Share

Bab 935

Author: Anggur
“Aku ke kantor dulu, ya,” ujar Stefan dengan raut wajah enggan meninggalkan Olivia di kediaman keluarga Sanjaya.

Olivia melihat kepergiannya suaminya ditemani oleh Russel di sisinya.

“Tante, kenapa Om Stefan sering banget manggil aku si lucu? Padahal namaku kan Russel,” ujar Russel sambil memegangi pipinya yang dicubit oleh Stefan.

Olivia menggendong Russel masuk ke dalam rumah seraya berkata, “Om cuma bercanda saja, kok. Kamu tuh bukannya si lucu tapi si gemesin.”

Olivia dan Stefan akan menahan emosi mereka ketika sedang bersama Russel agar tidak terjadi konflik di antara mereka. Hal ini bermanfaat untuk memperbaiki hubungan dan kepercayaan di antara mereka.

Walaupun mereka bukan orang tua Russel, tapi mereka sangat menyayanginya. Lagi pula, Russel juga bisa menjadi mediator bagi kedua pasangan itu.

“Namaku Russel!” seru Russel kesal.

“Iya, namamu Russel,” balas Olivia.

Russel langsung tersenyum puas setelah mendengar perkataan Olivia. Dia tidak menyukai semua panggilan itu. Dia
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 936

    “Bosku lagi baik hati. Dia mengambil alih semua urusan malam ini. Aku sih senang-senang saja, makanya aku langsung ke sini setelah pulang kerja. Kita makan sama-sama saja, yuk. Aku sudah memesan meja di restoran hotel Mambera. Bahkan makanannya juga sudah mereka siapkan. Jadi, kita nggak perlu lagi nunggu lama.”“Setelah selesai makan, kita nonton bioskop juga, ya. Kau sudah beli dua tiket film. Jadi, nanti kita akan nonton dua film berdua. Kita harus memanfaatkan momen ini sebaik-baiknya. Aku kan jarang banget bisa punya waktu luang kayak gini,” ujar Reiki penuh antusias. Reiki memang sangat sibuk setelah menjadi asisten Stefan di kantor. Dia hampir tidak pernah memiliki waktu luang di malam hari, terlebih lagi ketika Stefan sedang berkonflik dengan Olivia. Reiki benar-benar tidak memiliki waktu luang sedikit pun karena Stefan selalu menjejalkan urusan pekerjaan kantor kepadanya. Saat itu, Stefan hanya ingin terus berada di sisi Olivia. Junia baru saja ingin membuka mulutnya ketika

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 937

    Junia memberikan kunci toko kepada Bi Lesti setelah memesankan makanan untuknya. “Bi Lesti, kamu bisa menutup toko setelah selesai makan. Jangan lupa dikunci, ya. Kuncinya juga Bibi bawa saja atau Bibi juga bisa kasih kuncinya ke Olivia,” ujar Junia.“Bu Olivia bilang kalau dia tidak bisa datang membantu di toko selama beberapa hari. Saya akan membantu di sini sementara waktu. Jadi, saya akan membawa kuncinya,” ujar Bi Lesti.Kemudian Bi Lesti kembali berkata sambil tersenyum, “Bu Junia pergi saja sama Pak Reiki. Urusan toko serahkan saja sama saya.”Bi Lesti sudah cukup lama membantu operasional toko buku, jadi dia sudah cukup hafal mengenai harga barang-barang di sini. Dia adalah satu-satunya orang yang membantu di toko buku tanpa mempengaruhi operasional toko buku. Junia dengan tenang meninggalkan toko buku dan pergi ke restoran di hotel Mambera bersama Reiki. “Gimana kabar Stefan?” tanya Junia di dalam mobil. “Pekerjaanku semakin hari semakin sibuk saja. Aku bekerja tanpa henti

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 938

    Saat itu, Reiki sama sekali tidak menganggap Junia. Reiki mulai tertarik kepada Junia ketika mereka berada di acara jamuan makan pesta ulang tahun anggota keluarga Hermawan. Junia melakukan berbagai cara agar bibinya tidak lagi mengatur kencan buta untuknya. Reiki merasa jika Junia adalah orang yang selama ini ditunggunya. Mereka memiliki banyak kesamaan, yaitu suka bersenang-senang, bergosip dan melon. Junia juga memberitahu Reiki jika ada sebuah perkumpulan orang-orang pencinta melon. Mulai dari sinilah, muncul keinginan untuk mempersunting Junia di dalam benaknya. “Umurku sudah lebih dari tiga puluh tahun. Aku tahu kalau aku tidak berpengalaman dalam masalah percintaan. Tapi sebenarnya, aku adalah pengamat yang sangat hebat. Aku bisa melihat sesuatu lebih teliti daripada Stefan. Bisa dibilang aku ini adalah konsultan percintaannya. Sayang sekali hubungan Stefan dan Olivia berantakan padahal mereka memiliki seorang master percintaan di sisi mereka,” ujar Reiki penuh kebanggaan. Ju

