"Beh, jadi ini beneran rumah masa depan aye?" tanya Jodi antusias.
"Iye, rumah loe sama bini loe, Rara," jawab Rojak tersenyum lebar.
"Yang, kite punya rumah," ujar Jodi hendak memeluk Rara, namun sikap dingin Rara membuatnya ragu dan berakhir memeluk udara.
"Hahaha, gares loe," ledek Sabeni.
"Babeh, seneng banget mantu nya mangsedih," lirih Jodi.
"Kagak bakalan ada asap kalo kagak ada api. Loe udah kagak bisa sembarangan lagi bergaul sama teman loe," Halimah mengingatkan.
Ucapan Halimah sontak membuat kaget semuanya yang tidak mengetahui alasan kemarahan Rara.
"Jak, anak loe ngapain anak gue?" tanya Sabeni.
"Gue kagak tahu," jawab Rojak jujur.
"Maaf, aye kemarin tuh pas mau pulang di ajak Riko. Dia bilang katanya mau gelar farewell party di cafe," ucap Jodi mulai menjelaskan.
"Apa? Bawel mati? Loe ketemu orang bawel Nyang udah mati," tanya Rojak kebingungan.
"Maksudnya pesta perpisahan kelas, Be
"Woah, udah lengkap ternyata isi perabotan di kamar," ujar Jodi kegirangan begitu menyadari isi kamar yang dia tempati. Jodi langsung bersantai ria, berbaring di atas kasur. "Aku tidur bentar ya? Aku semalaman gak bisa tidur kamu gak respon telepon dan chat aku," ucap Jodi sambil memandangi Rara lekat. Merasa gerah, Jodi meloloskan kaos yang sedang dikenakannya. Tak hanya itu, dia juga tidak sungkan melepas ikat pinggang yang masih melekat pada celana jeans-nya. "Eh, mau apa?!" sentak Rara setengah berteriak. Rara jelas ketakutan luar biasa karena itu merupakan hal baru baginya melihat suaminya itu melepaskan celana. Terbayang kembali kejadian panas dingin saat Rara terpaksa harus skin to skin kala mengobati Jodi yang sedang demam. "Di, jangan macam-macam loe ye! Enyak kurung loe berdua supaya berdamai. Tapi peralatan mandi belum sempat beli. Enggak boleh dulu ya enggak boleh!" peringatan Rodiah dari luar kamar, dengan suara nyaring dan
Menjelang sore baru lah little pasutri itu diberikan kesempatan untuk keluar dari kamar mereka. Wajah mereka lebih segar dari pada sebelumnya karena di dalam kamar waktu dihabiskan dengan boci, bobo ciang.Sepasang baju muslim berwarna peach telah disiapkan untuk mereka kenakan. Demi menghormati para leluhur, eh keempat orang tua mereka yang begitu kompak ingin menyatukan putra dan putrinya agar tidak bertengkar lagi.Rupanya keduanya orang tua Jodi dan Rara telah menyiapkan acara syukuran pindahan rumah baru. Aneka kudapan dan tumpukan nasi kotak telah berjejer rapih memenuhi satu kamar tamu yang kosong.Satu persatu para tetangga kanan, kiri, depan dan belakang, serta warga sekitar rumah itu berdatangan ke rumah baru little pasutri, Jodi dan Rara.Semua orang begitu antusias menikmati interior rumah minimalis nan manis milik little pasutri yang tampak memperlihatkan binar kebahagiaan. Iya, mana mungkin Jodi dan Rara menunjukkan pertengkaran di antara mereka kep
CeklekJodi keluar dari kamar mandi hanya membungkus tubuhnya di bagian bawah. Untuk pertama kalinya Rara melihat perut sixpack Jodi. Entah bagaimana perut itu bisa terbentuk dan anehnya Jodi terlihat begitu mempesona dengan perut yang tampak indah. Apalagi tetesan air yang mengalir di perut Jodi terlihat menggoda sekali. Hingga Rara hanya bisa menelan salivanya."Tutup mulut loe tuh. Itu iler udah kemana-mana, awas basah iler dah-" ledek Jodi.Dengan bodohnya Rara menutup mulutnya. Sejak melihat Jodi keluar dari kamar mandi memang mulutnya menganga karena terkejut.Apa Jodi sengaja menggoda dirinya agar traveling otak sebelum memasuki zona me sum?Pikiran itulah yang pertama kali melintas dipikirannya. Namun, buru-buru dia menghilangkan pikirannya, terlebih lagi ketika Jodi membuka handuknya. Tak butuh waktu lama, dia pun menutup matanya menggunakan selimut."Aku pakai celana pendek," ucap Jodi seraya mengeringkan tubuhnya.Perlahan Rara memberani
Jodi berusaha menahan kedua di bibirnya melihat rona merah jambu di pipi Rara ketika Jodi sengaja menggodanya. Istrinya yang tidak hanya galak tapi juga bermulut pedas itu tampak menggemaskan di mata Jodi.Apakah ungkapan benci merupakan singkatan benar-benar cinta dalam hubungan mereka? Sepertinya iya karena Jodi tanpa sadar pun merasakannya. Aneh memang seharusnya dirinya tidak langsung berubah bersikap sok romantis kepada Rara agar tidak membuat istrinya itu menjauh.Pemaksaan yang dilakukan oleh orang tua kedua belah pihak untuk menjalani pernikahan dini di awal memang sangat menyebalkan bagi Jodi. Namun, baru berjalan beberapa hari saja dia sudah berubah haluan dan seratus persen yakin kalau akan terus mempertahankan pernikahan dini mereka yang terpaksa dijalani.Sebenarnya rasa tertarik terhadap gadis galak itu sejak lama dirasakan oleh Jodi. Untuk itu lah dia kerap kali sengaja mengajak gadis itu ribut bak Tom and Jerry. Konyol memang karena sikap emosi y
Pernikahan itu bersama secara fisik, jiwa dan pikiran. Itu berarti tak seharusnya sepasang suami istri tinggal terpisah. Bukankah pernikahan bertujuan untuk saling berbagi rasa kasih sayang sehingga kita merasa tentram. Apakah rasa tentram akan tercapai bila suami istri tinggal berjauhan? Hal-hal itu terus beradu di dalam pikiran Jodi. Hingga dia akhirnya memutuskan untuk mengambil tindakan tegas, tapi tidak terkesan memaksakan kehendak dirinya agar bisa tidur satu kamar bersama Rara. Udara dingin dari pendingin ruangan terasa begitu menusuk ke tulang. Padahal selimut sudah menghalangi udara dingin. Namun, tetap saja tembus hingga membuat dua orang yang berada di balik selimut kedinginan. Sepasang suami istri yang berada di balik selimut merasa kedinginan, sehingga membuat mereka saling memeluk mencari kehangatan. Tubuh mereka melekat sempurna. Membuat beberapa anggota tubuh yang tidak dilapisi baju pun terasa menempel satu dengan yang lain. Semakin k
Seusai pelaksanaan ujian praktek, kegiatan siswa dan siswi kelas dua belas SMA Bunga Bangsa terlihat santai. Mereka hanya disibukkan dengan ujian praktek susulan sesuai jadwal yang diumumkan di Mading sekolah. Karena itu, setiap siswa sejak tadi hilir mudik bergantian mencermati apakah nama mereka tercantum didalamnya atau tidak. Sekolah memberikan waktu seminggu bagi para siswa dan siswi yang belum menyelesaikan kegiatan ujian praktek nya. Namun, karena sebagian besar mereka sudah tidak memiliki jadwal ujian praktek susulan, kini mereka banyak terdampar di kelas, lapangan sekolah, kantin bahkan pojokan sekolah yang bisanya tak berpenghuni. "Duh, nilai praktek agama gue jelek," keluh Siska. "Ya udah loe temuin Bu Solehah minta jadwal susulan," usul Rara. "Loe nanti temani gue ya ke ruang guru?" pinta Siska yang langsung mendapatkan anggukan kepala dari Rara. "Yuk, sekarang aja mumpung belum terlalu rame tuh kayaknya," ajak Rara. "Girls
Rara harus menelan rasa kecewanya lantaran tidak melihat sosok yang dia cari di dalam kelas. Langkahnya lalu berlarian keluar masuk kelas dan ruangan yang dia kira akan menemuinya. Namun, begitu memasuki pintu arah parkiran motor, dia melihat Dodit tampak tergesa-gesa hendak menyalakan mesin motornya."Dit, gue ikut," pekik Rara sambil berjalan cepat ke arah Dodit."Ja- jangan deh. Rosa kemana sih?" Dodit terdengar gagap mendapati permintaan Rara yang ingin mengikutinya. Sikap Dodit yang seperti ini justru semakin menguatkan niat Rara agar memaksakan keinginannya untuk ikut bersama Dodit."Loe emang mau kemana sih? Gue ikut beli bensin deh-" desak Rara.'Mam pus gue kenapa sial bener pagi ini? Alamat bakalan kena amukan singo edan kalau Rara beneran boncengan sama gue' batin Dodit menatap kecut ke arah Rara."Ra, ini bukan masalah bensin tapi nyawa gue bakalan terancam kalau loe bareng sama gue-" ucap Dodit yang tanpa sadar malah menaikkan kadar pe
Jodi dan Rara pulang ke rumah baru mereka. Kini Jodi mulai memindai penampakan istrinya. Dia menelan salivanya dengan susah payah saat pandangan matanya terhenti pada leher putih dan mulus Rara yang saat ini terpampang nyata.Dan dengan gerak refleks, Jodi menarik ikat rambut istrinya, hingga membuat rambut hitam Rara yang sedari tadi di cepol kini tergerai indah menutupi leher gadis itu."Iih, kenapa di lepas? Gerah-" protes Rara."Kalau keluar rumah rambut jan di iket. Aku gak suka. Digerai gini aja, kamu jadi kelihatan cantik," ucap Jodi seraya menyisir rambut istrinya dengan jari-jari tangannya.Sedangkan wajah Rara kini sudah semakin memerah karena ucapan suaminya. Ahh di bilang cantik saja sudah membuat Rara melting.'Jangan-jangan cowok di luar sana pada liatin leher bini gue. Ckk, kalau lihat tadi Rara boncengan sama Dodit dan Riko gak berkedip memandangi Rara rasanya pengen gue colok itu bola matanya', batin Jodi. Dia benar-benar tak rela