Share

Pernikahan Kedua dengan Tuan Muda
Pernikahan Kedua dengan Tuan Muda
Penulis: Soufflenur

Suami Jahat

Penulis: Soufflenur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-08 09:50:49

[ Oh iya, hari ini rencananya tuh aku mau belanja bareng Pak suami hehe. Beliau lagi kerja dan nanti kami belanjanya tuh sore. ]

Laras tersenyum sendiri melihat video yang sedang ia tonton itu. Ia merasakan perasaan bahagia namun semenit kemudian ia merasakan sedih karena hidupnya tak seindah orang-orang yang ada di konten tersebut. Mereka dengan begitu bahagia bisa bersama pasangannya sedangkan ia tak pernah bisa.

Laras langsung melihat ke arah Radit suaminya yang masih tidur pulas di kasur. Ini sudah jam setengah dua belas siang namun suaminya itu masih saja bermalas-malasan. Ia tersenyum miris melihat sang suami yang bahkan sampai mendengkur saking pulasnya tidur.

"Mas, bangun. Ini udah siang loh, Mas. Bangun dulu ya."

Radit yang memang orangnya pemalas itupun diam saja tak bergeming membuat Laras menghela napas berat.

Sudah sejak tadi bahkan sejak pagi Laras membangunkan Radit namun suaminya tak mau bangun.

"Mas Radit, bangun dulu yuk kita makan siang. Aku udah masakin sayur buncis kesukaan kamu, Mas."

Mendengar sayur buncis seketika Radit langsung bangun. Laras tersenyum karena akhirnya usahanya berhasil.

"Ya udah kalau gitu cepetan bikinin aku kopi!" pinta Radit sambil melepaskan selimut yang menutupi badannya.

"Mas, maaf. Tapi kan Mas Radit tau sendiri kalau kopi sama gula udah pada abis..."

Mendengar itu Radit langsung kesal, iapun menatap Laras dengan tatapan yang tajam hingga membuat istrinya itu menunduk takut.

"Kalau gitu buruan kamu ke warung beli tuh kopi sama gula! Gitu aja kok repot!" bentak Radit.

"Tapi kan uangnya nggak ada, Mas," cicit Laras yang masih menundukkan wajahnya.

"Ya kamu ngutang lah! Gimana sih masa gitu aja nggak bisa."

Hutang lagi? Hutang yang sebulan lalu saja belum lunas mana bisa Bu Nita mengijinkannya berhutang lagi di warungnya mengingat sikap Bu Nita yang seperti itu. Laras ingin menjawab lagi namun ia takut jika Radit akan semakin marah padanya.

"Maaf, Mas. Tapi kan kita utangnya udah banyak banget, aku nggak berani ngutang lagi di warungnya Bu Nita," ujar Laras. Ia akhirnya memberanikan diri berkata seperti itu. Bukan karena apa-apa ia malu jika berhutang lagi. Berkali-kali ia sudah ditagih oleh Bu Nita namun ia belum sanggup untuk melunasinya.

Radit berdecak kesal. "Banyak alesan kamu! Emang dasarnya aja kamu itu nggak peduli sama aku iya kan?" tuduhnya sambil berlalu ke kamar mandi.

Laras menghela napas, berkali-kali Radit seperti itu jika membahas mengenai apapun. Ia selalu saja disalahkan atas apapun itu.

"Ya udah deh terpaksa aku ngutang lagi di warungnya Bu Nita, semoga aja beliau masih ngebolehin."

Akhirnya Laras pergi ke warung Bu Nita berniat ingin berhutang lagi. Namun di tengah jalan ia berpapasan dengan Rangga tetangga barunya yang mengontrak tepat di sebelah kontrakannya sebulan yang lalu.

"Eh ketemu lagi sama Mbak Laras, mau ke mana nih?" sapa Rangga dengan senyuman khasnya dan juga dengan tutur kata yang ramah.

Laras juga tersenyum pada Rangga. "Saya mau ke warungnya Bu Nita. Mas Rangga sendiri mau ke mana?"

"Wah kebetulan saya juga mau ke sana, Mbak. Yuk sekalian aja bareng."

Laras langsung menggelengkan kepalanya juga dengan raut wajah yang tak enak. "Maaf, Mas. Tapi mendingan saya jalan sendiri aja deh. Takutnya kan jadi fitnah gitu dan juga nggak enak kalau diliat tetangga," tolaknya halus. Para tetangga di sana memang suka sekali ikut campur urusan orang lain dan juga suka sekali bergosip jadi ia tak ingin ada kesalahpahaman yang terjadi di antara mereka berdua.

"Ya udah kalau gitu Mbak Laras jalan duluan aja biar saya nyusul."

Laras setuju dan iapun jalan lebih dulu dan Rangga berjalan mengikutinya masih dengan senyuman yang khas.

Laras tiba terlebih dahulu di warung Bu Nita dan iapun disambut oleh sang pemilik warung dengan wajah yang masam membuatnya menundukkan kepalanya karena merasa tak enak hati.

"Maaf ya Mbak saya udah nggak bisa lagi ngutangin karena kan utang Mbak Laras udah numpuk," kata Bu Nita dengan judes.

"Tapi kalau saya nggak ngutang kopi sama gula Mas Radit bisa marah, Bu."

Laras berkata seperti itu karena jika hari ini kopi dan gula tak ada di rumah pasti Radit marah padanya.

"Itu bukan urusan saya!"

"Kalau gitu biar saya aja yang bayarin utangnya Mbak Laras. Berapa ya Bu?"

Sontak Laras dan juga Bu Nita kaget mendengar suara itu dan merekapun menoleh dan ternyata Rangga orangnya.

"Berapa Bu hutangnya Mbak Laras?" tanya Rangga lagi yang merasa sedikit kesal dengan Bu Nita yang terkesan menghina Laras. Ya, sejak tadi ia memang sudah tiba di warungnya Bu Nita maka dari itulah ia juga mendengar obrolan Bu Nita dan Laras. Ia merasa kasihan melihat Laras yang diperlakukan seperti itu hanya karena belum bisa membayar hutang.

"Udah nggak usah, Mas," tolak Laras lalu ia menoleh ke arah Bu Nita. "Kalau gitu saya pulang aja, Bu. Maaf udah dateng ke sini lagi, saya usahain buat bayar utang secepatnya," lanjutnya lalu iapun pergi dari tempat itu.

"Dih ngomongnya kok gitu amat sih!" ucap Bu Nita.

"Berapa Bu utangnya Mbak Laras?" tanya Rangga dengan wajah datarnya. Ia urungkan niatnya yang semula ingin membeli sikat gigi di warung Bu Nita karena sikap sang pemilik warung tersebut.

"Kamu yakin mampu bayar utangnya? Dia tuh utangnya banyak banget. Lagian kamu ngapain sih mau bayarin utangnya dia?" Bu Nita menatap curiga ke Rangga. "Oh kamu suka ya sama Laras? Atau jangan-jangan kalian itu udah selingkuh ya?" tuduhnya.

Tentu saja Rangga merasa tersinggung atas tudingan Bu Nita yang menurutnya seenaknya itu dan juga terkesan merendahkannya.

"Berapa Bu?" tanya Rangga sekali lagi.

"Tiga ratus ribu," jawab Bu Nita judes.

Rangga menyerahkan uang tersebut lalu memberikannya pada Bu Nita.

"Wah makasih ya, Mas Rangga," ucap Bu Nita dengan mata yang berbinar-binar begitu melihat uang yang ia terima.

"Permisi," pamit Rangga. Namun Bu Nita diam saja tak menjawab karena ia terlihat bahagia sekali memeluk uang itu.

Laras tiba di rumah dengan perasaan sedih dan juga takut karena ia tak membawa apa-apa. Saat ia membuka pintu kontrakannya ia mendengar Radit sedang berbicara entah dengan siapa.

"Iya iya, Sayang. Nanti aku kasih uangnya semuanya buat kamu ok?" kata Radit.

DEG!

Mendengarnya membuat Laras terkejut dan bahkan hatinya terasa sakit. Radit mengobrol dengan siapa di telepon?

Bab terkait

  • Pernikahan Kedua dengan Tuan Muda   Siapa Wanita Itu?

    "Iya iya oke, Sayang. Pokoknya kamu tenang aja ya, uangnya pasti besok udah ada kok. Aku pasti bakalan usahain secepatnya buat kamu," kata Radit. Mendengar hal itu semakin membuat Laras terkejut dan juga sakit hati. Radit ingin memberikan uang untuk siapa? Lagipula untuk apa uang itu? Nafkah untuk dirinya yang selaku istri pun tak pernah ia dapatkan selama ini. Lalu mengapa Radit akan memberikan uang untuk orang lain? "Sayang kamu jangan marah dong. Aku janji sama kamu aku bakalan ngasih kamu uang, ok?" Sudah cukup Laras mendengar semua itu! Laras masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang campur aduk. "Uang apa, Mas? Kamu mau ngasih uang buat siapa?" tanya Laras langsung karena ia sudah sangat marah. Radit terlihat panik dan ia langsung mematikan telepon. "Kamu udah pulang?" tanya Radit dengan raut wajah yang gugup. Melihat gelagat Radit tentu saja membuat Laras curiga. "Aku tanya uang itu buat siapa, Mas? Aku dari tadi dengerin loh kamu ngomong di telepon. Kamu lagi nelepon

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Pernikahan Kedua dengan Tuan Muda   Radit Marah

    Sementara itu di tempat lain, terlihat Radit yang tengah makan di restoran dengan seorang wanita."Kamu gimana sih, Mas? Hampir aja kita ketahuan tadi!" sungut wanita itu."Ya maaf," cicit Radit takut."Lagian kamu sih, Mas. Ngajak aku ke sini kamu kan tau kalau kita ke sini tuh bakalan ketahuan sama si Laras!" "Ya maaf, Sayang. Aku lupa maaf deh, maafin aku aku yang salah." Radit terlihat takut pada wanita itu. Wanita itu mendengus kesal. "Bisanya minta maaf doang!"***Ucapan Melati masih terbayang oleh Laras. Namun, dia tak bisa berbuat apa-apa, tanpa bukti.Jadi, ia pun tetap bekerja. Bahkan, malamnya, Laras langsung pergi ke warung karena ingin melunasi hutang-hutangnya itu. Namun, baru saja Laras sampai, Bu Nita sudah menyambutnya dengan wajah kesal. "Ngapain lagi ke sini? Mau ngutang lagi ya? Jangan mimpi!" Bu Nita berkata dengan sinis. "Enggak kok, Bu. Justru saya ke sini mau bayar utang saya," balas Laras dengan sabar. "Tapi utang kamu udah lunas kan udah dibayarin sama

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Pernikahan Kedua dengan Tuan Muda   Pria Bernama Aryo

    Laras terlihat panik begitu melihat sebuah mobil yang meluncur ke arahnya. Untunglah mobil itu langsung berhenti tepat sekali di hadapannya jadi ia masih selamat. Selamat dari ancaman tertabrak mobil, ia bernapas lega. "Ras tunggu! Kamu mau pergi ke mana?" seru Radit yang baru saja keluar dari kontrakannya itu. Laras menoleh dan panik melihat suaminya itu, mendadak ia menjadi emosi melihat pria yang ternyata sudah melakukan pengkhianatan padanya itu. Wanita itu pun berjalan cepat ke arah mobil. "Pak atau Bu atau siapapun tolong buka pintunya!" pintanya memelas sambil mengetuk-ngetuk kaca mobil mewah itu. "Tolong bukain pintu mobilnya, Pak!" pinta si pria tampan pemilik mobil tersebut dengan datar. "Iya baik, Tuan Muda," balas Pak sopir dan iapun segera membuka pintu mobil agar Laras bisa masuk. Laras tersenyum. "Terima kasih," ucapnya sambil masuk ke dalam mobil, ia duduk di kursi belakang dengan sungkan. "Sama-sama, Non," kata Pak sopir ramah. Laras menghela napas lega kare

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Pernikahan Kedua dengan Tuan Muda   Kenyataan Pahit

    Aryo berjalan menghampiri Laras lalu ia duduk di tepi ranjang. Laras duduknya agak menjauh dari Aryo supaya ada jarak di antara mereka berdua. "Maaf, Pak Aryo. Tapi saya udah punya suami, saya udah nikah jadi saya nggak bisa terima ajakan Bapak untuk menikah," ucap Laras yang berusaha untuk sopan karena walau bagaimanapun Aryo adalah orang yang sudah menolongnya tadi. Wajah Aryo terlihat tegang mendengar jawaban dari Laras yang sudah jelas merupakan penolakan untuknya. Baru kali ini ada seorang wanita yang langsung menolak dirinya. Seorang Aryo Malik, putra pemilik perusahaan terkemuka di kota ini yang pesonanya begitu luar biasa di hadapan wanita namun ditolak oleh Laras. Diam-diam Aryo menyunggingkan senyum tipis. Laras menolak dirinya dan menggunakan alasan sudah bersuami? Sungguh ia salut pada wanita cantik dan sederhana di hadapannya itu. "Saya tau kamu bohong, mana mungkin wanita muda seperti kamu ini sudah nikah. Kamu pasti bercanda kan?" Laras bingung mendengar ucapan A

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Pernikahan Kedua dengan Tuan Muda   Kenangan Masa Lalu

    Ancamannya ternyata berhasil karena Radit terlihat panik. Ia menyeringai puas melihat raut wajah Radit yang terlihat ketakutan itu."Sekarang kamu jelasin, Mas. Siapa perempuan itu? Apa bener kamu ada hubungan sama dia? Hubungan apa Mas?" cecar Laras lagi pada Radit."Iya. Aku emang punya hubungan sama dia, puas kamu!" sentak Radit.Laras terdiam, jadi apa yang ia pikirkan ternyata benar? Radit sudah mengkhianati dirinya."Tapi kenapa, Mas? Sejak kapan kamu selingkuh dari aku!" Laras menangis sambil memukul-mukul lengan Radit pelan namun Radit sama sekali tak bergeming."Kamu nggak perlu tau!" Radit pergi dari sana, ia pergi entah ke mana.Laras hanya bisa menangis sejadi-jadinya, hatinya semakin terasa sakit.Melihat itu, Aryo menjadi tak tega. "Kondisi kamu kacau mendingan kamu ikut saya ke rumah, biar kamu bisa menenangkan diri kamu," ajaknya.Laras sontak menoleh ke arah Aryo lalu ia menghela napas. "Nggak usah, Pak. Terima kasih tapi saya mendingan di rumah saya sendiri aja," to

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22
  • Pernikahan Kedua dengan Tuan Muda   Pelakor

    Apa kata wanita itu? Wanita itu malah mengatainya pelakor? Laras merasa kesal mendengarnya, wanita itu yang bersalah sudah merebut Radit darinya dan wanita itu malah berani mengatainya? Sungguh tak bisa dibiarkan! "Udah jelas-jelas kamu itu lagi berduaan sama suami saya tapi kamu malah ngatain saya yang pelakor? Ngaca dong, Mbak! Minimal tau diri lah! Mana ada sejarahnya saya yang istri sah dikatain pelakor sama kamu yang pelakor ulung!" Laras meradang. Karena mereka sedang berada di tempat umum jadi tentu saja banyak orang yang menonton perkelahian mereka namun mereka tak peduli. "Radit kamu jelasin ke dia ini, kasih paham siapa aku sebenarnya!" tuntut wanita itu datar. Radit dengan takut-takut akhirnya melihat ke arah Laras. Ia menelan ludah dengan susah payah tampak gugup. "Iya, Ras. Dina itu sebenarnya istri saya," kata Radit pelan. "Yang lengkap dong! Saya ini istrinya Radit, istri pertama malahan." Dina menjelaskan dengan tegas. Bagai tersambar petir di siang hari ketika

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23
  • Pernikahan Kedua dengan Tuan Muda   Menggugat Cerai Suami Benalu

    Sejak itu, sudah dua hari Laras berada di rumah Aryo untuk mempersiapkan peperangannya.Kini saatnya ia pulang. Untungnya, dia tetap didampingi oleh Aryo karena pria itu khawatir Radit akan kembali membuat Laras ragu untuk bercerai. "Terima kasih udah nganterin saya pulang, Pak," kata Laras saat ini ia bersama Aryo di mobil. "Nggak usah bilang makasih udah sewajarnya saya anterin kamu karena sebentar lagi kamu bakalan jadi tanggung jawab saya sepenuhnya, kamu bakalan jadi istri saya," balas Aryo. Laras menghela napas. "Iya, Pak. Setelah saya cerai dari orang itu saya bakalan jadi istri Pak Aryo." "Ya udah kalau gitu kita masuk, saya bantu kemasi barang-barang kamu." "Nggak usah, Bapak tunggu di sini aja..." "Pokoknya saya ikut masuk takutnya nanti orangnya dateng kamu bisa bahaya, Laras." Laras pun menurut saja, ada benarnya juga ucapan Aryo itu. Radit kan orang yang kejam jadi takutnya ia bisa nekat jika ia tahu mereka akan segera bercerai. Jangan lupa, Radit sendiri yang me

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23
  • Pernikahan Kedua dengan Tuan Muda   Sekar Si Mantan Istri

    Aryo menghela napas. "Ma, yang paling penting kan dia bisa hamil kalau soal status mau dia janda atau gadis kan nggak masalah," bantahnya."Aryo dengerin Mama! Kalau kamu bilang begitu itu sama aja kamu mau bikin Mama malu terutama di hadapan si ular itu!""Siapa yang kamu sebut wanita ular ha?" Sekar, seorang wanita setengah baya yang baru saja masuk ke ruangan itu. Rita melengos tak sudi menatap Sekar. "Ngapain kamu dateng ke sini? Udah gitu masuknya main nyelonong aja tanpa permisi," katanya sinis. "Suka suka saya lah," balas Sekar dengan santainya lalu ia pun duduk di samping Aryo. Aryo hanya diam saja melihat kedua wanita itu, ia menghela napas pasrah. "Kalau gitu aku keluar dulu," pamit Aryo. "Permisi, Tante Sekar." Sekar mengangguk namun wajahnya tampak judes, melirik Aryo pun ia tak mau. Aryo keluar dari ruangan itu, ia tak ingin menganggu mereka berbicara. "Saya dengar Aryo anak kamu itu sebentar lagi akan menikah," kata Sekar. "Iya dong! Emangnya kayak anak kamu yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24

Bab terbaru

  • Pernikahan Kedua dengan Tuan Muda   Kebohongan

    Aryo yang membaca pesan tersebut sama sekali tidak terpengaruh. Raut wajahnya juga datar saja. Karena merasa haus ia pun pergi ke dapur untuk mengambil minum. Ia membuka kulkas lalu mengambil air dingin dan langsung ia teguk dari botolnya. "Makin nggak waras aja si Safira itu, bisa-bisanya dia ngaku kalau lagi hamil anakku." Aryo mendengus. Bagaimana bisa wanita yang merupakan mantan kekasihnya itu mengaku hamil anaknya sedangkan mereka berdua saja tak pernah lagi bertemu. Mendadak Laras terbangun dari tidurnya yang nyenyak itu. Ia menoleh dan kaget karena suaminya tak ada di sampingnya. "Mas Aryo ke mana ya?" tanya Laras pada dirinya sendiri setelah ia menguap. "Aku cari aja deh." DUAR! GLUGUR GLUGUR GLUGUR! Terdengar suara petir yang sangat kencang membuat Laras kaget dan refleks ia menutup wajahnya dengan bantal. Ya, ia memang sangat takut pada yang namanya petir. Ia pun menangis tersedu-sedu saking takutnya ia. "Mas Aryo aku takut," jerit Laras di antara tangisnya. Aryo

  • Pernikahan Kedua dengan Tuan Muda   Pernikahan Kinan

    "Kinan, umumkan pernikahan kamu dan sekarang juga! Undang semua temen-temen kamu dan Kita akan menggelar pesta pernikahan yang sangat mewah!" perintah Sekar sambil menatap Linda dengan tatapan yang sinis. Kinan dan Linda terkejut mendengar Sekar mengatakan hal itu. "Apa, Ma? Nikah? Ma, please aku sama Mas Saka tuh baru kenal itu pun baru itungan hari. Aku nggak mau buru-buru nikah, Ma..." "Kinan kamu itu selalu mendengarkan perintah Mama ini kan?" potong Sekar yang membuat Kinan mengangguk cepat. "Iya, Ma," lirih Kinan. Sekar tersenyum puas. "Kalau begitu kamu nggak ada alesan lagu untuk menolak perintah Mama kamu ini. Secepatnya kamu harus menikah sama Saka!" "Oke, Ma." Linda menatap ibu dan anak itu tak percaya. Apa pula dua orang ini? batinnya. "Pernikahan kamu dan Saka akan digelar besar-besaran di hotel paling mewah di negara ini," kata Sekar dengan sombongnya. Ia mengatakan kesombongannya itu persis di hadapan Linda. Linda tertawa mengejek. "Nikah di hotel mewah? Meman

  • Pernikahan Kedua dengan Tuan Muda   Diratukan

    "Hai! Perkenalken saya adalah calon suaminya Neng Kinan yang cantik mempesona," ucap Saka yang membuat kaget semua orang. Ya, keluarga Malik saat ini sedang berkumpul di ruang tamu menyambut kepulangan Laras dan Aryo dari berbulan madu. "Duh kamu tuh siapa sih kok tiba-tiba main kagetin orang aja kalau ada yang jantungan gimana!" hardik Linda yang merasa kesal pada Saka. Saka tak merasa sedikitpun takut pada Linda. Ia malah cengengesan. "Hehehe ampun deh Tante, saya kan enggak ada niatan tuk membuat kalian semua terkaget-kaget terbengong bengong melihat saya yang kece ini." Ia bahkan dengan penuh rasa percaya diri membuat pose dua peace. Tingkah tengil Saka tentu saja membuat Linda dan Rita geram. "Kamu tuh mendingan pergi dari rumah kami sekarang juga! Siapa juga yang ngundang kamu ke sini!" seru Rita. "Iya, dasar tidak jelas!" lanjut Linda. "Dia itu kok lucu ya, Mas," ucap Laras lalu ia terkikik pelan. Aryo diam saja karena ia merasa cemburu mendengar Laras

