Share

39 Memantapkan Hati

“Tapi kalau Om Pasha berani macam-macam sama Ibu, aku yang akan pertama kali maju dan menuntutnya.” Saga berkata tegas.

“Aku juga nggak akan tinggal diam, kita keroyok Om Pasha bareng-bareng!” timpal Cilla.

Siska tersenyum dalam tangisnya, bersyukur memiliki anak-anak yang pengertian seperti mereka.

“Pasha, bisa kita bicara?”

Setelah anak-anaknya kembali ke kamar masing-masing, Siska menghubungi Pasha melalui sambungan telepon.

“Malam-malam begini? Apa yang terjadi, Sis? Tidak ada masalah, kan? Roni tidak ganggu kamu kan?”

“Tidak kok, Sha ....”

“Terus? Kamu tidak mungkin menghubungi aku malam-malam begini kalau bukan karena sesuatu yang sangat penting kan?”

Siska mengangguk, meskipun Pasha tidak bisa melihatnya.

“Ini memang sudah terlalu malam, kalau begitu besok saja kita bicara di kantor ....”

“Tapi kamu tidak apa-apa kan? Suara kamu kedengaran gelisah, Sis.”

“Aku tidak apa-apa, sampai jumpa besok. Maaf kalau sudah membuat kamu khawatir,” ucap Siska setengah menyesal karena terlalu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status