Share

Ini Demi Mereka dan Anda

Penulis: Endiy Fathia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Safia hanya terdiam, Manan menghembuskan nafasnya. 'Apakah aku salah, telah memperlakukan Safia seperti tadi,' pikirnya.

Manan keluar dengan pikiran yang tidak menentu. ia merasa bersalah tapi tidak bisa untuk mengabaikan kata-kata dari Suster Rida.

Manan berjalan menuruni tangga dan melewati rumah tamu lalu masuk ke dalam mobilnya lalu menjalankan dengan kecepatan sedang keluar gerbang rumahnya.

Safia memejamkan matanya, membiarkan Manan pergi begitu saja. Rasa kecewanya begitu dalam, mengapa Manan lebih percaya dengan suster itu dibandingkan dirinya.

Safia bangun dari tidurnya dan meraih handphonenya yang ada nakas. ia melihat rekaman yang dikirim Ira, rasa kesalnya tiba-tiba saja meluap. ia tidak habis fikir kenapa Suster Rida bisa melakukan itu pada dirinya dan dengan keilmuannya dengan mudah mempengaruhi suaminya itu.

Safia pun heran kenapa ia tidak berkonsultasi dengan teman dokternya itu sebelum menyangka kalau dirinya telah mengidap sindrom baby blues.

Safia berfikir bagaimana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Aku Mendapatkannya

    Sesampainya di kantor sekertarisnya menyampaikan bahwa ia di tunggu oleh Brian, sahabatnya. "Pak, Tuan Brian menunggu." "Baik," ucap lelaki itu berjalan menuju ruangannya, setelah sekian lama sahabatnya itu datang menemuinya.Ia masuk kedalam ruangan dan terlihat sahabatnya duduk di sofa. Saat melihat Manan ia pun berdiri dan menyambut pria itu."Apa kabarmu, teman?" tanya Manan sambil memeluk pria itu"Aku baik, bahkan sangat baik.," ucap Brian sambil duduk kembali di sofa."Kudengar kau mengejarnya ke Amerika?" tanya Manan sebari menghempaskan pantatnya di sofa."Hemm, kau tahu saja kalau aku ke sana," ucap Brian dengan tertawa."Apa kau bisa menangkapnya atau hanya kejar-kejaran saja?" tanya Manan"Aku mendapatkannya," ucap Brian sambil tertawa "Bagaimana kau bisa mendapatkannya," tanya Manan dengan tertawa keras."Berawal menggantikanmu di hotel itu dan aku berhasil menggoyang tubuh dan hatinya bahkan aku pun sudah mendapatkan putriku, tetapi sayangnya tidak akrab dengan Hanie d

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Apa Aku Salah?

    "Kapan kau menikahinya? Katakan saja padaku aku akan mempersiapkannya untukmu dan dia. Apa benar-benar dia sudah move on dariku jangan sampai ia memintaku untuk menikahinya," ucap Manan sambil tertawa."Sial! Kenapa aku punya saingan sahabat sendiri? Tapi aku yakin ia sudah melepas cintanya padamu, dan ia sudah menerima cintaku, aku sudah berhasil membuatnya jatuh cinta padaku karena ini," jawab Brian sambil menggoyangkan badannya membuat Manan tertawa."Aku heran padamu, Kau sudah menggoyang Safia hingga hamil kenapa tidak bisa mencintainya?" tanya Brian pada Sahabatnya itu."Entahlah apa karena Laila sudah mengunci hatiku bahkan saat aku melakukan dengan dia yang kubayangkan adalah Laila bukan Safia. Apa aku salah, jika tidak bisa mencintainya," ucap Manan"Kau harus berusaha mencintainya, Bro. Karena, dia sudah menjadi istrimu, aps kau masih menyalahkannya atas keputusanmu menikahinya, cobalah mencintainya, Manan,* ucap Brian sambil berdiri dari duduknya."Kau mau kemana? Katanya H

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Jangan Bermimpi!

    "Kenapa kau bertanya begitu padaku? APa kau sedang cemburu Safia?" tanya Manan pada Safia."Untuk apa aku cemburu, aku tidak mencintaimu, kenapa juga harus cemburu, jika kau melepaskan aku saat ini aku pun akan sangat bahagia dan akan tertawa sangat keras saking bahagianya, " ucap Safia pada Manan."Kau pikir aku akan melepaskanmu? Tidak Safia jangan bermimpi, kau akan jadi teman bercintaku, selama aku belum menemukan wanita yang seperti Laila, setidaknya ada kemiripan di wajahmu yang mampu membuat aku berfantasi tentang Laila walau hanya sedikit saja," ucap Manan sambil berjalan maju mendekati Safia yang terus mundur kebelakang hingga kepentok tempat tidur dan terhenti di sana."Kau mau apa?" tanya Safia dengan suara bergetar."Menurutmu, apa?" tanyanya sambil menyeringai"Aku tidak tahu," jawab Safia sambil memejamkan matanya."Kau begitu takut aku melakukannya padahal aku hanya ingin mengetahui apakah kau bisa menjaga emosimu dan benar-benar dalam ke adaan baik-baik saja," ucap Man

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Benar-benar Marah

    Manan berjalan menuju kamarnya saat, memutar kenop pintunya ia baru tahu bahwa pintu terkunci dari dalam, ia pun menghembuskan nafasnya. "Ia benar-benar marah,' pikirnya tentang Safia.Pria itu pun membalikan badannya dan berjalan menuruni tangga menuju ruangan kerjanya ia akan bermalam di sana, 'Ya, beginilah kalau cewek sedang marah pasti akan mengunci kamarnyq,' gerutunya dalam hati.Manan masuk kedalam dan berjalan ke ruangan privasi lalu merebahkan dirinya ke ranjang, ia masih berfikir tentang apa yang dilakukan Suster Rida barusan padanya. Ia harus terus mengamati suster itu mulai sekarang ia tidak mau salah mengambil keputusan, dan akan membiarkan Safia bersama anak-anaknya saat suster Rida tidak ada di rumah dan sedang bertugas.Waktu berjalan dengan cepat malam berganti pagi, saat menjelang subuh Manan mengetuk pintu kamarnya."Safia, tolong buka semua pakaianku ada di situ, dan aku harus berangkat pagi-pagi karena ada meeting!" teriaknya pada wanita itu sambil menggedor-gedo

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Semakin Berani Dia

    "Ayolah, lupakan dulu marahmu itu, temani aku sarapan jika aku sudah pergi ke kantor kau boleh marah lagi," rayu Manan dan itu baru ia lakukan hari ini.Safia pun tidak bisa menolak permintaan Manan akhirnya ia pun mengikuti pria itu turun ke bawah. Setelah menuruni tangga mereka pun berjalan kemeja makan dan duduk di sanaSafia mengambilkan makanan untuk Manan setelah itu mengambil untuk dirinya. Manan menatap piring Safia, ia merasa Safia terlalu sedikit mengambil makanan lalu dia menegurnya."Kau tahukan kau sedang menyusui dua balita, kenapa makanmu sedikit sekali?" tanya lelaki itu sambil mengerutkan dahinya."Aku tidak bisa makan banyak, kau tahu itu nanti jika aku lapar aku pasti akan Makan, jangan kawatir mengenai anak-anakmu tentang ASInya. kupastikan mereka tidak akan kelaparan," ucap Safia sambil memulai menyendokan makanannya dan akan menyuapkan dalam mulutnya. Namun ia tertegun sesaat kala ada seorang wanita yang berdiri di depan."Maaf Nyonya, Tuan, apa saya bisa bergabu

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Aku Kalah Telak

    Setelah Kepergian Manan Suster itu kembali ke meja makan. Apakah saya bisa sarapan sekarang, Nyonya?" tanya Suster Rida pada Safia."Lalu bagaimana dengan Anak-anak? Siapa yang menjaganya jika kau makan di sini? Ambil nasi dan lauknya lalu kembali ke anak-anak! Kau bisa makan di sana bukan," ucap Safia dingin."Tetapi Nyonya, mereka Aman," ucap suster Rida pada Safia."Silahkan saja jika kau ingin kehilangan pekerjaanmu," ucap Safia sambil meninggalkan meja makan.Suster Rida memandang sinis kepada Safia, lalu mengambil piring dan mengisinya makanan serta mengambil segelas air minum ia tidak menampik perkataan Safia karena itu betul adanya. Ia akan kehilangan pekerjaannya jika memaksa untuk berperang dengan Safia majikan perempuannya itu. 'Aku memang kalah telak,' pikirnyaSuster Rida membawa makanan kedalam kamar karena dia harus menjaga Amar yang sedang bermain di kamar itu sedangkan Erina berada di box dan masih terjaga.Baru saja ia menyuapkan makanan di mulutnya Baby Erina menang

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Ini Lebih Penting

    Suster Rida berjalan mondar-mandir menunggu sang majikan pulang namun sampai sampai siang majikannya itu tidak kembali ke rumah. Ia semakin kesal apa lagi hari ini dia sedang libur, dan ia tidak melakukan apa-apa karena majikan perempuannya itu membawa anak-anaknya di ruangannya.Karena Lelah menunggu ia pun berjalan ke meja makan untuk makan siang, Ira yang tahu Nyonyanya sedang berada ruangannya bersama anak-anaknya itu menyiapkan makan siang untuk Safia.Melihat hal itu semakin membuat suster Rida kembali kesal. "Mbak Ira mau kemana? Di sini dulu saja, temani saya makan.""Ini siang hari tidak akan ada setan di sini, jadi jangan meminta saya menemanimu karena ini lebih penting," ucap Ira sambil berlalu meninggalkan Suster Rida."Sombong banget, sih awas kamu yaa! Nanti ku buat kau di pecat," ancam Suster Rida sambil mengambil nasi dan lauk di piringnya sedangkan ira sudah tidak memperdulikan lagi wanita itu, ia berjalan menaiki tangga menuju kamar Safia.Sesampainya di depan kamar

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Aku tak mau Rugi

    "Sudah kalau kamu mengunakan cara itu pasti semua akan kalah," ucap nya sambil duduk di ranjang ia ingin membangunkan putranya."Kau mau apa?" tanya Safia saat Manan sedang mendekati putranya itu."Mau membangunkannya, aku juga ingin bermain dengannya, bukankah kau sudah puas bermain dengan mereka," ucap sambil menyentuh pipi sang putra dan Safia hanya diam saja "Amar bangun! Ayo mandi bersama Papa, " ucap Manan pada Safia.Amar pun menggeliat dan membuka matanya, Pa, papa!"Bibir mungil itu mengembang lalu meringis lucu dengan gigi yang baru tumbuh dua itu. Manan merentangkan tangannya seraya berkata, "Mau mandi dengan papa?" Amar mengangguk dan Manan segera meraih tubuh kecil Amar yang masih terlihat bermalasan itu, sambil berkata pada Safia, "Kau panggil Ira untuk memindahkan Erina di kamarnya, aku tidak mau rugi, membuang uangku dengan percuma di sini suster Rida bekerja bukan bermain kau biarkan ia menganggur hari ini.""Biarkan saja uangmu kan banyak!" sahut Safia garang.Mana

Bab terbaru

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Menghibur Majikan Kecil

    Hari berjalan terus Manan sibuk dengan Lala bahkan tidak memperhatikan anak-anaknya selalu berangkat lebih awal, dan tidak pernah lagi sarapan pagi di rumah, ia lebih suka melakukannya di apartemen Lala. Amar mulai kehilangan sosok sang ayah, berbeda lagi dengan Safia, ia selalu saja menyempatkan dirinya untuk sarapan pagi dengan anak -anaknya dan masih mengantar jemput mereka. Akan tetapi Amar merasa sangat tidak suka saat Safia bersama lelaki lain saat menjemputnya bersama sang adik. Namun, Amar tidak bisa memprotesnya sebab sang mama bilang mereka baru meninjau bersama dan sekalian menjemput mereka. Sesampainya di atar di rumah, Safia kembali ke kantor bersama pria itu sedangkan Amar dan Erina berada di rumah dengan Ira sang asisten rumah tangga. Amar menatap mobil yang keluar dari pintu gerbang rumahnya lalu mengajaknya sang adik masuk ke dalam sambil berfikir bagaimana cara agar orang tuanya tahu, bahwa ia dan adiknya membutuhkan mereka berdua. Sampai di dalam mereka disa

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Ada Apa Denganmu, Mas

    Safia dengan tergesa-gesa berjalan menaiki tangga menuju kamar Sang Putri, Ia pun berhenti beberapa saat untuk menetralkan kemarahannya pada Manan yang entah kenapa bersikap sinis padanya. ia menghembuskan nafas beratnya lalu tersenyum kemudian berjalan masuk ke dalam kamar yang putri terlihat wajah lelaki yang duduk di bibir ranjang menemani sang adik yang belum tidur sana menunggu papanya untuk menemaninya tidur. "Mana Papa? Kenapa Mama kembali ke sini sendirian?" tanya Amar "Papa masih harus menyelesaikan pekerjaannya dia akan menyusul kemari, nanti setelah pekerjaannya selesai dan kamu Amar, Pergilah tidur di kamar tidurmu biar mama yang akan menemani adikmu sampai bapakmu kemari," perintah Safia. "Mama mengusir Amar?" tanya bocah lelaki itu. "Tidak, hanya besok kamu harus sekolah, jadi lebih kamu beristirahat di kamarmu sendiri lagi pulang adiknya masih sakit kan takutnya kamu juga akan terkena virusnya lalu ikut sakit yang repot siapa kan Mama juga," ucap Safiah. "Oh

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Dilema

    Safia menatap kepergian Manan dengan hati galau. 'Apa ini benar, andai pun terjadi masalah antara aku dan Manan harusnya aku tidak boleh mempunyai ketertarikan dengan pria lain hingga masalah rumah tanggaku beres, tetapi lelaki yang memenjarakan dirinya dalam hubungan pernikahan hanya mau melepaskanku saat ada seseorang pria yang mampu menyentuh hatiku dan saat ini pria itu hadir, Namun kenapa aku merasa Mas Manan tidak sungguh-sungguh untuk melepaskanku. Meski tak ada rasa cinta dari sebuah hubungan pernikahan, tetaplah salah jika membina hubungan dengan pria lain di atas pernikahan yang rapuh.' batinnya sedih ia menatap putra sambungnya dan tersenyum berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri. "Apa Mama baik-baik saja?" tanya Amar pada Safia. "Mama baik-baik saja sayang, jangan cemas tidak ada sesuatu yang di perdebatkan dengan papa, kami hanya mitra kerja, jangan terlalu berfikir yang belum saatnya kamu pikirkan," ucap Safia pada Amar. "Aku hanya ingin selalu bersama kalian,

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Liar Juga Dia

    Saya yang minta maaf, karena menyentuhmu, saya tunggu di ruang tamu," ucap Manan berjalan keluar dari kamar Lala sambil merapikan pakaiannya. Lala menghebuskan napas. 'Liar juga si Bapak punya anak dua itu,' gumamnya dalam hati. sambil melihat bercak merah di leher dan dada. ia pun mengambil pakaian di dalam lemari dan memakainya lalu berjalan keluar menuju ruang tamu untuk menemui Manan. "Hemm ... Bapak mau minum apa?" tanya Lala menghilangkan kecanggungannya terhadap pria itu. "Tidak usah repot-repot, kamu duduk di sini dengan saya saja, sebenarnya saya ingin meminta maaf padamu tetang perbuatan Amar padamu, malah jadi berlaku tidak senonoh, mestinya kamu menampar saya," jawab Manan. "Saya yang salah, keluar hanya memakai handuk saja, jadi maaf bukan maksud saya untuk menggoda Anda. "Tidak, saya merasa kamu tidak menggoda saya wajar saja karena saya tidak memberi tahumu sebelumnya kalau saya datang. Justru saya minta maaf atas kelancangannya saya, Saya jamin tidak akan ter

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Makin Jauh.

    "Bagaimana?" tanya Aran saat Safia telah tiba di ruang tamu. "Hem gak tahu, kayaknya di sekolah ada masalah sehingga seperti itu," jawab Safia pada lelaki itu. "Oke, karena anakmu sudah pulang aku pulang saja, takut menganggu quali time kamu saja," pamit Aran. "Oh ya, maaf penyambutan putraku yang mungkin membuat kamu tidak enak hati," ucap Safia pada pria itu. "Tidak apa-apa, jangan lupa besok pagi-pagi kita harus sudah sampai ke lokasi proyek, jika mobilmu masih di perbaiki maka nanti akan kujemput, bagaimana?" tanya pria itu pada Safia. "Tidak usah aku mau ke kantor dulu," ucap Safia. "Iya, di kantor maksudku," ucap Aran pada Safia. "Baiklah terserah Anda saja," ucap Safia tersipu dan Aran menggangguk sopan lalu pria itu pun keluar dari ruang tamu menuju mobilnya dan masuk serta mengemudikannya berjalan melewati gerbang rumah Manan. Safia menatap mobil itu hingga pergi menjauh. Ia menggelengkan kepalanya menepikan rasa yang ada dalam dirinya. Ia berjalan masuk kem

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Kecewa 2

    Taksi membawa Manan dan putranya pulang ke rumah, tadi dia berniat untuk pulang tetapi ia berfikir untuk meminta maaf secara langsung pada Lala. Ditengah perjalanan ia pun berubah pikiran. "Hem, sepertinyq Papa hanya bisa mengantarkanmu sampai pintu gerbang karena Sekertarisnya Papa, mbak Citra mengingatkan papa kalau jam satu akan ada rapat," jelas Manan pada sang putra. "Baiklah terserah Papa, dari tadi kan Amar ingin pulang sendiri, Papa saja yang memaksa untuk mengantarku pulang," jawab Amar pada Manan dengan ketusnya. Bocah lelaki itu menduga pasti sang ayah akan menemui Tante-tante yang menjemputnya tadi untuk miminta maaf. Manan menatap putra dengan lekat sambil menghelah napas. Taksi pun berhenti tepat di depan pintu gerbang rumahnya dan Amar pun turun sendiri tanpa sang ayah, menutup dengan keras dan berjalan tanpa menengok ke arah ayahnya. "Marah anaknya, Pak?" tanya sang sopir taksi dan Manan hanya tertawa lalu memberi tahukan alamat mana yang harus dituju dan tak

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar    Kecewa

    "Papa, membela Tante itu?" tanyanya pada sang papa. "Bukan membela, kalau sikapmu seperti itu, mungkin tadi papa tidak meminta tolong padanya. Papa akan Andi untuk menjemputmu. "kenapa tidak menyuruh paman Andi," tanya sambil memakan makanannya. "Oke Papa yang salah dan papa kira anak Papa bisa sopan terhadap teman Papa ternyata Papa salah anak Papa tidak sesopan yang papa harapkan," ucap Manan. Didalam kemasan itu pun disediakan pula alat pemecah cangkang dan Manan membantu memecahkan kulit cangkang makanan milik Amar. "Ya Amar minta maaf kan semua terjadi karena Amar gak sengaja membuat pakaian Tante kotor," ucap Amar tanpa merasa bersalah pada wanita itu. Manan tak lagi berbicara karena berbicara dengannya saat ini akan percuma saja karena anak itu pasti mengira dirinya ada hubungan Lala Manan menghelah napas dan menatap putranya dengan kecewa karena membuat pujaan hatinya terlihat buruk, mungkin Lala tadi juga dapat cemoohan dari karyawan yang tak sengaja berpapasan

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Kau Kenapa?

    "Ia menghembuskan nafasnya. 'Hemm ... anak kecil lihat aku menjadi pusat perhatian dan gunjingan mereka padahal ini baru mulai bagaimana nanti selanjutnya apa harus mundur, Aaahhh ... tidak, aku tidak boleh mundur walaupun apa yang terjadi.' Pintu lift terbuka Lala pun belum beranjak dari tempatnya berdiri, ia masih menatap pakaiannya yang sangat kotor. "Tante selanjutnya kita kemana?" tanya Amar sambil mengulum senyum samar ia sangat puas telah mengerjai wanita itu. 'jangan pikir muda untuk dapatkan Papa, hadapi anaknya dulu,' pikir Amar sambil menunggu jawaban dari Lala. "Ahh ... iya ayo keluar," ajak Lala saat tersadar kalau dia harus mengantar Amar sampai di kantor ayahnya dan ia sudah mengirim foto pada pria itu tetang pesanan makanan anaknya yang begitu banyak. Mereka berjalan menuju kantor Manan, Lala sangat beruntung di lantai ini hanya ada ruangan Manan dan Asistennya. Hingga sampai akhirnya mereka sampai di ruangan itu dan Lala mengetuk pintunya terbuka lalu Manan m

  • Pernikahan Kedua Dengan Kakak Ipar   Dibuat Jengkel

    "Aku kenyang, Tante karena Tante cemberut," protes Amar. Lala duduk dengan memijit kepalanya sambil melirik bocah yang duduk tertunduk kepalanya itu. Ia menghela napas lalu berkata lagi," pesanlah kepiting lalu makanlah!" Wanita memecahkan cangkang kepiting dengan alat pemecah cangkang lalu menyuapkan dagingnya ke dalam mulutnya. "Baiklah aku akan coba beberapa porsi yang gak pedas," ucap anak itu sampai membuat Lala hampir tersedak. "Anak tampan pesan satu porsi saja dan makanlah, Oke, pesan yang biasa kamu makan dengan ayahmu, mengerti anak manis?" ucap Lala sambil menekan rasa jengkelnya yang sudah sampai ubun-ubun. "Baiklah aku hanya pesan satu porsi saja dan memakannya karena aku takut Tante kehabisan dan di suru cuci piring!" ucap amar tersenyum sambil memanggil pelayan. Tak berapa lama pelayan pun datang Amar mulai memesan makanan yang biasa di makannya dan dia juga memesan es krim coklat kesukaannya satu gelas besar. Beberapa saat kemudian pelayan kembali dengan

DMCA.com Protection Status