Suzy mulai menonton video dalam email.Matanya tiba-tiba menegang.Di ruangan yang redup, seorang anak berusia tiga tahun dirantai ke dinding, dan tubuhnya terlihat ada banyak noda.Suzy tidak bisa melihat dengan jelas tetapi dapat membayangkan semua itu adalah darah ...Anak itu gemetar dan menangis kesakitan, dan terus menerus berteriak "Mama".Meskipun suaranya sangat lemah, Suzy bisa mengenali itu adalah suara putranya!Melihat anaknya disiksa seperti ini dengan matanya sendiri, Suzy merasa lebih menderita daripada beberapa hari yang lalu.Terutama ketika melihat lengan kanan anak itu terkulai lemah di samping, tetapi tidak ada telapak tangan!Tiba-tiba, dia teringat dengan paket yang dikirimkan sebelumnya, dia terkejut.Bukankah itu tangan Welly?Mengapa seperti ini?Hati Suzy seperti diiris-iris pisau, sangat sakit dan kacau.Layar video tiba-tiba menjadi gelap, dan tidak bisa melihat apa pun, hanya terdengar suara dingin Melisa Han bergema,"Suzy, apakah kau menyukai tangan yang
"Robert Calvin, aku adalah Ibu Welly, meskipun aku memberikan putraku, tidak berarti kau bisa menyembunyikan sesuatu dariku." Suzy tiba-tiba menjadi serius, mengingatkannya, dan sekaligus menegaskan, "Tangan yang dikirimkan waktu itu, benar bukan tangan Welly?"Robert Calvin merasa curiga, tetapi menjawab dengan tulus, "Bukan."Dia sepertinya sudah menyadari ada yang tidak beres dengan Suzy, dan merasa agak khawatir, jadi dia bertanya, "Mengapa kau menanyakan ini lagi? Apakah Melisa Han memberimu sesuatu lagi? Atau ...""Tidak ada." Suzy langsung menyela dan menutup telepon.Jawaban Robert Calvin membuatnya mengerti, dia tidak bisa mendapatkan informasi apa pun dari mulutnya.Robert Calvin tidak akan mengatakan apa pun padanya.Kalau begitu, Suzy akan mencari jawabannya sendiri.Tatapan Suzy jatuh pada laporan di depannya."Nona Suzy, Anda akan keluar?"Ketika pengawal melihat Suzy keluar, ekspresinya tiba-tiba menjadi tegang.Suzy mengangguk dan berkata, "Aku merasa terlalu bosan berd
Mendengar pertanyaan dari pengawal, Suzy mengangguk, tetapi tidak ingin mereka mengikutinya."Tunggu aku di sini, aku akan segera kembali."Dua pengawal mengikutinya dari belakang.Suzy mengerutkan alisnya dan berbalik, "Bukankah aku sudah memberitahu kalian untuk tidak mengikutiku?""Nona Suzy … ini adalah perintah Tuan Muda Calvin, kita harus selalu melindungi keselamatan Anda.""Melindungi atau mengawasi?" Suzy menatap dengan tajam.Kedua pengawal itu saling berpandangan.Pada saat ini, terdengar suara yang terkejut, "Suzy?!"Suzy langsung menoleh, dan melihat Barbie Xin sedang menatapnya dengan heran.Barbie Xin mengira Suzy akan pergi cukup lama setelah berpamitan hari itu, dia tidak menyangka akan melihatnya di rumah sakit.Dia segera melangkah maju, dan menatapnya dengan mata berbinar, "Suzy, aku ada hal mendesak yang memerlukan bantuanmu!"Suzy hanya ingin menyelesaikan urusannya sesegera mungkin, tetapi dia berpikir Barbie Xin pernah menyelamatkan jiwanya, selain itu, dia juga
"Sudah tidak apa-apa sekarang." Suzy berkata, kemudian menyeka keringat di keningnya, dan melirik pintu operasi di kejauhan, kedua pengawal masih mengawasinya dari luar.Suzy berbalik dan menatap Barbie Xin.Barbie Xin mengenakan setelan asisten berwarna biru, sedangkan dia mengenakan baju ahli bedah berwarna hijau.Suzy memutar otaknya dan berkata, "Nona Xin, aku ingin meminta bantuanmu."Beberapa menit kemudian, lampu di ruang operasi masih menyala, pengawal masih menunggu di luar pintu."Barbie Xin" pergi lebih dulu karena ada urusan.Dia mengenakan masker, dan pakaiannya yang lebar menutupi tubuhnya. Pengawal hanya mengenali pakaian, jadi tidak merasa curiga.Suzy pergi ke kantor direktur bagian otopsi.Suzy melempar laporan otopsi ke atas meja, dan menatap pria paruh baya di depannya dengan dingin."Apakah kalian yang mengeluarkan laporan ini?"Ketika Suzy melepas masker, pria paruh baya itu langsung mengenalinya.Melihat laporan di atas meja lagi, dia memahami apa yang terjadi."
Ketika memikirkan penderitaan putranya, Suzy sangat marah dan tidak bisa tenang.Dia menekan tombol dengan kasar, dan langsung memaki, "Robert Calvin, apa yang kau janjikan padaku? Apakah kau mengakui Welly sebagai putra mu? Jika kau tidak ingin menyelamatkannya, tidak perlu berbohong padaku!""Suzy, kau ..."Dia tidak memberi Robert Calvin kesempatan untuk berbicara, dan berkata dengan ketus, "Aku tidak memerlukan kau menyelamatkan Welly, kau juga jangan mengakui sebagai ayah Welly lagi!"Setelah berbicara, dia menutup telepon dengan marah.Robert Calvin mengerutkan alisnya.Dia hanya meminta seseorang untuk membuatkan laporan palsu, mengapa wanita itu tidak mau dia menyelamatkan putranya?Wajah Robert Calvin tampak tertekan.Tapi ekspresinya segera menjadi serius.Sikap Suzy hari ini sangat aneh.Ketika menelponnya sebelumnya, dia mengajukan beberapa pertanyaan yang aneh. Kemudian, dia berkata ingin menjenguk ibunya di rumah sakit, yang jelas hanya merupakan kedok untuk menyelidiki l
"Tidak bisa!"Robert Calvin langsung menyangkalnya.Dia sudah menonton videonya, tetapi karena tangan yang dikirim Melisa Han adalah tangan palsu, maka dia juga mencurigai konten dalam video ini."Aku akan menyuruh Wolter memeriksa keaslian video ini terlebih dahulu, jangan khawatir," kata Robert Calvin dengan tenang.Suzy mungkin bisa masih mempercayai dia sebelumnya.Tapi setelah laporan palsu itu, dia benar-benar kehilangan kepercayaan pada Robert Calvin.Selain itu, apakah dia masih menunggu sekarang?Jika tunggu lebih lama lagi, Melisa Han entah akan memotong tangan dan kaki Welly yang mana.Suzy tidak ingin dihalangi Robert Calvin. Dia meliriknya dengan sinis, lalu membuka pintu di sisi lain.Sikap tegas Suzy membuat Robert Calvin sangat kesal. Dia ingin menariknya kembali, tetapi Wolter membungkuk di jendela dan menyerahkan ponsel padanya."Tuan Muda Calvin, ini Melisa Han."Robert Calvin segera berteriak pada Suzy: "Panggilan dari Melisa Han, apakah kau tidak ingin mendengarkan
Suzy menjadi ragu, apakah dia salah paham dengannya.Bukankah Robert Calvin selalu ingin merebut Welly darinya? Pikirannya sangat kacau karena mengkhawatirkan Welly, Suzy tidak bisa berpikir dengan tenang, jadi langsung bertanya, "Lalu apa lagi yang kau inginkan?"Robert Calvin menatapnya dan hampir menyebutkan “Kamu!”Namun, melihat Suzy mengernyit dengan tidak sabar, Robert Calvin menelan kata itu kembali.Dia mengubah topik pembicaraan dan mengingatkan, "Jika aku dapat membawa Welly kembali dengan aman dan sehat kali ini, jangan lupa dengan janjimu."Apa yang dia janjikan ... Bukankah untuk menyerahkan putranya dan membiarkan Robert Calvin menjadi ayah Welly?“Aku akan memenuhi janjiku jika tidak terjadi apa-apa pada Welly!” Dia menatap ponselnya dengan sakit hati.Welly sudah disiksa seperti ini, mana mungkin aman dan sehat?Ketika Suzy sedang berpikir, ponselnya tiba-tiba diambil."Selanjutnya, serahkan tugas menyelamatkan Well padaku, kau hanya perlu melihatnya!"Robert Calvin
Di samping gadis itu, Vermont melirik video dan segera membuang muka, lalu menatap temannya Robert Calvin yang duduk di seberangnya."Janet sudah akan melahirkan, Robert Calvin, jika bukan karena kau adalah temanku, aku tidak akan membiarkan kau menunjukkan gambar berdarah ini padanya." Vermont mengingatkan dengan ketus.Janet Ning menoleh dan melirik Vermont, "Ini sebuah gambar berdarah? Ketika aku bersama Kakak Shuang, tiada hari tanpa darah dan kekerasan."Gadis itu menjilat bibirnya sambil bernostalgia. Vermont berkata dengan agak tak berdaya, "Janet, apakah kau masih tidak melepaskan masa lalu?"Janet Ning tersenyum, tetapi tidak menjawab. Dia memutar laptop ke Suzy dan Robert Calvin di seberang.Janet Ning berkata, "Lihatlah, video itu sudah diedit, ini adalah video aslinya."Suzy segera melihat video yang sudah dianalisis.Cahaya video aslinya jauh lebih terang, dan tidak tampak begitu mengerikan. Meskipun masih tidak bisa melihat wajah anak itu dengan jelas, dia bisa melihat de
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny