Setelah menjelaskan semuanya, pria paruh baya mengajak Cole pergi.Sekarang hanya tertinggal Suzy di dalam ruangan sebesar ini. Di sini tidak ada pengawal berbadan kekar, tetapi ada sekelompok monster yang terkunci di dalam sangkar.Alih-alih bergegas kembali ke kamar untuk beristirahat, Suzy memperhatikan sangkar yang ada di hadapannya. Dia mengamati orang-orang yang ada di dalam sangkar, sedangkan orang-orang di dalam sangkar juga mengamati Suzy.Orang-orang ini tidak berperilaku seperti manusia. Mereka menggenggam pagar sangkar sambil mengerang seperti binatang puas. Rasanya, manusia-manusia ini bisa menghancurkan sangkarnya dan menerkam Suzy kapan saja.Suzy mengerutkan alis dan kembali ke kamar. Dia perlu menenangkan diri untuk mencerna semua informasi yang diberikan.Kamar yang ditempatinya sangat sederhana, hanya terdapat tempat tidur, meja, beberapa kebutuhan dasar, dan kamar mandi yang terletak di dekat pintu. Untuk urusan makan, sepertinya Suzy juga tidak dapat memilih dengan
Situasi di sepanjang lorong agak silau, matahari di luar terlihat sangat terik.Cahaya matahari menyinari tubuh Robert yang sedang berdiri di depan Lance. "Apakah kamu bisa mengajukan permohonan kepada kedutaan untuk menggeledah rumah Keluarga Stane?""Kamu menebak Suzy diculik oleh Keluarga Stane?" tanya Lance."Aku tidak tahu, tapi tidak ada salahnya menggeledah rumah mereka." Robert tidak bisa memberikan jawaban yang pasti, dia hanya berasumsi.Lance pun mengerutkan alis saat mendengar ucapan Robert.Saat ini tidak ada bukti bahwa Keluarga Stane berkaitan dengan hilangnya Suzy. Meskipun Lance mengajukan permintaan kepada kedutaan untuk menggeledah tempat tinggal Keluarga Stane, memangnya Keluarga Stane akan mengizinkan?Namun melihat Robert yang begitu rapuh, Lance tidak tega melihatnya. Demi menemukan Suzy, Robert meninggalkan semua pekerjaannya dan menghabiskan seluruh waktunya untuk mencari Suzy. Kalau Suzy tidak segera ditemukan, mungkin Robert bisa gila.Tentu saja, tidak hanya
Lance tidak tahu harus berbuat apa saat melihat senyuman Aluna yang polos dan lembut.Lance hanya mengangguk, lalu memalingkan wajah dan pergi.Namun tidak disangka, Aluna malah mengadangnya. "Lance, kamu kelihatan capek banget? Hmm, kamu datang untuk mencari hiburan, ya? Kebetulan aku sudah selesai menari, mau minum bersama?""Tidak." Lance menolak tanpa pikir panjang.Aluna menarik pergelangan tangan Lance sambil memohon. "Kemarin kamu banyak membantuku. Tolong berikan aku kesempatan untuk membalas kebaikanmu."Aluna menatapnya dengan tulus, kedua mata gadis ini seolah memancarkan cahaya yang menerangi hati Lance.Lance berpikir sejenak dan menjawab dengan terbata-bata, "Ba-baiklah ....""Ayo, ikut aku." Aluna melepaskan genggamannya.Lance merasa agak gelisah, tapi apa boleh buat? Dia sudah terlanjur menerima ajakan Aluna.Awalnya Lance berpikir Aluna akan mengajaknya masuk ke dalam bar, tetapi ternyata Aluna membawanya ke tempat lain. Sesampainya di sebuah tempat, Lance mengerutkan
"Lance ...," Aluan bergumam.Lance tersentak dan bergegas melepaskan genggamannya. Namun karena Lance terburu-buru melepaskan tangan, Aluna terhuyung-huyung dan hampir terjatuh.Untungnya Lance cekatan, dia kembali mengulurkan tangan dan menarik Aluna ke dalam dekapannya.Setelah berpelukan dan bertatapan selama beberapa saat, Lance dan Aluna tersenyum secara serempak dan melepaskan dekapannya."Suaramu sangat bagus." Lance memuji Aluna."Terima kasih." Aluna tersenyum, lalu beranjak duduk di sebuah batu karang yang besar.Entah dari mana, dia mengeluarkan dua botol bir dan memberikan salah satunya kepada Lance.Lance mengerutkan alis, dari mana gadis ini mendapatkan bir? Kapan dia membelinya?"Aku sudah bilang mau menemanimu minum. Hmm, tapi aku hanya punya bir ini. tidak apa-apa?" tanya Aluna."Terima kasih." Lance mengambil bir yang diberikan dan duduk di samping Aluna.Sembari ditemani embusan angin malam, Aluna membuka botol bir dan meneguknya. Saat minum, penampilan Aluna berbeda
Sinar matahari di pagi hari menyinari laut yang tenang.Burung camar putih berjalan perlahan di atas pasir yang lembut dan meninggalkan serangkaian jejak kaki kecil.Ketika berlabuh di atas sebuah karang, burung camar seakan-akan menemukan sesuatu, lalu mengepakkan sayapnya dan terbang dengan panik.Mendengar suara burung yang mengepakkan sayapnya, Lance terbangun dan membuka matanya secara perlahan. Sesaat membuka mata, dia melihat burung-burung camar terbang melintas laut biru yang tak berujung di depannya.Kemudian, Lance tertegun saat melihat wanita yang tertidur pulas di dalam pelukannya. Sinar matahari menerangi wajah mungil dan cantik yang berada di dalam dekapan.Lance termenung selama beberapa saat. Seketika, sebuah pikiran melintas di benaknya. Tadi malam, mereka ....Karena merasakan pergerakan Lance, Aluna pun membuka matanya. Lance dan Aluna bertatapan selama beberapa detik ...."Lance, kamu ...." Aluna mengedipkan matanya.Sebelum Aluna menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba
Begitu taksi berjalan, Lance memberikan sebuah alamat kepada sopir, lalu mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Robert."Maaf, nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi ...." Suara di ujung telepon sontak membuat Lance panik.Sesampainya Lance di kantor, Dai bergegas melaporkan. "Kak, bagaimana ini? Robert menerobos ke kediaman Keluarga Stane.""Kapan? Kenapa baru memberitahuku sekarang? Kenapa tidak orang yang menghalanginya?" bentak Lance.Dai ketakutan melihat Lance yang marah. "Sudah, sudah dihalangi, tapi mereka bersikeras. Mereka baru ke sana, Keluarga Stane tidak mengizinkan kami masuk, makanya aku baru menghubungimu."Lance mengerutkan alis. "Kirim pasukan untuk berjaga di depan rumah Keluarga Stane. Tunggu sampai Robert dan yang lainnya keluar.""Kamu takut terjadi sesuatu kepada mereka?" tanya Dai."Em, aku sendiri tidak bisa memastikannya."....Kediaman Keluarga Stane yang megah dan cantik dibangun di tengah danau yang tenang. Rumah ini dikelilingi pepohonan rindang serta b
Samantha tidak menyukai tatapan Stanson. Sesaat melirik ke samping, Samantha juga melihat wajah James yang tampak masam.Entah kenapa, tiba-tiba Samantha merasa sangat kesal. Dia menahan emosinya, lalu tersenyum dan menyapa Stanson. "Merupakan semua kehormatan bagiku, ternyata Adipati masih mengingat aku. tapi aku sudah mengundurkan diri dari istana, aku bukan lagi tuan putri.""Tapi bagaimanapun kamu adalah kakak dari Raja Nolan. Kalian adalah saudara kandung." Jawaban Stanson seolah mengandung makna tersembunyi. Kemudian dia membalikkan badan dan duduk di sofa. "Silakan duduk."Setelah semuanya duduk, James mengeluarkan sebuah dokumen dan menyerahkannya kepada Stanson. "Adipati Agung, kedatangan kami kali ini adalah untuk mengajak Anda bekerja sama.""Aku tahu, asistenku sudah membaca kontrak yang kalian kirimkan." Stanson meletakkan dokumen yang diberikan James. "Sebenarnya aku sudah lama tertarik dengan proyek ini, tapi tidak disangka kamu malah mendahuluiku. Karena kamu bersedia b
Ketika James dan yang lainnya tiba di rumah, Robert sudah selesai menggambar denah rumah vila Keluarga Stane.Sesampainya di dalam rumah, James teringat dengan anggota tim yang dibawa oleh Lance. James berpikir sebentar dan meminta tolong kepada Samantha. "Samantha, tolong temani mereka."Samantha langsung memahami maksud James. Tanpa banyak bertanya, Samantha mengajak beberapa anggota tim Lance ke ruang tamu.Sementara yang lain beristirahat di ruang tamu, James, Robert, dan Lance naik ke lantai 2. Setibanya di atas, Lance melirik James dan berkata, "Sepertinya hubunganmu dan Samantha tidak biasa."Robert juga mengangkat kepalanya dan menatap James."Em, hubungan kami jauh lebih baik daripada sebelumnya. Ayo, masuk," kata James sambil membuka pintu ruang kerja.Sekilas, tercium aroma kopi yang menyegarkan di ruang kerja yang bersih dan rapi ini. Begitu memasuki ruang kerja, raut wajah mereka pun berubah menjadi serius.Robert meletakkan laptopnya ke atas meja, lalu menunjukkan layarny
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny