“Aku ke kantor dulu, ya,” ujar Stefan dengan raut wajah enggan meninggalkan Olivia di kediaman keluarga Sanjaya. Olivia melihat kepergiannya suaminya ditemani oleh Russel di sisinya. “Tante, kenapa Om Stefan sering banget manggil aku si lucu? Padahal namaku kan Russel,” ujar Russel sambil memegangi pipinya yang dicubit oleh Stefan. Olivia menggendong Russel masuk ke dalam rumah seraya berkata, “Om cuma bercanda saja, kok. Kamu tuh bukannya si lucu tapi si gemesin.”Olivia dan Stefan akan menahan emosi mereka ketika sedang bersama Russel agar tidak terjadi konflik di antara mereka. Hal ini bermanfaat untuk memperbaiki hubungan dan kepercayaan di antara mereka. Walaupun mereka bukan orang tua Russel, tapi mereka sangat menyayanginya. Lagi pula, Russel juga bisa menjadi mediator bagi kedua pasangan itu. “Namaku Russel!” seru Russel kesal.“Iya, namamu Russel,” balas Olivia. Russel langsung tersenyum puas setelah mendengar perkataan Olivia. Dia tidak menyukai semua panggilan itu. Dia
“Bosku lagi baik hati. Dia mengambil alih semua urusan malam ini. Aku sih senang-senang saja, makanya aku langsung ke sini setelah pulang kerja. Kita makan sama-sama saja, yuk. Aku sudah memesan meja di restoran hotel Mambera. Bahkan makanannya juga sudah mereka siapkan. Jadi, kita nggak perlu lagi nunggu lama.”“Setelah selesai makan, kita nonton bioskop juga, ya. Kau sudah beli dua tiket film. Jadi, nanti kita akan nonton dua film berdua. Kita harus memanfaatkan momen ini sebaik-baiknya. Aku kan jarang banget bisa punya waktu luang kayak gini,” ujar Reiki penuh antusias. Reiki memang sangat sibuk setelah menjadi asisten Stefan di kantor. Dia hampir tidak pernah memiliki waktu luang di malam hari, terlebih lagi ketika Stefan sedang berkonflik dengan Olivia. Reiki benar-benar tidak memiliki waktu luang sedikit pun karena Stefan selalu menjejalkan urusan pekerjaan kantor kepadanya. Saat itu, Stefan hanya ingin terus berada di sisi Olivia. Junia baru saja ingin membuka mulutnya ketika
Junia memberikan kunci toko kepada Bi Lesti setelah memesankan makanan untuknya. “Bi Lesti, kamu bisa menutup toko setelah selesai makan. Jangan lupa dikunci, ya. Kuncinya juga Bibi bawa saja atau Bibi juga bisa kasih kuncinya ke Olivia,” ujar Junia.“Bu Olivia bilang kalau dia tidak bisa datang membantu di toko selama beberapa hari. Saya akan membantu di sini sementara waktu. Jadi, saya akan membawa kuncinya,” ujar Bi Lesti.Kemudian Bi Lesti kembali berkata sambil tersenyum, “Bu Junia pergi saja sama Pak Reiki. Urusan toko serahkan saja sama saya.”Bi Lesti sudah cukup lama membantu operasional toko buku, jadi dia sudah cukup hafal mengenai harga barang-barang di sini. Dia adalah satu-satunya orang yang membantu di toko buku tanpa mempengaruhi operasional toko buku. Junia dengan tenang meninggalkan toko buku dan pergi ke restoran di hotel Mambera bersama Reiki. “Gimana kabar Stefan?” tanya Junia di dalam mobil. “Pekerjaanku semakin hari semakin sibuk saja. Aku bekerja tanpa henti
Saat itu, Reiki sama sekali tidak menganggap Junia. Reiki mulai tertarik kepada Junia ketika mereka berada di acara jamuan makan pesta ulang tahun anggota keluarga Hermawan. Junia melakukan berbagai cara agar bibinya tidak lagi mengatur kencan buta untuknya. Reiki merasa jika Junia adalah orang yang selama ini ditunggunya. Mereka memiliki banyak kesamaan, yaitu suka bersenang-senang, bergosip dan melon. Junia juga memberitahu Reiki jika ada sebuah perkumpulan orang-orang pencinta melon. Mulai dari sinilah, muncul keinginan untuk mempersunting Junia di dalam benaknya. “Umurku sudah lebih dari tiga puluh tahun. Aku tahu kalau aku tidak berpengalaman dalam masalah percintaan. Tapi sebenarnya, aku adalah pengamat yang sangat hebat. Aku bisa melihat sesuatu lebih teliti daripada Stefan. Bisa dibilang aku ini adalah konsultan percintaannya. Sayang sekali hubungan Stefan dan Olivia berantakan padahal mereka memiliki seorang master percintaan di sisi mereka,” ujar Reiki penuh kebanggaan. Ju
“Reiki!”Reiki langsung menarik gadis itu dan mempercepat langkahnya setelah mendengar panggilan ibunya. Dia sangat jelas ingin menghindari ibunya sendiri. Ibunya dengan cepat mencegat langkah kedua orang itu dengan berdiri di hadapan mereka.“Kamu nggak dengar panggilan Mama, ya?” tanya perempuan itu marah.Namun, kemarahannya langsung berubah menjadi senyuman setelah melihat Junia. Kemudian dia berkata dengan wajah ramah, “Nak, jangan takut. Reiki memang menyebalkan. Mana ada anak laki-laki yang pergi begitu saja ketika ibunya memanggil? Bahkan dia juga pura-pura nggak mendengar.”“Mama!” seru Reiki kesal karena dia tidak pernah menduga akan bertemu dengan ibunya di sini.Ibu Reiki yang bernama Gloria Ardaba langsung memperhatikan Junia dari atas sampai bawah. Dia melihat bunga yang dibawa Junia di tangannya. Dia tahu kalau kedua laki-laki dan perempuan ini sempat bergandengan tangan, meskipun sekarang Reiki sudah melepaskannya.Bunga dan berpegangan tangan, bukankah ini adalah cir
“Aku khawatir akan mengganggu Tante,” ujar Junia sopan sambil terus tersenyum. “Nggak apa-apa, kok. Tante justru senang kalau kamu ganggu Tante,” balas Gloria.Kemudian mereka naik ke lantai atas dan masuk ke sebuah ruangan yang kebetulan adalah ruangan yang telah dipesan oleh Reiki. Gloria melepaskan gelang Giok yang melingkar di lengannya setelah mereka semua duduk di dalam ruangan. Kemudian dia menarik tangan Junia dan melepas gelang Giok Junia yang diberikan oleh Reiki. “Junia, Tante belum sempat menyiapkan hadiah untuk pertemuan kita ini. Jadi, Tante berikan gelang Giok Tante yang berkualitas tinggi ini kepadamu. Gelangmu ini Reiki yang berikan, kan? Kamu pakai saja punya Tante karena kualitasnya lebih bagus daripada yang Reiki berikan,” ujar Gloria sambil memasangkan gelang Giok-nya ke pergelangan tangan Junia. Junia hidup di dalam keluarga yang serba berkecukupan. Selain itu, dia juga memiliki tante yang menikah dengan keluarga kaya raya, jadi dia sudah sering melihat berbag
Junia teringat bagaimana orang tuanya begitu menyukai Reiki. Kedua orang tua mereka pasti akan langsung menentukan tanggal pernikahan kalau sampai mereka bertemu. “Orang tuaku lagi pergi berlibur. Mungkin mereka baru bisa pulang beberapa bulan lagi,” ujar Junia mencari alasan. “Kalau begitu, Tante akan mengundang mereka makan bersama setelah mereka pulang berlibur. Oh iya, apa Reiki sudah pernah bertemu dengan orang tuamu?” tanya Gloria. “Aku sudah bertemu dengan mereka,” jawab Reiki cepat.“Lalu bagaimana pendapat mereka?” tanya Gloria lagi.“Aku nggak pernah menanyakan pendapat orang tuaku mengenai Reiki. Lagi pula, alasan dia datang biasanya karena ingin bertemu dengan adik laki-lakiku dan mengajaknya makan. Mungkin orang tuaku menganggap kalau Reiki menyukai adikku,” jawab Junia. Gloria cukup kaget setelah mendengar perkataan Junia, sedangkan Reiki justru tersipu malu. Dia mengerti kalau Junia tidak ingin kedua orang tua mereka bertemu. Reiki juga tidak masalah dengan hal ters
Olivia masuk ke dalam mobil bersama Russel dan kakaknya setelah membantu menutup pintu toko. “Tante sangat senang loh ketika aku meminta tolong padanya. Oh iya kak, aku mau memberitahumu kalau Kak Tiara hamil,” ujar Olivia penuh antusias. Tiara mengetahui kalau dia hamil setelah memeriksakan keadaannya di rumah sakit. Selama beberapa waktu belakangan, dia terus merasa tidak enak badan. Ternyata alasannya karena dia hamil.Tiara sudah bertahun-tahun menikah dengan Aksa, tapi mereka belum juga dikaruniai anak. Sebenarnya, tidak ada masalah sama sekali dengan tubuh mereka. Mereka hanya ingin menunda untuk memiliki anak karena mereka ingin menikmati waktu berdua lebih lama.Tiara mulai berpikir untuk memiliki anak setelah bertemu dengan Russel. Dia berpikir kalau Russel sangat lucu, jadi mereka memutuskan untuk memiliki anak setelah berdiskusi terlebih dahulu. Namun, mereka tidak menyangka kalau mereka akan dikaruniai anak secepat ini. Bahkan mereka benar-benar tidak menyadarinya. Tiara