Setelah menjenguk Ferli, mereka pun masuk ke dalam mobil dan hendak pulang ke rumah.Robert adalah orang terakhir yang masuk ke dalam mobil. Di tengah jalan, Suzy berbisik kepada Robert, "Tadi ada apa Pak Gilbert memanggilmu?""Berkaitan dengan rencana terbaru kalian, Pak Gilbert ingin meminta bantuanku." Robert menatap Suzy dan lanjut berkata, "Saat ingin membangun sistem data, seharusnya aku adalah orang pertama yang kamu cari. Perusahaanku memiliki sistem terbaik di bidang teknologi.""Sebelum semuanya dipastikan, aku tidak berani mengganggumu. Tapi karena Pak Gilbert telah mencarimu, berarti semuanya sudah disetujui. Hmm, selain Perusahaan Suzvy Beauty, sepertinya kita akan bekerja sama untuk kedua kalinya." Suzy merentangkan kedua tangannya.Robert mendengus sambil tersenyum kecil."Pak Robert, senang bekerja sama dengan Anda." Suzy mengajak Robert berjabat tangan.Robert menjabat tangan Suzy sambil tersenyum lembut.Tak lama setelah Robert dan yang lainnya sampai di rumah, Daniel
Gilbert menatap wajah setiap anggota tim dan berpesan secara tegas, "Kalian harus memberikan yang terbaik!""Baik, Pak!" Suzy dan yang lainnya menjawab secara serempak.Gilbert mengangguk puas, lalu menepuk pundak Jean dan berkata, "Pak Jean, kutitipkan anak-anak kepadamu.""Pak Gilbert, tenang saja. Aku akan menjaga mereka." Jean berjanji.Nick dan Jean lumayan akrab, Nick juga datang untuk mengantar kepergian mereka. Agar tidak kedengaran orang lain, Nick mengecilkan suaranya dan berbisik kepada Jean, "Jean, aku hanya ingin berpesan, jaga emosimu dan lakukan yang terbaik! Kalau bertemu orang itu, emosimu jangan sampai terpancing! Kalian berdua harus berkompetisi untuk menentukan pemenang."Jean tertegun sebentar, lalu menatap Nick dan menjawab, "Em, aku tahu.""Ambil ini, kamu pasti tidak terbiasa memakan makanan di luar negeri." Nick memberikan sebuah tas kain yang berisi beberapa toples. "Istriku yang menyiapkannya.""Baiklah, terima kasih." Jean tersenyum.Joris memberikan sebuah
Penerbangan selama 13 jam terasa lama dan membosankan. Ditambah, Suzy juga mabuk udara. Perjalanan ini benar-benar membuatnya tersiksa.Selain mengobrol dengan anggota tim, sesekali Suzy memejamkan mata, makan, atau ke toilet. Tidak banyak hal yang bisa dilakukan saat berada di dalam pesawat.Ketika waktu pendaratan hampir tiba, Suzy langsung membuka matanya dengan semangat."Sudah mau sampai. Ayo, siapkan barang-barang kalian. Jangan sampai ada yang ketinggalan." Sebagai penanggung jawab tim, Jean bertugas untuk mengarahkan anak-anak didiknya.Begitu turun dari pesawat, Suzy meminta izin kepada Jean dan langsung berlari ke toilet."Kamu baik-baik saja?" Christina cemas melihat Suzy yang muntah-muntah sampai pucat."Tidak apa-apa, aku mabuk udara. Setiap naik pesawat pasti mual." Suzy melambaikan tangan, lalu membersihkan mulutnya dan berkata, "Ayo, kita kembali."Setelah Suzy dan Christina kembali berkumpul bersama tim, mereka pun berjalan ke arah pintu keluar. Di saat bersamaan, pons
Raut wajah sekelompok orang ini tampak serius dan tertekan.Penanggung jawab dari kelompok tersebut adalah seorang pria paruh baya bertubuh ramping. Pria paruh baya terlihat berbisik kepada seseorang yang berdiri di sampingnya. Kemudian orang itu mengeluarkan setumpuk paspor dan membawanya ke meja resepsionis.Jelas, sekelompok orang itu juga akan menginap di hotel ini.Sembari menunggu administrasi check-in, pria paruh baya ini tidak sengaja menoleh ke arah lobi. Begitu melihat situasi di lobi, ekspresinya tampak membeku dan matanya yang sipit mengernyit.Pria paruh bayah merenung sejenak, lalu melangkah menghampiri Jean.Secara spontan, anggota tim yang dibawanya juga mengikutinya dari belakang.Jean yang tengah mengobrol santai, sontak merasakan sebuah aura mencekam yang mendekat. Ketika Jean menoleh, terdengar sebuah suara familier yang berkata, "Aku pikir aku salah lihat. Ternyata benar kamu, Pak Jean?"Suara ini ...."Matsumo?" Mata Jean tampak bergetar saat melihat pria paruh ba
Ketika Jean sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan putranya, tiba-tiba Matsumo tertawa dan berkata, "Vedro, ayahmu datang untuk bertanding. Dia masih belum menyerah, dia ingin membuktikan bahwa dia yang benar."Ucapan Matsumo sontak membuat Jean naik pitam. Jean tidak dapat menyembunyikan kebenciannya, raut wajahnya terlihat murung dan penuh kebencian."Matsumo!" bentak Jean yang sudah tak dapat membendung amarahnya."Ini urusan keluargamu, sebaiknya tutup mulutmu!" Jean menatap Matsumo dengan tajam.Matsumo tampak tersenyum santai, seakan-akan meremehkan peringatan yang diberikan Jean.Vedro ingin menjawab, tetapi Matsumo menatapnya dan memberikannya isyarat untuk diam. Kemudian Matsumo menyipitkan matanya sambil menatap Jean. "Oh? Tidak ada hubungannya dengan aku?""Vedro adalah anggota tim sekaligus murid yang aku bina dengan susah payah. Kalian berdua berada di kelompok yang berbeda, kalian adalah lawan, bukan teman. Aku tidak ingin masalah kalian sampai memengaruhi perfo
Matsumo dan timnya terpaksa pergi meninggalkan Hotel Noman."Wah, ternyata Paman hebat menyindir orang." Suzy mengacungkan kedua jempolnya."Tergantung orang, aku tidak begitu menyukai orang Negara Dongying." James memberikan kartu aksesnya kepada Suzy. "Ini, ambil kartu dan paspor kalian."Ketika memberikan paspor dan kartu kepada Jean, Suzy tidak tega melihat Jean yang terlihat sedih dan kecewa. Suzy ingin menghibur Jean, tetapi dia tidak tahu harus berkata apa. Setelah dipikir-pikir, akhirnya Suzy mengurungkan niatnya."Christina, kita sekamar." Suzy mengembalikan paspor Christina."Oke." Christina mengangguk.Setelah mendapatkan kartu akses kamar, semuanya masuk ke dalam lift dan beranjak ke kamar masing-masing. Kamar di hotel ini sangat luas, lengkap, dan bersih.Mereka telah melalui perjalanan panjang. Sesampainya di dalam kamar, mereka langsung menyiapkan air panas dan berendam untuk merilekskan tubuh.Di saat bersamaan.Matsumo dan timnya sedang sibuk mencari hotel di sekitar H
Sekitar jam 2 pagi, bulan bersinar menyinari langit."Kamu kejar terus. Aku akan mengadangnya lewat jalan lain." Setelah berpesan kepada asistennya, Lance buru-buru berlari ke gang di arah yang berlawanan.Hujan baru reda, jalanan terasa licin dan terdengar suara percikan air saat kaki menginjak genangan air. Namun Lance sama sekali tidak memedulikan celananya yang basah, dia hanya ingin menangkap Airin!AIrin sangat licik, dia tidak hanya kabur ke Negara Filic, tetapi juga bersembunyi di tengah keramaian Jalan Kuno. Menangkap Airin bukanlah pekerjaan yang mudah.Lance menghabiskan 3 hari untuk mengintai dan mengumpulkan informasi. Akhirnya malam ini Lance mendapatkan kesempatan untuk menangkap Airin, dia tidak mau menyia-nyiakannya.Dengan kecepatan kilat, Lance menelusuri setiap lorong gang. Setelah berlari sejauh 3 km, Lance berhenti saat mendengar suara tawa jahat yang diiringi tangisan seorang wanita.Lance sudah sering menemui hal seperti ini. Sekarang, tugas utamanya adalah mena
"Hati-hati!" Lance bergegas menarik gadis itu ke dalam dekapannya.Tong sampah jatuh berceceran. Di bawah sinaran cahaya bulan, mereka berdua saling bertatapan.Bulu mata gadis ini tampak bergetar, matanya yang jernih terlihat gugup dan panik.Pinggang gadis ini sangat ramping. Lance tercengang melihat kecantikannya, dia merasakan sebuah gejolak aneh yang bergetar di dalam hati."Ah, terima kasih ...." Gadis ini mendorong tubuh Lance.Di tengah kebingungan, Lance melihat gadis ini terhuyung-huyung sambil mendesis kesakitan.Lance ingin mengulurkan tangan, tetapi gadis ini malah mencegatnya. "Aku tidak apa-apa, terima kasih."Lance mengerutkan alis, jelas-jelas kaki kanan gadis ini terkilir, tetapi kenapa dia malah menolak untuk dibantu? Entah apa yang dikhawatirkan gadis ini ....Lance adalah pria yang cuek. Anehnya, malam ini sangat memedulikan keselamatan dan kondisi gadis ini. "Kakimu terluka, kamu tinggal di mana? Biar aku antar."Gadis ini terlihat waspada.Lance tersenyum dan ber