Beranda / Romansa / Pernikahan Karena Dendam / Titik awal derita dan perjuangan

Share

Titik awal derita dan perjuangan

last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-06 12:07:36

Bagai tersambar petir di siang bolong. Sheila merasa hatinya seperti dihujam dengan ribuan jarum. Kata 'PERNIKAHAN KARENA DENDAM' membuat Sheila sedikit paham tentang alur dari jalan kehidupannya kelak. Kaisar menikahinya karena alasan dendam. 

"Apa mungkin? Aku dengan tak sengaja sudah menabrak calon mempelai Kaisar hingga tewas, seperti di novel-novel yang sering kubaca?" batin Sheila.

Sepertinya otak Sheila sudah tercemar dengan kisah-kisah para tuan muda. 

“Tuan, apa maksudmu?“ tanya Sheila bingung. 

“Dengar! Meskipun sekarang kau adalah istriku, tapi statusmu di rumah ini sama dengan pembantu. Jangan pernah berpikir untuk menjadi seorang putri, karena disini kau hanyalah upik abu,” sentak Kaisar. 

"Tuan, aku tidak ...."

 Plakk ....

Sebuah tamparan dari Kaisar mendarat sempurna di pipi. Sheila hingga meninggalkan jejak kemerahan. Rasa panas dan perih mendera wajah dan juga hatinya. Ini adalah pertama kali bagi Sheila diperlakukan dengan begitu buruk. 

“Kau adalah penyebab utama kematian orang tuaku. Aku akan menuntut balas penderitaan yang dilalui orang-orang tercintaku dengan cara membuatmu hidup segan, mati tak mau. Sheila Arthana nikmati sisa hidupmu yang penuh dengan segala penderitaan.“ 

Kaisar berjalan keluar dari gudang tersebut, kemudian kembali lagi dengan membawa sapu, kemoceng dan berbagai alat kebersihan lainnya. Pria itu melemparkan benda-benda yang dibawanya kearah Sheila. 

Sangat kejam! 

“Bersihkan tempat ini! mulai sekarang dan seterusnya, kau akan menikmati sisa hidupmu disini," kata Kaisar, kemudian berlalu pergi tanpa mengindahkan tatapan para penjaga dan maid yang sedang berlalu lalang menjalankan pekerjaannya.

Setelah kepergian Kaisar, Sheila menatap benda-benda yang ada di dalam gudang dengan menghela napas panjang. Seumur hidup, Sheila bahkan tidak pernah menginjakkan kaki di gudang mansion atau bahkan apartemen miliknya apalagi membersihkan. Dia bahkan tidak tau seperti apa cara menggunakan sapu dan kawan-kawannya. 

“Kenapa nasibku seperti ini? Seperti kisah Cinderella di buku dongeng yang sering dibacakan daddy ketika aku hendak tidur. Ah sudahlah. Badanku sakit semua, jika aku tidak segera membereskan kapal pecah ini. Maka malam ini aku akan tidur bersama kecoa dan kawan-kawannya."

Sheila mulai merapikan tatanan benda tersebut. Menyusun beberapa barang yang bisa digunakan dan membuang yang sudah buruk. 

"Ini benar-benar terlihat seperti tempat pembuangan barang bekas," rutuk Sheila. 

Walaupun barang bekas, setidaknya masih ada rasa nyaman ketika digunakan. Untung saja ada beberapa penjaga yang membantunya mengangkat barang yang tak diperlukan. Jika tidak, maka bisa dipastikan pekerjaan Sheila akan selesai besok pagi. 

"Terimakasih, sudah membantuku," ucap Sheila pada penjaga itu. 

"Sama-sama, Nyonya. Saya harap anda bisa meluluhkan Tuan Kaisar," kata penjaga itu.

"Haha, meluluhkan apanya? Yang ada aku yang akan mati kehabisan napas. Aku merasa, dengan tinggal bersamanya hidupku tidak akan lama lagi," gurau gadis malang itu. 

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam, kala Sheila akhirnya selesai membersihkan kamar barunya. Kamar pemberian Kaisar, yang lebih mirip disebut dengan kandang ayam. 

Tubuhnya terasa sangat pegal, sendi-sendinya pun terasa ngilu. 

Sheila ingat, jika dirinya belum makan nasi sama sekali. 

Berjalan keluar hendak mencari dapur, Sheila berpapasan dengan Kaisar yang sudah tampan dengan pakaian cassualnya. Pria itu membawa sebuah nampan berisi makanan sederhana. 

