"Terima kasih," jawab wanita itu dengan suara serak.Suzy tersenyum lebar sangat mendengar jawabannya. "Apa katamu?"Hanya manusia normal yang bisa mengucapkan terima kasih! Berarti kondisi psikis wanita ini sudah kembali normal?Suzy menatap cairan obat yang dipegang, apakah obat ini sungguh bisa menyelamatkan para mutan?Kakek Ambar pasti senang mendengar berita ini. Suzy berusaha menahan gejolak kegembiraan, lalu lanjut menyuntikkan obat ke setiap mutan. Semoga mereka semua dapat segera pulih.Suzy masih ingin berbicara dengan wanita itu, tetapi wanita itu terlihat lemas dan kelelahan. Bahkan untuk mengucapkan terima kasih pun memerlukan energi yang besar.Tak berapa lama, wanita itu menyebutkan kata dokter, seperti ingin memanggil nama Suzy.Suzy tidak ingin memaksa wanita ini. "Pelan-pelan, jangan dipaksa. Istirahat dulu saja."Setelah bicara, Suzy kembali ke meja kerja dan lanjut melakukan penelitian. Suzy membelakangi wanita itu. Dia tidak melihat bahwa wanita yang telah pulih i
Meskipun Jacques dan Elizabeth memang sering bertengkar, Suzy merasa ada yang aneh dengan masalah ini. Kalaupun Jacques sangat membenci Elizabeth, dia tidak mungkin sampai berani membunuh.Suzy yakin, ada sesuatu yang tidak beres.Sesampainya di lokasi, Suzy langsung bisa menebak apa yang telah terjadi saat melihat pria paruh baya yang mengenakan topeng.Suzy melirik Kakek Ambar sekilas, lalu menoleh ke arah Andre yang sedang berjalan mendekat."Cepat, selamatkan Elizabeth! Kalau kamu tidak bisa menyelamatkannya, kamu akan mati bersamanya!" Suzy merasa agak tertekan menghadapi tekanan yang diberikan Andre.Tampaknya kematian Elizabeth berpengaruh besar pada rencana mereka.Suzy beranjak ke samping tidur. Saat melihat wajah Elizabeth yang memucat, Suzy memeriksa denyut nadinya selama beberapa saat."Detak jantungnya sudah berhenti." Suzy menggelengkan kepala, lalu menatap Jacques yang tampak gugup. "Kamu membunuh Nyonya?"Sesaat mendengar tuduhan tersebut, Jacques langsung memelototi Su
Andre menatap Suzy dengan ekspresi datar. "Kamu memiliki kemampuan medis yang tinggi. Setiap hari kamu juga memberikan pengobatan kepada Elizabeth."Jacques langsung menimpali, "Benar! Tadi aku dan Elizabeth hanya mengobrol, tapi tiba-tiba dia mengamuk dan memakiku. Karena kesal mendengarnya, aku mendorongnya."Suzy tertawa mendengarnya. "Elizabeth tidak boleh stres. Setiap memberikan pengobatan, aku selalu menyuruhnya untuk menenangkan diri. Jacques, kamu pasti mengatakan sesuatu yang membuatnya emosi."Jacques memelototi Suzy. "Aku hanya berpesan kepadanya untuk mematuhi perintah Bos Besar. Aku tidak mengatakan apa-apa.""Semuanya hanya ucapanmu sendiri, tidak ada yang tahu kebenarannya." Sekarang Elizabeth telah tiada, tampaknya Andre yang berkuasa."Tuan Andre, Nyonya Elizabeth telah tiada. Kalau kamu meminta penjelasan dariku, sayangnya kamu salah orang. Aku adalah dokter yang diundang oleh atasanmu. Dia mengandalkanku untuk meneliti obat yang diminta. Kalau membunuhku, bagaimana
Selain kesal, Lukito juga merasa tidak berguna. Dia tidak berdaya saat Andre memutuskan secara sepihak untuk menghabisi ketiga pengawal Lukito.Suzy mengamati Lukito, lalu menarik kembali tatapannya dan memerintahkan keempat pengawal yang ditinggalkan Andre untuk berjaga, "Tolong bantu aku. Pindahkan jasadnya ke sofa."Awalnya para pengawal enggan, tetapi Kakek Ambar pun angkat bicara, "Lakukan sesuai perintahnya. Kalau dia gagal, takutnya semua orang yang di ruangan ini tidak akan selamat."Sesaat mendengar ucapan Kakek Ambar, dua orang pengawal langsung bergerak untuk memindahkan jasad tersebut. Di saat bersamaan, Suzy dan Kakek Ambar menyerang ke keempat pengawal secara persamaan. Mereka sangat kompak, satu orang melumpuhkan dua orang.Sekarang, di kamar hanya tersisa Lukito seorang.Kakek Ambar ingin menghabisi Lukito, tetapi Suzy mencegatnya."Ka-kalian mau apa?" Lukito ketakutan melihatnya.Suzy berjalan ke depan Lukito dan menjelaskan dengan sabar, "Lukito, jangan takut. Aku ing
Lukito terkejut mendengar nama yang disebutkan Ambar. "Tetua, apa katamu? Adipati Stanson?""Ini ...." Ambar berlagak seolah keceplosan.Suzy langsung menimpali, "Tidak apa-apa, Lukito berpihak kepada kita. Beri tahu saja kepadanya."Di tengah kebingungannya, Suzy kembali menghasut Lukito. "Bos besar adalah Adipati Stanson, petinggi Negara Filic. Saat diundang ke sini, Adipati berjanji akan menjadikanku sebagai salah satu pengurus bila aku berhasil menciptakan obat yang diminta."Lukito terlihat ragu-ragu. "Tapi sebelumnya kamu ...."Suzy tahu apa yang membuat Lukito curiga. Dia menjelaskan sambil tersenyum, "Selain melakukan penelitian, aku juga harus memastikan apakah Jacques dan Andre mencurigakan. Agar tidak ketahuan, aku tidak boleh terlalu angkuh. Kalau begitu datang langsung menunjukkan identitas asliku, mereka berdua tidak akan menunjukkan sifat aslinya.""Andre dan Jacques adalah pengkhianat. Kalau kamu bersedia memberantas kedua pengkhianat itu, aku yakin Adipati akan memberi
"Kakek punya rencana sendiri, kamu tidak perlu cemas." Robert melepaskan tangan Suzy dan berjalan ke arah laboratorium.Suzy mematung di tempat. Dia bergegas mengejar Robert dan bertanya, "Apakah kematian Elizabeth berhubungan dengan kamu?""Harusnya Kakek yang melakukannya," jawab Robert tanpa memalingkan wajah."Pantas saja di tubuh Elizabeth ada bekas darah salamander." Saat memeriksa Elizabeth, Suzy menyadari luka yang ada di ujung jari Elizabeth.Sesampainya di laboratorium, Suzy bergegas mengemas barang-barangnya dan membuka sangkar yang mengurung para mutan."Hati-hati!" Robert terkejut melihat Suzy yang membuka sangkar.Namun tidak disangka, para mutan tidak menyerang Suzy. Sebaliknya, mereka malah kelihatan sangat senang, seolah telah mendapatkan kebebasan.Melihat perubahan sikap para mutan, Robert langsung menatap Suzy."Obat yang aku teliti hampir selesai," Suzy menjelaskan dengan singkat.Kemudian Suzy menatap para mutan dan berkata, "Sekarang ada masalah besar, mereka tid
Mendengar perkataan itu, Robert langsung membuat sebuah keputusan. Dia menarik Suzy sembari berkata, "Ayo pergi."Para mutan itu ragu sejenak, tetapi akhirnya mereka juga mengikuti Robert.Melihat kejadian itu, Kakek Ambar terkejut sejenak, lalu tersenyum. Akhirnya gadis itu telah berhasil, kini semua orang punya peluang untuk selamat. Kakek Ambar mengalihkan pandangannya dengan gembira dan melihat ke sekeliling laboratorium. Setelah itu, dia pun berbalik dan pergi dari tempat itu.Ketika Suzy dan Robert keluar dari ruang laboratorium, Cole sudah menunggu di luar. Melihat kedua orang itu dan para mutan yang mengikuti di belakang mereka, Cole hanya terkejut sejenak. Namun, dia juga tidak banyak berbicara dan langsung berbalik untuk memimpin jalan. Jalan yang dilalui mereka ini letaknya agak tersembunyi. Sebelumnya memang ada beberapa penjaga, tetapi kini mereka semua telah dihabisi.Sepertinya, semua ini adalah ulah Kakek Ambar. Suzy dan Robert saling memandang sejenak, lalu melanjutkan
Kakek Ambar mengangguk kepada Lukito, lalu melihat ke arah yang lainnya lagi dan berkata, "Bawahan Andre dan Jacques banyak dan dilengkapi dengan senjata canggih. Untuk mengalahkan mereka, kita hanya bisa mengandalkan kekuatan dari gudang amunisi."Lukito berkata dengan ragu-ragu, "Tapi, ada bawahan Andre yang menjaga di gudang amunisi itu."Kakek Ambar berkata dengan tegas, "Kalau begitu, kita akan merampasnya!"Lukito terkejut sejenak. Setelah mempertimbangkannya, dia lalu berkata sambil menggertakkan giginya, "Kalian dengar apa yang dikatakan Kakek Ambar? Cepat berangkat ke gudang amunisi!"Saat mereka menuju ke arah gudang amunisi dengan membawa banyak pasukan, pihak Andre juga sudah menerima kabar tersebut.Andre merasa sangat marah. "Apa yang dilakukan oleh Lukito ini? Aku menyuruhnya merahasiakan masalah Elizabeth, tapi dia malah menyebarluaskan masalah ini?"Jacques mengernyitkan alisnya dan bergumam, "Mereka menuju ke gudang amunisi ...."Ekspresi Andre tiba-tiba berubah dan b
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny