Saat waktu berhargamu tidak lagi bisa diputar ulang, siapa yang pantas disalahkan? Semesta yang merenggutnya tanpa permisi? Atau dirimu sendiri karena tidak memanfaatkan waktu itu sebaik mungkin? Lalu kamu sadar bahwa semua ini mungkin memang sudah skenario Tuhan. Siapa yang tahu kalau-kalau di dalamnya ada secercah harapan, bukan? Yang harus dilakukan hanyalah berjuang keras dan bertahan. Selama hampir 3 bulan jiwa Hae tidak punya tujuan. Ingatannya hilang, tidak punya teman untuk diajak berbincang kecuali makhluk-makhluk yang sama sepertinya. Hae pikir semua ini adalah kutukan. Menimbulkan enigma tanpa jawaban. Terus terulang bagai lingkaran setan. Tapi ia sadar, ini semua ternyata hadiah dari Tuhan. Dengan hadirnya Kiran, satu-satunya manusia yang bisa melihatnya, ia mampu bertahan. Maukah Kiran membantu atau bahkan mungkin berteman dengan jiwa Hae? Lalu bisakah Kiran mencari tahu kehidupan Hae sebelumnya? Dan apa jadinya jiwa malang itu jika sudah mengetahui masa hidupnya?
View More“Cuci yang bersih yaaaa!” ucap Gibran sedikit mengejek adiknya yang sedang menggosok body Sheryl sambil memakan es krim. Kiran merespon dengan mengangkat sebelah bibirnya jengkel, melihat Masnya yang hanya goyang kaki saja sambil menikmati es krim stoberi di ayunan kayu depannya.Kiran kembali fokus ke pekerjaannya namun ia berhenti dan tersenyum jahil ke arah Masnya yang masih asik memakan es krim.“Kak Wanda!” panggil Kiran pada Wanda yang saat itu sedang mengayuh sepeda melewati rumah dua kakak beradik ini.Mendengar adiknya memanggil nama itu, lantas Gibran langsung membenarkan duduknya dan gelagapan saat Wanda berhenti di depan gerbang karena panggilan Kiran dan tersenyum ke arah mereka.“Hai, Kak!” sapa Kiran lagi dengan ramah, keduanya memang cukup dekat. “Darimana mau kemana nih?”“Abis beli buah di tukang sayur depan komplek dan mau pulang,” jawab Wanda lalu ia memp
“DEEEK! BANGUUN!”Suara berat Gibran memenuhi kamar Kiran, membuat cewek itu mengernyitkan dahi. Sedikit sebal karena abang satu-satunya itu mengganggu tidur paginya yang nyenyak Ia tambah sebal saat merasakan kasurnya bergoyang berkat Gibran yang seenak jidat melemparkan tubuhnya sendiri yang besar ke atas kasur Kiran.Yap, inilah Gibran RakabumiRivan,masnya Kiran yang punya visual bukan main. Jangan tanya mengapa namanya sama sepertinamaanak presiden.Kiran tidak tahu, bahkan kedua orangtuanya juga tidak tahu-menahu. Tapi yang jelas nama itu membuat Gibran tambah terkenal di kalangan teman sebaya, kakak kelas cantik, adik-adik kelas gemas, dan juga sekarang para kakak tingkat beken. ‘Minggir woi anak presiden mau lewat!’ tengilnya Gibran waktu masih duduk di bangku SMA. Sekarang, cowok jangkung yang tingginya sebelas duabelas sama tiang lampu pinggir jalan itu sudah berkuliah. Semest
“Darimana lo?’ tanya Jefri begitu Kiran berjalan mendekatinya.“Sonoooo,” jawab Kiran sambil menunjuk tempatnya berasal dengan dagunya.“Dapet jodohnya?” tanya Jefri sembari berjalan menuju kasir sedangkan Kiran mengekori di belakangnya.“Enggak,” jawab Kiran. “Nggak ketemu Dirga sih.”“Dih pede banget bakal jodoh sama Dirga,” ledek Jefri. “Lagian ya pasti nih, do’a lo biar berjodoh sama Dirga lagi bertarung tuh di atas sana .”“Hah? Kok?” tanya Kiran bingung.“Yaaa.., pasti banyak juga yang berdo’a untuk di jodohkan sama Dirga Yongki Dharmawangsa, bukan lo doang.”Kiran terdiam. Ada benarnya juga apa yang sahabatnya katakan barusan. Ia terlalu sibuk pada perasaannya sampai tak menyadari bahwa pasti ada banyak barisan kaum hawa yang juga menantikan Dirga membalikkan tubuhnya ke mereka, sama sepertinya. Tapi sayangnya
Semilir angin sore berhembus, menerbangkan anak-anak rambut yang tak terikat milik gadis yang duduk termangu di beranda rumahnya. Ia menggerak-gerakkan kakinya sambil menghembuskan nafas berat yang entah sudah berapa kali. Ia bosan. Entah gadis itu yang terlalu cepat bersiap diri atau memang kebiasaan cowok laknat yang sudah ia tunggu sejak hampir setengah jam yang lalu. Sesekali juga ia membuka sosial media di ponselnya dan mengambil foto selfie.Kirana Cesta Rivandra, atau yang biasa dipanggil Kiran, tersenyum saat melihat hasil jepretannya. Persilangan antara bibit Bandung dan Yogyakarta dari kedua orangtuanya tidak gagal sama sekali. Dari masnya, Gibran, dirinya sendiri, dan juga adik bungsunya, Rendi, semuanya bibit unggul yang kalau bisa dibilang visualnya di atas rata-rata.Pesona cewek ini tentu saja kuat. Kalau saja ia berada di Korea sekarang, mungkin ia sudah ditawari untuk casting dan menjadi idol di negeri gingseng itu. Cewek yang sekaran
Semilir angin sore berhembus, menerbangkan anak-anak rambut yang tak terikat milik gadis yang duduk termangu di beranda rumahnya. Ia menggerak-gerakkan kakinya sambil menghembuskan nafas berat yang entah sudah berapa kali. Ia bosan. Entah gadis itu yang terlalu cepat bersiap diri atau memang kebiasaan cowok laknat yang sudah ia tunggu sejak hampir setengah jam yang lalu. Sesekali juga ia membuka sosial media di ponselnya dan mengambil foto selfie.Kirana Cesta Rivandra, atau yang biasa dipanggil Kiran, tersenyum saat melihat hasil jepretannya. Persilangan antara bibit Bandung dan Yogyakarta dari kedua orangtuanya tidak gagal sama sekali. Dari masnya, Gibran, dirinya sendiri, dan juga adik bungsunya, Rendi, semuanya bibit unggul yang kalau bisa dibilang visualnya di atas rata-rata.Pesona cewek ini tentu saja kuat. Kalau saja ia berada di Korea sekarang, mungkin ia sudah ditawari untuk casting dan menjadi idol di negeri gingseng itu. Cewek yang sekaran...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments