Satu jam kemudian."Bagaimana diskusi kalian?" tanya Samantha saat melihat James dan yang lainnya turun. "Anggota timmu pergi setelah menerima telepon darurat. Dia memintaku untuk memberitahumu.""Terima kasih." Lance mengangguk, lalu membalikkan badan dan berkata kepada James, "Sepertinya ada masalah, aku harus kembali dan memeriksa keadaan di kantor.""Pergilah," jawab James."Kalau ada apa-apa, segera hubungi aku." Sebelum pergi, Lance berpesan kepada Robert."Em." Robert mengangguk.Setelah Lance pergi, Robert juga mengajak Hannes pergi. Sesampainya di depan pintu, James bertanya kepada Robert, "Kamu yakin mau ke sana?""Yakin!" Robert menjawab tanpa menolehkan kepala."Baiklah." James tahu, Robert adalah orang yang keras kepala. Jika sudah membuat keputusan, dia tidak mungkin berubah pikiran. "Jaga dirimu baik-baik. Untuk masalah kediaman Keluarga Stane, serahkan semuanya kepadaku. Begitu ada kabar, aku akan menghubungimu.""Terima kasih, Paman." Suara Robert terdengar lebih lembu
Sesaat mendengar suara James yang dingin, Samantha sontak mematung di tempat. "Aku ...."Samantha ingin menjelaskan, tetapi James malah merebut piring yang ada di tangan Samantha dan membantingnya ke atas meja."Aku menoleransi saat kamu mabuk kemarin, tapi kali ini tolong pergi dari sini!" James tak dapat membendung amarahnya.Bibir Samantha tampak bergetar, tapi dia tidak sanggup mengucapkan sepatah kata pun. Dia melepaskan celemek yang dikenakan, lalu membereskan semua barangnya dan pergi.Samantha melangkah sangat cepat seolah tidak ingin berlama-lama di tempat ini. Ketika mendengar suara langkah kaki yang menjauh, James mengerutkan alis saat melihat semangkuk mi tomat telur yang ada di atas meja.Kuah mi bercipratan di atas meja. Mi yang ditata dengan baik pun berubah menjadi berantakan, sama seperti suasana hati James saat ini.James tidak mengerti, kenapa dirinya marah? Apakah karena Samantha memasak mi kesukaan James? Atau karena anting berbentuk bunga clover yang tertinggal di
Waktu terasa berhenti berputar. Saat ini, hanya terdengar suara gemerisik angin yang meniup daun pepohonan.Dunia James terasa sangat sunyi, dia hanya dapat mendengar pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Samantha.James, apakah kita tidak bisa kembali bersama? Kembali bersama?James meragukan dirinya, apakah dia tidak salah dengar? Apakah Samantha sungguh melontarkan pertanyaan itu?Untuk pertama kalinya James merasa sebingung ini. Sesaat menatap kedua mata Samantha yang memancarkan ketulusan, jantung James terasa kembali berdetak dan dia pun tersadar dari lamunannya."Kamu mau balikan?" James bertanya sambil menatap Samantha dengan serius. Hingga saat ini, James masih sulit memercayai yang didengarnya.Melihat reaksi James, Samantha pun menepis semua harapannya dan berkata, "Aku sudah tahu ..."Sesaat menyadari Samantha yang melangkah mundur, James semakin kebingungan dan bertanya, "Apa yang kamu tahu?""Aku yang keras kepala. Semua tidak dapat kembali seperti dulu, tapi aku mas
Setelah berpisah selama bertahun-tahun, akhirnya kesalahpahaman di antara James dan Samantha pun berhasil diselesaikan. Mereka menumpahkan isi hati masing-masing, lalu berpegangan tangan dan kembali ke rumah."Apakah kamu lapar? Mau makan di luar?" James bertanya kepada Samantha."Tidak, kita makan di rumah saja," jawab Samantha.Tiba-tiba James merasa bersalah. "Maaf, aku menumpahkan mi yang kamu masak ....""Tidak apa-apa, di kulkas masih banyak sayur. Sekarang aku sudah pintar memasak, tidak seperti dulu yang hanya bisa memasak mi," Samantha berkata dengan bangga.Perasaan James terasa campur aduk saat mendengar jawaban Samantha. James menyesal, kenapa dia tidak mengungkapkan perasaannya sejak awal?Sembari menggenggam erat tangan Samantha, James berjanji kepada dirinya sendiri, dia tidak akan pernah melepaskan Samantha.Keesokan hari.Sesampainya di rumah James, Lance buru-buru turun dari mobil dan bergegas memencet bel rumah.Sekitar 4 hingga 5 menit kemudian, James baru membuka p
"Sa ...." Lance langsung salah tingkah."Aku, aku tidak jadi mandi." Samantha bergegas berlari ke atas.Langkah kaki Samantha terdengar sangat tergesa-gesa. Lance termenung selama beberapa saat, apakah wanita tadi adalah Putri Samantha yang terkenal anggun dan bermartabat?Lance mengedipkan mata, lalu menoleh ke arah James. Dengan canggung, James merentangkan kedua tangannya seolah sedang berkata, "Seperti yang kamu lihat.""Aku, aku pergi dulu." Lance langsung berpamitan."Em, aku mau mengecek Samantha." James tidak mengantar Lance ke depan pintu, dia bergegas berlari ke atas untuk menyusul Samantha.Setelah pergi, Lance tidak lupa menutup pintu.....Sesampainya di Kota Hanggola, Albert menelepon Robert. "Kamu sudah sampai? Sebaiknya kamu turun tangan langsung untuk membicarakan proyek yang sedang berjalan. Aku akan mengutus orang untuk pergi menjemputmu."Robert menelepon sambil menatap Joris yang menunggunya di pintu penjemputan. "Tidak perlu, kamu dan Canelius urus sendiri. Kalau
"Robert, sini, duduklah," sapa Daniel.Robert beranjak duduk di samping Daniel, sedangkan Joris duduk di samping Wallace.Setelah semuanya berkumpul, mereka melanjutkan topik yang sedang dibicarakan sebelumnya. Begitu semuanya sepakat, mereka baru beralih ke topik pembahasan mengenai Suzy.Semua orang tahu bahwa Robert ingin pergi ke Pelelangan Baren untuk mencari Suzy. Sebagai raja, Nolan adalah orang yang paling berhak memberikan suara."Aku akan mengutus beberapa pasukan terbaik untuk menyusup dan mencari Suzy. Robert, kamu memiliki identitas yang berbeda dengan orang biasa. Aku harap kamu tidak mengambil langkah yang terlalu berisiko. Terus terang saja, kalau terjadi sesuatu kepadamu, ibu kota pasti kacau. Kamu ...."Melihat Robert yang tidak bergeming, tampaknya sia-sia saja membujuknya."Hmm, maksudku, aku akan mendukung semua keputusanmu." Akhirnya Nolan menyerah dan menyetujui keputusan Robert.Kemudian, Daniel yang sejak tadi diam pun bangkit berdiri dan menepuk pundak Robert.
Tak berapa lama, pintu laboratorium terbuka.Setelah dua orang pengawal kekar masuk, Suzy menjelaskan kebutuhannya dan membawa mereka masuk untuk menemui tahanan yang dikurung di sangkar.Suzy memilih seseorang bertubuh kurus yang tampak lemah. Sesaat membuka sangkar, kedua pengawal langsung mengeluarkan pistol dan menembakkan obat bius yang telah disiapkan.Dua tembakan melayang mengenai monster tersebut. Awalnya monster tersebut berteriak dan meraung-raung. Sekitar 3 menit kemudian, akhirnya obat bius bekerja dan monster itu pun terkapar di lantai.Selagi monster itu tak sadarkan diri, kedua pengawal bergegas menyeretnya ke atas kursi, lalu mengikat tangan, kaki, dan lehernya dengan menggunakan rantai besi."Sudah, kamu boleh mengambil darahnya," kata salah seorang pengawal.Suzy menyeringai dingin. "Obat bius bisa memengaruhi hasil pengecekan darah. Kita harus menunggu sebentar."Suzy beranjak ke sebuah kursi yang berada tak jauh dari sana, sedangkan kedua pengawal berjaga di sampin
Monster ini berhenti memberontak, tetapi tatapannya tetap terlihat mengerikan."Tapi aku belum bebas!" kata monster ini sambil menggertakkan giginya.Orang biasanya mungkin sudah berlari ketakutan, tetapi Suzy malah menghadapinya dengan tenang. "Tenang saja, tidak perlu terburu-buru. Sekarang semua orang sedang mengawasi kita, aku belum bisa membebaskanmu."Setelah berinteraksi selama 2 minggu lebih, Suzy memilih monster yang bernama Yuvan karena dia bisa diajak berkomunikasi dibandingkan dengan monster yang lainnya.Namun hanya karena monster ini bisa diajak berbicara, bukan berarti dia aman untuk dibebaskan. Emosi monster ini berubah-ubah, kadang ramah, kadang menggila.Contohnya sekarang, setelah menjelaskan semuanya, monster ini tetap menatap Suzy dengan ganas."Aku mau bekerja, sebaiknya kamu beristirahat." Suzy membuang jarum bekas ke tong sampah dan kembali ke tempatnya.Sebelum menemukan peluang untuk kabur, Suzy menggunakan waktunya untuk melanjutkan penelitian ini."....Di d