“Kau mau kemana?“ tegur Kaisar. 

“Aku lapar, ingin mengambil makanan,“ jawab Sheila. 

“Tidak perlu repot-repot. Aku sudah membawakanmu makanan spesial."

Pria itu menggandeng tangan istrinya dengan kasar menuju ke dalam kamar

"Makanlah!“

 Prang ....

“Apa yang kau lakukan,“ pekik Sheila kaget. 

Bagaimana tidak? 

Pria itu meminta Sheila makan dengan cara tak manusiawi. Yaitu, melempar piring dengan kasar hingga makanan di dalamnya tumpah dan tercecer di lantai. 

"Pungut makanan itu, karena itu jatah makan malammu."

Kaisar mendorong tubuh istrinya ke arah lantai tepat disamping makanan yang ia lemparkan tadi. Menjambak rambut Sheila yang panjang terurai dengan sekuat tenaga hingga membuat si pemilik rambut kesakitan. 

"Tuan, ini sakit," berontak Sheila. 

"Diam," sentak Kaisar. 

Pria itu memungut makanan dengan tangannya dan menjejalkan makanan itu kedalam mulut Sheila. 

“Buka mulutmu, Jalang kecil,“ sentak Kaisar.

"Buka mulutmu, Jalang kecil," sentak Kaisar karena gadis itu menolak dan tak kunjung membuka mulutnya. 

Kaisar mencengkram kedua pipi Sheila dan memaksa agar mulut itu terbuka. Menyuapkan makanan tersebut dengan sekali sentak.

Kaisar tersenyum puas. 

Gadis ini sudah mulai merasakan neraka yang dia buat hingga Sheila menangis dalam diam. 

“Bagaimana? Enak?” Kaisar terbahak iblis kala Sheila tersedak makanan itu hingga wajahnya memerah.

Sheila terbatuk-batuk setelah menelan makanan itu, rasa asin bak lautan garam benar-benar menyakiti tenggorokannya. Menengok kearah nasi yang berada di lantai, Sheila menyadari jika Kaisar sengaja memberinya makan hanya dengan nasi garam dengan lauk telur rasa air laut. Semua makanan yang Kaisar hidangkan didominasi dengan rasa asin yang menyengat. 

Mungkin sedikit merasa iba melihat istrinya susah menelan makanan, Kaisar akhirnya memberikan segelas susu yang dibawanya pada Sheila. Gadis itu pun mengambil minuman itu tanpa rasa curiga dan menenggaknya. 

Byurr ....

Susu tersebut kembali disemburkan oleh Sheila kearah Kaisar hingga membuat pria itu basah kuyup oleh susu. 

Plakkk ....

Lagi, Kaisar dengan sangat ringan mengangkat tangannya pada Sheila. Kembali meninggalkan jejak merah tangannya dipipi gadis malang itu. 

Isakan lirih mulai terdengar. Sheila sudah berusaha menahan tangisnya sejak tadi, akan tetapi semua pertahanannya runtuh oleh kekejian Kaisar. 

“Tuan, tapi minuman ini sangat asin,“ kata Sheila mengiba. 

“Apa kau pikir aku akan peduli, ha? Habiskan semua makanan ini. Jika tidak, aku tidak akan pernah membiarkanmu mendapatkan makanan selama satu hari penuh," ancam Kaisar. 

Dengan sangat terpaksa, Sheila akhirnya menghabiskan apa yang diberikan Kaisar. 

Tersenyum getir, Sheila akhirnya memahami arti dari sebuah mimpi di mana orang tuanya meminta Sheila untuk menerima semua yang akan terjadi. Meminta gadis itu untuk berbuat baik kepada semua orang, meskipun kebaikan Sheila sendiri tak dihargai. 

Dengan ini, Sheila menjadi sedikit tertantang untuk meluluhkan hati beku Kaisar, seperti yang dikatakan penjaga tadi. 

Sheila berjanji pada dirinya sendiri, jika apa pun yang terjadi dikemudian hari, Sheila tidak akan pernah membenci Kaisar meskipun dia akan memperlakukannya seperti seekor hewan. 

Makanan yang diberikan Kaisar akhirnya habis tak tersisa. Meskipun rasanya benar-benar membuat mual, tapi gadis itu lebih memilih menghabiskannya daripada membuat Kaisar marah. 

Sheila menatap pria yang kini sedang berdiri di hadapannya dengan tersenyum. 

“Aku sudah menghabiskannya, Tuan," kata Sheila. 

Entah mengapa, melihat Sheila menghabiskan makanan itu membuatnya benar-benar marah. Niatan awal, Kaisar memberi Sheila makanan asin itu supaya gadis itu menolak dan enggan untuk makan. Maka dengan begitu, dirinya punya alasan untuk menyiksa, bukan. Namun, semua harapan itu pupus karena ternyata Sheila mau menghabiskan makanan itu. 

Kaisar berbalik dan berjalan menuju mansion. Ia memilih untuk menghindari gadis menyebalkan itu sambil memikirkan siksaan apa yang akan dia berikan lagi pada gadisnya, besok pagi.

Setelah kepergian Kaisar, Sheila menangis tergugu dengan menekuk kaki. Seperti rusa yang kehilangan tanduknya, gadis itu benar-benar terlihat malang. Perutnya terasa seperti ditusuk ribuan pisau, kepalanya berdenyut luar biasa, hingga perlahan-lahan pandangannya pun menjadi kabur. 

Mencoba meraba ke arah samping, Sheila mencari tas kecil miliknya yang tadi Kaisar bawa dari apartemen miliknya. Gadis itu menemukan sebuah botol obat yang biasa Raya berikan pada Sheila selama empat tahun terakhir. 

Dengan sedikit sisa susu rasa air laut itu, Sheila akhirnya bisa meminum obatnya tanpa tersangkut di tenggorokan. Gadis itu akhirnya bisa bernapas lega dan berbaring menunggu obatnya bereaksi. 

Tiga puluh menit setelah meminum obat, napas Sheila mulai teratur dan rasa sakitnya pun perlahan-lahan memudar. Matanya yang sudah dapat melihat dengan jelas itu memandang langit-langit kamar dengan pemikiran yang sudah melanglang buana. 

“Apapun yang terjadi hari ini, mungkin tidak sebanding dengan penderitaan yang tuan itu jalani di masa lalu hingga dia benar-benar membenciku. Namun, bukankah aku berhak tau tentang alasan dia menyebutku sebagai alasan kematian orang tuanya?“

Bab terkait

  • Pernikahan Karena Dendam   Hari pertama menjadi istri

    Pagi menyapa, cahaya matahari sudah menelusup memasuki area kamar mini yang terlihat begitu tak layak pakai dengan sang pemiliknya yang masih betah bergulung di atas kasur.Kaisar berkacak pinggang melihat Sheila yang tertidur seperti mayat. Berulang kali pria itu sudah memanggil Sheila. Namun, gadis itu seolah tuli dan tak bergeming sama sekali.Kehabisan akal untuk membangunkan Koala pemalas peliharaannya, Kaisar pun keluar kamar dan kembali dengan seember air dingin. Byur.... Kaisar mengguyur tubuh Sheila dengan air tersebut hingga si gadis pemalas itu terlonjak kaget dan bangun dengan gelagapan. “Bangun kau pemalas! “sentak Kaisar.Berusaha Mengumpulkan nyawa yang masih tercecer dialam mimpi, Sheila mengerjap beberapa kali dan baru menyadari dirinya diguyur dengan tak manusiawi oleh Kaisar, suaminya sendiri. “Tuan, “kata Sheila. “Sudah cukup kan tidurmu? Sekarang bersihkan Mansion sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • Pernikahan Karena Dendam   Terimakasih Sheila!

    Suara jangkrik malam mengisi kekosongan semua orang. Sama halnya dengan gadis yang tengah duduk di bangku taman mansion,dengan nampan berisi nasi dan taburan garam.Kaisar lagi-lagi menghukum Sheila seperti itu hanya karena dia berbicara dengan Gerry lebih dari 10 menit.Menghela napas adalah satu-satunya cara yang bisa gadis malang itu lakukan sekarang. Dulu, dimata orang tuanya, Sheila adalah tuan putri yang manja dan sangat disayang. Meskipun jarang berjumpa, tapi Sheila tau jika orang tuanya sangat mencintainya. Dan sekarang? Dirinya diperlakukan dengan buruk oleh seorang pria yang tiba-tiba saja menyandang status sebagai suaminya.Miris.Hanya itu yang bisa di ungkapan untuk mencerminkan kehidupan Sheila Sekarang ini.“Huh, aku akan membiasakan diri dengan kesusahan. Karena Daddy bilang kesenangan ha

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-12
  • Pernikahan Karena Dendam   Tamu dan pesan

    Atas kebaikan Sheila hari ini, Kaisar mengijinkan Sheila untuk menemani dirinya memasak dan makan malam. Keduanya terlihat sangat harmonis saat saling duduk berdampingan di taman Mansion, menikmati makan malam dibawah terangnya cahaya bintang.“Tuan, boleh aku bertanya sesuatu padamu?“ tanya Sheila.Kaisar hanya berdeham menanggapi pertanyaan itu dan melanjutkan acara makannya. Entah mengapa, nasi goreng buatan Sheila yang di padukan dengan omlet sederhana terasa begitu nyaman di lidah.“Jika kau menganggap aku sebagai anak seorang pembunuh seperti yang kau katakan waktu itu, kenapa kau tidak membunuhku dan malah menikahiku?“ celetuk Sheila.Kaisar menghela napas sejenak sebelum menjawab pertanyaan Sheila, “Aku ingin melihat orang tuamu menangis darah kala putri tercintanya hidup dengan sangat menderita di tanganku.“She

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-14
  • Pernikahan Karena Dendam   Dasar perempuan!

    Rasanya benar-benar aneh, kala Sheila tiba-tiba digandeng dengan begitu lembut oleh suami jahatnya. Sampai-sampai Sheila menepuk pipinya berkali-kali untuk menyadarkannya dari mimpi yang terasa begitu indah dan mengagumkan.Kapan lagi Kaisar bisa bersikap lembut padanya. Selama perjalanan dari paviliun menuju ruang tamu Mansion, Kaisar dan Sheila saling lirik dengan tatapan yang... Penuh kerinduan.Mata bulat dengan manik biru milik Sheila yang ditatap hari ini, membuat Kaisar seperti mengulang kembali kejadian di masa lalu. Atau mungkin dirinya hanya berhalusinasi?“Tuan, aku tau kau ini sangat ingin menggandengku dihadapan orang asing. Tapi tidak bisakah kau sedikit pelan-pelan jalannya, “gerutu Sheila.Bagaimana tidak menggerutu? Keduanya sudah seperti orang yang tergesa-gesa untuk mengantre beras gratis.Kaisar berdecak sebal, gadis ini terlalu percaya diri. Jika saja dia tak ingin cari muka untuk kesan yang baik dihadapan kawan men

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-16
  • Pernikahan Karena Dendam   Mungkin cemburu,

    Kaisar tengah menemani Marisa berbelanja. Sesuai keinginan wanita itu, merekapun akhirnya shopping dan membeli tas yang diinginkan oleh Marisa di salah satu mall terbesar di pusat kota.Walaupun menggerutu, Kaisar tetap mengikuti kemana kekasihnya itu pergi. Barang belanjaan sudah menumpuk seperti anakan gunung sampai Kaisar kuwalahan membawanya seorang diri. Sedangkan Marisa, wanita itu hanya berlari kesana kemari mengambil apapun yang dia suka. Tentu saja apapun. Karena, semua yang dia beli akan dibayar oleh Kaisar.Huh ....Kaisar menghembuskan napas kasar. Dirinya benar-benar lelah mengikuti kemauan Marisa. Membeli ini dan itu, berjalan ke sana kemari hingga Kaisar kelelahan.Pria itu akhirnya memutuskan untuk beristirahat sejenak di sebuah kafe dan tak memerdulikan kekasihnya yang sibuk dengan acara foya-foya.Sibuk berdiam diri sambil melihat orang-orang yang berlalu lalang, mata Kaisar menangkap siluet tubuh seseorang yang sangat dia ken

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-16
  • Pernikahan Karena Dendam   Asam garam kehidupan

    Wanita itu menatap Sheila dengan tatapan rindu. Terlihat jelas dari air mata yang menggenang di pelupuk, Sheila segera merengkuh tubuh renta itu dengan ribuan kasih sayang.“Mom,“ cicit Sheila.“K-kau, kem-bali?“ kata wanita itu terbata. Stroke disease yang diderita membuatnya lumpuh dan sulit bicara.“Ya, Mom. Sheila kembali sesuai janjiku dua tahun yang lalu.“ Sheila memeluk wanita yang disebutnya sebagai mommy itu dengan erat.“Sheila, daddy senang kau kembali menemui kami setelah sekian lama. Sepertinya, keadaanmu pun sudah baik-baik saja,“ kata seorang pria parubaya yang tak lain adalah suami dari wanita yang sedang dalam pelukan Sheila itu.“Maafkan aku yang harus pergi dari kalian, kejadian itu membuatku cukup takut, Mom, Dad.“ Sheila melepaskan pelukannya kemudian beralih memeluk pria paruh baya itu.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-18
  • Pernikahan Karena Dendam   Cemburu?

