Roni segera kabur dengan mobilnya. Dalam perjalanan pulang ke rumah, dia terus memarahi Odelina. Yenny jauh lebih lembut dan pengertian. Dia sama sekali tidak menyesal telah menceraikan Odelina.Sesaat kemudian, Roni tiba di rumah sewaannya saat ini. Begitu melihat mobil yang dikenalnya, dia seketika merasa sakit kepala. Siapa lagi kalau bukan kakaknya. Kakaknya datang lagi.Roni menjambak rambutnya dengan kesal. Namun, dia tetap pulang ke rumah. Dia dan Yenny sudah kehilangan pekerjaan. Tidak perlu bertanya dia juga tahu kalau Stefan sedang mempermainkannya. Kakak dan kakak iparnya juga kehilangan pekerjaan. Mungkinkah itu ulah Stefan juga? Kalau begitu, berarti Roni yang telah melibatkan kakaknya.Baru saja sampai di depan pintu rumah, Roni mendengar suara orang sedang bertengkar di dalam. Yenny dan Roni sama-sama dipecat dari perusahaan. Mereka meninggalkan perusahaan bersama-sama. Namun di tengah perjalanan, Roni menyuruh Yenny turun dari mobil dan pulang dengan naik taksi. Roni bi
Chris ingin buka toko bahan bangunan. Setelah mendapatkan toko baru direnovasi, biaya yang dibutuhkan kira-kira lebih dari 200 juta. Shella merasa mereka saat ini tidak memiliki penghasilan. Dia enggan menggunakan tabungannya untuk membuka toko tersebut. Dia takut bisnis toko tidak berjalan dengan baik, mereka akan rugi dan kehilangan uang.Namun, Shella juga ingin suaminya mencobanya. Kalau berhasil, dia akan menjadi nyonya bos kelak. Shella yang terbiasa dibantu oleh keluarganya tentu saja tanpa berpikir panjang langsung datang untuk meminta bantuan orang tua dan adiknya.“Aku bukan Odelina!”Yenny berteriak histeris, “Kalau kalian suka banget dengan Odelina, pergi cari dia saja sana. Lihat saja dia mau pedulikan kalian, nggak!”Sekarang Yenny paling membenci keluarga Pamungkas yang selalu membanding-bandingkan dirinya dengan Odelina. Dulu, mereka selalu mengatakan Odelina buruk dalam hal ini dan itu. Setelah Roni dan Odelina bercerai, Yenny masuk ke keluarga ini. Mereka pun mulai me
“Aku baru saja menikah denganmu, resepsi saja belum. Tapi kakakmu sudah tindas aku seperti ini. Dia bahkan nggak mau pura-pura jadi kakak ipar yang baik.”Yenny mendengar pada saat Roni dan Odelina belum menikah, keluarga Pamungkas berpura-pura dengan sangat baik. Mereka menyayangi Odelina dan Olivia seperti anak mereka sendiri.Setelah menikah, Odelina hamil dan melahirkan seorang anak. Mungkin mereka merasa begitu punya anak, Odelina tidak akan meninggalkan Roni. Oleh karena itu, keluarga Pamungkas baru menunjukkan wajah asli mereka.Yenny bahkan tidak punya pilihan selain memuji keluarga Pamungkas pandai bersandiwara. Begitu giliran Yenny, keluarga Pamungkas bahkan tidak ingin bersandiwara lagi. Yenny sungguh mencintai Roni. Kalau tidak, dia tidak akan mau jadi menantu keluarga Pamungkas.Yenny yakin dia bisa menghadapi dan mengendalikan keluarga Pamungkas. Makanya, dia sama sekali tidak takut pada mertua dan iparnya. Selama hati dan dompet Roni ada di tangannya, dia tidak takut pad
Roni memelototi kakaknya dengan tajam.“Kak, bereskan kamarku sampai bersih. Mulai sekarang jaga Aiden baik-baik. Jangan buat keributan setiap kali kamu datang ke sini. Dulu Aiden suka ganggu dan rebut mainan Russel. Terakhir kali, dia bahkan berbohong. Akibatnya, Russel dipukul sampai masuk rumah sakit. Jangan lihat dia masih kecil, kamu biarkan saja dia lakukan apa pun yang dia mau. Kalau kamu nggak kendalikan dia sekarang, ketika dia besar nanti kamu nggak akan bisa kendalikan dia lagi.”Shella ingin mengatakan sesuatu lagi. Namun, dia baru teringat tujuannya datang ke sini. Oleh karena itu, dia berkata dengan enggan, “Oke, aku akan bantu bersihkan kamar kalian. Aiden memang begini sifatnya. Aku bisa apa?”Setelah membujuk istrinya, Roni baru bertanya pada kakaknya, “Kak Shella, ada apa datang ke sini?”“Aku dan Chris lagi menganggur. Kami sudah cari pekerjaan akhir-akhir ini, tapi nggak dapat-dapat. Usia tua jadi kelemahan kami. Kebanyakan perusahaan ingin karyawannya berusia di ba
Benar saja, Yenny langsung berkata, “Kak, aku dan Roni masih mau adakan resepsi pernikahan. Rumah kami juga masih direnovasi. Masih banyak pengeluaran. Apalagi kami berdua juga menganggur sekarang. Jadi kami nggak punya banyak uang lebih untuk pinjamkan ke kamu.”Kalau dengar dari kata-kata Roni barusan, Yenny yakin kalau Shella punya banyak tabungan. Hanya saja, orang seperti dia sudah terbiasa mendapat bantuan dari keluarganya. Makanya dia selalu ingin menggunakan uang keluarganya. Sedangkan uangnya sendiri tidak rela dipakai. Sekarang ada Yenny di sini. Shella jangan harap bisa mendapatkan sepeser pun dari Roni.Shella mengatupkan bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Pada saat yang sama, di rumah keluarga Sanjaya. Olivia menggandeng Russel dan berjalan ke ruang tengah yang mewah.“Eh, ada Russel. Sini, ikut Nenek.”Yuna berdiri begitu melihat Russel datang. Senyum lebar menghiasi wajahnya. Setelah Russel tahu Yuna adalah saudara neneknya, ditambah lagi mereka sudah bertemu be
Nenek Yuna menggenggam tangan Russel dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya meraih tangan Olivia sambil menatapnya seraya berkata, “Stefan sudah mengungkapkan identitasnya, tapi kamu nggak pernah mengizinkan Tante untuk memarahinya. Kamu juga nggak pernah datang untuk menceritakan semuanya sama Tantemu ini. Kalian berdua ini memang benar-benar keras, ya. Kalian nggak lihat kalau Tante sekarang sudah menua.”“Seingat Tante, Ibu kalian nggak sekeras kalian. Entah dari siapa kalian mewariskan sifat keras ini.”“Bukannya Tante yang bilang sendiri kalau sifat kami menurun dari Tante?” tanya Olivia sambil tersenyum. Nenek Yuna tercekat setelah mendengar perkataan Olivia. Dia menyadari kalau dia menyukai kedua gadis ini bukan hanya karena mereka adalah keponakannya, tapi juga karena sifat mereka yang keras seperti dirinya. “Apa yang kalian inginkan dari Tante sampai datang ke sini?” tanya Yuna cepat.Amelia merasa kasihan kepada Olivia setelah mengetahui kalau Stefan sudah menipunya.
Olivia pun berpikir, dengan siapa lagi dia bisa menghabiskan sisa hidupnya selain dengan Stefan? Pemikiran seperti ini selalu menghantui pikiran Olivia. Stefan pasti akan merasa sangat cemas kalau sampai Olivia berani mengucapkan kata berpisah dengannya. Mereka berdua tidak bisa terpisahkan dan akan selalu bersama selamanya. “Aku sih sudah menerima beberapa undangan, tapi kayaknya nggak terlalu penting. Pelayan di sana sama sekali nggak berusaha mengingatkanku,” ujar Olivia sambil cemberut.“Tante akan mengajakmu ke semua acara jamuan makan. Karena kamu kan mau menambah pengalaman,” ujar Yuna. Yuna memerintahkan seseorang untuk mengambil beberapa surat undangan. Kemudian dia memberikan surat-surat itu kepada Olivia setelah sempat membacanya sebentar.“Oliv, sekarang kamu atur dulu undangan ini berdasarkan tanggal yang terdekat sampai terjauh. Setelah itu, Tante akan jelaskan perihal tuan rumah si penyelenggara acara, seperti bisnis mereka dan karakter dari anggota keluarganya.”“San
“Karena Olivia sudah menentukan pilihannya, maka aku juga akan menemani kalian untuk pergi berakting bersama orang-orang itu. Olivia, kamu juga harus berakting sama aku ya di tempat itu,” ujar Amelia acuh tak acuh. Yuna benar-benar kesal setelah mendengar ocehan putrinya. Olivia pun tersenyum seraya berkata, “Kayaknya kita memang harus mentolerir banyak hal setelah memutuskan untuk berbisnis.”“Tante pasti akan sangat bersyukur kalau saja Amelia bisa sebijakmu,” ujar Yuna sambil tersenyum puas. Yuna tidak bisa membanggakan putrinya di depan banyak orang. Karena Amelia selalu saja bersikap ceroboh dan sulit diatur. Dia tidak bisa bertingkah palsu di depan orang-orang. Dia melakukan apa pun yang ingin dilakukannya. “Amelia juga baik, kok. Aku suka dengan sikap lugasnya,” ujar Olivia sambil tersenyum tenang. “Mama dengar sendiri, kan? Mama berpendapat kalau Olivia lebih baik dariku. Tapi nyatanya, dia justru menanggapku baik,” ujar Amelia sambil tersenyum puas. “Kamu nih, ya! Awas s