Nenek Yuna menggenggam tangan Russel dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya meraih tangan Olivia sambil menatapnya seraya berkata, “Stefan sudah mengungkapkan identitasnya, tapi kamu nggak pernah mengizinkan Tante untuk memarahinya. Kamu juga nggak pernah datang untuk menceritakan semuanya sama Tantemu ini. Kalian berdua ini memang benar-benar keras, ya. Kalian nggak lihat kalau Tante sekarang sudah menua.”“Seingat Tante, Ibu kalian nggak sekeras kalian. Entah dari siapa kalian mewariskan sifat keras ini.”“Bukannya Tante yang bilang sendiri kalau sifat kami menurun dari Tante?” tanya Olivia sambil tersenyum. Nenek Yuna tercekat setelah mendengar perkataan Olivia. Dia menyadari kalau dia menyukai kedua gadis ini bukan hanya karena mereka adalah keponakannya, tapi juga karena sifat mereka yang keras seperti dirinya. “Apa yang kalian inginkan dari Tante sampai datang ke sini?” tanya Yuna cepat.Amelia merasa kasihan kepada Olivia setelah mengetahui kalau Stefan sudah menipunya.
Olivia pun berpikir, dengan siapa lagi dia bisa menghabiskan sisa hidupnya selain dengan Stefan? Pemikiran seperti ini selalu menghantui pikiran Olivia. Stefan pasti akan merasa sangat cemas kalau sampai Olivia berani mengucapkan kata berpisah dengannya. Mereka berdua tidak bisa terpisahkan dan akan selalu bersama selamanya. “Aku sih sudah menerima beberapa undangan, tapi kayaknya nggak terlalu penting. Pelayan di sana sama sekali nggak berusaha mengingatkanku,” ujar Olivia sambil cemberut.“Tante akan mengajakmu ke semua acara jamuan makan. Karena kamu kan mau menambah pengalaman,” ujar Yuna. Yuna memerintahkan seseorang untuk mengambil beberapa surat undangan. Kemudian dia memberikan surat-surat itu kepada Olivia setelah sempat membacanya sebentar.“Oliv, sekarang kamu atur dulu undangan ini berdasarkan tanggal yang terdekat sampai terjauh. Setelah itu, Tante akan jelaskan perihal tuan rumah si penyelenggara acara, seperti bisnis mereka dan karakter dari anggota keluarganya.”“San
“Karena Olivia sudah menentukan pilihannya, maka aku juga akan menemani kalian untuk pergi berakting bersama orang-orang itu. Olivia, kamu juga harus berakting sama aku ya di tempat itu,” ujar Amelia acuh tak acuh. Yuna benar-benar kesal setelah mendengar ocehan putrinya. Olivia pun tersenyum seraya berkata, “Kayaknya kita memang harus mentolerir banyak hal setelah memutuskan untuk berbisnis.”“Tante pasti akan sangat bersyukur kalau saja Amelia bisa sebijakmu,” ujar Yuna sambil tersenyum puas. Yuna tidak bisa membanggakan putrinya di depan banyak orang. Karena Amelia selalu saja bersikap ceroboh dan sulit diatur. Dia tidak bisa bertingkah palsu di depan orang-orang. Dia melakukan apa pun yang ingin dilakukannya. “Amelia juga baik, kok. Aku suka dengan sikap lugasnya,” ujar Olivia sambil tersenyum tenang. “Mama dengar sendiri, kan? Mama berpendapat kalau Olivia lebih baik dariku. Tapi nyatanya, dia justru menanggapku baik,” ujar Amelia sambil tersenyum puas. “Kamu nih, ya! Awas s
Yuna melirik keponakannya seraya berkata, “Kayaknya baru sekali ini Stefan datang ke sini.”Olivia meletakkan makanan ke piring Russel lalu berkata, “Dia masih merasa bersalah.”“Sudah seharusnya dia datang ke sini kalau memang dia benar-benar merasa bersalah. Tante pasti akan memarahinya karena telah menipumu. Dia harus tunjukkan ketulusannya kepadamu. Kamu baru mengenalnya beberapa bulan, tapi Tante sudah mengenalnya selama sepuluh tahun. Tante lebih mengenalnya daripada kamu,” ujar Yuna tegas.Keluarga Adhitama sangat melindungi kehidupan pribadi para anggota keluarga mereka yang masih anak-anak. Mereka tidak akan memperkenalkan anak-anak itu ke dunia luar sampai anak-anak itu tumbuh dewasa dan bisa masuk ke dunia bisnis. Mereka juga terkenal akan ke rendah hatian mereka. Bahkan anak-anak dari keluarga Adhitama tumbuh dewasa layaknya anak-anak dari keluarga biasa. Karena hal inilah Yuna bisa mengatakan kalau dirinya sudah mengenal Stefan selama sepuluh tahun. Kakek dan neneknya mem
