Charles menatap Samantha selama beberapa saat, tatapannya mengandung makna yang dalam. "Nolan tidak sama sepertimu."Samantha tertegun, dia mengerti maksud Charles. Sejujurnya Samantha merasa terpukul dan malu.Benar, perebutan kekuasaan kerajaan memang sangat kejam. Hanya ada satu pemenang dan yang lain harus mati. Namun, Nolan berbeda, dia tidak menjerumuskan Samantha, tetapi malah membebaskannya.Samantha juga tidak menyangka bahwa Nolan akan berbuat seperti itu.Samantha mengangguk. "Ayah, Nolan memang lebih pantas menjadi pemimpin."Charles terkejut mendengar jawaban Samantha. "Kamu serius?""Iya." Samantha mengangguk tulus.Charles pun tersenyum puas. Dia mengamati kondisi Samantha, nada bicaranya terdengar jauh lebih lembut. "Beberapa hari ini kamu pasti menderita, istirahat yang cukup. Besok kita akan mengadakan perjamuan untuk berterima kasih kepada Keluarga Xin, kamu ikut juga. Mereka memberikan kontribusi besar dalam penangkapan Thomas dan Willis.""Baik, Ayah." Samantha men
Sesaat merasakan kehadiran seseorang di belakangnya, Tori menoleh dan malah mengerutkan alis. "Wallace?"Wallace terpesona melihat kedua mata Tori yang indah. Seketika, kepala Wallace terasa kosong, dia bahkan lupa semua kata-kata yang ingin diucapkan.Melihat Wallace yang tercengang, tiba-tiba Tori menarik pergelangan tangan Wallace dan berkata, "Kebetulan, aku ingin meminta bantuanmu."Tanpa menunggu jawaban Wallace, Tori langsung menariknya ke motor yang diparkir di halaman. Wallace tercengang melihat Tori naik ke atas motor dan hendak pergi. Tori menoleh ke belakang, lalu bertanya, "Kenapa masih melamun? Cepat, naik!""Ke mana?" Wallace bertanya secara spontan.Tori tidak menjawab, dia hanya menatap Wallace dengan tajam. Wallace tampak gugup saat berhadapan dengan kedua mata Tori yang indah. Akhirnya, Wallace naik ke atas motor tanpa bertanya lebih lanjut.Wallace yang duduk di belakang dapat mencium tubuh Tori yang beraroma bunga mawar. Aroma tubuh Tori sangat harum dan menyegarka
Wallace terlihat kebingungan, bertarung dengan Tori?Wallace tidak suka sembarangan bertarung. Selain saat latihan atau menghadapi musuh yang sesungguhnya, Wallace tidak pernah main tangan. Apalagi, Tori adalah seorang wanita, mana mungkin Wallace melawannya?Namun, Wallace tertarik saat mendengar persyaratan yang diajukan Tori. Yang menang boleh meminta sesuatu kepada yang kalah ...."Boleh meminta apa pun?" tanya Wallace.Tori menganggukkan kepala.Wallace cukup tertarik, sebuah pikiran pun terbesit di benaknya. Namun, Wallace langsung mengurung niat tersebut, rasanya agak memalukan mengajukan permintaan seperti "itu".Wallace bukanlah orang yang suka memanfaatkan keadaan. Dia menggelengkan kepala dan berkata, "Aku ....""Tidak boleh menolak! Kamu harus bertarung denganku!" Tori langsung menyela ucapan Wallace, sikapnya terlihat sangat tegas.Wallace tahu bahwa Tori adalah wanita yang perkasa. Hanya saja Wallace tidak menyangka kalau ego Tori sebesar ini."Wallace, kamu tidak berani
Wallace tertegun setelah mendengar permintaan Tori. Awalnya Wallace juga ingin mengajukan permintaan yang sama, kenapa malah Tori yang menyatakan perasaannya?Wallace yang biasanya pintar langsung merasa bodoh. Seketika, otaknya terasa tidak berfungsi.Setelah termenung selama beberapa saat, Wallace baru menyadari sesuatu ....Sebentar! Bukan bodoh, tetapi terlalu senang. Saking senangnya Wallace tidak tahu baru bereaksi seperti apa.Keringat yang menetes di kening Tori membuatnya makin memesona. Lekukan tubuhnya yang indah serta rambutnya yang terurai membuat Wallace terpanah.Meskipun sudah hampir berusia 30 tahun, Wallace tidak pernah menjalin hubungan yang serius. Wallace bukan orang yang mudah dirayu, tetapi Tori berhasil membuat jantungnya berdegup kencang.Sekujur tubuh Wallace terasa panas. Dia bahkan tak sanggup mengucapkan sepatah kata pun.Wallace berpikir sebentar, apakah dia tidak salah dengar? Apakah semua cuma ilusi?"Menjadi pacarmu? Kenapa?" Wallace kembali memastikan.
Tori menarik tangan Wallace dan berjalan masuk ke dalam kuil tua yang tampak sudah bobrok.Wallace mengikuti Tori dalam kondisi linglung.Begitu memasuki gerbang, terdapat sebuah pembakar dupa setinggi 1 meter yang sudah berkarat. Di belakang pembakar dupa, tampak sebuah aula utama yang digunakan sebagai tempat berdoa. Sebuah patung besar yang sudah berdebu dan retak ditempatkan di tengah aula utama.Suasana di dalam aula terasa lembab, lumut memenuhi dinding, pintu dan kayu pun sudah lapuk.Kuil ini sangat kecil dan terpencil. Apakah Tori benar-benar tumbuh besar di sini?"Ini ...." Wallace mantap wanita yang menarik tangannya.Tempat ini memiliki makna yang khusus bagi Tori. Sesaat memasuki gerbang, perhatian Tori sudah tidak tertuju kepada Wallace. Mata Tori tampak berbinar-binar saat melihat kuil ini.Melihat Tori yang memandang tempat ini sambil tersenyum, Wallace pun tertegun dan diam.Tanpa disadari, Tori mulai meneteskan air mata. Wallace yang tidak tega melihatnya menangis pun
Tanpa berbicara apa-apa, sosok tinggi itu menggendong Tori dan membawanya pergi.Sosok ini lebih hebat daripada penjaga kuil. Dia tak hanya bisa seni bela diri, tetapi juga menguasai banyak keterampilan lain.Tori sangat rajin belajar, dia ingin segera menjadi orang hebat dan membalaskan dendamnya kepada penjaga kuil yang telah mencampakkannya.Begitu tumbuh dewasa, Tori kembali ke kuil, tetapi biksu yang membesarkannya sudah tidak ada.Tori mencari tahu, ternyata 2 bulan setelah Tori dibawa, penjaga kuil yang merawatnya meninggal.Tori telah memendam emosinya selama bertahun-tahun. Setelah mengetahui kepergian penjaga kuil, Tori kesal karena tidak bisa melampiaskan kekesalannya.Selang berapa lama, Tori baru tahu bahwa penjaga kuil dan sosok yang membawanya pergi adalah teman dekat. Penjaga kuil terluka parah saat pertempuran, akhirnya dia pensiun dan mengucilkan diri. Makin tua, kondisi penjaga kuil makin parah, hidupnya sudah tidak lama.Penjaga kuil mengkhawatirkan Tori, gadis beru
Wallace mengucapkannya secara spontan.Begitu selesai bicara, tak hanya Wallace yang tertegun, Tori juga tercengang mendengarnya. Tori mengira bahwa dia sedang berhalusinasi."Wallace, kamu ...." Tori terlihat tegang.Walaupun terlihat tenang, sebenarnya Wallace jauh lebih gugup daripada Tori. Wallace malu mengungkap perasaannya, tetapi sekarang semua sudah terungkap.Sekujur tubuh Wallace terasa panas, jantungnya berdegup kencang seperti mau meledak.Karena sudah terlanjur diungkapkan, Wallace pun memutuskan untuk membicarakan semuanya.Wallace bukanlah orang yang suka tarik ulur, dia tidak punya waktu untuk bermain-main."Aku bilang ...." Wallace menggenggam tangan Tori, lalu menatapnya dengan serius dan mengulang semua ucapannya, "Aku tidak mau dan tidak ada rencana untuk bersandiwara. Seandainya tadi aku yang menang, aku juga akan meminta kamu untuk menjadi kekasihku. Tapi aku ingin menjalin hubungan yang serius, bukan untuk main-main."Wallace lega setelah mengungkapkan semuanya.
Ternyata masih banyak kejahatan Thomas yang belum diketahui. Tak disangka, ternyata Thomas yang menyebabkan Suzy hilang sampai Lorraine stress dan jatuh sakit.Lantas bagaimana dengan Barbie? Tak lama setelah Suzy hilang, Barbie muncul secara kebetulan dan diangkat menjadi putri Keluarga Xin. Apakah Thomas juga yang merencanakannya?Bagaimana bisa ada orang sejahat Thomas? Bagaimana seorang sahabat tega menjebak sahabatnya sendiri?Joris dan Lance sangat murka, tetapi mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa. Thomas sudah ditembak, tak ada lagi yang tersisa.Thomas tewas dengan membawa semua dosa-dosanya ...."Dor!" Kembali terdengar sebuah tembakan, tubuh Willis yang kekar pun terjatuh ke tanah.Willis dan Thomas sama jahatnya, mereka berdua adalah iblis berwujud manusia.Ditembak mati merupakan hukuman yang ringan bagi mereka. Semua itu tidak sepadan dengan kejahatan yang telah mereka lakukan selama ini.Joris dan Lance menghela napas lega, akhirnya Keluarga Xin bisa melanjutkan hidup