Siska melajukan motornya dengan berbagai perasaan berkecamuk. Ia juga bingung kenapa tadi begitu ketakutan menghadapi Andri padahal kalau di ingat lagi sikap Andri sudah jauh lebih baik kepadanya. Tapi ia malah pergi begitu saja.
Saat melewati pertigaan lampu merah dari sebelah kiri terdengar suara seseorang memanggil namanya. Ia terhenyak karena pemilik suara itu ternyata adalah Dodit."Hahaha. Kita emang jodoh ya Sis," suara gelak tawa Dodit terdengar setelah berhasil membuat Siska melihat lalu mendekatinya."Pede abis loe! Hahaha." Siska ikutan tertawa."Eh, ketemu lagi sama mba katering." Vania langsung merangkul Siska."Enak bener loe bocah panggil gue mba katering." Siska mendelik kesal."Ampun deh loe Van, kelar hidup loe kalo kedengaran Andri sembarangan panggil ayang nya. Hahaha," ledek Dodit."Dih, kenapa boncabe pake di sangkutin sama gue?" Siska tak sudi namanya terkait dengan Andri."Ah, elo kurang nyata apa dia bucin sama eSiska tertegun mendengar penuturan Andri mengenai alasan Rosa selalu menolak Samudra. Rupanya ucapan pedas dan sikap kasar Ibu dari Samudra penyebabnya. Tenggorokannya mendadak tercekat lantaran merasa sebagai sahabat yang buruk karena tidak mengetahui kesedihan sahabatnya."Lho, kok malah bengong?" Andri keheranan melihat ekspresi Siska terdiam."Mm, nyesel gue selalu mojokin Rosa yang selalu nolak Sam." Siska tertunduk menahan sesal di dalam hatinya."Apa yang aku ceritakan ke kamu itu kejadian tiga tahun lalu." Andri mengingatkan Siska."Iya tapi kan- Ah, enggak nyangka gue emaknya Sam julid banget," dengus Siska yang masih kesal mendengar cerita masa lalu yang diceritakan oleh Andri."Heh, kualat kamu itu seumuran Mama kamu. Aku bilang tadi kan kejadiannya tiga tahun lalu kalau sekarang mah udah beda jauh. Emak Jamilah nyesel dan berubah drastis jadi baik." Andri menjelaskan."Mana ada orang berubah secepat itu," solot Siska sambil melip
Sebulan setelah kejadian di cafe itu Jamilah selalu berupaya meminta maaf dan mendekati Rosa. Jamilah sadar kalau memaafkan tidak akan semudah membalikkan telapak tangan. Namun ia akan berusaha sekuat tenaga karena ini menyangkut kebahagiaan sang putra kesayangannya, Samudra.Sementara itu hubungan antara Andri dan Siska memasuki babak baru karena tepat di hari itu Andri langsung menemui kedua orangtua Siska. Ada rasa canggung yang menyertai mereka yang biasanya bicara sesuka hati kini lebih menjaga sikap entah mengapa.Seperti nya mereka semakin mantap menuju halal tahun ini juga. Siska pun kini berusaha bersikap jinak-jinak merpati karena biasanya ia bak singa betina yang akan menerkam boncabe. Ia juga jadi rajin membaca dan mempelajari ilmu tentang sakinah bersama mu dan seputar ilmu parenting karena Siska memang sangat menyukai anak kecil.Sore hari di bengkel mantan jombloDari rentetan kebahagiaan para anggota mantan jomblo hanya tersisa Dodit yang
"Bismillahirrahmanirrahim, Samudra Nata Dekoko, saya nikahkan engkau dengan putri kandung saya, Rosa Roslaina Handiyani binti Afgan Syah Reza dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan seperangkat perhiasan seberat seratus lima gram, dibayar tunai." Afgan Syah Reza, ayah kandung Rosa melafalkan ucapan itu dengan bergetar tatkala mengingat bahwa mulai kini ia harus melepaskan putri tercintanya yang kini akan resmi menjadi istri dari pria yang sedang ia jabat tangannya.Samudra menggenggam erat tangan Afgan dan menjawab dengan cepat."Saya terima nikah dan kawinnya Rosa Roslaina Handiyani binti Afgan Syah Reza dengan mas kawin tersebut, di bayar tunai," ucap Samudra dengan suara lantang."Bagaimana sah?" tanya Pak penghulu sambil memandang ke arah para saksi."Sah, Sah." Beberapa orang menjawab bersamaan dengan suara lantang."Alhamdulillah. Mari kita sekarang berdoa bersama-sama." Kemudian Pak penghulu membacakan doa yang diaminkan oleh seluruh or
Ada yang tidak bisa dijelaskan pada orang lain mengenai hidup kita. Seperti luka yang tak kasat mata dan tak terjamah mata manusia. Bertopeng senyum seolah baik-baik saja. Seperti yang dirasakan Dodit dan dirahasiakan pada alam semesta.Sejak dulu sebenarnya laki-laki itu sudah ingin meledak ketika sahabatnya, Samudra ternyata menyukai Rosa. Belum lagi sikap Rosa yang tampak abu-abu dimatanya, membuat dia selalu ragu mengutarakan perasaannya. Mereka memang dekat dan bahkan sangat dekat bak sepasang sepatu kanan dan kiri. Dodit selalu menjadi tempat ternyaman Rosa dalam mengadukan keluh kesahnya kala semua sahabatnya sibuk dengan kegiatannya. Dodit sendiri tentu saja akan menjadi pendengar yang baik untuk Rosa. Jika semua keranjang sampah permasalahan Rosa telah berhasil Dodit tenang kan, mereka sering menghabiskan waktu di taman kota sekadar mengobrol atau menikmati jajanan cotton candy, kesukaan Rosa.Kondisi kesehatan Yola, sang sepupu yang memburuk dan menyita
Keesokan harinya Dodit menjajakan dagangannya lebih awal karena pagi hari ini ia tidak disibukkan dengan aktivitas nya seperti kemarin membuat roti baru dengan aneka varian rasa penuh kegalauan, melainkan ingin menghabiskan sisa roti kemarin yang masih bagus untuk dijual.Ia kini mulai memilih strategi untuk berjualan di area sekolah atau kampus. Biasanya kan mereka banyak pujangga galau yang pasti akan tertarik membeli sesuatu karena keunikannya, apalagi ini menyangkut perasaan yang susah move on. Pikir Dodit absurd namun menurutnya ada unsur benarnya.Sekolah terdekat berada 7 km dari tempat kosan Dodit. Setelah menghabiskan waktu satu jam sebelum masuk waktu belajar di sekolah itu. Dodit menepi pada bahu jalan di samping sekolah. Ia mengeluarkan rasa gengsinya agar tidak menggangu kepercayaan dirinya. Huft, sarjana jualan roti? Siapa takut? Dodit menarik nafas lalu menghembuskan nafasnya perlahan sambil mengucapkan kalimat itu bak mantra jampe-jampe pelaris dagangan
Kamu tahu hal yang paling menyebalkan tetapi sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari itu apa?Basa-basiAda sebagian orang yang menyukai aktivitas itu. Namun, ada pula sebagian orang pula yang amat sangat membenci aktivitas itu.Salah satunya aku.Interaksi memang sangat dibutuhkan, tetapi untuk berbasa-basi apalagi untuk hal yang tidak perlu dipertanyakan sebenarnya sedikit menggangu.Contoh pertanyaan awam yang sering ditanyakan kepada makhluk penyendiri alias jomblo akut seperti dirinya adalah kapan punya pacar?Setelah punya pacar, yang ditanyakan adalah kapan menikah? Lalu setelah menikah yang ditanyakan adalah kapan punya anak?Kenapa gak sekalian nanya kapan mati?Aku akui saat ini tengah berada dalam fase terendah dalam hidup ku dimana satu-satunya perempuan calon masa depan ku, Rosa menikah dengan sahabat baikku, Samudra. Jelas saja aku masih sulit untuk bangkit dan menata hati ini agar bisa kembali pulih dan tidak
Dodit melajukan mobil inventaris mantan jomblo dengan kecepatan sedang. Kemacetan jalan raya di hari libur seperti ini membuatnya harus benar-benar menahan sabar karena sejak tadi ada saja pengemudi yang salip menyalip jodoh eh kendaraan di jalan.Tujuan nya kali ini adalah mendatangi kantin rumah sakit yang menjadi salah satu tempatnya menitipkan roti kangen mantan. Ia juga sekaligus akan berpamitan kepada semua pemilik warung atau kantin baik hati yang beberapa bulan ini membantunya dalam memasarkan roti kangen mantan.Empat puluh menit kemudian barulah ia tiba di sebuah rumah sakit swasta. Setelah memarkirkan mobilnya, Dodit berjalan ke arah kantin. Meri tampak senang menyambut kedatangan Dodit yang memang terkenal ramah."Waduh, mas Dodit kok lama banget sih nyampe nya? Hampir aja saya mau tutup nih," sapa Bu Meri si Ibu kantin."Biasa Bu pacaran dulu sama trotoar jadi lama," seloroh Dodit."Ck, kasian yo kelamaan jomblo," ucap Meri prihatin.
Dodit yang baru tersadar dari pingsannya, dengan perlahan membuka kedua matanya. Ia terbangun dari sofa tempatnya tadi tertidur."Gue dimana?" Dodit bertanya dengan wajah yang bingung."Kamu ada di ruang inap. Untung aja suami saya tiba-tiba datang jadi bisa cepat langsung tolong kamu." Si Ibu menjawab.Dodit terdiam dan mencoba mengingat apa yang terjadi padanya hingga berada di ruangan tersebut. Wajahnya berubah pucat saat ia mengingat apa yang membuatnya pingsan. Namun itu hanya sesaat, netra nya membulat melihat ruangan yang tadi sunyi kini terdapat banyak orang dan sedikit ramai.Tempat tidur untuk pasien yang lain sudah di geser ke dinding sehingga di samping tempat tidur Pak Jali ada ruang untuk menyimpan meja dan enam kursi yang melingkari meja, kemudian ada beberapa kursi yang di tata rapih sehingga tidak terkesan berhimpitan.Kenapa itu si Kunti udah dandan? Ini ada apaan sih kok jadi pada pake baju resmi? Ah, jangan bilang tadi itu nyata