Amelia terus menyantap makanan yang ada di piringnya. Dia terlihat seperti tidak peduli dengan kedatangan Stefan. Namun, dia menyadari tatapan ibunya yang terus tertuju ke arahnya.“Mama, kenapa ngeliatin aku terus? Suami dari keponakanmu sudah datang. Kalau menantumu entah kapan datangnya. Jadi, Mama masih harus merawatku beberapa tahun lagi,” ujar Emilia tanpa mengangkat kepalanya sedikit pun.“Walaupun kamu nggak menikah, Mama akan tetap merawatmu,” balas Yuna cepat. “Pantas dong kalau aku ngomong begitu. Tahun ini umurku dua puluh tujuh tahun. Sebentar lagi aku akan memasuki usia kepala tiga. Aku takut Mama cemas karena aku nggak kunjung menikah. Lalu Mama akan buru-buru menyuruhku menikah dengan lelaki mana pun yang mengejarku agar aku segera keluar dari rumah ini kayak keluarga Santoso itu,” ujar Amelia.Bukankah Ibunya Junia memperlakukan Junia seperti itu? Reiki sangat ahli dalam membujuk keluarga Santoso untuk berada di pihaknya. Semua itu dilakukannya untuk mengikat seorang
“Kamu datang tepat waktu. Kami baru saja mulai makan,” ujar Olivia sambil membukakan pintu rumah untuk Stefan. “Aku datang untuk numpang makan, nih,” ujar Stefan dengan wajah jahil.“Dasar kamu ini,” ujar Olivia.Stefan rela datang ke kediaman keluarga Sanjaya hanya untuk Olivia. Olivia sebenarnya masih merasakan gejolak amarah di dalam hatinya setelah semua kebohongan Stefan kepadanya. Namun, dia juga melihat bagaimana Stefan perlahan berubah untuk memuaskan hati Olivia. Stefan menatap dalam ke arah Olivia lalu berkata, “Aku akan menghormati semua orang yang kamu sayangi. Aku akan terus berada di sisimu. Entah itu hujan badai, angin bahkan kebakaran sekali pun tidak akan menyulutkan niatku untuk menemuimu.”“Kamu jangan buat seakan rumah Tanteku ini menyeramkan, dong. Tanteku baik, loh. Oh iya, Amelia juga ada,” ujar Olivia. Olivia tidak akan salah paham dengan hubungan Stefan dan Amelia. Stefan sama sekali tidak pernah menerima perasaan Amelia dan tidak pernah menjanjikannya apa
Wajah Russel dipenuhi dengan nasi yang sedang dia santap. Bahkan di atas meja dan di atas lantai juga ada nasi yang berserakan. Yuna dan putrinya membiarkan Russel makan sendiri dan menggerakkan tangannya untuk membantu pertumbuhan Russel. Semakin sering bergerak, maka gerakan tangan Russel juga akan semakin terlatih. Lambat laun, Russel pasti bisa makan dengan lebih rapi layaknya orang dewasa.Russel akan berusia tiga tahun beberapa bulan lagi. Itu artinya dia seharusnya sudah bisa makan sendiri tanpa bantuan orang lain. Stefan membelai kepala Russel lalu menatap ke arah Yuna seraya berkata, “Tante.”Yuna mengangguk lalu berkata dengan ramah, “Ayo, kita makan dulu.”Para pelayan sudah menyiapkan peralatan makan yang akan digunakan oleh Stefan. Kemudian Stefan menoleh ke arah Amelia yang sedang menikmati makanannya tanpa menoleh ke arah Stefan. Tatapan matanya terlihat biasa saja ketika melihat Stefan dan tidak berbinar seperti dahulu. “Halo, Kakak Sepupu,” sapa Stefan ramah. “Pfff
Yuna langsung tersenyum seraya berkata, “Russel kan nggak suka sama bau parfum di badanmu itu. Sudahlah, sekarang makan saja dulu. Kamu nggak perlu memikirkan perkataan anak umur tiga tahun.”Amelia bergegas mengendus aroma tubuhnya yang dipenuhi dengan aroma parfum. Orang lain bisa mengira kalau Amelia benar-benar bau badan setelah mendengar perkataan Russel yang belum mengerti tentang aroma parfum. “Kalau begitu, aku nggak mau pakai parfum lagi, deh. Lumayan kan aku bisa hemat uang dengan nggak beli parfum,” ujar Amelia.Olivia langsung tersenyum seraya berkata, “Russel cuma asal bicara saja, kok. Amelia, kamu nggak perlu hiraukan dia. Anak ini juga nggak bermaksud nyakitin hatimu. Dia masih terlalu kecil, makanya dia sangat polos.”Amelia benar-benar memikirkan perkataan Russel yang mengatakan kalau dia bau. Dia sangat menyukai Russel, tapi Russel justru tidak menyukai aroma parfumnya. “Sudah, makan saja,” ujar Yuna cepat sambil tersenyum.Yuna juga tidak menggunakan parfum karena