Meskipun Jacques dan Elizabeth memang sering bertengkar, Suzy merasa ada yang aneh dengan masalah ini. Kalaupun Jacques sangat membenci Elizabeth, dia tidak mungkin sampai berani membunuh.Suzy yakin, ada sesuatu yang tidak beres.Sesampainya di lokasi, Suzy langsung bisa menebak apa yang telah terjadi saat melihat pria paruh baya yang mengenakan topeng.Suzy melirik Kakek Ambar sekilas, lalu menoleh ke arah Andre yang sedang berjalan mendekat."Cepat, selamatkan Elizabeth! Kalau kamu tidak bisa menyelamatkannya, kamu akan mati bersamanya!" Suzy merasa agak tertekan menghadapi tekanan yang diberikan Andre.Tampaknya kematian Elizabeth berpengaruh besar pada rencana mereka.Suzy beranjak ke samping tidur. Saat melihat wajah Elizabeth yang memucat, Suzy memeriksa denyut nadinya selama beberapa saat."Detak jantungnya sudah berhenti." Suzy menggelengkan kepala, lalu menatap Jacques yang tampak gugup. "Kamu membunuh Nyonya?"Sesaat mendengar tuduhan tersebut, Jacques langsung memelototi Su
Andre menatap Suzy dengan ekspresi datar. "Kamu memiliki kemampuan medis yang tinggi. Setiap hari kamu juga memberikan pengobatan kepada Elizabeth."Jacques langsung menimpali, "Benar! Tadi aku dan Elizabeth hanya mengobrol, tapi tiba-tiba dia mengamuk dan memakiku. Karena kesal mendengarnya, aku mendorongnya."Suzy tertawa mendengarnya. "Elizabeth tidak boleh stres. Setiap memberikan pengobatan, aku selalu menyuruhnya untuk menenangkan diri. Jacques, kamu pasti mengatakan sesuatu yang membuatnya emosi."Jacques memelototi Suzy. "Aku hanya berpesan kepadanya untuk mematuhi perintah Bos Besar. Aku tidak mengatakan apa-apa.""Semuanya hanya ucapanmu sendiri, tidak ada yang tahu kebenarannya." Sekarang Elizabeth telah tiada, tampaknya Andre yang berkuasa."Tuan Andre, Nyonya Elizabeth telah tiada. Kalau kamu meminta penjelasan dariku, sayangnya kamu salah orang. Aku adalah dokter yang diundang oleh atasanmu. Dia mengandalkanku untuk meneliti obat yang diminta. Kalau membunuhku, bagaimana
Selain kesal, Lukito juga merasa tidak berguna. Dia tidak berdaya saat Andre memutuskan secara sepihak untuk menghabisi ketiga pengawal Lukito.Suzy mengamati Lukito, lalu menarik kembali tatapannya dan memerintahkan keempat pengawal yang ditinggalkan Andre untuk berjaga, "Tolong bantu aku. Pindahkan jasadnya ke sofa."Awalnya para pengawal enggan, tetapi Kakek Ambar pun angkat bicara, "Lakukan sesuai perintahnya. Kalau dia gagal, takutnya semua orang yang di ruangan ini tidak akan selamat."Sesaat mendengar ucapan Kakek Ambar, dua orang pengawal langsung bergerak untuk memindahkan jasad tersebut. Di saat bersamaan, Suzy dan Kakek Ambar menyerang ke keempat pengawal secara persamaan. Mereka sangat kompak, satu orang melumpuhkan dua orang.Sekarang, di kamar hanya tersisa Lukito seorang.Kakek Ambar ingin menghabisi Lukito, tetapi Suzy mencegatnya."Ka-kalian mau apa?" Lukito ketakutan melihatnya.Suzy berjalan ke depan Lukito dan menjelaskan dengan sabar, "Lukito, jangan takut. Aku ing
Lukito terkejut mendengar nama yang disebutkan Ambar. "Tetua, apa katamu? Adipati Stanson?""Ini ...." Ambar berlagak seolah keceplosan.Suzy langsung menimpali, "Tidak apa-apa, Lukito berpihak kepada kita. Beri tahu saja kepadanya."Di tengah kebingungannya, Suzy kembali menghasut Lukito. "Bos besar adalah Adipati Stanson, petinggi Negara Filic. Saat diundang ke sini, Adipati berjanji akan menjadikanku sebagai salah satu pengurus bila aku berhasil menciptakan obat yang diminta."Lukito terlihat ragu-ragu. "Tapi sebelumnya kamu ...."Suzy tahu apa yang membuat Lukito curiga. Dia menjelaskan sambil tersenyum, "Selain melakukan penelitian, aku juga harus memastikan apakah Jacques dan Andre mencurigakan. Agar tidak ketahuan, aku tidak boleh terlalu angkuh. Kalau begitu datang langsung menunjukkan identitas asliku, mereka berdua tidak akan menunjukkan sifat aslinya.""Andre dan Jacques adalah pengkhianat. Kalau kamu bersedia memberantas kedua pengkhianat itu, aku yakin Adipati akan memberi
"Kakek punya rencana sendiri, kamu tidak perlu cemas." Robert melepaskan tangan Suzy dan berjalan ke arah laboratorium.Suzy mematung di tempat. Dia bergegas mengejar Robert dan bertanya, "Apakah kematian Elizabeth berhubungan dengan kamu?""Harusnya Kakek yang melakukannya," jawab Robert tanpa memalingkan wajah."Pantas saja di tubuh Elizabeth ada bekas darah salamander." Saat memeriksa Elizabeth, Suzy menyadari luka yang ada di ujung jari Elizabeth.Sesampainya di laboratorium, Suzy bergegas mengemas barang-barangnya dan membuka sangkar yang mengurung para mutan."Hati-hati!" Robert terkejut melihat Suzy yang membuka sangkar.Namun tidak disangka, para mutan tidak menyerang Suzy. Sebaliknya, mereka malah kelihatan sangat senang, seolah telah mendapatkan kebebasan.Melihat perubahan sikap para mutan, Robert langsung menatap Suzy."Obat yang aku teliti hampir selesai," Suzy menjelaskan dengan singkat.Kemudian Suzy menatap para mutan dan berkata, "Sekarang ada masalah besar, mereka tid
Mendengar perkataan itu, Robert langsung membuat sebuah keputusan. Dia menarik Suzy sembari berkata, "Ayo pergi."Para mutan itu ragu sejenak, tetapi akhirnya mereka juga mengikuti Robert.Melihat kejadian itu, Kakek Ambar terkejut sejenak, lalu tersenyum. Akhirnya gadis itu telah berhasil, kini semua orang punya peluang untuk selamat. Kakek Ambar mengalihkan pandangannya dengan gembira dan melihat ke sekeliling laboratorium. Setelah itu, dia pun berbalik dan pergi dari tempat itu.Ketika Suzy dan Robert keluar dari ruang laboratorium, Cole sudah menunggu di luar. Melihat kedua orang itu dan para mutan yang mengikuti di belakang mereka, Cole hanya terkejut sejenak. Namun, dia juga tidak banyak berbicara dan langsung berbalik untuk memimpin jalan. Jalan yang dilalui mereka ini letaknya agak tersembunyi. Sebelumnya memang ada beberapa penjaga, tetapi kini mereka semua telah dihabisi.Sepertinya, semua ini adalah ulah Kakek Ambar. Suzy dan Robert saling memandang sejenak, lalu melanjutkan
Kakek Ambar mengangguk kepada Lukito, lalu melihat ke arah yang lainnya lagi dan berkata, "Bawahan Andre dan Jacques banyak dan dilengkapi dengan senjata canggih. Untuk mengalahkan mereka, kita hanya bisa mengandalkan kekuatan dari gudang amunisi."Lukito berkata dengan ragu-ragu, "Tapi, ada bawahan Andre yang menjaga di gudang amunisi itu."Kakek Ambar berkata dengan tegas, "Kalau begitu, kita akan merampasnya!"Lukito terkejut sejenak. Setelah mempertimbangkannya, dia lalu berkata sambil menggertakkan giginya, "Kalian dengar apa yang dikatakan Kakek Ambar? Cepat berangkat ke gudang amunisi!"Saat mereka menuju ke arah gudang amunisi dengan membawa banyak pasukan, pihak Andre juga sudah menerima kabar tersebut.Andre merasa sangat marah. "Apa yang dilakukan oleh Lukito ini? Aku menyuruhnya merahasiakan masalah Elizabeth, tapi dia malah menyebarluaskan masalah ini?"Jacques mengernyitkan alisnya dan bergumam, "Mereka menuju ke gudang amunisi ...."Ekspresi Andre tiba-tiba berubah dan b
Bawahan Andre bergegas ke gudang amunisi, tetapi mereka sudah terlambat. Melihat semua penjaga gudang amunisi sudah mati di tangan Lukito dan mayat-mayatnya berserakan di luar pintu gudang, ekspresi Andre langsung menjadi muram.Pada saat yang bersamaan, bawahan Lukito juga melihat Andre dan berkata, "Bos, Andre sudah datang bersama orang-orangnya. Kita harus bagaimana?"Kakek Ambar berkata dengan tenang, "Jangan panik, gudang amunisi sudah di tangan kita sekarang. Kalau mereka memaksa untuk masuk, kita bisa meledakkan tempat ini!"Wajah Lukito menjadi pucat. "Meledakkannya? Bukankah kita semua akan mati juga?"Lukito tidak ingin mati. Bukan hanya dia, bawahan yang lainnya juga tidak ingin mati. Mereka semuanya sepertinya tidak puas dengan saran yang diajukan Kakek Ambar.Kakek Ambar mendengus. "Siapa yang menyuruh kalian benar-benar meledakkan gudang amunisi ini? Apa kalian tidak bisa hanya menakut-nakutinya?"Melihat ekspresi Lukito yang bingung, Kakek Ambar berbicara dengan suara pe