Share

31 Orang Suruhan Ririn

Penulis: Setia_AM
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kamu serius?” Tentu saja Pasha tidak percaya. “Yah, paling juga dia mempertimbangkan untuk menolak lamaran itu, aku tahu betul bagaimana karakter Siska.”

“Yang penting dia tahu niat kamu,” ujar Ezra. “Aku Cuma mencoba membuka jalan bagi kalian berdua ....”

“Aku sangat berterima kasih, tapi kelihatannya tidak sesuai hasil yang diharapkan.” Pasha mengangkat bahu, jika dia ingat bagaimana teguhnya prinsip Siska selama.

Sekali bilang tidak, maka seterusnya adalah tidak.

Hari itu tanpa diduga Roni muncul di sekolah putrinya yang sudah beranjak remaja, Cilla.

“Yuk, pulang sama ayah?” ajak Roni dengan percaya diri bahwa Cilla tidak akan menolaknya.

“Tapi ... sebentar lagi aku dijemput, Yah.” Cilla beralasan.

“Oh ya? Ibu kamu memangnya tidak kerja?” tanya Roni heran.

“Om Pasha kok, Yah.” Cilla menjawab cepat.

“Om Pasha ...?” Roni berpikir sebentar.

“Iya, Om Pasha,” jelas Cilla bersemangat. “Ayah bisa kok bertemu sama Om Pasha kalau mau.”

Mendengar anak kandungnya sendiri memanggil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    32 Dia Mengincar Siska

    Ririn mengambil selembar cek dan menuliskan sejumlah nominal untuk membayar jasa orang suruhannya.“Awasi terus wanita ini, jangan biarkan dia dekat-dekat dengan suami saya satu senti pun.” Ririn memerintah seraya mengulurkan cek yang sudah dia isi.“Baik, Nyonya.” Orang itu mengangguk kemudian berlalu pergi.Di kediamannya, ibu Roni menuang segelas air dan memandang putranya dengan saksama."Jadi ... mantan kekasih Siska suka datang ke sekolah Cilla?” ujarnya lambat-lambat. “Dia berani sekali...""Aku juga heran," angguk Roni membenarkan. "Mungkin dia sudah mengincar Siska dari awal.""Mana ada sih perjaka yang mau sama janda anak tiga," komentar ibu Roni takjub. "Dari awal ibu sudah merasa aneh saat lihat ada laki-laki yang sering hadir di sidang perceraian Siska ... Jangan-jangan mereka berdua memang ada sesuatu, Ron?"Roni menggeleng muram."Aku sangat mengenal Siska, dia adalah istri yang sangat setia," sahutnya. "Menurut Ibu, apa ada kemungkinan aku bisa rujuk sama Siska?""Seel

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    33 Saling Melengkapi

    “Justru karena aku belum tahu, makanya aku mau mencari tahu. Apa salah?” tukas Ezra lagi, membuat Siska tersenyum mendengar perdebatan kecil itu.“Tidak apa-apa kok,” katanya. “Masalahnya bukan soal perasaan saya terhadap ayahnya anak-anak, tapi ... jujur saya sudah trauma menikah. Kegagalan dengan mantan suami saya sebelumnya membuat saya enggan untuk membina rumah tangga baru bersama siapa pun.”Meski Pasha sedang sibuk bercanda dengan Aruna, tetapi kedua telinganya mendengar dengan baik setiap patah kata yang diucapkan Siska kepada sepupunya.“Kalau soal itu saya sangat maklum.” Ezra mengangguk. “Tapi ... bukankah di saat yang sama sebenarnya kamu juga membutuhkan ... seseorang untuk bisa saling melengkapi?”Siska terdiam, sementara Pasha sengaja menendang kaki sepupunya dari bawah meja.“Pasha, aku sedang bicara penting—jadi jangan ganggu aku ...” desis Ezra kepada Pasha yang dianggapnya telah mengganggu suasana. “Kamu jangan merusak mood-ku, ya?”Siska tidak bisa lagi menahan sen

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    34 Kita Rujuk Saja?

    “Kamu tidak bisa seperti ini,” kata Roni. “Pasha itu bukan ayah kandung Saga dan adik-adiknya, mana bisa dia menyayangi anak kita seperti anaknya sendiri.”“Aku tidak meragukan Pasha sedikitpun,” tukas Siska. “Dia sudah membuktikan kepeduliannya yang tulus kepada Saga dan yang lain sejak keluarga kami terkena masalah gara-gara kelakuan kamu.”“Siska, tolong ...” bujuk Roni mati-matian. “Aku masih sangat mencintai kamu, dan aku yakin jauh di dalam lubuk hati kamu sebenarnya kamu juga masih mencintai aku. Iya kan? Kalau begitu kenapa kita tidak rujuk saja?”Siska menghapus bulir-bulir air mata sebagai jawaban atas pertanyaan Roni.“Kamu gila ya,” katanya. “Rujuk sama kamu? Aku kan sudah bilang kalau aku tidak akan pernah mau dimadu, kenapa kamu tidak mengerti juga?”Roni tertegun.“Sekeras itukah hati kamu sampai aku memohon seperti ini pun kamu sama sekali tidak peduli?” tanya Roni menahan kepedihan. “Aku menolak keinginan kamu bukan karena aku keras hati,” geleng Siska sambil menghap

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    35 Waktu untuk Berpikir

    “Aku tetap tidak setuju Siska menikah lagi,” tegas Roni. “Aku masih bisa jadi ayah yang baik bagi anak-anak kami meskipun kami sudah bercerai!”“Mas, jangan berteriak seperti itu di depan aku!” sentak Ririn sambil berdiri dari duduknya. Dia berjalan memutari meja dan berdiri tepat di hadapan suaminya yang kini sedang dikuasai amarah.“Kamu seharusnya bisa bikin hatiku tenang.” Roni menegaskan.“Kamu jadi uring-uringan begini cuma karena Siska yang mau nikah lagi kan?” Ririn menggelengkan kepala tak percaya, tetapi Roni menyibak rambutnya dengan sangat frustrasi.“Aku tidak bisa membiarkan pernikahan antara Pasha dan Siska terjadi,” kata Roni tajam. “Saga seharusnya menentang keputusan ibunya, karena dia benci dengan orang yang tiba-tiba masuk di kehidupan orang tuanya.”Ririn menarik napas panjang dan menatap Roni.“Pantas saja Saga benci sekali sama aku,” katanya menggerutu. “Itu karena dia mewarisi watak kamu yang tidak suka melihat pria lain hadir di hidup Siska.”“Bukan itu masala

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    36 Kejujuran Calon Istri

    “Saga, Cilla, ada yang mau ibu sampaikan ke kalian.”“Soal apa, Bu?” Saga menoleh sambil menyeruput es cola.“Ibu dan Om Pasha ...” Siska sesaat ragu. “... berencana untuk menikah.”“Apa?”Pasha diam dan mempercayakan urusan ini sepenuhnya kepada Siska. Kalaupun pahit-pahitnya Saga dan yang lain menolak, mau bagaimana lagi?“Ya, ibu dan Om Pasha berencana untuk menikah ... Apa kamu dan Cilla mengizinkan?” tanya Siska tanpa basa-basi.Saga saling pandang dengan Cilla, yang juga diam membisu setelah sebelumnya banyak bicara. Seketika suasana yang tadinya meriah, berubah menjadi canggung dan tidak nyaman.“Ibu serius?” Cilla bertanya dengan ragu.“Tentu saja, tapi izin dari kalian juga sangat penting untuk ibu dan Om Pasha.” Siska mengangguk, biar bagaimanapun dia ingin memberi kesan bahwa anak-anaknya memiliki hak untuk berpendapat sesuai hati nurani mereka.“Kalian pikirkan saja dulu,” ujar Pasha, tersenyum dan tidak memaksa mereka untuk segera memberi keputusan.Saga masih sibuk mengh

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    37 Sebagai Pihak Ketiga

    “Apa perlu aku jawab?” Siska menoleh memandang mantan suaminya. “Dulu mungkin aku yakin sama kamu, sebelum kamu mematahkan kepercayaan aku.”“Baiklah, itu kesalahan aku.” Roni akhirnya mengakui. “Jadi ... apa yang mau kamu kembalikan sama aku?”Siska diam tidak menjawab, sebagai gantinya dia membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah kotak perhiasan berwarna merah mencolok dari dalamnya.“Kita memang sudah resmi bercerai, tapi aku baru merasa hubungan kita benar-benar selesai kalau aku mengembalikan ini sama kamu.” siska mengulurkan kotak perhiasan itu kepada Roni.Roni membuka kotak perhiasan yang dibawa Siska dan melihat sebuah cincin emas serta kalung yang dulu pernah dia hadiahkan kepadanya saat mereka masih menjadi suami istri yang bahagia.“Ini sudah jadi milik kamu,” kata Roni datar sambil memandang Siska. “Kenapa kamu harus mengembalikannya sama aku?” Siska menarik napas.“Aku kan sudah bilang,” ujar Siska datar. “Aku baru bisa menganggap hubungan kita benar-benar sudah berakhir

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    38 Asalkan Ibu Bahagia

    “Aku peduli demi anak-anak kami,” bantah Roni, dia masih tak rela dengan keputusan Siska memilih Pasha.“Vit, aku masih bingung dan ragu.”Kavita yang sedang meminum es cokelatnya, perlahan menoleh ke arah Siska. Saat itu mereka sedang berada di kantin kantor untuk makan siang.“Bingung kenapa? Ragu kenapa?”“Soal Pasha ....”“Memangnya kenapa sama Pak Pasha?”Siska menarik napas panjang. Kavita memang sudah tahu tentang rencana pernikahannya dengan Pasha, dan dia ikut bahagia.“Apa keputusanku untuk menerima Pasha terlalu buru-buru, ya?” tanya Siska gundah.“Memangnya harus melalui masa pendekatan berapa lama sampai kamu merasa siap? Pacaran dulu seperti anak-anak remaja?”Siska menggeleng.“Aku sama Pasha bukan anak remaja lagi, jadi sudah bukan jamannya untuk pacaran. Aku malu sama Saga dan Cilla ....”Kavita mengangguk mengerti.“Tapi kamu menerima Pak Pasha bukan karena tujuan lain kan?”“Tujuan lain apa?”“Aku bukannya nuduh kamu, Sis—maaf, takutnya kamu cuma menjadikan Pak Pash

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    39 Memantapkan Hati

    “Tapi kalau Om Pasha berani macam-macam sama Ibu, aku yang akan pertama kali maju dan menuntutnya.” Saga berkata tegas.“Aku juga nggak akan tinggal diam, kita keroyok Om Pasha bareng-bareng!” timpal Cilla.Siska tersenyum dalam tangisnya, bersyukur memiliki anak-anak yang pengertian seperti mereka.“Pasha, bisa kita bicara?”Setelah anak-anaknya kembali ke kamar masing-masing, Siska menghubungi Pasha melalui sambungan telepon.“Malam-malam begini? Apa yang terjadi, Sis? Tidak ada masalah, kan? Roni tidak ganggu kamu kan?”“Tidak kok, Sha ....”“Terus? Kamu tidak mungkin menghubungi aku malam-malam begini kalau bukan karena sesuatu yang sangat penting kan?”Siska mengangguk, meskipun Pasha tidak bisa melihatnya.“Ini memang sudah terlalu malam, kalau begitu besok saja kita bicara di kantor ....”“Tapi kamu tidak apa-apa kan? Suara kamu kedengaran gelisah, Sis.”“Aku tidak apa-apa, sampai jumpa besok. Maaf kalau sudah membuat kamu khawatir,” ucap Siska setengah menyesal karena terlalu

Bab terbaru

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    117 (TAMAT) S3: Pikirkan Sebelum Bertindak

    Pasha mengangguk kuat-kuat, dia sendiri tidak habis pikir apa motif Ririn melakukan itu. Disuruh Roni kah? “Apa? Jadi Ririn adalah salah satu pelaku?” Siska terbelalak lebar ketika Pasha menyampaikan apa yang dilihatnya tadi. Pasha mengangguk. “Benar-benar keterlaluan, dia sudah bikin aku dan sahabatku malu luar biasa. Aku harus telepon Roni sekarang!” “Buat apa, mau bikin keributan?” “Istrinya yang kurang kerjaan, masa suaminya sampai tidak tahu?” Pasha juga sama herannya, dia tidak kuasa menahan Siska yang terlihat memendam emosi tak tertahankan. Sementara itu, Roni sedang berada di jalan ketika ponselnya berdering nyaring. “Siska ... Halo?” “Ron, kamu tuh bisa mendidik istri kamu atau tidak sebenarnya?” Siska langsung menyembur telinga Roni dengan api kemarahan. “Maksud kamu apa?” “Aku yang seharusnya tanya, maksud Ririn apa pakai ngumbar-ngumbar masa lalu aku di akun berita online?” “Aku tidak paham, ini aku juga baru saja dihubungi polisi karena Ririn ada di sana!” “B

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    116 S3: Suami Baru Siska yang Mandul?

    Pasha memeluk bahu Siska dengan penuh kehangatan. “Aku janji akan menyelesaikan ini semua, aku juga resah sama pemberitaan itu.” “Maaf ....” “Jangan minta maaf, bukan salahmu.” Siska membalas pelukan Pasha dengan erat, dia bertekad ingin menatap langsung wajah pelaku yang telah mengganggu ketenangan hidupnya itu. “Pokoknya siapapun dia, aku mau dia dihukum berat.” “Pasti, biar dijadikan pelajaran oleh siapa pun untuk tidak menggali masa lalu seseorang seenak jidat.” Setelah pembicaraan mereka berakhir, Siska memutuskan untuk tidur karena dia ingin berangkat lebih awal ke kantor. “Gimana, Mas?” Di kediaman Roni, Ririn sedang menghidangkan secangkir teh hangat dan roti selai. “Aku dapat beberapa kontrak dari klien baru,” kata Roni memberi tahu. “Apakah klien itu dari mereka-mereka yang membatalkan kerja sama dengan perusahaan saingan kamu?” “Aku tidak tahu, karena aku tidak pernah tanya-tanya soal itu. Menurutku tidak bagus kalau kita terlalu menunjukkan kesenangan kita atas b

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    115 S3: Jangan Lagi Buka Media Sosial

    “Tapi aku belum punya bukti untuk menguatkan kecurigaan aku,” ujar Pasha menyesalkan. “Aku juga tidak mau kalau Cuma asal tuduh saja, semua kasus di dunia ini membutuhkan bukti.” “Kamu suruh orang saja untuk memata-matai Roni, cari yang profesional.” Ezra mengusulkan. “Oke, tapi aku juga harus tanya pendapat Siska dulu. Jangan sampai apa yang aku lakukan justru menimbulkan masalah baru.”Ezra memandang Pasha dengan sangat serius.“Kamu bertindak terlalu hati-hati ternyata.”“Bukankah harus? Keselamatan istri dan anak-anak sambungku juga harus dipikirkan,” kilah Pasha.“Aku setuju kalau yang kita bicarakan ini adalah tentang Shadan atau Monic yang agak-agak psikopat, tapi Roni? Aku bahkan tidak tahu menahu latar belakangnya selain dia adalah mantan suami Siska.”Pasha terdiam.“Dia pernah mendapat kontrak kerja di edisi sebelumnya,” katanya mengingatkan.“Ya, dua poin itu.”Setelah mempertimbangkan baik buruknya, pasha akhirnya setuju untuk mengintai Roni diam-diam.Beber

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    114 S3: Sengaja Ingin Menjatuhkan

    “Aku tahu Vit, kamu tidak perlu khawatir. Pasha tidak tinggal diam, aku yakin Pak Ezra juga akan berbuat sesuatu untuk pelaku yang sudah menyebarkan masa lalu kita ke orang banyak.” “Ezra juga mulai mengusut masalah ini, Sis. Biasanya dia kerja sama dengan suami kamu dalam segala hal kan?” Siska mengangguk. “Aku penasaran siapa pelakunya.” “Apa mungkin ... pelakunya adalah Yura?” Siska menatap Kavita dengan sangat lekat. “Tapi aku tidak ada urusan apa-apa sama Yura, Vit. Kalau betul dia pelakunya, maka sama saja dia sudah mengibarkan bendera perang terhadapku.” Kavita diam sambil berpikir. “Betul juga, kalau sama aku sih wajar. Yura tidak punya motif apa-apa untuk menjatuhkan kamu atau perusahaan Pak Pasha.” Sepasang sahabat itu sibuk berpikir dengan logika masing-masing. “Otakku buntu, aku tidak punya tersangka yang bisa aku curigai.” Siska akhirnya menyerah. “Kalau begitu biarkan suami-suami kita yang menyelidikinya.” “Betul, kamu juga jangan terlalu kepikiran. Masa lalu b

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    113 S3: Memiliki Dua Suami dalam Satu Waktu

    “Maksud kamu? Dih, aku nggak sebodoh yang kamu pikirkan! Kalau orang sudah nggak percaya, tentu mereka akan beralih untuk mencari perusahaan baru kan? Nah, situasi ini bisa kamu manfaatkan, Mas!”Roni terdiam, betul juga apa yang Ririn katakan. Namanya persaingan bisnis, sah-sah saja kan jika dia mengambil kesempatan dalam situasi seperti apa pun?***Untuk pertama kalinya sejak berita tentang masa lalu itu terbongkar luas di platform digital, Siska dan Kavita bertemu di kafe untuk minum kopi bersama.Kalau biasanya mereka memilih kafe standar masyarakat umum, khusus untuk pertemuan kali ini mereka memilih kafe ekslusif demi kenyamanan privasi masing-masing.“Vit, bagaimana kabar kamu?” tanya Siska begitu mereka duduk berhadapan.Wajah Kavita tampak sayu seperti orang yang kekurangan waktu tidur yang berkualitas.“Aku? Baik, Sis.”Suasana sedikit canggung, sehingga Siska bingung bagaimana cara untuk mencairkannya.“Kita ... sudah lama tidak bertemu, ya? Jujur aku kangen ngopi-

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    112 S3: Istri yang Diumbar Masa Lalunya

    “Jadi ... kita diam saja, Sha?”“Untuk sementara, nanti kalau mereka sudah tahu dan bergerak, baru kita ikut bantu.”Siska terpaksa setuju, dia geram sekali dengan si pembuat berita yang mengumbar masa lalunya.Bahkan Kavita juga ikut dikulik habis-habisan.Sesuai dengan rencana Pasha, Siska tidak berani menghubungi Kavita sejak berita tentang masa lalu mereka beredar. Bukan apa-apa, dia merasa tidak enak hati sendiri jika harus pertama kali membahas topik itu.Meskipun jauh di sudut hatinya, Siska juga sangat penasaran mengenai kebenaran pernikahan kontrak yang terjadi antara Kavita dan Ezra, bos mereka sendiri.“Sha, Pak Ezra bagaimana?” tanya Siska setelah berdiam diri selama beberapa hari tanpa mengontak Kavita. “Setiap aku bertemu sama dia, sikapnya tidak ada yang aneh ....”“Mustahil berita itu belum sampai ke telinga Pak Ezra!” bisik Siska dramatis. “Kecepatan informasi di jaman ini kan benar-benar gila, Sha. Aku khawatir seandainya tanpa sepengetahuan kita, Pak Ezra d

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    111 S3: Akun yang Memposting Berita

    “Besok ayah traktir sepuasnya, ayah baru saja dapat kontrak kerja ....”“Yes!”“Makan-makan!”Siska dan Pasha tertawa lebar bersama anak-anak mereka.Ketika kebahagiaan mewarnai keluarga baru Siska, hal yang berbeda justru tengah dirasakan Roni dan istrinya.Semangat Roni yang tadinya menggebu-gebu kini seolah tidak lagi ada, seluruh harapan yang semula dia pikul di pundak seketika luruh tanpa sisa.“Apa mungkin kamu bikin kesalahan yang bikin pemilik kontrak kerja itu nggak mau pilih perusahaan kamu, Mas?” tanya Ririn sok tahu.“Maksud kamu apa sih?”“Nggak mungkin kan kalau perusahaan kamu baik-baik saja, tapi kalah sama perusahaan suami Siska?”Roni melirik Ririn, ingin sekali dia mengomel karena ketidakpekaan istrinya. “Kamu tidak bisa baca situasi ya?”“Maksud kamu?”“Seharusnya kamu bisa lihat kan, apa yang aku rasakan sekarang ini?”Ririn melongo. “Kok jadi kamu yang terbawa perasaan sih, Mas? Aku kan tanya baik-baik ....”“Terserah,” potong Roni, dia berdiri dar

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    110 S3: Tidak Bisa Menerima Kegagalan Suami

    “Aku tidak bermaksud apa-apa, Rin. Takutnya kalau kamu berisik terus, aku tidak bisa dengar apa yang dikatakan pembawa acara.”Ririn semakin sewot mendengar alasan Roni yang menurutnya konyol sekali, memangnya suara dia sekeras apa coba?“Rin, lihat! Sebentar lagi akan diumumkan perusahaan siapa yang berhasil mendapatkan kontrak!” bisik Roni antusias.Mendengar ucapan Roni, kini giliran Ririn yang mengerutkan keningnya.Tadi katanya nggak boleh ribut, gimana sih. Perempuan itu membatin kesal.Di kursi lainnya, Siska dan Kavita tidak kalah tegang menunggu pengumuman pemenang kontrak. “Ezra atau Pak Pasha?” Kavita menoleh ke arah Siska.“Pak Ezra atau Pasha, bebas!”Kavita mengangguk, sebelah tangannya meremas jemari Siska untuk menyalurkan ketegangan yang terasa.“... akan ada dua perusahaan yang mendapatkan kontrak kerja ini, sehingga kolaborasi keduanya diharapkan bisa meningkatkan daya beli konsumen dan menjaga persaingan sehat di masa-masa yang akan datang.”Siska dan Ka

  • Pernikahan Kedua yang Dirahasiakan Suamiku    109 S3: Peringatan Kecil Buat Siska

    Ririn menganggukkan kepalanya seraya memahami layar laptop Roni yang menyala. “Dyaksa Company, itu perusahaan Siska?” celetuk Ririn. “Bukan, itu perusahaan pesaing aku. Siska kerja di situ sudah lama, sejak aku masih merintis dari nol.” “Oh ya? Terus kenapa dia masih jadi pegawai di sana setelah kamu sukses?” Roni menarik napas, dia berusaha mengingat kembali momen ketika Siska tidak ingin berhenti kerja dari Dyaksa Company. “Katanya dia merasa sayang sama pencapaian dia di perusahaan itu,” ucap Roni lambat-lambat. “Siska nyaman bekerja di sana, jadi dia mempekerjakan beberapa asisten rumah tangga demi pekerjaannya di Dyaksa Company. Padahal aku sudah bilang sama dia kalau aku sanggup memenuhi semua kebutuhan rumah tangga, tapi dia tidak mau melepaskan pekerjaannya.” Ririn bahkan sampai melongo mendengar penjelasan Roni tentang alasan Siska. Kok bodoh banget ya Siska itu, pikir Ririn. Punya suami sukses, disuruh berhenti kerja malah nggak mau. Kan enak tinggal ongkang-ongkang ka

DMCA.com Protection Status