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 939

    “Reiki!”Reiki langsung menarik gadis itu dan mempercepat langkahnya setelah mendengar panggilan ibunya. Dia sangat jelas ingin menghindari ibunya sendiri. Ibunya dengan cepat mencegat langkah kedua orang itu dengan berdiri di hadapan mereka.“Kamu nggak dengar panggilan Mama, ya?” tanya perempuan itu marah.Namun, kemarahannya langsung berubah menjadi senyuman setelah melihat Junia. Kemudian dia berkata dengan wajah ramah, “Nak, jangan takut. Reiki memang menyebalkan. Mana ada anak laki-laki yang pergi begitu saja ketika ibunya memanggil? Bahkan dia juga pura-pura nggak mendengar.”“Mama!” seru Reiki kesal karena dia tidak pernah menduga akan bertemu dengan ibunya di sini.Ibu Reiki yang bernama Gloria Ardaba langsung memperhatikan Junia dari atas sampai bawah. Dia melihat bunga yang dibawa Junia di tangannya. Dia tahu kalau kedua laki-laki dan perempuan ini sempat bergandengan tangan, meskipun sekarang Reiki sudah melepaskannya.Bunga dan berpegangan tangan, bukankah ini adalah cir

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 940

    “Aku khawatir akan mengganggu Tante,” ujar Junia sopan sambil terus tersenyum. “Nggak apa-apa, kok. Tante justru senang kalau kamu ganggu Tante,” balas Gloria.Kemudian mereka naik ke lantai atas dan masuk ke sebuah ruangan yang kebetulan adalah ruangan yang telah dipesan oleh Reiki. Gloria melepaskan gelang Giok yang melingkar di lengannya setelah mereka semua duduk di dalam ruangan. Kemudian dia menarik tangan Junia dan melepas gelang Giok Junia yang diberikan oleh Reiki. “Junia, Tante belum sempat menyiapkan hadiah untuk pertemuan kita ini. Jadi, Tante berikan gelang Giok Tante yang berkualitas tinggi ini kepadamu. Gelangmu ini Reiki yang berikan, kan? Kamu pakai saja punya Tante karena kualitasnya lebih bagus daripada yang Reiki berikan,” ujar Gloria sambil memasangkan gelang Giok-nya ke pergelangan tangan Junia. Junia hidup di dalam keluarga yang serba berkecukupan. Selain itu, dia juga memiliki tante yang menikah dengan keluarga kaya raya, jadi dia sudah sering melihat berbag

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 941

    Junia teringat bagaimana orang tuanya begitu menyukai Reiki. Kedua orang tua mereka pasti akan langsung menentukan tanggal pernikahan kalau sampai mereka bertemu. “Orang tuaku lagi pergi berlibur. Mungkin mereka baru bisa pulang beberapa bulan lagi,” ujar Junia mencari alasan. “Kalau begitu, Tante akan mengundang mereka makan bersama setelah mereka pulang berlibur. Oh iya, apa Reiki sudah pernah bertemu dengan orang tuamu?” tanya Gloria. “Aku sudah bertemu dengan mereka,” jawab Reiki cepat.“Lalu bagaimana pendapat mereka?” tanya Gloria lagi.“Aku nggak pernah menanyakan pendapat orang tuaku mengenai Reiki. Lagi pula, alasan dia datang biasanya karena ingin bertemu dengan adik laki-lakiku dan mengajaknya makan. Mungkin orang tuaku menganggap kalau Reiki menyukai adikku,” jawab Junia. Gloria cukup kaget setelah mendengar perkataan Junia, sedangkan Reiki justru tersipu malu. Dia mengerti kalau Junia tidak ingin kedua orang tua mereka bertemu. Reiki juga tidak masalah dengan hal ters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 942

    Olivia masuk ke dalam mobil bersama Russel dan kakaknya setelah membantu menutup pintu toko. “Tante sangat senang loh ketika aku meminta tolong padanya. Oh iya kak, aku mau memberitahumu kalau Kak Tiara hamil,” ujar Olivia penuh antusias. Tiara mengetahui kalau dia hamil setelah memeriksakan keadaannya di rumah sakit. Selama beberapa waktu belakangan, dia terus merasa tidak enak badan. Ternyata alasannya karena dia hamil.Tiara sudah bertahun-tahun menikah dengan Aksa, tapi mereka belum juga dikaruniai anak. Sebenarnya, tidak ada masalah sama sekali dengan tubuh mereka. Mereka hanya ingin menunda untuk memiliki anak karena mereka ingin menikmati waktu berdua lebih lama.Tiara mulai berpikir untuk memiliki anak setelah bertemu dengan Russel. Dia berpikir kalau Russel sangat lucu, jadi mereka memutuskan untuk memiliki anak setelah berdiskusi terlebih dahulu. Namun, mereka tidak menyangka kalau mereka akan dikaruniai anak secepat ini. Bahkan mereka benar-benar tidak menyadarinya. Tiara

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 943

    Stefan sedang bernegosiasi dengan kliennya di Hotel Mambera ketika dia menerima panggilan telepon dari pengawalnya. Dia langsung mencengkeram ponselnya erat setelah mendengar kalau Olivia baru saja membeli alat tes kehamilan mandiri di Apotek Kota Mambera. “Oke, kalau begitu,” ujar Stefan tenang.Kemudian dia langsung menghubungi adiknya setelah menutup telepon. “Kenapa, Kak?”“Calvin, kamu di mana?”“Masih lembur di kantor,” jawab Calvin cepat. Kakaknya bekerja sangat keras belakangan ini. Semua orang yang ada di bawahnya pun juga ikut kelelahan. Calvin juga termasuk orang yang kelelahan karena dia adalah Wakil Direktur di Adhitama Group. Dia harus bekerja lembur setiap malam. “Sekarang kamu datang ke Hotel Mambera untuk membicarakan kerja sama kita dengan Pak Fandy. Kita sudah pernah rapat dengannya beberapa kali, jadi kamu pasti mengerti,” ujar Stefan cepat. “Oke,” jawab Calvin patuh.Dia tidak berani bertanya ke mana kakaknya akan pergi. Jadi, dia hanya bisa patuh dan menuruti

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3518

    Sarah pun tidak marah. Dia justru berkata, “Sekarang transportasi sudah mudah. Ada pesawat terbang, kereta cepat, mau ke mana-mana gampang. Pagi di Kota Mambera, siang sudah di luar negeri. Takut apa jauh? Yang penting orangnya baik, cocok untuk anak-anak. Kalian harusnya senang, malah bilang orang yang aku pilihkan kejauhan. Kalau suruh kalian yang urus, rambut kalian pasti akan semakin cepat beruban. Mana bisa santai seperti sekarang.”Sarah menyentuh rambut putihnya dan berkata lagi, “Rambutku putih semua karena mengkhawatirkan pernikahan mereka.”Dewi melihat rambut putih ibu mertuanya dan bercanda, “Mama bisa saja cat rambut Mama jadi hitam. Mama rawat diri dengan baik, kelihatan seperti baru usia awal enam puluhan. Kalau rambut Mama dicat hitam, pasti kelihatan lebih muda.”“Nggak mau. Harus berani hadapi kenyataan kalau aku sudah tua.”Orang yang datang adalah Rosalina. Baru saja masuk ke ruangan, dia mendengar percakapan santai antara ibu mertua dan menantunya.“Nenek, Tante.”

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3517

    Setelah Olivia dan yang lainnya pergi, Dewi baru menelepon Yuna. Yuna pun segera mengangkat telepon.“Oliv sudah berangkat?” tanya Yuna.“Baru saja berangkat. Aku lihat dia dan Russel naik ke helikopter, sampai helikopternya terbang jauh, aku baru berani telepon kamu. Dia nggak akan bisa dengar percakapan kita, kecuali dia punya pendengaran super.”“Oke, terima kasih sudah kasih kabar.”“Sama saudara sendiri nggak perlu sungkan-sungkan. Toh, tujuan kita sama,” kata Dewi.“Kamu juga sungkan sama aku. Setelah semuanya selesai, ayo kita makan bareng. Aku yang traktir.”Keduanya adalah perempuan paling terhormat di Kota Mambera, tapi mereka tidak pernah makan bersama di luar. Karena Olivia menjadi menantu keluarga Adhitama, keduanya baru menjadi sadara. Namun, keduanya belum pernah membuat janji makan bersama.Mereka juga tidak sedekat Dewi dengan ibunya Bram dan ibunya Daniel. Namun, keluarga Ardaba dan keluarga Lumanto memang sangat dekat dengan keluarga Adhitama. Wajar saja Dewi dekat d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3516

    “Aku dan Tante akan pulang sebelum Tahun Baru. Om Stefan bilang habis dari luar kota, dia akan pergi ke sana jemput aku dan Tante.”Dewi tersenyum. “Kalau begitu kita nggak akan bisa bertemu selama belasan hari.”Dewi menarik Russel ke dekatnya lagi dan memeluknya sebentar. Kemudian, dia mencium pipi Russel dan berkata, “Selamat bersenang-senang di sana. Nanti ceritkan pada Nenek kamu dan Liam main apa saja, pergi ke mana, makan apa, terus bawa oleh-oleh dari sana buat kami.”Seandainya bukan karena khawatir Olivia akan mengetahui bahwa semua orang menyembunyikan situasi di Kota Cianter darinya, Dewi pasti tidak akan membiarkan Russel pergi ke Vila Ferda secepat ini.Di hari biasa, Russel harus masuk sekolah. Akhir pekan belum tentu anak itu datang. Hanya sesekali, itu pun untuk satu atau dua hari saja. Semua orang merindukan anak itu. Sekarang Russel sedang libur panjang, tapi dia malah merengek ingin pergi bertemu teman sepermainannya.“Oliv, karena kalian pergi main, bersenang-senan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3515

    “Kami nggak pilih kasih. Russel satu-satunya cucu keluarga Pamungkas. Kami juga sangat sayang Russel. Dulu, dulu ... karena kami yang asuh Aiden, jadi lebih dekat dengan Aiden. Otomatis juga jadi pilih kasih, lebih sayang Aiden. Sekarang nggak akan seperti itu lagi,” janji Rita.Rita tahu kalau Roni kesal terhadap mereka. Dia juga menyadari kalau ini salah mereka, karena mereka selalu lebih mengutamakan Shella.Terutama karena terakhir kali, ketika Shella mengajak mertuanya makan di restoran. Shella ingin menipu Olivia dan membuatnya bayar tagihan, tapi tentu saja dia gagal. Tidak disangka, Shella malah menelepon Rita dan minta Rita yang bayar. Rita tidak tahu Shella sedang menipunya, dia pun mentransfer uang ke rekening Shella.Russel yang mengungkapkan hal itu. Saat Roni tahu, dia marah besar kepada mereka, bilang kalau mereka lebih sayang Shella. Kalau begitu, mereka pindah saja ke rumah Shella. Roni tidak akan memberikan biaya hidup kepada mereka lagi.Sekarang Roni menjadi sopir t

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3514

    Seumur hidupnya, Roni hanya memiliki satu anak, yaitu Russel. Baginya, yang penting Russel masih mau mengakuinya sebagai ayah. Meskipun tidak dekat, setidaknya anaknya tidak menjauh. Itu sudah termasuk penghiburan bagi Roni.Setelah mengakhiri panggilan telepon, Russel mengembalikan ponsel ke Olivia dan berkata, “Papa mau jemput aku dan suruh aku menginap di rumahnya selama beberapa hari. Aku bilang nggak mau. Besok kita mau pergi cari Liam. Aku nggak mau ke sana dan main sama Kak Aiden. Kak Aiden selalu ganggu aku. Tapi sekarang aku sudah nggak takut dengan Kak Aiden lagi. Aku sudah belajar ilmu bela diri.”Meskipun Russel tidak memiliki banyak bakat dalam seni bela diri, setelah menjalani latihan dalam waktu lama, tubuhnya menjadi lebih kuat dan bertenaga. Pelatih bilang kalau dia terus berlatih, Russel akan memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri. Russel tidak serakah. Dia hanya ingin memiliki kemampuan seperti Olivia.“Iya, kalau kamu nggak mau pulang ke sana ya nggak u

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3513

    “Angkat saja.”Pada akhirnya Russel mengangkat telepon dari ayahnya. Olivia menyerahkan ponselnya kepada Russel dan menyuruhnya mengangkat telepon. Selama bisa tidak bicara dengan Roni, Olivia tidak akan bicara dengan pria itu.“Papa,” panggil Russel.Roni menjawab dan bertanya sambil tertawa pelan, “Russel belum tidur?”“Ini sudah mau tidur. Tiba-tiba Papa telepon. Papa sudah pulang kerja? Ribut sekali di sana.”“Papa belum pulang kerja. Tapi kalau Papa mau pulang kerja juga nggak apa-apa. Tantemu ada di sana, nggak?” tanya Roni.“Ada. Papa cari Tante?”“Russel, kamu mau ke sini selama beberapa hari, nggak? Kamu lagi libur, kan. Bagaimana kalau kamu ke sini? Kakek dan nenekmu kangen sama kamu.”Roni menelepon untuk berdiskusi dengan Olivia. Dia ingin menjemput Russel ke rumahnya dan tinggal di sana selama beberapa hari. Toh, anak sekolah sedang libur. Apalagi orang tuanya juga rindu dengan cucu mereka.Shella mengantar Aiden ke sana. Kalau hanya ada Aiden, rasanya terlalu bosan. Jadi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3512

    Ingatan anak sebelum usia tiga tahun biasanya akan hilang seiring bertambahnya usia. Namun, kejadian itu meninggalkan luka yang terlalu dalam bagi Russel, sehingga dia tidak dapat melupakannya.Setelah kejadian itu, Russel mengalami mimpi buruk untuk waktu yang lama. Dia juga selalu ingat adegan di mana ibunya terluka dan berlumuran darah ketika menyelamatkannya.“Aku hanya percaya Mama, Tante, Om Stefan, Om Daniel dan yang lainnya.” Russel berkata dengan serius, “Aku nggak berani percaya papaku dan yang lainnya.”Russel mengerti segalanya. Olivia mengelus wajah mungil keponakannya dan menatapnya dengan lembut.“Kamu segalanya bagi mamamu. Apa pun yang terjadi, Tante nggak akan biarkan kalian terpisah. Russel, mamamu sudah melewati banyak masa-masa sulit. Setelah dewasa, kamu harus berbakti pada mamamu.”“Pasti, Tante. Kalau aku sudah besar, aku akan cari banyak uang untuk beli rumah besar dan mobil baru untuk Mama. Biar Mama nggak perlu capek-capek kerja lagi. Aku juga akan belikan ru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3511

    Pukul sembilan malam, Kota Mambera.Setelah melakukan panggilan video dengan kakaknya, Olivia berkata kepada Russel, “Kamu sudah selesai kemas barangmu, belum? Jangan lupa bawa hadiah untuk Liam.”“Sudah. Aku hanya bawa beberapa mainan dan hadiah untuk Liam,” jawab Russel. “Biar aku yang ketinggalan, hadiah untuk Liam juga nggak akan ketinggalan.”Olivia tertawa pelan. “Kalau kamu ketinggalan, siapa yang kasihkan hadiah untuk Liam?”Russel tersipu malu. Olivia menggendongnya, lalu mendudukkannya di tempat tidur. “Om Stefan lagi ke luar kota. Malam ini kamu tidur sama Tante. Besok pagi habis sarapan, kita langsung pergi ke rumah Om Yose. Suruh kamu pergi bareng kakek-kakek itu, kamu nggak mau. Padahal mereka suka banget sama kamu. Mereka akan jaga kamu dengan baik.”Russel baring di tempat tidur, tapi dia menyandarkan kepalanya di paha Olivia dan berkata, “Mereka sangat suka sama aku. Tapi aku nggak terlalu kenal mereka. Tante dan Mama sering bilang jangan mau pergi dengan orang lain se

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3510

    Kepala pelayan hanya bisa menghela napas dalam hati. Bahkan Cakra saja tidak memiliki kebebasan seperti ini, padahal dia adalah suami dari Patricia. Namun, perempuan itu lebih memercayai Dikta. Dia adalah asisten setia yang telah menemani Patricia sepanjang hidupnya. Sementara itu, sejak skandal perselingkuhannya, Cakra sudah tidak memiliki posisi apa pun di hati Patricia. Jika bukan karena mereka memiliki anak, demi mempertimbangkan masa depan anak dan cucunya, mungkin mereka sudah lama bercerai. Setelah naik ke lantai atas, Dikta langsung menuju ruang kerja. Dia mengetuk pintu beberapa kali. Setelah mendapatkan izin dari Patricia, barulah lelaki itu masuk. Di dalam, Patricia sedang berlatih kaligrafi. Dikta berjalan mendekat dan mengamati tulisan yang dibuatnya. "Bagaimana menurutmu?" Patricia bertanya. "Tulisan tanganku ini." "Hati Bu Patricia sedang gelisah. Tulisan tangan pun ikut gelisah. Lebih baik berhenti saja, jangan buang-buang tinta dan kertas." Dikta adalah satu-sa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status