Ketika James dan yang lainnya tiba di rumah, Robert sudah selesai menggambar denah rumah vila Keluarga Stane.Sesampainya di dalam rumah, James teringat dengan anggota tim yang dibawa oleh Lance. James berpikir sebentar dan meminta tolong kepada Samantha. "Samantha, tolong temani mereka."Samantha langsung memahami maksud James. Tanpa banyak bertanya, Samantha mengajak beberapa anggota tim Lance ke ruang tamu.Sementara yang lain beristirahat di ruang tamu, James, Robert, dan Lance naik ke lantai 2. Setibanya di atas, Lance melirik James dan berkata, "Sepertinya hubunganmu dan Samantha tidak biasa."Robert juga mengangkat kepalanya dan menatap James."Em, hubungan kami jauh lebih baik daripada sebelumnya. Ayo, masuk," kata James sambil membuka pintu ruang kerja.Sekilas, tercium aroma kopi yang menyegarkan di ruang kerja yang bersih dan rapi ini. Begitu memasuki ruang kerja, raut wajah mereka pun berubah menjadi serius.Robert meletakkan laptopnya ke atas meja, lalu menunjukkan layarny
Hannes diutus untuk pergi menjemput Wallace dan yang lainnya, kenapa dia malah ada di sini?"Wallace, Vermont, dan yang lainnya sudah kembali," jawab Hannes melihat ketiga orang yang tampak kebingungan ini."Apakah Kak Wallace berhasil menemukan bukti-bukti pelanggaran yang dilakukan Pelelangan Baren?" Lance bertanya dengan semangat.Hannes mengangguk. "Mereka akan segera menyerahkan bukti-bukti itu kepada Raja. Mereka sedang bersembunyi, jadi aku diutus datang untuk mengunjungi kalian."Ketika berbicara, tiba-tiba Hannes menundukkan kepalanya. Kemudian, dia melirik ke arah Robert dan berkata dengan hati-hati, "Mereka menemukan petunjuk mengenai keberadaan Suzy. Kalau informasi yang diberikan benar, jujur aku agak mengkhawatirkan keadaan Suzy."Suzy? James, Robert, dan Lance langsung tercengang.Robert menarik lengan Hannes dan bertanya dengan emosional, "Petunjuk apa? Cepat, katakan!"Melihat Robert yang cemas, Hannes pun menceritakan semua informasi yang didapatkannya. "Saat Wallace
Satu jam kemudian."Bagaimana diskusi kalian?" tanya Samantha saat melihat James dan yang lainnya turun. "Anggota timmu pergi setelah menerima telepon darurat. Dia memintaku untuk memberitahumu.""Terima kasih." Lance mengangguk, lalu membalikkan badan dan berkata kepada James, "Sepertinya ada masalah, aku harus kembali dan memeriksa keadaan di kantor.""Pergilah," jawab James."Kalau ada apa-apa, segera hubungi aku." Sebelum pergi, Lance berpesan kepada Robert."Em." Robert mengangguk.Setelah Lance pergi, Robert juga mengajak Hannes pergi. Sesampainya di depan pintu, James bertanya kepada Robert, "Kamu yakin mau ke sana?""Yakin!" Robert menjawab tanpa menolehkan kepala."Baiklah." James tahu, Robert adalah orang yang keras kepala. Jika sudah membuat keputusan, dia tidak mungkin berubah pikiran. "Jaga dirimu baik-baik. Untuk masalah kediaman Keluarga Stane, serahkan semuanya kepadaku. Begitu ada kabar, aku akan menghubungimu.""Terima kasih, Paman." Suara Robert terdengar lebih lembu
Sesaat mendengar suara James yang dingin, Samantha sontak mematung di tempat. "Aku ...."Samantha ingin menjelaskan, tetapi James malah merebut piring yang ada di tangan Samantha dan membantingnya ke atas meja."Aku menoleransi saat kamu mabuk kemarin, tapi kali ini tolong pergi dari sini!" James tak dapat membendung amarahnya.Bibir Samantha tampak bergetar, tapi dia tidak sanggup mengucapkan sepatah kata pun. Dia melepaskan celemek yang dikenakan, lalu membereskan semua barangnya dan pergi.Samantha melangkah sangat cepat seolah tidak ingin berlama-lama di tempat ini. Ketika mendengar suara langkah kaki yang menjauh, James mengerutkan alis saat melihat semangkuk mi tomat telur yang ada di atas meja.Kuah mi bercipratan di atas meja. Mi yang ditata dengan baik pun berubah menjadi berantakan, sama seperti suasana hati James saat ini.James tidak mengerti, kenapa dirinya marah? Apakah karena Samantha memasak mi kesukaan James? Atau karena anting berbentuk bunga clover yang tertinggal di
Waktu terasa berhenti berputar. Saat ini, hanya terdengar suara gemerisik angin yang meniup daun pepohonan.Dunia James terasa sangat sunyi, dia hanya dapat mendengar pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Samantha.James, apakah kita tidak bisa kembali bersama? Kembali bersama?James meragukan dirinya, apakah dia tidak salah dengar? Apakah Samantha sungguh melontarkan pertanyaan itu?Untuk pertama kalinya James merasa sebingung ini. Sesaat menatap kedua mata Samantha yang memancarkan ketulusan, jantung James terasa kembali berdetak dan dia pun tersadar dari lamunannya."Kamu mau balikan?" James bertanya sambil menatap Samantha dengan serius. Hingga saat ini, James masih sulit memercayai yang didengarnya.Melihat reaksi James, Samantha pun menepis semua harapannya dan berkata, "Aku sudah tahu ..."Sesaat menyadari Samantha yang melangkah mundur, James semakin kebingungan dan bertanya, "Apa yang kamu tahu?""Aku yang keras kepala. Semua tidak dapat kembali seperti dulu, tapi aku mas
Setelah berpisah selama bertahun-tahun, akhirnya kesalahpahaman di antara James dan Samantha pun berhasil diselesaikan. Mereka menumpahkan isi hati masing-masing, lalu berpegangan tangan dan kembali ke rumah."Apakah kamu lapar? Mau makan di luar?" James bertanya kepada Samantha."Tidak, kita makan di rumah saja," jawab Samantha.Tiba-tiba James merasa bersalah. "Maaf, aku menumpahkan mi yang kamu masak ....""Tidak apa-apa, di kulkas masih banyak sayur. Sekarang aku sudah pintar memasak, tidak seperti dulu yang hanya bisa memasak mi," Samantha berkata dengan bangga.Perasaan James terasa campur aduk saat mendengar jawaban Samantha. James menyesal, kenapa dia tidak mengungkapkan perasaannya sejak awal?Sembari menggenggam erat tangan Samantha, James berjanji kepada dirinya sendiri, dia tidak akan pernah melepaskan Samantha.Keesokan hari.Sesampainya di rumah James, Lance buru-buru turun dari mobil dan bergegas memencet bel rumah.Sekitar 4 hingga 5 menit kemudian, James baru membuka p
"Sa ...." Lance langsung salah tingkah."Aku, aku tidak jadi mandi." Samantha bergegas berlari ke atas.Langkah kaki Samantha terdengar sangat tergesa-gesa. Lance termenung selama beberapa saat, apakah wanita tadi adalah Putri Samantha yang terkenal anggun dan bermartabat?Lance mengedipkan mata, lalu menoleh ke arah James. Dengan canggung, James merentangkan kedua tangannya seolah sedang berkata, "Seperti yang kamu lihat.""Aku, aku pergi dulu." Lance langsung berpamitan."Em, aku mau mengecek Samantha." James tidak mengantar Lance ke depan pintu, dia bergegas berlari ke atas untuk menyusul Samantha.Setelah pergi, Lance tidak lupa menutup pintu.....Sesampainya di Kota Hanggola, Albert menelepon Robert. "Kamu sudah sampai? Sebaiknya kamu turun tangan langsung untuk membicarakan proyek yang sedang berjalan. Aku akan mengutus orang untuk pergi menjemputmu."Robert menelepon sambil menatap Joris yang menunggunya di pintu penjemputan. "Tidak perlu, kamu dan Canelius urus sendiri. Kalau
"Robert, sini, duduklah," sapa Daniel.Robert beranjak duduk di samping Daniel, sedangkan Joris duduk di samping Wallace.Setelah semuanya berkumpul, mereka melanjutkan topik yang sedang dibicarakan sebelumnya. Begitu semuanya sepakat, mereka baru beralih ke topik pembahasan mengenai Suzy.Semua orang tahu bahwa Robert ingin pergi ke Pelelangan Baren untuk mencari Suzy. Sebagai raja, Nolan adalah orang yang paling berhak memberikan suara."Aku akan mengutus beberapa pasukan terbaik untuk menyusup dan mencari Suzy. Robert, kamu memiliki identitas yang berbeda dengan orang biasa. Aku harap kamu tidak mengambil langkah yang terlalu berisiko. Terus terang saja, kalau terjadi sesuatu kepadamu, ibu kota pasti kacau. Kamu ...."Melihat Robert yang tidak bergeming, tampaknya sia-sia saja membujuknya."Hmm, maksudku, aku akan mendukung semua keputusanmu." Akhirnya Nolan menyerah dan menyetujui keputusan Robert.Kemudian, Daniel yang sejak tadi diam pun bangkit berdiri dan menepuk pundak Robert.
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny