Daniel menatap Stanson dengan rasa penasaran.Begitu mendengar pertanyaan Daniel, semua orang baru menyadari hal ini dan melihat ke sekeliling."Di mana anaknya Ratu?" Seseorang bertanya kepada Eileen.Eileen refleks menatap Adipati Stanson. Setelah diberikan aba-aba, Eileen pun menjawab, "Sekarang anaknya Ratu berada di tempat yang aman. Aku tidak membawanya karena takut disakiti Roger.""Berarti orangnya tidak ada di sini? Sepertinya kalian terlalu terburu-buru ingin menurunkan Roger dari takhta." Daniel menatap wajah tua Stanson, lalu bertanya secara frontal, "Adipati Stanson, kamu memperjuangkan posisi ini demi Ratu Elizabeth atau dirimu sendiri?"Sesaat mendengar pertanyaan Daniel, semua orang langsung terdiam dan ekspresi mereka sontak berubah.Melihat perubahan ekspresi yang drastis, Daniel telah memiliki jawabannya ....Tampaknya tidak semua orang di sini memercayai ucapan Stanson. Mereka datang karena Stanson sudah lebih dulu memberi tahu mereka mengenai kematian Ratu Elizabet
Sesaat selesai bicara, Percy langsung merintih kesakitan.Daniel mengepalkan tangan dan meninju perut Percy tanpa ampun. "Siapa bajingan? Ayahnya masih berada di sini.""Daniel!" Percy menegakkan tubuh sambil menggertakkan gigi.Ketika Percy hendak mengeluarkan pistol yang ada di punggung, Daniel berkata dengan tenang, "Coba saja tembak kalau ingin generasimu terputus. Aku sudah tua, aku tidak keberatan menukar nyawaku dengan nyawa anak muda."Daniel sangat menyebalkan! Dengan kemarahan yang masih menyulut, Percy terpaksa menyimpan kembali pistolnya.Kemudian dia menarik napas panjang dan berusaha menenangkan diri, lalu memerintahkan pengawalnya, "Kalian, bawa Daniel dan ikut aku."Kedua pengawal tampak ragu-ragu. Daniel adalah seorang jenderal yang terkemuka, siapa yang berani sembarangan menyentuhnya?Namun Daniel tidak membangkang, Lance telah mencari cara untuk menyelamatkannya. Hanya saja Daniel agak terkejut mengetahui Lance yang sanggup menangkap Colin.Percy membawa Daniel untu
"Cepat jalan!" Percy menarik Daniel dengan tidak sabar.Roger menatap Daniel yang beranjak pergi. Kalimat Daniel tadi bagaikan cahaya yang menyemangati Roger. Roger berusaha menenangkan diri, lagi pula tidak semua orang di sini memercayai Stanson."Semuanya, aku berjanji akan membawa anak mendiang Ratu untuk menemui kalian. Tapi aku memerlukan 2 hari untuk membawanya ke sini. Jadi, selama 2 hari ini tolong temani Raja Roger di sini."Sesaat selesai bicara, Stanson langsung pergi tanpa memedulikan masa yang marah. Stanson hanya meninggalkan beberapa orang pengawal untuk berjaga di depan pintu. Tak ada seorang pun yang boleh keluar dari tempat ini."Yang Mulia Raja." Benson telah menenangkan diri, dia tetap adalah tangan kanan Roger yang setia.Ketika melihat ke seluruh ruangan, Benson baru menyadari hanya sebagian orang yang disekap bersama di sini. Sebagian pengikut setia Stanson pergi bersamanya, sedangkan orang-orang yang ditinggalkan di sini adalah mereka yang belum sepenuhnya meme
Di Pelelangan Baren.Suzy baru saja selesai memberikan perawatan akupunktur kepada Elizabeth. Ketika membereskan badan dan hendak pergi, seorang pengawal masuk dengan tergesa-gesa.Pengawal tersebut bahkan tidak sempat mengetuk pintu.Setelah Suzy keluar, pengawal tersebut langsung menutup pintu. Suzy tidak langsung pergi, dia menghentikan langkahnya dan memasang telinga untuk mendengar pembicaraan di dalam kamar."Nyonya, Raja Roger telah berhasil dikendalikan. Tuan Besar menyuruhmu kembali.""Aku tidak mau," jawab Elizabeth dengan ketus."Kalau Anda menolak, Tuan Besar ...."Setelah dibujuk dan diancam, akhirnya Elizabeth menyerah dan menyetujuinya.Sesaat mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke pintu, Suzy langsung pergi dan kembali ke laboratorium.Suzy agak terkejut saat memikirkan ucapan pengawal tadi. Raja Roger .... Apakah terjadi sesuatu kepada Negara Filic?Kenapa Stanson buru-buru menyuruh Elizabeth pulang? Oh iya, Elizabeth adalah anggota kerajaan ....Suzy tersentak,
"Andre, kamu serius?" Suzy mengalihkan tatapannya kepada Andre."Apakah aku kelihatan bercanda?" Andre menjawab dengan dingin, lalu membuka rekaman video yang lain. "Ini rekaman yang aku dapatkan di arena gladiator. Sepertinya kamu sangat mencemaskan pria ini?"Suzy mengerutkan alis sambil menjawab dengan tenang, "Dia adalah orang negara Sanggola, sama seperti aku. Aku tidak mengenal dia.""Kamu kira aku sama seperti Elizabeth yang bisa dibohongi dengan mudah?" Andre menekankan ucapannya dan menatap Suzy dengan tajam. "Kamu pilih sendiri, mau mengaku atau jangan sampai aku menangkap pria itu dan memaksanya bicara. Jika itu terjadi, kamu juga bakal ikut menderita."Suzy tersenyum kecil, dia sama sekali tidak merasa terancam. "Terserah kamu saja. Aku tidak mengenal dia."Melihat Suzy yang keras kepala, Andre pun mengancamnya, "Sebentar lagi Elizabeth akan meninggalkan pulau. Setelah dia pergi, aku ingin lihat siapa yang dapat melindungimu."Setelah selesai bicara, Andre mendengus dingin
Suzy berpura-pura tidak melihat reaksi Lukito, dia lanjut berkata, "Andre, Jacques, Elizabeth, kamu mendengarkan mereka semua. Oleh sebab itu mereka merasa bisa memerintahmu seenaknya."Lukito terdiam, ucapan Suzy bagaikan gunting yang memotong belenggu di hatinya.Lukito sudah lama bekerja di pulau ini, bahkan dia datang bersama Jacques dan yang lainnya. Namun pada akhirnya Bos Besar menyuruh Jacques untuk mengurus arena gladiator, Andre mengurus pelelangan, sedangkan Lukito hanya menjadi kepala pengawal.Meskipun Lukito memerintah ratusan orang, semua atasan memerintahnya sesuka hati. Lukito tak berdaya, dia harus mendengarkan perintah mereka semua."Pikirkan baik-baik, di antara ketiga orang itu, siapa yang bisa memberikanmu keuntungan paling besar?"Kalau berbicara kekuatan, tidak ada yang bisa menandingi Jacques. Dia memimpin puluhan mutan yang kuat.Kalau berbicara kekayaan, tentu Andre adalah yang paling kaya. Bagaimanapun dia mengelola pelelangan.Namun kedua orang itu selalu m
"Terima kasih," jawab wanita itu dengan suara serak.Suzy tersenyum lebar sangat mendengar jawabannya. "Apa katamu?"Hanya manusia normal yang bisa mengucapkan terima kasih! Berarti kondisi psikis wanita ini sudah kembali normal?Suzy menatap cairan obat yang dipegang, apakah obat ini sungguh bisa menyelamatkan para mutan?Kakek Ambar pasti senang mendengar berita ini. Suzy berusaha menahan gejolak kegembiraan, lalu lanjut menyuntikkan obat ke setiap mutan. Semoga mereka semua dapat segera pulih.Suzy masih ingin berbicara dengan wanita itu, tetapi wanita itu terlihat lemas dan kelelahan. Bahkan untuk mengucapkan terima kasih pun memerlukan energi yang besar.Tak berapa lama, wanita itu menyebutkan kata dokter, seperti ingin memanggil nama Suzy.Suzy tidak ingin memaksa wanita ini. "Pelan-pelan, jangan dipaksa. Istirahat dulu saja."Setelah bicara, Suzy kembali ke meja kerja dan lanjut melakukan penelitian. Suzy membelakangi wanita itu. Dia tidak melihat bahwa wanita yang telah pulih i
Meskipun Jacques dan Elizabeth memang sering bertengkar, Suzy merasa ada yang aneh dengan masalah ini. Kalaupun Jacques sangat membenci Elizabeth, dia tidak mungkin sampai berani membunuh.Suzy yakin, ada sesuatu yang tidak beres.Sesampainya di lokasi, Suzy langsung bisa menebak apa yang telah terjadi saat melihat pria paruh baya yang mengenakan topeng.Suzy melirik Kakek Ambar sekilas, lalu menoleh ke arah Andre yang sedang berjalan mendekat."Cepat, selamatkan Elizabeth! Kalau kamu tidak bisa menyelamatkannya, kamu akan mati bersamanya!" Suzy merasa agak tertekan menghadapi tekanan yang diberikan Andre.Tampaknya kematian Elizabeth berpengaruh besar pada rencana mereka.Suzy beranjak ke samping tidur. Saat melihat wajah Elizabeth yang memucat, Suzy memeriksa denyut nadinya selama beberapa saat."Detak jantungnya sudah berhenti." Suzy menggelengkan kepala, lalu menatap Jacques yang tampak gugup. "Kamu membunuh Nyonya?"Sesaat mendengar tuduhan tersebut, Jacques langsung memelototi Su
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny