Sesampainya di rumah, Lance tidak langsung mandi, melainkan berdiri di balkon untuk mencari udara segar.Lance menatap ke kejauhan yang berada di depan sana. Suara gadis itu terus berputar di kepala Lance, suaranya yang lembut dan memikat. "Aku bernama Aluna, senang mengenalmu."Lance mencari angin segar untuk menghilangkan efek alkohol, tetapi gejolak di dalam hatinya malah berkobar semakin kencang. Lance membungkukkan pinggangnya sedikit sambil menggaruk kepalanya dengan gelisah.Sepertinya tidak guna mencari angin segar, Lance membalikkan badan dan langsung beranjak masuk ke dalam kamar mandi.Sesaat kamar mandi tertutup, terdengar suara deburan air yang mengalir deras ....Keesokan hari.Lance jarang tidur sampai sesiang ini. Ketika mengingat tadi malam dirinya mandi menggunakan air dingin, dia pun bangun dan mengucek matanya."Tidak, tidak boleh dibiarkan. Aku harus segera pulang," Lance bergumam, lalu membuka matanya dan mengambil ponsel untuk mengecek penerbangan pulang.Setelah
Sesaat Suzy berteriak, kondisi di dalam ruangan pun berubah.Terlihat sebuah siluet tanpa wajah yang muncul di dinding gelap. Suzy hanya bisa melihat tampilannya, tapi tak bisa menebak jenis kelaminnya.Tak berapa lama, kembali terdengar suara yang mirip dengan robot. "Salam kenal, kamu dapat memanggilku Bella. Sekarang, aku ingin menyampaikan pesan Tuan kepadamu."Sepertinya ini adalah sebuah gambar virtual yang dihasilkan oleh suatu jenis teknologi. Namun sesungguhnya, di balik gambar ini, pasti ada orang sungguhan yang sedang berbicara dengan Suzy. Suzy berusaha menganalisa dengan bantuan cahaya yang redup. Kemudian, dia menoleh dan mengamati keadaan di seluruh ruangan. Ini adalah sebuah ruangan kosong yang hampa, tanpa pintu maupun jendela."Siapa tuanmu?" Suzy kembali menatap sosok tersebut."Maaf, aku tidak bisa memberitahumu."Suzy sudah menebaknya, tapi dia tidak mau berbasa-basi dan lanjut bertanya, "Katakan saja, apa tujuanmu?""Aku menyukai wanita yang frontal dan cerdas."
Tubuh Suzy terasa seperti sedang terombang-ambing di atas perahu yang berlayar di tengah laut.Entah berapa lama telah berlalu. Suara deburan ombak membuat Suzy membuka matanya secara perlahan-lahan.Cahaya matahari bersinar melalui kaca jendela dan menerangi sprei berwarna putih yang hangat.Di luar jendela, terlihat langit biru, awan putih, dan burung camar yang beterbangan di atas laut.Bagaimana Suzy bisa tiba-tiba berada di atas permukaan laut?Dengan cepat, Suzy berusaha mengingat semua kejadian sebelum dirinya pingsan. Di saat bersamaan, dia mendengar langkah kaki yang diikuti suara percakapan di antara kedua orang asing.Kedua orang asing tersebut berbicara dengan menggunakan bahasa mereka. Meskipun logatnya susah dipahami, Suzy mengerti inti pembicaraan mereka."Wanita itu belum bangun? Sebentar lagi sampai, apakah kita harus membangunkannya?""Sudahlah, biarkan saja. Kalau dia bangun, yang ada malah repot.""Benar juga ...."Suara langkah kaki tersebut terdengar makin dekat.
"Sepertinya karena aku lama tidak makan. Begitu makan, aku makan terlalu banyak sehingga perutku begah. Ah, tidak bisa, tidak bisa, aku harus ke toilet. Di mana toilet?"Suzy langsung bangkit berdiri dan berlari ke luar. Pria yang memegang nampan hendak mencegat Suzy, tapi dia tidak dapat bergerak dengan leluasa.Pria kedua terpaksa mengabulkan permintaan Suzy. "Aku akan mengantarmu ke toilet,. Kapal ini memuat barang-barang berharga, jangan sembarang berkeliaran."Suzy mengangguk. "Cepat, aku sudah tidak tahan."Toilet yang berada di ujung koridor sangatlah kecil. Selain kamar yang ditempati Suzy, ruangan lain memuat setumpuk kotak yang tidak diketahui isinya. Yang paling mengerikan, puluhan pria berbadan kekar berpatroli di seluruh penjuru kapal.Suzy tidak berani menatap para pria kekar yang berlalu-lalang di dalam kapal. Sesampainya di toilet, pria kedua masih mengikuti Suzy hingga ke depan pintu.Suzy menghentikan langkahnya dan membalikkan badan. Sesaat melihat Suzy yang menoleh,
Detik dan menit berlalu. Jantung Suzy berdebar kencang setiap mendengar suara langkah kaki.Ketika kotak yang digunakannya untuk bersembunyi diturunkan dari kapal, akhirnya Suzy menghela napas lega.Setelah semua kotak kargo memenuhi seluruh bagasi, truk pun bersiap-siap berangkat untuk membawa kargo ini ke tempat tujuan.Suzy membuka penutup kotak dan mengamati keadaan di sekitar. Setelah memastikan tidak ada seorang pun, dia bergegas keluar dari kotak tersebut dan melarikan diri.Di sisi lain, puluhan orang yang diutus menyelam dan mencari Suzy telah kembali ke kapal. Sepertinya mereka sudah menyadari tipuan Suzy.Dari kejauhan, Suzy memperhatikan sekelompok penculik yang sedang berdiskusi. Takutnya mereka akan segera bergerak dan menyusul Suzy ke darat.Suzy menarik napas panjang, dia berusaha menenangkan diri sambil melihat ke sekeliling. Tak jauh dari sana, dia melihat sebuah perahu kecil yang siap berlayar.Penampilan Suzy terlalu bersih sehingga mudah dikenali. Dia mengambil seg
"Suzy?""Tidak mungkin!Wallace dan Tori menjawab secara serentak. Mereka sudah berlayar cukup jauh, daratan pelabuhan bahkan sudah tidak tampak."Bukannya Suzy sedang berkompetisi di Negara Filic? Mana mungkin dia tiba-tiba muncul di sini? Julius, kamu yakin melihat Suzy?" Wallace mengerutkan alis.Tori melirik ke arah Julius, tatapannya terlihat sinis dan curiga. "Jangan-jangan kamu masih belum bisa melupakan Suzy? Kamu merindukannya?"Seketika ekspresi Julius pun membeku. Kalau diingat-ingat, kejadian tadi berlangsung sangat cepat. Sekilas, Julius melihat wanita yang memiliki paras serta bentuk tubuh yang mirip dengan Suzy, tapi wanita itu belum tentu adalah Suzy."Jangan sembarangan bicara! Aku dan Suzy hanya berteman." Julius mengingatkan Tori, "Kayaknya aku salah lihat. Kita sudah susah payah melarikan diri dari pulau terkutuk itu. Prioritas sekarang adalah membawa bukti-bukti ini ke hadapan Raja."Wallace mengangguk, sedangkan Tori berkata sambil tersenyum, "Setelah menyerahkan
Suzy langsung membuang pikirannya untuk melarikan diri.Setelah berjalan sekitar dua puluh meter, dia melihat sebuah pintu hitam yang terbuat dari logam. Sebuah sosok yang mengenakan jubah berwarna putih berdiri dengan tenang di depan pintu tersebut. Hanya saja, Suzy tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas."Ketua!" Pengawal yang berada di belakang Suzy menundukkan kepala dan memberikan hormat."Kalian boleh pergi," jawab pria berjubah putih.Suara pria berjubah putih ini terdengar masih muda. Suzy mengernyit, dia berusaha melihat wajah pria berjubah putih ini."Krak." Pintu tebal yang terbuat dari logam terbuka.Sesaat pintu terbuka, cahaya yang terang bersinar dari dalam. Sepertinya pintu ini adalah jalan menuju ruangan utama."Silakan masuk," kata Pria berjubah putih.Meskipun puluhan pengawal mengikuti Suzy, hanya Suzy seorang yang diizinkan memasuki pintu ini. Sepertinya pangkat para pengawal ini tidak cukup tinggi untuk berhak memasuki ruangan tersebut.Suzy menarik napas panjan
"Silakan duduk." Pria paruh baya menunjuk kursi yang ada di depannya. "Kamu pasti ketakutan di sepanjang perjalanan kemari."Suzy mengerutkan bibirnya. Sepertinya pria paruh baya ini sangat perhatian kepada Suzy."Aku, aku ... tidak apa-apa," Suzy menjawab dengan terbata-bata."Kamu memang berbeda," kata pria paruh baya dengan misterius. Kedua mata yang berada di balik topeng tampak memperhatikan Suzy dengan serius.Walaupun pria paruh baya mengenakan topeng yang mengerikan, entah kenapa Suzy merasakan keramahannya."Ini barang milikmu, simpanlah." Pria paruh baya mengulurkan tangannya yang berkeriput dan meletakkan sebuah benda ke atas meja.Tatapan Suzy terpaku pada kalung batu suci yang terletak di atas meja. Jangan-jangan ...."Apakah Barbie ada di sini?" Suzy bertanya secara spontan."Hmm?" Pria paruh baya bertanya dengan lembut, "Siapa Barbie?""Kamu tidak kenal?" Pria paruh baya ini memiliki jabatan yang tinggi, seharusnya dia mengetahui sesuatu. Namun akhirnya malah Suzy yang h