    Malam semakin larut, kala Sheila sudah selesai dengan acara makan malamnya. Gadis malang itu kembali ke dalam kamar dalam keadaan yang ...entahlah.Nafas yang memburu, penampilan yang acak-acakan serta darah yang mengalir dari hidung dan telinganya.“Kenapa sakit sekali. Ya Tuhan, tolong jangan buat aku semakin tersiksa," rintih gadis itu.Darah segar mengalir dari hidungnya tanpa henti. Rasa sakit, berkunang-kunang dan pening yang mendera, membuat gadis itu semakin kelabakan mencari sesuatu di dalam tas. Namun, sepertinya gadis itu tak menemukan apa yang dia cari. Dalam minimnya penglihatan Sheila sekarang, gadis itu cukup kesulitan mencari obatnya.Obat berwarna putih yang biasa dia konsumsi, dan biasa dia simpan di dalam tas.Tapi tunggu.Pikirannya menelisik ke beberapa waktu yang lalu, dimana Kaisar tiba-tiba merasakan sakit dan ...

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-19
  • Pernikahan Karena Dendam   Pagi yang penuh sensasi

    Sheila sampai mengedipkan mata beberapa kali. Bukan karena apa, tapi dirinya benar-benar terkejut kala tiba-tiba mendapatkan tawaran untuk tidur satu kamar dengan suaminya.Dia bahkan merasa sebentar lagi matahari akan terbit dari selatan.Apakah ini mimpi?Bukan, Ini kenyataan. Pada dasarnya, ucapan Kaisar disebabkan karena rasa cemburu pada sosok Ibra. Calon dokter yang menangani Sheila hari ini. Pria itu benar-benar muak dan jengah melihat betapa dekatnya istri kecil yang dibencinya itu dengan sang dokter.Andaikan Kaisar tahu, hal lain yang ditutupi Sheila dari dirinya adalah sebuah rasa sakit yang sedang Sheila pupuk untuk penyesalan Kaisar di masa depan.Dengan langkah yang gembira, gadis cantik itu berjalan menuju ke lantai paling atas. Di mana tempat Kaisar tidur berada. Kamar utama adalah kamar yang tak pernah boleh disentuh siapa pun, tak terkecuali Marisa Jie kekas

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22

Bab terbaru

  • Pernikahan Karena Dendam   Kemarahan Kaisar

    Kaisar mengepalkan tangannya kuat dia benar-benar marah kali ini, “Kau pikir kau siapa seenaknya meminta kami bercerai Jangan karena kalian memiliki sebagian kenangan di masa lalu membuatmu merasa berhak atas istriku,” kata Kaisar.“Oho, calm down, Man. Ini pasti salah paham,” kata Gamma.“Salah paham kepalamu, dia jelas-jelas minta kami bercerai apa kau tuli,” teriak Kaisar pada gamma.“Kau pasti cemburu kan,” tuduh Kaisar lagi pada Rafael.Sheila memijit pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut, baik Kaisar maupun Rafael sama-sama keras dalam pendirian.“Kau pikir kau siapa? Keluarganya? Bukan, kan. Kau itu hanya orang asing yang kebetulan pernah menjalin kasih dengan istriku. Asalkan kau tahu, saat ini Sheila sedang mengandung anakku.”“Apa itu benar, Sheila? Kau sedang mengandung?” tanya Rafael dengan suara tercekat.Sheila hanya menunduk, menarik napas dalam

  • Pernikahan Karena Dendam   Cerai

    Seorang wanita bercadar merah berjalan dengan angkuh dihadapan manusia yang menunduk memberikan hormat padanya. Dia adalah Queen. Seorang mafia kakap yang namanya bukan lagi recehan. Queen masih berusia belasan, namun darah psychopat yang dia miliki mengalirkan aura yang mencekam.Seorang pria menghampirinya dengan tatapan lembut, "Honay, sudah lama kau tidak datang kemari. Apa kau merindukanku?" tanya Leon. Dia adalah pimpinan dari klan Tiger. Mafia yang bergerak dalam bidang 'Eksekusi' atau pembunuh bayaran."Aku ada perlu denganmu, Lee," kata Queen."Baiklah. Kalian semua keluar! Aku ingin bicara empat mata dengan Queen." Mendengar perintah dari bosnya, anak buah Tiger langsung mengundurkan diri. Kini hanya ada Leon dan Queen saja dalam ruangan itu."Tidak perlu banyak basa-basi, aku ingin informasi tentang penyerangan di jalan cempaka pagi tadi," kata Queen dengan wajah datar dan mata

  • Pernikahan Karena Dendam   Citra

    Jalanan yang sepi di manfaatkan oleh penjahat itu untuk melakukan aksinya. Mereka menodongkan senjata pada orang-orang di dalamnya. Kaisar menatap Matt dan Sheila secara bergantian. Sebagai seorang pria, tentu saja dia harus turun dan melindungi istrinya. Akan tetapi bagaimana dengan ....“Kalian di sini saja, biar aku yang turun,” ucap Sheila mencengangkan.“Tetap di sini, ini urusan laki-laki,” sanggah Kaisar kemudian bergegas turun di ikuti Matt dan sang sopir.“Kita lihat, pertunjukan apa yang akan tayang kali ini,” kekeh Sheila kemudian kembali fokus pada ponsel.Di depan sana, Kaisar dan Matt menatap nyalang para pria pemegang senjata api itu, “Apa yang kalian inginkan?” tanya Kaisar.“Istrimu, berikan dia pada kami maka kau akan selamat,” ucap salah seorang dari dua pria itu.“Kenapa harus istriku?”“Karena ....”“Bukan urusanmu

  • Pernikahan Karena Dendam   Serangan pertama !

    Kaisar sedang menemani Sheila memasak di dapur. Setelah kejadian dua bulan yang lalu, kini hubungan keduanya terlihat mulai membaik. Kaisar yang sudah tak lagi menyiksa Sheila, bahkan lebih sering menggoda dengan segala kekonyolannya. Sheila juga menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri. Meskipun para maid belum kembali, Sheila tak pernah mengeluh dan menjalankan setiap pekerjaan rumah dengan baik dan benar.“Kenapa kau masih disini? Pergilah. Aku tidak mau kau menghabiskan masakanku sebelum dihidangkan,” kata Sheila.Ya. Pagi tadi saat Sheila menyiapkan sarapan. Kaisar sudah menghabisi ayam mentega masakannya sebelum dihidangkan. Bahkan pria itu mencomot nasi goreng yang masih berada dalam wajan.“Kau berbelanja dengan uangku. Kenapa aku tidak boleh menghabiskan masakanmu?” jawab Kaisar.“Oh, ayolah suamiku. Kau harus berangkat kerja,” kata Sheila.“Aku akan libur hari ini,” jawab K

  • Pernikahan Karena Dendam   Kaisar Omes

    Kaisar berdiri di sebuah taman yang tampaknya sedikit asing. Anak-anak muda sedang lalu lalang sambil berpegangan tangan pada pasangan masing-masing. Seorang gadis dengan dress brokat berwarna peach menghampiri seorang pria yang sedang duduk di salah satu bangku dengan sebuah buket bunga dan di tangannya, “Halo, Kak Kaisar. Rose datang. Sesuai janji, jam tiga sore.”Gadis itu berbicara dengan riang. Wajahnya tampak begitu ayu dengan riasan tipis terkesan natural itu.“Tapi kau terlambat tiga menit,” ucap pria itu. Pria yang duduk memunggungi Kaisar.Kaisar melihat punggung yang tak asing baginya itu. Seperti Dejavu yang mengingatkan pada satu hal, tapi apa?Saat pria itu berbalik, Kaisar tersentak ketika melihat dirinya sendiri. Ya, pria itu adalah Kaisar sendiri Namun, dengan versi remaja. Sedangkan gadis kecil itu terlihat seperti anak SMP atau mungkin awalan SMA.“Kau ini, aku hanya terlambat tiga menit. Bukan tiga

  • Pernikahan Karena Dendam   Kilasan abu abu

    Kaisar menggeram kesal sambil mengepalkan tangan kuat-kuat. Pandangan di hadapannya begitu menyesakkan. Apalagi ditambah dirinya yang tak bisa kembali ke rumah saat ini.Mengintai sang istri dari ponsel dan CCTV rumah berujung penyesalan, kala Sheila dengan gamblang memeluk pria lain di belakangnya. Tersenyum dengan lembut, tertawa begitu lepas. Semuanya membuat Kaisar begitu gerah. Andai saja dia tak harus pergi ke London saat ini, Kaisar pasti akan mencincang habis pria itu dan juga Sheila.“Gadis kecil ini membuatku gila. Astaga, berani sekali dia bermain main di belakangku. Memeluk pria lain, tertawa haha-hihi dan sebagainya. Arrghhh, aku akan memberimu hukuman yang setimpal setelah aku kembali dari sini,” kata Kaisar sambil terus memandangi ponselnya.“Tuan, apa saya perlu meminta bodyguard untuk mengusir pria itu jika memang Anda merasa keberatan?” tanya Matt.“Ya, aku sangat keberatan. Bisa-bisany

  • Pernikahan Karena Dendam   Tabir masalalu

    KA'PropertiKaisar tengah duduk dengan tampang serius menghadap kearah laptop. Jari-jarinya tak kunjung berhenti menekan tombol-tombol keyboard yang berjajar rapi. Matt masuk dengan Diana sekretaris Kaisar,“Tuan, meeting dengan Smithsun Group akan diadakan di lantai 15. Mungkin, 30 menit lagi Tuan Betrand akan tiba disini, “kata Diana.“Siapkan materinya, beri tahu aku jika mereka sudah datang, “kata Kaisar.“Baik, Tuan! “Seorang Pria muda tengah menatap bangunan tinggi menjulang yang katanya adalah milik seorang pengusaha kaya raya. Namun, bukan itu yang membuatnya datang kemari. Melainkan masalah hati.Raffael Smith, Mantan kekasih Sheila datang!“Tuan muda, apa anda yakin jika Nona Sheila ada disini? “tanya supir.“Kata Ibra, gadis payah itu ada disini. Coba kah tanyakan pada penjaga, “titah Raffael kemudian. Dengan patuh, sang supir pu

  • Pernikahan Karena Dendam   Pagi yang penuh sensasi

    Sheila sampai mengedipkan mata beberapa kali. Bukan karena apa, tapi dirinya benar-benar terkejut kala tiba-tiba mendapatkan tawaran untuk tidur satu kamar dengan suaminya.Dia bahkan merasa sebentar lagi matahari akan terbit dari selatan.Apakah ini mimpi?Bukan, Ini kenyataan. Pada dasarnya, ucapan Kaisar disebabkan karena rasa cemburu pada sosok Ibra. Calon dokter yang menangani Sheila hari ini. Pria itu benar-benar muak dan jengah melihat betapa dekatnya istri kecil yang dibencinya itu dengan sang dokter.Andaikan Kaisar tahu, hal lain yang ditutupi Sheila dari dirinya adalah sebuah rasa sakit yang sedang Sheila pupuk untuk penyesalan Kaisar di masa depan.Dengan langkah yang gembira, gadis cantik itu berjalan menuju ke lantai paling atas. Di mana tempat Kaisar tidur berada. Kamar utama adalah kamar yang tak pernah boleh disentuh siapa pun, tak terkecuali Marisa Jie kekas

  • Pernikahan Karena Dendam   Cemburu?

    Malam semakin larut, kala Sheila sudah selesai dengan acara makan malamnya. Gadis malang itu kembali ke dalam kamar dalam keadaan yang ...entahlah.Nafas yang memburu, penampilan yang acak-acakan serta darah yang mengalir dari hidung dan telinganya.“Kenapa sakit sekali. Ya Tuhan, tolong jangan buat aku semakin tersiksa," rintih gadis itu.Darah segar mengalir dari hidungnya tanpa henti. Rasa sakit, berkunang-kunang dan pening yang mendera, membuat gadis itu semakin kelabakan mencari sesuatu di dalam tas. Namun, sepertinya gadis itu tak menemukan apa yang dia cari. Dalam minimnya penglihatan Sheila sekarang, gadis itu cukup kesulitan mencari obatnya.Obat berwarna putih yang biasa dia konsumsi, dan biasa dia simpan di dalam tas.Tapi tunggu.Pikirannya menelisik ke beberapa waktu yang lalu, dimana Kaisar tiba-tiba merasakan sakit dan ...

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status