalu HandyBab 54Handy memesan salah satu kamar di hotel bintang lima untuk sementara sebelum ia pergi ke tempat persembunyian yang sebenarnya. Ia merebahkan dirinya di atas ranjang hotel. Untung dia gerak cepat, baru saja asisten rumah tangganya menelpon bahwa ada dua orang polisi datang mencarinya.Handy mengirim pesan pada Marco. Dia meminjam uang sebesar seratus lima puluh juta.Lalu Handy mengirim email ke bos Marco, izin cuti pergi ke ausy.Setelah mendapat kabar dan mendapat transferan dariMarco, Handy langsung menonaktifkan ponselnya itu berikut nomornya. Handy memiliki satu ponsel lagi untuk digunakan saat ini bila ingin menanyakan kabar dari Miu. Sial! Dia merutuki dirinya sendiri, yang terlalu gegabah membuat rencana, padahal satupun belum ada yang ia dapatkan. Perusahaan Danu dan juga Nadia.Sekarang dirinya sudah dicari oleh polisi. Ruang geraknya kini terbatas. Betapa menyesal nya dia yang tidak langsung memastikan bahwa Gilang sudah mati wak
Pernikahan Kedua Di Ujung TandukBab 55"Bukti kejahatan Kak Handy sudah dikumpulkan dan diserahkan pada polisi, termasuk kejadian saat Gilang dan Adrian saat survey ke gudang Solmas," Tunggu? Ada yang terlewat kah oleh Gilang, kejahatan gudang?"Kau pasti kaget, kan? Aku juga. Papa sudah melihat rekaman cctv di perusahaan itu dan saat di gudang, memang Handy yang sering bicara dengan dua karyawan gudang itu, dan terlihat ia memberikan uang pada mereka." Riri menjelaskan hal yang belum diketahui tunangannya itu."Astaga!" Gilang cukup terkejut mendengarnya. "Apa yang ia inginkan dariku sebenarnya?""Bukan darimu, Gilang. Melainkan dari Riri. Handy hanya ingin Riri jadi miliknya saja." Akmal menyampaikan maksud Handy yang ia ketahui.Di balik kejadian ini, ada hikmah tersendiri buat mereka, kini Gilang dan Akmal sudah seperti biasa, tak ada lagi kebencian serta tuduhan - tuduhan dari Akmal selama ini.Tentunya itu cukup melegakan keluarga. Kini tinggal menangkap Handy saja yang bel
Pernikahan Kedua Misi DimulaiBab 56Handy tengah menikmati hari-harinya di Batam bersama Wiren kekasih tercintanya.Sudah hampir sebulan tak ada yang mengusik bahkan mencarinya. Namun bukan berarti Handy tidak takut. Ia tetap waspada dan selalu menyiapkan alat untuk penyamaran bila sewaktu-waktu dirinya kembali diburu. "Wir, sudah hampir lima tahun, kapan Kau akan mendapatkan surat-surat aset milik Akmal?"Mereka baru saja menghabiskan waktu bersama malam ini. Dengan tubuh yang masih tertutup selimut. "Sabarlah, Sayang. Aku masih mencari cara." Wiren mengusap dada kekasihnya itu lembut sehingga menimbulkan sensasi geli bagi si empunya."Sabar sampai kapan? Kita sudah terancam Wir. Untuk mendapatkan milik Danu rasanya sudah mustahil, harapan satu-satunya adalah Akmal." Handy menghentikan usapan tangan nakal wanitanya itu.Wiren mengerucut. Dia sudah berusaha selama ini namun Akmal memang susah untuk di pengaruhi kalau mengenai aset-aset. Padahal kalau untuk uang dia sangat royal s
Pernikahan KeduaMengubah StrategiBab 57Bukan hanya pesan dari Riri, ada juga dari Deswita dan Akmal. Seketika Handy jadi cemas sekaligus takut. Berpikir bahwa ini hanya jebakan agar dia menampakkan diri. Untuk sesaat dia masih mematung belum membuka chat itu, tapi rasa penasaran itu semakin besar saja. Handy membuang nafas kasar lalu memantapkan hatinya untuk melihat chat itu satu persatu.Akhirnya ia membuka lagi aplikasi berwarna hijau itu. Yang semula ingin membaca punya Riri, akhirnya ia urungkan. Handy membuka chat dari sekretarisnya duluan. Isi pesan Deswita berisi tentang bertanya dimana dia? kenapa lama sekali menghilang? Deswita selalu mengunjungi Miu, gadis kecil itu sangat merindukan papanya dan banyak lagi tentang kantor juga tak luput diberitahukan Deswita padanya. Ia juga mengirim gambar dia dengan Miu. Tak ada keinginan ingin membalas pesan itu, Handy segera beralih ke pesan dari sahabatnya. [Handy, aku sudah tau semuanya, ternyata Kau busuk, sahabat macam ap
Pernikahan KeduaTertangkapBab 58"Kak Handy, tolong aku Kak! Aku dikurung di dalam ruangan kosong, aku takut sekali! Hiks hiks hiks!"Tangis Riri saat menghubungi Handy. Entah kebetulan atau apa, pas sekali saat Handy mengaktifkan nomornya tersebut.Dia cukup kaget dengan nomor baru yang menghubunginya, lama tak di angkat, namun entah dorongan dari mana ia penasaran dan langsung mengangkatnya. Ternyata, penelpon itu adalah Riri. Betapa terkejutnya dia, wanita itu menangis meminta pertolongan. Apa sebenarnya yang di alami Riri saat ini?TutPanggilannya terputus sebelum Handy menjawabnya. Handy tampak berpikir keras. Lalu di simpannya nomor itu di ponsel satunya.Sesaat Handy merasa bisa jadi ini trik mereka untuk mengelabuinya, namun sisi lainnya mengatakan Riri tak baik-baik saja.CeklekWiren datang membawakan kopi serta camilan untuk Handy yang berada di teras belakang. Handy terus memikirkannya sampai tak sadar Wiren sudah di dekatnya."Mikirin apa sih? Kangen sama Miu?" tebak
Pernikahan Kedua (Ending) Semangat Demi AdeliaBab 150Kondisi Adelia benar-benar drop kali ini. Bahkan bobotnya turun drastis, hal itu sangat membuat kedua oran tuanya sedih, terlebih sang mama."Dok, apakah proses kelahiran anak ketigaku bisa di percepat?" Risti mendatangi dokter kandungan langganannya."Bisa saja, Bu. Tapi tentunya harus cesar. Apa ini terkait dengan kesehatan Adelia?" tanya Dokter Tiara.Risti yang bewajah sedih itu mengangguk disertai buliran bening yang turut meluncur di kedua pipinya. Dia mengusap dengan ujung jarinya."Baiklah, akan saya pastikan kapan waktu yang pas," kata Dokter Tiara. Dia, sangat memahami kondisi pasiennya ini sekarang. Tentu tidak mudah untuknya menghadapi ini. "Di usia kehamilan tiga puluh delapan minggu kita akan lakukan operasinya, saya tinggal mempersiapkan harinya saja," lanjut Dokter Tiara. "Baik, Dok. Saya permisi!" Risti pun pergi kembali keruangan dimana putrinya di rawat. "Aku sudah memutuskannya. Dua minggu lagi aku akan me
Pernikahan Kedua Masa Lalu Yang DatangBab 149"Oh ayolah, ini sudah hampir jam masukmu, Sayang!" Risti sedang memegang seragam sekolah Liu yang akan di pakaikan, namun Liu selalu menghindarinya. Entah sudah keberapa kali bujukan ini keluar dari bibir ibu dari dua anak itu."No, mama! Liu mau pindah sekolah saja." Dia menolak dengan tegas. Dia ternyata tidak main-main dengan ucapannya semalam."Kenapa harus pindah?" Risti bertanya lagi apa alasan putranya itu sebenarnya."Miss Sarah genit, dia mau merebut papa dari mama," katanya tegas.Risti yang sedang berdiri memegang baju sekolah Liu itu pun dibuat tak percaya oleh jawaban anaknya. Bisa-bisanya dia berpikir seperti itu.Liu berdiri di atas sofa menghindari sang mama yang sedang memaksanya memakai baju sekolah. Liu kini hanya memakai cd dan kaos tak berlengan saja.Risti mendesah. Anaknya ini memang susah untuk membujuknya. "Lalu apa yang akan Kau lakukan dirumah seharian ini?" Risti bertanya untuk memancingnya lagi."Aku akan
Pernikahan Kedua Jangan Sentuh Papaku! Bab 148Setelah dari rumah sakit keluarga itu langsung menuju mall, untuk menunaikan janji mereka.Adelia dan Liu boleh memilih apa saja untuk mereka dan bermain apa saja. Mereka begitu riang, terutama Liu yang sangat aktiv. Tony harus extra mengawasinya sedangkan Adelia hanya bermain yang ringan saja karena tidak boleh terlalu lelah."Hai Liu tampan!" O ow, semua menoleh ke asal suara sapaan itu terdengar."Oh, Hai Miss Sarah!" balasnya datar. Dia memang suka dibilang tampan, tapi Liu tidak menunjukkannya, dia bersikap seolah sudah dewasa."Kebetulan sekali kita bertemu disini. Oh iya, apa ini Daddymu?" Miss Sarah tak dapat untuk bertanya kala melihat Tony. Dia memang tahu, hanya basa basi saja karena terpesona dengan Tony yang terlihat matang. Meski sudah berusia empat puluham Tony memang terbilang masih macho, kekuatan uang menambah pesonanya."Bukan, dia papaku." Liu menjawab dengan dingin. Miss Sarah tertawa, dia terlalu gemes dengan a
Pernikahan Kedua Mama Takut Papa Akan LariBab 147Tidak terasa waktu terus bergulir. Risti telah melewati trimester pertamanya dan trimester kedua pun akan segera berakhir. Kini kehamilannya sudah berusia enam bulan. Adelia belum pernah lagi di rawat di rumah sakit. Hanya mengkonsumsi obat di rumah secara rutin dan kontrol rutin kepada dokternya yang datang khusus kerumah.Meski banyak drama setiap kali ingin meminum obatnya. Bayangan rumah sakit selalu menjadi momok menakutkan untuknya dan itu menjadi andalan mereka, Adelia akan takut bila dikatakan akan dibawa ke rumah sakit lalu akan meminum obatnya. Hari ini mereka akan melakukan pemeriksaan sekaligus ingin mengetahui jenis kelamin bayi ketiga mereka.Tony sudah tidak sabar ingin segera mengetahuinya. "Kira-kira apa ya Yang?" tanyanya seraya mempersiapkan diri. Dia baru saja selesai mandi dan tubuhnya hanya dibalut handuk saja. Risti duduk di depan meja rias, untuk mempercantik penampilannya. "Apapun itu, aku tidak terlalu p
Pernikahan Kedua Terlalu PosesifBab 146Tidak mudah memang membuat kedua bocah itu mengerti. Segala apapun yang ditawarkan sepanjang perjalanan pulang, tidak ada yang mengena dihati mereka.Di tawarkan ice cream, mainan serta ke taman hiburan, keduanya kompak menggeleng sambil mengerucutkan bibir.Sang papa sampai mengusap wajahnya berulang kali melihat kedua bocahnya yang tidak bisa menerima bahwa mereka akan punya adik.Risti tidak terlalu ambil pusing dia masih bisa tersenyum dan mengusap lengan suaminya. "Udah nggak usah di pikirin, Yang. Biasa itu terjadi, nanti pelan-pelan kita kasih penjelasan pasti ngerti." kata Risti menenangkan suaminya. "Kamu lihat itu bibir maju semua, heran aku, anak siapa sih mereka? Perasaan aku nggak gitu deh Yang," gerutu Tony."Haha, emang Kamu ingat Yang, Kamu pikir aku gitu? Aku ini anak yang baik budi loh waktu kecil, bahkan sampai dewasa?" tanya Risti tak percaya.Tony menggedikkan kedua bahunya.Kini mereka telah sampai dirumah. Kedua anakn
Pernikahan Kedua Astaga Sayang! Bagaimana Ini? Bab 145Tidak ada cara yang bisa membujuk Liu malam itu. Risti menemaninya di kamar bermain sebentar dan membacakan dongeng sebelum Liu tertidur.Risti bangkit dari tempat tidur setelah merasa Liu sudah terlelap. Dia segera beranjak keluar. Harus melihat kondisi putrinya. "Yah, Ras! Aku pergi dulu, kalau Liu bangun sebisa mungkin bujuk dia ya!" ucap Laras. Dia akan menyetir sendiri malam ini karena suaminya sudah pergi sejak tadi."Hati-hati Ris!" pesan ayahnya sebelum Risti berangkat. Liu benar-benar hanya ingin mamanya, bahkan dengan Tony pun dia tidak mau. Dia seperti anak yang takut di tinggalkan oleh sang mama. Tidak butuh waktu yang lama, Risti telah sampai dirumah sakit, dia langsung menuju kamar rawat Adelia. Disitu sudah ada suaminya yang sedang menatap putrinya dalam diam.Dia langsung menghampiri putrinya. "Bagaimana keadaannya, Sayang?" tanyanya sambil menatap wajah lelap Adelia. "Dia gelisah terus, mau tak mau dokter
Pernikahan Kedua Bisakah Aku Menunda Keberangkatanku? Bab 144Regi menolong Selo untuk bangkit dan hal itu di manfaatkan oleh Selo. Sedangkan Regi hanya karena kasihan."Ini terlalu sakit, Om. Bawa aku ke sofa saja!" pintanya. Regi menganggap ini hal biasa, dia pun melakukannya. Menganggap mungkin Selo sedang khilaf tadi.Regi mengangkat tubuh Selo ke depan tepatnya di sofa, Regi meletakkannya perlahan karena khawatir akan menambah rasa sakit Selo nantinya. Saat itu Selo bergerak cepat dan menarik Regi dalam pelukannya, hingga hal serupa terjadi. Selo menahan kepala Regi dengan kedua tangannya.Sedetik kemudia pikiran buruk merasuki Regi, dia terhanyut dan mengikuti keinginan Selomita. Sisi kelelakiannya muncul. Tidak cukup sampai disitu, Selo menuntut untuk lebih lagi, dia menarik tangan Regi menuju sesuatu yang berharga miliknya. Tiba-tiba Regi berdiri dan hal itu membuat Selomita kecewa. Regi menyadari perbuatannya. Dia segera masuk kedalam kamar dan langsung mengunci diri di
Pernikahan Kedua Lebay Banget Kamu SelBab 143Selomita tidak terlihat keluar dari kamarnya sejak Marco menyuruhnya masuk ke dalam kamar. Dia mengurung diri di dalam, dan ini sudah pukul tujuh malam, bahkan dia tidak turun untuk makan malam. Dia teramat takut papanya tidak menyetujuinya menikah dengan Regi.Ah, seandainya itu terjadi, Selomita harus apa? Dia teramat mencintai Regi. Dia tidak akan sanggup jauh dari pria itu. Di usia hampir dua puluh, baru ini dia merasakan ketertarikan dengan lawan jenis dan sayangnya itu Regi adik dari mama sambungnya sendiri. Selo membuka ponselnya, hari ini dia belum bertemu muka dengan pria yang di cintainya itu. Dia akan menghubungi nomornya setidaknya mendengar suaranya saja. Tidak di angkat, hingga lima kali dan yang keenam nomor itu sudah tidak aktiv lagi. Selomita kesal, dia pun menangis. Dia memang terlalu cengeng bila menyangkut masalah dengan pria itu. Kenapa Regi tidak mengangkat telponnya? Atau papanya sudah mengancam Regi? Selomita
Pernikahan Kedua Kau Wanita Luar Biasa, SayangBab 142Hari ini perasaan setiap orang campur aduk. Kekhawatiran akan kondisi Riri, takut terjadi apa-apa yang tidak diinginkan, namun ada rasa syukur atas kesembuhan Gilang.Yah, pria itu telah berjalan kembali. Setelah cukup melatih kakinya agar tidak kaku lagi. Kini dia duduk bersama kedua mertuanya. "Mama panik sekali saat Harsa menghubungi tadi tentang keadaan kalian. Mama benar-benar takut, Lang," ungkap Mama Anita. Tidak di pungkiri bahkan sampai sekarang dia masih syok."Saat itu tidak ada orang dirumah, Ma. Gilang baru saja keluar dari kamar, niatnya mau kasih makan ikan-ikan diluar, biar nggak bosan, tapi suara terjatuh disusul benda-benda lainnya membuat Gilang berputar ke arah dapur." Gilang pun masih merasa takut sekarang. Takut istrinya tidak bisa melewati persalinan ini.Gilang menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dia menangis dan terisak. Betapa merasa bersalahnya dia sudah mengabaikan istrinya belakangan in