  • Pernikahan Kedua dengan Tuan Muda   Sang Mantan

    "Mas Aryo!" seru Laras yang membuat Aryo dan Safira panik. Dengan kasar Aryo melepaskan diri dari pelukan Safira. Safira cemberut kesal. Laras pun segera mendekati suaminya itu dengan langkah cepat. "Sayang kamu jangan salah paham ya..." "Siapa perempuan itu, Mas? Kenapa dia bisa meluk kamu seenaknya kayak gitu?" tanya Laras dingin. "Dia itu bukan siapa-siapa aku, kami nggak ada hubungan apapun. Kamu harus percaya sama aku," kata Aryo menjelaskan sambil mencoba untuk memegang tangan Laras namun istrinya itu menjauh darinya. Aryo menghela napas berat. "Terus kenapa kamu mau mau aja dipeluk peluk sama dia, Mas?" "Kalau gitu aku minta maaf, ok? Aku nggak tau kalau dia tiba-tiba dateng terus meluk aku." "Emangnya kenapa kalau aku datengin Aryo dan meluk dia? Masalah?" tanya Safira dengan gaya menantang. Laras menjadi geram mendengar hal itu. Wanita asing itu bertanya apa masalahnya? Jelas-jelas itu sebuah kesalahan besar karena ia sudah menggoda suaminya! Laras mendengus. "Kamu

  • Pernikahan Kedua dengan Tuan Muda   Safira

    [ Sayang? Kok kamu diem aja sih? Sayang? Hello? ] Aryo yang tak ingin Laras mendengarnya sedang ditelepon seseorang lantas ia pun pergi keluar kamar. [ Sayang? Kamu masih di situ kan? Jangan diem aja dong! ] [ Ngapain kamu telepon saya terus? Kita kan udah putus. ] balas Aryo tegas. Terdengar suara tawa wanita itu di seberang sana. [ Putus kamu bilang? Sayang, kita tuh nggak putus. Aku ini masih pacar kamu! ] [ Safira dengerin saya baik-baik jangan hubungi saya lagi! ] Dengan itu Aryo mematikan sambungan telepon, ia menghela napas kasar. "Aku harus secepatnya kembali ke kamar, takutnya Laras nyariin." Aryo kembali ke kamarnya dengan sang istri, ia terkejut melihat Laras ternyata tak ada di tempat tidur. Ke mana istrinya itu pergi? "Sayang? Kamu di mana?" panggil Aryo sambil mencari Laras di kamar mandi dan tak ada orangnya. "Sayang?" "Justru aku yang harusnya nanya sama kamu, Mas. Kamu tadi ke mana kok aku tadi nyariin kamu tapi kamunya nggak ada." Aryo berbalik dan ia le

  • Pernikahan Kedua dengan Tuan Muda   Bulan Madu

    Aryo menyeruput kopinya sambil melihat pemandangan dari balkon hotel. Pagi ini cuacanya sangat cerah, cocok untuk jalan-jalan nanti. Tanpa terasa ia dan Laras istrinya sudah tiga hari berada di Paris. Mereka sudah jalan-jalan menyusuri kota nan indah itu. Mereka juga merekamnya dan memotret kegiatan mereka untuk diabadikan. Ia pun juga merasa lega karena sudah berhasil mewujudkan impian Laras yang katanya sejak dulu ingin sekali pergi ke Paris. Ngomong-ngomong di mana Laras? Tak terlihat di manapun. Aryo menoleh ke arah Laras, rupanya istri tercintanya itu masih tidur pulas di kasur. Ia tersenyum ketika mengingat kegiatan mereka semalam yang sangat bersemangat sampai Laras lelah seperti itu. Laras menggeliat lalu ia pun membuka matanya perlahan. Ia menoleh ke sampingnya dan panik karena tak melihat keberadaan suaminya di sampingnya. Lantas ia mengambil ponselnya yang ada di atas meja, dan ia memeriksa jam. "Udah jam sepuluh pagi nih, Mas Aryo ke mana ya?" gumam Laras sambil menguc

  • Pernikahan Kedua dengan Tuan Muda   Romantisnya Pengantin Baru

    Linda menoleh ke arah Aryo, Laras juga kaget mendengar teriakan sang suami sedangkan Rita hanya biasa saja. "Kurang ajar ya kamu Aryo! Beraninya kamu bentak saya!" Linda melotot ke arah Aryo. "Tuh liat Rita, begitu ya hasil didikan kamu? Nggak punya sopan santun seperti itu." "Aduh udah deh, Kak Linda. Kakak tuh pagi-pagi malah udah bikin keributan aja," balas Rita sekenanya. Linda menoleh ke arah Rita lalu ia mendelik tajam membuat lawannya itu segan. "Ya udah deh, Kak. Iya saya yang salah deh saya minta maaf," ucap Rita setengah hati berkata seperti itu. Aryo menghela napas, ia pun segera pergi dari ruang makan. Laras terkejut tapi ia mengikutinya di belakangnya. "Mas Aryo kenapa malah pergi sih?" tegur Laras pelan. Mereka berdua pun berjalan kembali ke kamar mereka. "Aku males di sana." Laras merasa bingung dengan semua masalah yang terjadi di rumah ini, apa lagi ia masih baru tinggal di sana. Tapi yang dapat ia cerna memang para anggota keluarganya terlihat tidak saling

  • Pernikahan Kedua dengan Tuan Muda   Pengantin Baru

    Aryo yang mendengar teriakan istrinya dari dalam kamar mandi langsung membuka pintu kamar mandi. Untunglah pintunya tidak dikunci dari dalam. Di dalam sana terlihat Laras yang hanya memakai handuk mandi sedang berjongkok ketakutan dan tubuhnya gemetar takut. "Sayang kamu kenapa? Kamu baik-baik aja kan?" tanya Aryo ingin memastikan keadaan sang istri. Laras lantas berdiri lalu ia memeluk Aryo, Aryo tampak semakin khawatir ketika Laras menangis di pelukannya. "Aku takut banget, Mas. Tadi aku ngeliat ada kecoa di situ," rengek Laras sambil mengeratkan pelukannya. Ia memang takut pada hewan yang satu itu. "Kecoa? Di mana, Sayang?" tanya Aryo. Ia sebenarnya juga bingung karena yang ia tahu tidak pernah ada kecoa di dalam rumahnya apalagi di kamar mandinya itu. Jelas saja, secara logika mana ada sih rumah megah bak istana tapi ada hewan seperti itu. "Itu tadi di sana, Mas. Aku tadi liat aku nggak bohong, aku takut banget sama hewan itu." "Ya udah kalau gitu kamu aku anterin ke kamar

  • Pernikahan Kedua dengan Tuan Muda   Mempersiapkan Pernikahan

    Apakah ancaman tersebut membuat Laras takut? Tentu saja tidak karena ia sudah kebal. Mengapa begitu? Ya tentu saja saat menikah dengan Radit ia sudah sering merasakan sakit baik fisik maupun hatinya. Karena itulah ia terlatih untuk tidak takut. Namun siapakah orang kurang kerjaan yang mengirimkan pesan pada Laras? Apakah Radit? "Kayaknya nggak mungkin deh kalau Radit, dia kan lagi di dalem penjara," gumam Laras membantah pikirannya tersebut. Tapi jika bukan Radit lalu siapa orangnya? "Ah udah ah nggak usah aku pikirin, nanti aku bilang aja sama Mas Aryo," kata Laras. "Ups!" ia reflek menutup mulutnya karena malu telah menyebut Aryo dengan sebutan Mas. Sebutan yang belum pernah ia ucapkan pada pria itu. Laras tersenyum sendiri dan mendadak ia salah tingkah. Apakah ia sudah mulai jatuh cinta pada pria yang mengajaknya menikah secara tiba-tiba itu? Yang jelas Aryo pria yang baik yang pernah Laras temui, namun secara pribadi ia belum terlalu mengenalnya. Bagaimana jika sikap pria itu

DMCA.com Protection Status